Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
Target SpO2 Preduktal 1 menit 60-65 % 2 menit 65-70 % 3 menit 70-75 % 4 menit 75-80 % 5 menit 80-85 % 10 menit 85-95 % Keterangan:
Setelah Mengikuti pelajaran ini mahasiswa diharapkan dapat : 1. Menjelaskan dan memahami konsep dasar resusitasi 2. Menjelaskan dan memahami tindakan resusitasi baik pada orang dewasa dan bayi 3. Menjelaskan dan melaksanakan persiapan alat dalam tindakan resusitasi 4. Menjelaskan dan memahami konsep pertolongan pertama kegawatdaruratan 5. Menjelaskan dan memahami konsep bantuan hidup dasar
Pada makalah ini akan dijelaskan tentang Pertusis Pada Anak serta bagaimana asuhan keperawatan Pertusis Pada Anak. Pertusis adalah suatu infeksi akut saluran nafas yang mengenai setiap pejamu yang rentan, tetapi paling sering dan serius pada anak-anak. (Behrman, 1992).
Asphyxia neonatorum is a State of newborn babies who fail to breathe spontaneously and regularly soon after birth. This situation is accompanied by hypoxia, hiperkapnia, and ends with acidosis. Hypoxia in the sufferers it is the most important factor of asphyxia which may inhibit adaptation newborn towards life ekstrauterin. The frequency of bleeding disorders in infants as a result of hypoxia is very high. Acidosis, cardiovascular disorders and its complications as a direct result of hypoxia is the main cause of failure of adaptation newborn. This failure will often continue into the respiratory disorders syndrome in the first days after birth. This circumstance is very physical and mental inhibits the growth of a baby at a later date. For hiding or reduce the possibility of the above, specific actions that need to be considered appropriate and rational in accordance with changes that may occur in people with asphyxia. Abstrak Asfiksia neonatorum ialah suatu keadaan bayi baru lahir yang gagal bernapas secara spontan dan teratur segera setelah lahir. Keadaan ini disertai hipoksia, hiperkapnia, dan berakhir dengan asidosis. Hipoksia yang terdapat pada penderita asfiksia ini merupakan faktor terpenting yang dapat menghambat adaptasi bayi baru lahir terhadap kehidupan ekstrauterin. Frekuensi gangguan perdarahan pada bayi sebagai akibat hipoksia sangat tinggi. Asidosis, gangguan kardiovaskular serta komplikasinya sebagai akibat langsung dari hipoksia merupakan penyebab utama kegagalan adaptasi bayi baru lahir. Kegagalan ini akan sering berlanjut menjadi sindrom gangguan pernapasan pada hari-hari pertama setelah lahir. Keadaan ini sangat menghambat pertumbuhan fisik dan mental bayi di kemudian hari. Untuk menghindari atau mengurangi kemungkinan tersebut di atas, perlu dipikirkan tindakan tertentu yang tepat dan rasional sesuai dengan perubahan yang mungkin terjadi pada penderita asfiksia.
PENDAHULUAN Resusitasi adalah tindakan untuk menghidupkan kembali atau memulihkan kembali kesadaran seseorang yang tampaknya mati sebagai akibat berhentinya fungsi jantung dan paru, yang berorientasi pada otak. Bantuan hidup dasar pada bayi dan balita merupakan hal yang harus dapat dilakukan oleh setiap tenaga kesehatan. Diharapkan dengan resusitasi yang baik, sirkulasi pasien dapat normal kembali dan gangguan neurologis pasca henti jantung dan napas dapat dihindari. Setiap hari di seluruh dunia, resusitasi jantung paru (RJP) dilakukan di dalam maupun di luar rumah sakit untuk menyelematkan nyawa. RJP telah menyelamatkan nyawa anak-anak yang tenggelam atau menelan sesuatu secara tidak sengaja. RJP mencakup pelayanan kesehatan yang mengembalikan kesadaran, meresusitasi, atau mempertahankan hidup seseorang yang mengalami henti jantung atau henti napas. Denyut jantung atau pernapasan pasien dapat terganggu atau berhenti karena serangan jantung, tenggelam, tersedak, atau kegawatdaruratan lain. Petugas kesehatan mempelajari bagaimana mengenali kegawatdaruratan, seperti henti jantung yang terjadi secara tiba-tiba, dan mengetahui bagaimana harus meresponnya. Keterampilan yang diajarkan pada bagian ini meliputi melakukan RJP dan menolong korban tersedak (obstruksi benda asing pada jalan napas) pada semua usia: dewasa, anak-anak, dan bayi. RJP dilakukan ketika napas atau denyut jantung seseorang berhenti. Tujuan dari RJP adalah untuk mengalirkan darah sehingga oksigen juga mengalir ke otak dan jantung. Tujuan akhir RJP adalah kembalinya sirkulasi spontan yang normal (return of spontaneous circulation), dan tidak adanya gangguan neurologis pasca henti jantung. PROSEDUR RESUSITASI Safety (keamanan)
Resusitasi merupakan sebuah upaya menyediakan oksigen ke otak, jantung dan organ-organ vital lainnya melalui sebuah tindakan yang meliputi pemijatan jantung dan menjamin ventilasi yang adekuat (Rilantono, 2010).
Istilah autis sedang marak akhir-akhir ini, ditambah lagi dengan jumlah anak autis yang kian hari kian bertambah, sehingga menuntut kita agar lebih mengenal autis lebih dekat. Disamping memberi pelatihan/ terapi yang tepat untuk perubahan perilakunya, penerapan pola asuh yang konsisten juga salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh orang tua pada anak autisnya. Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk memberi pemahaman pada masyarakat pada umumnya dan orang tua yang memiliki anak autis pada khususnya mengenai berbagai teori yang berkaitan dengan autis, terapi yang bisa diberikan pada anak autis serta penerapan pola asuh yang tepat untuk mendampingi anak autis.
Keluarga merupakan lembaga pendidikan pertama dan utama dalam setiap aspek kehidupan. Keluarga adalah fase awal dalam membentuk generasi berkualitas, mandiri, tangguh, potensial, dan bertanggung jawab terhadap masa depan pembangunan bangsa. 1 Keluarga merupakan satu kesatuan yang diikat oleh adanya saling berhubungan atau interaksi dan saling memengaruhi antara satu dengan lainnya. 2 Kehangatan orangtua dalam keluarga jelas berpengaruh pada hubungan anak selanjutnya ketika sudah menginjak dewasa. Perhatian orangtua kepada anak sejak usia dini sangat menentukan terhadap perkembangan jiwa dan karakter anak dalam menentukan masa depannya sendiri. 3 Keluarga merupakan satu-satunya institusi yang paling penting, karena keluarga merupakan unit dasar masyarakat, unit dimana setiap individu membangun dan mengembangkan hubungan-hubungan primernya sebelum menjalin hubungan dengan anggota masyarakat yang lebih luas. 4 Keluarga merupakan lingkungan utama dalam pembetukan karakter anak, karena disanalah 1
ABSTRAK Tulisan ini bertujuan untuk mengulas mengenai pola asuh otoriter terhadap kematangan emosi. Kematangan emosi pada anak dapat di peroleh melalui pola asuh yang diterima anak saat berada didalam ruang lingkup pertumbuhannya di dalam keluarga. Pola asuh orangtua merupakan pola interaksi antara anak dan orangtua selama anak dalam pengasuhan, pola asuh otoriter itu sendiri adalah pola asuh yang mengedepankan aturan penuh yang di pegang orang tua kepada anak, bersifat kaku dan mengekang, dalam hal ini pola asuh ini kurang baik bagi kematangan emosi anak, emosi anak tidak dapat berkembang dengan baik atau justru anak menjadi pemberontak. Yang lebih fatalnya lagi anak bisa terkena masalah dengan psikisnya.