Keindahan Masjid Tiban Turen di Malang
7/10/2015
Beberapa masjid di Indonesia memang banyak yang memiliki keunikan,
dari Masjid Pintu Seribu di Tangerang, Masjid Seribu Tiang di Jambi, dan yang lainnya.
Nah, sekarang di Malang ada Masjid unik nan indah yang berada di lingkungan Pesantren di
Turen. Masjid ini biasa dikenal dengan Masjid Turen atau Masjid Tiban.
Masjid ini pernah membuat heboh Malang pada tahun 2008.
Pasalnya konon kabarnya masjid ini dibangun oleh tentara jin dalam waktu
semalam. Secara tiba-tiba masjid itu ada di tengah-tengah masyakarat. Kabar ini
pun menimbulkan euforia, masyarakat luar lantas berbondong-bondong pergi untuk
melihatnya saat itu, bahkan sampai sekarang masjid itu kerap dikunjungi oleh
masyarakat yang penasaran dengan keberadaan masjid tersebut.
Namun apakah benar masjid ini dibangun oleh tentara Jin? Memang
sedikit sulit untuk diterima oleh akal sehat bahwa masjid ini dibangun tidak
oleh tangan manusia mengingat di tengah-tengah arus zaman modernisasi atau
eranya teknologi seperti sekarang kita berpikir secara rasional dan menganggap
hal semacam ini hanya sebuah “hoax” belaka. Namun terkadang pula kita pun dapat
memaklumkan bahwa hal atau pendapat yang berbau irasional seperti ini terkadang
masih hidup di tengah-tengah pikiran masyrakat kita.
Nah, terlepas dari segala kehebohan itu, Masjid Turen memiliki segala macam kekayaan arsitektur, mulai dari kaligrafi, gaya desain bagunannya, dan yang lainnya. Tak pelak masjid ini pantas menjadi salah satu masjid yang anda kunjungi jika berada di Malang, tepatnya di daerah Turen. Berikut ini penjelasan mengenai masjid unik Turen:
Sekilas Sejarah Masjid Turen
Dari beberapa keterangan yang ada disebutkan bahwa masjid ini
merupakan bangunan Pondok Pesantren Syalafiyah Bihaaru Bahri’Asali Fadlaairil
Rahmat yang didirikan pada tahun 1963 oleh KH Ahmad Bahru Mafdlaluddin Sholeh
Al Mahbub Rahmat Alam yang biasa disapa dengan nama Romo Kiai Ahmad.
Romo Kiai Ahmad mempunyai maksud mulia mendirikan pondok pesantren
ini, yaitu untuk dikunjungi oleh semua orang, baik yang muslim maupun yang
non-muslim. Jadi siapa pun boleh masuk ke pondok pesantren ini walau bukan umat
islam sekalipun.
Pembangunan pondoknya sendiri hanya menggunakan material apa
adanya dan minim budget. Contohnya, waktu itu hanya digunakan baru batu merah
saja maka batu merah itulah yang dipasang dengan luluh (adonan) dari tanah liat
(lumpur/ledok). Pembangunan masjid ini mulai dari bawah tanah, tepatnya di
lantai tiga, ada tiang penyangga dari seluruh bangunan yang terbuat dari tanah
liat. Satu tiang yang dibuat tanah liat itu yang menjadi roh atau kekuatan dari
seluruh bangunan.
Nah selama proses pembangunan terus berlangsung, pada tahun 1978
mulai ada santri yang datang dan menetap di sana. Semakin banyak santri yang
datang, pembangunan dan perluasan pondok pun dilakukan seadanya sampai tahun
1992. Selama beberapa tahun pembangunan sempat terhenti, namun sekitar tahun
1999 pembangunan masjid kembali bergairah. Pengerjaannya mengandalkan
tenaga-tenaga para santri yang ada dengan dibantu oleh masyarakat.
Arsitektur dan Fasilitas Masjid
Bangunan ini berarsitektur ala Timur Tengah dengan hiasan-hiasan
kaligrafi arab di tembok-temboknya dan setiap sudut bangunan. Bahkan di samping
pos keamanan yang berwarna orange tepat berada di pintu masuk, di beberapa
bagiannya ada tulisan kaligrafinya.
Ornamen kaligrafi-kaligrafi yang menghiasi masjid ini
sebagian besarnya dikerjakan sendiri oleh para santri dengan penuh kesabaran, ketelitian
dan keihklasan. Hal ini penting dibutuhkan untuk menghasilkan karya kaligrafi
yang indah, selain sebagai sarana untuk menambah keterampilan tambahan bagi
para santri ponpes.
Pondok Pesantren dan masjid mencapai 10 lantai, untuk yang tingkat
satu sampai tingkat empat digunakan sebagai tempat para santri pondokan, lantai
enam digunakan sebagai ruang keluarga, lantai tujuh, lima dan delapan terdapat
toko-toko kecil yang bermacam-macam makanan ringan dan pakaian dan
dikelola oleh para santri wanit. Dari satu lantai ke lantai yang lainnya
fasilitas tangga telah disediakan , begitu pula dengan lift pun walau belum
berfungsi sepenuhnya.
Di dalam ponpes juga tersedia kolam renang yang dilengkapi oleh
perahu. Perahu ini dapat dinaiki oleh wisatawan anak-anak setelah meminta izin
terlebih dahulu kepada santri yang ada di sekitar tempat itu. Tak hanya itu di
dalam kompleks ponpes juga ada berbagai jenis binatang, ruangan aquarium, dan
perpustakaan yang berisikan buku-buku tentang islam. Nah, jika merasa letih
mengelana dari satu lantai ke lantai lainnya, tinggal istirahat di kursi
istirahat yang telah disediakan. Kursi untuk istirahat itu dibuat dari kayu
jati dengan bentuknya yang unik, dan dihiasi bagian atasnya dengan kaligrafi.
Lokasi Masjid
Untuk masuk ke masjid yang terletak di Jl. Wahid Hasyim, Gang
Anyar Desa Sananrejo, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, Jawa Timur ini tidak
dipungut biaya alias gratis. Masjid Turen ini
jika ingin ditempuh dari Malang, masjid berada sekitar 25 Km, dan jika
ditempuh dari terminal Gadang dapat menggunakan minibus tujuan Turen.
Berikut keindahan Masjid Tiban Turen Malang
Sumber: wisataohwisata.com; liputan6.com;
Jika kesulitan untuk mendownload, silahkan baca petunjuk disini: Cara Mendownload