Berita Tentang Sukarno Ini Buat Didi Soekarno Marah, Ada Apa?

Yohannes AbimanyuYohannes Abimanyu - Jumat, 09 Oktober 2015
Berita Tentang Sukarno Ini Buat Didi Soekarno Marah, Ada Apa?

Didi Mahardika (mengangkat kertas) ditemani kuasa hukumnya saat konferensi pers tentang somasi kepada tim film Jenderal Soedirman, di Universitas Bung Karno, Cikini, Jakarta, Selasa (8/9). (Foto: MP/R

MerahPutih Politik - Cucu Presiden Sukarno, Didi Mahardika atau yang biasa dikenal dengan nama Didi Soekarno merasa tak nyaman atas pemberitaan tentang wacana negara meminta maaf ke Presiden Sukarno di sebuah media online. Melalui pesan blackberry messenger (BBM) kepada merahputih.com, pemilik nama lengkap Muhammad Mahardika Suprapto itu, mengungkapkan kekesalannya.

"Aku merasa tidak nyaman dan pengin mereka meralat atas kesalahannya," tulis Didi Soekarno.

Didi Soekarno berharap, setiap media memiliki kode etik untuk memberitakan kebenaran, tidak ditambahi 'bumbu' yang tidak jelas sumbernya.

"Aku kecewa karena berita yang ditulis berlawanan dengan saya dan membuat pertanyaan juga dari beberapa pihak, kok saya bertentangan dengan keluarga yang lain," tulisnya lagi.

Lebih jauh, Didi Soekarno mengungkapkan, tidak pernah diwawancara terkait masalah wacana negara meminta maaf ke Presiden Sukarno oleh media online yang memberitakan hal tersebut.

"Aku enggak merasa diwawancara, tapi kok beritanya sampai keluar," tulis Didi Soekarno.

Dalam pemberitaan tersebut, Didi Soekarno menunjukkan, terkesan ada perbedaan pendapat antara dirinya dan ibunya sendiri, Rachmawati Soekarnoputri. Didi Soekarno diberitakan merasa tidak perlu negara meminta maaf ke Presiden Sukarno. Namun yang jadi masalah adalah, dalam pemberitaan tersebut Didi Sukarno terkesan bersinggungan dengan sang bunda, Rachmawati Soekarnoputri.

Saat mengulas tentang komentar Rachmawati Sukarnoputri yang mempertanyakan permohonan maaf tersebut kenapa tidak dilakukan saat pemerintahan Megawati Sukarnoputri, Didi Sukarno seakan tidak menyetujui pernyataan tersebut.

Perihal perlu tidaknya negara meminta maaf kepada Presiden Sukarno, Didi Soekarno mengirimkan pernyataan resminya.

"Bung Karno adalah pihak yang paling dirugikan secara politik dan kemanusiaan akibat dari peristiwa G30S/PKI, ini dibuktikan dengan keluarnya TAP MPRS No.XXXIII/1967 yang mencabut kekuasaan Presiden dari tangan Bung Karno. Apalagi dalam konsideran TAP XXXIII tersebut dalam konsiderannya BK diduga tur andil dalam peristiwa kudeta G30S/PKI, sangat aneh masal seorang Presiden melakukan kudeta. Jadi seharuya permintaan maaf justru harus ditunjukan kepada Bun Karno karena negara pernah melakukan dosa politik terhadap Bung Karno melalui melalui TAP MPRD No.XXXIII/1967," tulis Didi Soekarno.

Perihal masalahnya dengan media online tersebut, Didi Soekarno menulis sudah menyerahkan sepenuhnya kepada kuasa hukum, Denny Lubis.

 

BACA JUGA:

  1. Perlukah Negara Minta Maaf Pada Bung Karno?
  2. Eisenhower Pernah Buat Jengkel Bung Karno
  3. Sebelum Jokowi Bung Karno Sudah Lebih Dahulu Sapa Tukang Becak
  4. Foto Bung Karno Salat di Amerika

 

 

#Negara Minta Maaf Kepada Bung Karno #Didi Soekarno #Didi Mahardika #Presiden Sukarno #G30S/PKI
Bagikan
Ditulis Oleh

Yohannes Abimanyu

Wonderful Indonesia, Pesona Indonesia dan pesona gw adalah satu

Berita Terkait

Video
3 Tempat untuk Mengenang Kejadian G30S PKI
Kalo dari ketiga tempat bersejarah ini, mana tempat yang udah datengin?
Fransiska Chandra - Selasa, 01 Oktober 2024
3 Tempat untuk Mengenang Kejadian G30S PKI
Hiburan & Gaya Hidup
1 Oktober Hari Kesaktian Pancasila 2024, Begini Sejarahnya
1 Oktober 2024, Indonesia memperingati Hari Kesaktian Pancasila, yang merupakan momen penting dalam sejarah bangsa. Penetapan tanggal ini sebagai Hari Kesaktian Pancasila tertuang dalam Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 153 Tahun 1967.
ImanK - Senin, 30 September 2024
1 Oktober Hari Kesaktian Pancasila 2024, Begini Sejarahnya
Indonesia
Soal Penulisan Nama Bung Karno, Guruh: Sukarno Bukan Soekarno!
Menurut Guruh, penulisan Soekarno tidak dibenarkan karena itu merupakan ejaan van Ophuijsen. Menulis nama itu pada ejaan bahasa Indonesia yang resmi, yakni Sukarno.
Andika Pratama - Senin, 22 Agustus 2022
Soal Penulisan Nama Bung Karno, Guruh: Sukarno Bukan Soekarno!
Indonesia
PPP Dukung Rekrutmen Prajurit Tidak Lihat Riwayat Keluarga Terkait PKI
Jenderal TNI Andika dalam sebuah rapat rekrutmen calon prajurit TNI 2022 mengoreksi salah satu poin persyaratan dalam rekrutmen prajurit TNI.
Alwan Ridha Ramdani - Minggu, 03 April 2022
PPP Dukung Rekrutmen Prajurit Tidak Lihat Riwayat Keluarga Terkait PKI
Bagikan