Sejarah Kerajaan Kutai, dari Hindu Menjadi Islam

Kerajaan Kutai
Kerajaan Kutai. ils/net

KOPI PAGI, ruber.id – Kerajaan Kutai adalah kerajaan Hindu pertama di Indonesia. Kerajaan Kutai berdiri sekitar tahun 400-500 Masehi.

Kerajaan ini memiliki hubungan perdagangan dengan India.

Dari hubungan perdagangan dengan India inilah diketahui awal penyebaran agama Hindu.

Prasasti Yupa

Salah satu bukti bahwa Kerajaan Kutai memiliki hubungan perdagangan dengan India adalah ditemukannya Prasasti Yupa.

Yaitu peninggalan Kerajaan Kutai yang paling penting.

Yupa adalah tugu (tiang batu) dengan ukuran sekitar 1 meter yang ditanam di atas tanah.

Pada permukaan tiang batu tersebut terukir prasasti Kerajaan Kutai yang dianggap sebagai sumber tulisan tertua di Indonesia.

Prasasti Yupa berisikan tulisan dengan aksara Palawa.

Dalam bahasa Sansekerta sendiri diketahui sebagai bahasa klasik India yang merupakan sebuah bahasa liturgis dalam kepercayaan kepada tuhan Hindu, Buddha, dan Jainisme.

Melalui penemuan prasasti tersebut, sejarawan menyimpulkan bahwa Kerajaan Kutai merupakan kerajaan Hindu tertua yang ada di Indonesia.

Letak Kerajaan Kutai

Kerajaan Kutai tidak terletak di jalur perdagangan yang diketahui khalayak dunia.

Baca juga:  Riwayat Sembah Agung, Penyebar Islam di Pangandaran

Namun, Kerajaan Kutai sangat strategis sehingga bisa terhubung ke dunia luar meskipun tidak terletak di jalur perdagangan.

Letak Kerajaan Kutai diperkirakan berada di daerah Muara Kaman, di tepi sungai Mahakan, Kalimantan Timur.

Sungai Mahakam merupakan sungai yang berukuran cukup besar dan memiliki beberapa anak sungai.

Lokasi pertemuan antara sungai Mahakam dan anak-anak sungainya diperkirakan merupakan letak Muara Kaman di masa lampau.

Sungai Mahakam dengan ukurannya yang cukup besar memungkinkan untuk dilayari dari pantai hingga masuk ke Muara Kaman.

Maka dari itu, bisa diperkirakan menjadi jalur perdagangan yang strategis.

Pendiri Kerajaan Kutai

Pendiri Kerajaan Kutai adalah Kudungga yang kemudian dikenal dengan gelar Maharaja Kudungga Anumerta Dewawarman.

Menurut sejarah, Kudungga merupakan seorang pembesar dari kerajaan Champa yang terletak di Kamboja.

Pada masa pemerintahan Kudungga, belum ada sistem pemerintahan yang teratur dan sistematis.

Setelah masa pemerintahan Kudungga, pemerintahan Kerajaan Kutai dilanjutkan oleh anak Kudungga yang bernama Aswawarman.

Aswawarman merupakan seorang raja yang pandai mengatur sistem pemerintahan.

Baca juga:  Sejarah Ratu Kalinyamat, Putri Raja Demak yang Gigih Melawan Portugis

Sehingga diberi gelar Wangsakerta yang artinya pembentuk keluarga raja.

Selain itu, Aswawarman juga diketahui sebagai Raja Kutai pertama yang menganut agama Hindu.

Sebab Kudungga belum menganut agama Hindu dan pada masa pemerintahannya diyakini hanya berperan sebagai kepala suku.

Setelah masa pemerintahan Aswawarman selesai, pemerintahan Kerajaan Kutai kemudian dilanjutkan oleh anak sulungnya yang bernama Mulawarman.

Kerajaan Kutai berada dalam masa kejayaan dalam pemerintahan Mulawarman.

Bahkan, beberapa sejarawan menganggap bahwa Mulawarman adalah pendiri Kerajaan Kutai.

Hal ini karena ia mampu membawa stabilitas pada kerajaan tersebut.

Masa Kejayaan Kerajaan Kutai

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, masa kejayaan atau zaman keemasan Kerajaan Kutai terjadi dalam masa pemerintahan Mulawarman.

Kehidupan ekonomi dalam masa pemerintahan Mulawarman berkembang sangat pesat.

Hal ini dapat dilihat dari aktivitas perekonomiannya.

Dalam salah satu prasasti peninggalan Kerajaan Kutai, dikatakan bahwa Mulawarman telah banyak menyelenggarakan upacara slametan emas yang sangat banyak.

Kemajuan perekonomiannya tidak berhenti hanya sampai di situ.

Baca juga:  PD II Lebih Dahsyat Dibanding Perang Rusia-Ukraina

Bahkan, diperkirakan Kerajaan Kutai telah menjalin hubungan perdagangan internasional yang cukup besar.

Para saudagar yang melewati jalur perdagangan internasional diperkirakan kerap singgah terlebih dahulu di Kerajaan Kutai.

Inilah salah satu alasan kenapa Kerajaan Kutai mengalami kemajuan perekonomian yang pesat hingga mencapai masa kejayaannya.

Tak hanya itu, kejayaan ini juga terlihat dari adanya golongan terdidik yang terdiri dari kasta Ksatria dan Brahmana.

Golongan tersebut kemungkinan besar telah berlayar ke India atau pusat-pusat penyebaran agama Hindu di wilayah Asia Tenggara.

Runtuhnya Kerajaan Kutai

Kondisi Kerajaan Kutai setelah masa pemerintahan Mulawarman tidak menunjukkan tanda-tanda kemajuan yang jelas.

Akhirnya, Kerajaan Kutai Martadipura kemudian runtuh setelah berhasil ditaklukkan oleh Kesultanan Kutai yang memeluk agama Islam.

Pada tahun 1635, Maharaja Dharma Setia yang merupakan pemimpin terakhir Kerajaan Kutai tewas di tangan Pangeran Sinum Panji Mendapa dari Kesultanan Kutai.

Setelah penaklukan tersebut, wilayah kekuasaan Kerajaan Kutai berada di bawah kendali Kesultanan Kutai.

Penulis: Eka Kartika halim
Editor: Bam