Unplanned Love, cinta yang tidak direncanakan. Yang dimulai dari menghilangnya Cyntia, sahabat Runa. Runa harus bertemu dengan Seta, mantan tunangan Cyntia yang memaksa Runa untuk menggantikan posisi Cyntia sebagai tunangannya.
Ternyata terlalu banyak kebencian di hati Seta yang membuatnya tega memperlakukan Runa seperti itu. Runa stres, dia lalu berusaha melarikan diri sambil mencari keberadaan Cyntia, tetapi Seta selalu berhasil mengikutinya. Runa tersiksa dengan kehadiran Seta, ditambah dia harus menyelesaikan naskah yang sudah diberikan deadline oleh sang editor. Rasanya Runa hampir gila dengan semua ini.
sukaa! suka sama ide cerita, konflik, serta karakternya. Seta berhasil bikin aku jengkel karena kelakuannya--yg menurutku itu bikin penulis berhasil menciptakan karakternya! soal Runa yg philophobia--takut terhadap hal bernama cinta--hm, memang sih menurutku kurang ditunjukkan, lebih ke telling-nya, but its okay. ada lumayan kesalahan penulisan, tapi entah kenapa menurutku tertutupi dengan alurnya yg enak. aku suka terutama pada interaksi Seta dan Runa. hey, Jen, I don't even care how old you were when writing this story--you rock, girl! hehe, dan, satu permintaan nih: please... please... please, tulis cerita sendiri untuk Andra dan Cintya!! eh, apa udah? hehehe!
duhh ko ga suka ya.. menurutku ceritanya ga masuk akal. terlalu dibuat-buat.. ga smooth.. marah sama mamanya. yang diserang anaknya. terus anaknya lari.., yg diserang lagi temen anaknya.. ih apaan coba. trus kalo ga mau dinikahin bakal dituntut.. hellooww, kalo gitu mah aku nodong johnny depp kawin dari kapan tau.. dan mau aja gitu si cewe.. katanya penulis.., ko ga pinter? di akhir-akhir selesai gitu aja. ga ketemuan. trus tau-tau ngaku cinta.. -____- ato jangan-jangan aku aja yang ga nangkep maksud ceritanya? terserahlah.. uda kadung kecewa.. :(
Unplanned Love ini bener-bener page turner dan cukup asik buat dibaca. Trus kok bintangnya cuma dua? Yah, dari beberapa hal yang mengganggu, yang paling bikin dahi berkerut adalah grammatical errornya (all in) yang euuhh....
Sebenarnya di awal-awal baca buku ini,aku sedikit bingung (karena nggak masuk akal bangett) dengan sifatnya Seta yang terlalu di buat-buat yang bahkan menurut ku nggak ada. Dan Runa nya juga ngapain pula jadi ketakutan gitu.. Padahal Runa bisa aja ngelapor Seta ke polisi karena ancaman, atau karena udah mengganggu privasi orang lain. Nahh di novel ini aku jadi mengernyit sekilas pas bacanya (geleng-geleng kepala)..
But, aku baca buku ini mengabaikan bagian2 awal yang nggak masuk akal. Jadii yaa aku suka dengan alur ceritanya makin kedepan nya, makin suka aja sama si Seta(n). heheh
Alur ceritanya ringan dengan konfliknya juga masih tergolong nggak berat2 amat. Bisa dinikmati dan di baca selagi nyantai2 soree.Novel yang menarik dengan penuturan tiap kata dengan bahasa yang mudah di cerna.
Overall, aku menikmati membaca novel ini dan suka sama kegigihannya Seta (yang nggak masuk akal). heheh *anehh? biarlahh
dari awal sebenernya udah nggak sreg banget dengan cara seta deketin kayak stalker. kek anjir serem bro, dimanapun runa ada, pasti seta tau aja. gue jadi runa sih gak akan bisa hidup dengan damai. dan sampe akhirnya mereka bersatu pun, aku belum bisa merasakan chemistry diantara mereka
Sinopsis: Unplanned Love, cinta yang tidak direncanakan. Yang dimulai dari menghilangnya Cyntia, sahabat Runa. Runa harus bertemu dengan Seta, mantan tunangan Cyntia yang memaksa Runa untuk menggantikan posisi Cyntia sebagai tunangannya.
Ternyata terlalu banyak kebencian di hati Seta yang membuatnya tega memperlakukan Runa seperti itu. Runa stres, dia lalu berusaha melarikan diri sambil mencari keberadaan Cyntia, tetapi Seta selalu berhasil mengikutinya. Runa tersiksa dengan kehadiran Seta, ditambah dia harus menyelesaikan naskah yang sudah diberikan deadline oleh sang editor. Rasanya Runa hampir gila dengan semua ini.
Review: Unplanned Love menceritakan kisah dua orang sahabat yang bernama Runa dan Cintya. Selama berteman dengan Cintya, Runa selalu dianggap sebagai sidekick Cintya yang lebih cantik dan menarik dari dirinya. Suatu hari, Cintya menghilang tanpa sebab dan tak memberitahu Runa kemana dia pergi. Setelah Cintya hilang, ada hal aneh yang terjadi pada Runa tiba-tiba ada seorang lelaki yang mengajaknya menikah begitu saja out of the blue dan dengan cara yang memaksa juga. Tentu saja karena Runa masih memiliki akal sehat dia menolaknya selain karena dia tidak kenal lelaki itu, dia juga percaya bahwa sebuah pernikahan harus didasari oleh cinta (ironisnya Runa adalah seorang philophobia).
"Cinta itu egois dan selalu nyakitin. Tapi cinta juga saling menyayangi dan menyembuhkan satu sama lain. Kalo lo pernah disakitin itu berarti lo tinggal cari penyembuhnya. Jangan mau diam tanpa berusaha untuk menyembuhkan."
3* gw suka ide ceritanya... awalnya skeptis pas pertama Seta nongol n melamar Runa... Ya maksa aja kalo Runa mau karena takut dituntut.. Tapi ternyata penulis ga melakukan itu, dia membangun konflik dr situ.. Penuturannya sederhana, enak dibaca walau ada beberapa bagian yg terlalu panjang atau berulang, seperti adegan Runa di cafenya.. melalui percakapan diketahui anak buahnya (lupa gw namanya) menyajikan kopi buat Runa. Dibawahnya penulis menggambarkan kembali adegan itu.. Twistnya juga oke lah, saat diungkap ternyata Seta dan Cyntia itu adalah tiiiiiiiiiiiiiiiiit #sensor tapi ada satu adegan yg gw ga suka.... banget nget... n ini bikin bintangnya ga bisa lebih dr 3... adegan runa digendong turun dr bis pas dia tidur.. masa ga bangun sih, duuuh enggak ah... liat adegan2 itu di drama korea aja gw bt... anak kecil sih boleh digendong ga bangun, lah orang gede? kalo pingsan mah he eh.. iya sih runa lagi sakit maag, tp gw yg pernah sakit maag sampe pingsan2 aja pas digendong masih engeh kok walau setengah sadar... dan pas runa bangun dia ga nanya gimana caranya dia sampe situ? atau gw yg terlalu semangat bacanya sampe ga liat runa nanya yah... yah tp selain adegan gendong2 itu ceritanya menarik buat dibaca walau ceritanya bisa dibilang biasa soal dr benci jd cinta, tp konflik yg dibangun cukup menghibur.. lucunya ada, sedihnya ada, noraknya ada... Norak? ya ga apa dong norak... romantis yg norak2 dikit kan kadang gimaaaanaaaa gituh hahahaha
dan pas baca profilnya di halaman belakang buku n liat di goodreads, wih lah pokoknya, 18 th n bukunya ud bejejer... makasih ya jen, ud milih buku ini buat dikirim ke gw sbagai hasil saut2an puisi penulis kondang hahahaha keep writing ya jen, jangan bosen
Saya galau antara mau ngasih bintang 2 atau 3, jadi biar adil saya pilih tengah-tengahnya. 2.5
Saya mengernyit begitu baru baca 10 halaman awal. Bagian Seta tiba-tiba nongol dan ngancem, terus Runa ketakutan dan 'ngerasa' kayak beneran bakal dilaporin polisi. I mean ... Kamu gak salah, ngapain takut? Kalau saya di posisi Runa, saya akan balik ngelaporin Seta dengan tuduhan pengancaman dan perbuatan tidak menyenangkan (semacam itulah).
Tapi saya coba terus baca sampai selesai dan ternyata ceritanya not bad.
Terlepas dari banjiran kaliman yang quote-able-nya, saya suka gaya menulis Mbak Jenny. Jujur aja, saya kagum. Di usia yang sama, saya gak bisa nulis serapi ini dan temanya gak jauh dari anak SMA. Ngambil tema kehidupan anak kuliahan pun saya belum berani.
Yang jadi masalah saya, saya gak ngerasain keterikatan sama para tokoh, atau chemistry antar-karakter, dan masalah-masalah mereka. Saya gak maklum sama tingkah setan-gilanya Seta. Saya gak kasihan sama Aruna yang jadi korban. Bahkan saya gak bisa sebel sama Cintya yang merupakan dalang dari kekacauan hidup Aruna. Semuanya kayak ... nanggung. Ada di beberapa adegan yang bikin saya ngerasa bakal jatuh cinta sama Seta(n), tapi ternyata gak. Saya justru lebih tertarik sama Reivan yang cuma muncul sebentar-sebentar.
Overall, novel ini bisa dinikmatin waktu senggang. Saya bulatkan bintangnya ke atas, karena ada beberapa adegan Seta waktu dia berusaha pedekate sama Aruna (baik pas dalam misi, maupun setelah misi) yang bikin saya senyum dan ikut ketawa senang.
Seperti biasa, aku selalu suka sama tulisan Jenny yang terkesan dewasanya. Tulisan yang terkesan pintar dan berwawasan luas sangat ditonjolkan oleh Jenny. Dan novel ini juga begitu. Tetap pada jalur yang sangat menyenangkan untuk dibaca hingga akhir.
Unplanned Love ini pas banget jadi judul novel ini. Sangat sangat pas sehingga nggak akan menimbulkan tanda tanya haha. Maksud aku, kan biasanya ada tu novel yang judulnya Cuma sebagai perindah atau sebagai identitas novel tersebut. Nggak peduli cocok atau nggak sama jalan ceritanya. Nah beda dengan Unplanned Love, novel ini memang sangat pas.
Kisahnya sendiri tentang cinta yang tidak pernah direncanakan oleh Runa, seorang phobia cinta, dan Seta yang merasa cinta adalah hal bullshit di dunia ini. Keduanya punya masa lalu dengan cinta yang membuat mereka membenci arti cinta. Nah cerita berlanjut ketika Cintya menghilang setelah Seta berniat menikahinya, dan karena Cuma ada Runa pilihan yang paling masuk akal, maka Seta mulai pengejaran untuk membuat Runa mau menikahinya, dengan atau tanpa adanya cinta.
Aduh, saya pengen suka sama buku ini. Beneran. Mungkin 2 atau 3 tahun lalu saya bisa suka, tapi untuk sekarang, saya gak bisa memberi bintang lebih dari 2.
Saya udah ilfil sama Seta(n) dan gak ngerti kenapa Runa malah bisa jatuh cinta sama dia. Saya gak merasakan chemistry di antara mereka.
Mungkin saya aja sih yang ngerasa gitu, mengingat sebenernya saya memang udah bosen baca formula yang sama . Okay, there's nothing new under the sun.
Tapi, gaya penulisannya enak dibaca dan mengalir, terlihat penulis memang memiliki bakat. Dan saya suka Runa.
Terus, saya baru tahu Jenny Thalia ini anggota BBI. Gubrak. Kemana aja, Ul? Yah saya memang lama gak aktif, sih, jadi gak tahu anggota-anggota baru, kecuali yang berdomisili di Bandung--yang langsung saya tawarin naik angkot (grup waslap BBI Bandung).
Lagi-lagi punya buku ini karena ikutan PO sama si authornya, meskipun ada drama lah (authornya tahu kok dramanya yang mana, wkwkwk).
Ceritanya itu sebenarnya sederhana, tapi dikelas menarik. Seta yang disini diplesetin jadi Seta(N) sebenarnya membuatku malah suka sama dia dan bukannya kesal seperti pembaca lainnya. Entahlah karena seleraku yang emang aneh atau dimataku Seta gak ada aneh-anehnya sebagai cowok? (abaikan yang terakhir)
Novel ini membuat aku merasa kalau happy ending itu masih ada. Persahabatan itu juga masih eksis di dunia ini. Dulu aku pesimis banget soal ini, karena apa yang aku alami dan juga apa yang terjadi di sekitarku gak mendukung untuk membuatku percaya pada happy ending dan persahabatan yang erat walaupun terpisah jarak.
Dan Jen, kuharap sih kamu bakalan angkat tema yang salah satu tokohnya gak kerja sebagai pengacara, ataupun pemilik cafe lagi. Entahlah, aku berasa seperti pengulangan aja gitu dari Playboys Tale.
Premis ceritanya mungkin memang agak klise gitu ya. Benci jadi cinta. Penasaran jadi cinta. Terbiasa bisa jadi cinta. Pertemuan-pertemuan antara Sena dan Runa, kebersamaan mereka. Juga rasa kehilangan dan kerinduan saat mereka berpisah. cuman ... yang masih jadi pertanyaanku adalah. Masalah utang kartu kreditnya Cyntia kemanain? Padahal numpuk loh, sampe lebih dari satu kartu kredit. Padahal juga masalah kartu kredit inilah yang jadi pembuka cerita. Masa iya cuman lewat gitu aja. Dan dengan semudah otu Cyntia tiba-tiba pulang sambil bilang maaf ke Runa yang sudah dibikin pusing sama tagihan-tagihan kartu kreditnya yang lupa ga dibayar selama masa pelarian Cyntia.
Tapi. Ceritanya cukup ngalir sih. Salut deh sama Runa yang ga luluh gitu aja sama Sena. Yang ga secepat jatuh cinta pada pandangan pertama #cielah
Jadi, 2.5 bintang deh. Udah bikin aku semaleman ngabisin ini.
Novel ini bercerita tentang usaha Seta untuk mendapatkan Aruna sebagai istrinya. Bukan tanpa alasan Seta ingin menikahi Aruna, Seta ingin membalas dendam pada Cyntia yang notabene nya sahabat Aruna. Seta ingin menyakiti Cyntia melalui Aruna. Bukan hal mudah untuk mendapatkan Aruna, Seta sampai harus travelling ke beberapa kota untuk mengejar gadis itu. Sebenarnya dendam apa yang membuat Seta bersikukuh untuk mengejar Aruna?. Well, silahkan membaca novel ini untuk mengetahuinya :).
Aku palinh suka interaksi antara Aruna dan Seta. Apalagi saat mereka beargumen. Sama2 nggak mau kalah dan argumen yang diberikan pun sama2 kuat. Yang agak nggak masuk akal untukku, adalah alasan Seta untuk menikahi Aruna. Menurutku, alasannya kurang kuat dan kurang realistis. Konflik di novel ini pun cenderung berputar2 dan rumit.
Kok deskripsi seta yg bermata biru *semoga gue gak salah* gak ada sih jen? Padahal suka lho ug bermata biru.
Dari beberapa novel sebelumnya yg pernah gue baca. Cerita ini yg asik bagi gue.
Memang beda cerita di watty sama yg udah dibukuin. Tapi gue lebih suka cerita yg pernah diselesain di watty. Lebih bebas. Lebih gak mikir kalau mau ngata-ngatain si seta ini.
Di novel, runa manggil seta menjadi setan aja jarang banget. Hahahahhaha. Padahal seru tuh.
Ternyata setelah saya baca,buku ini tipe bacaan romance ringan sebenernya. Tapi jujur sih diksi yang crunchy ,,fresh ala anak muda buat saya betah buat nyelesein. Terlepas dari konfliknya yang rada gimana gitu (apalagi awal Seta ketemu Aruna kesannya kok gak alami,,aneh) tapi kebelakang okelah. Gak buat saya DNF. Feelnya dapet juga,,dan saya suka teka-teki yang terakhir. Walaupun hedonis (katanya penulis sendiri sih) salut aja di bukunya masih nyempilin adat tanah asalnya
Bagus ceritanya, bacaan ringan yg ga pake mikir keras nerjemahin kata2nya. Tapi untuk usia tokoh utama yang mendekati 30an, baca novel ini berasa membaca teenlit yg usia tokoh kisaran 17-20. Entah karena narasi atau dialog nya. Untungnya beberapa kalindiingatkan bahwa Runa berumur 26 dan Seta adalah pengacara sukses yg ga mungkin masih di awal 20an.
Ini buku Jenny Thalia yang ke-sekian yang saya baca. Setiap baca karya Jenny saya selalu kagum sama dia. Kok bisa-bisanya gitu bikin cerita-cerita semacam ini dengan umur semuda itu, hihi. Jenny adalah gambaran : jatak jadikan umur sebagai patokan.
Cerita yang manis diselingi 2 karakter yang sanggup bikin ketawa ngga ada henti. Walau romantis tapi kaku dari karakter Seta kerasa banget! so cheesy hahaha
Semacam nonton drama korea gitu sih..Si Seta ini macem mas-mas tokoh utama drama yang dingin, kaya, egois, tapi rapuh *eaaa* Ceritanya too good tobe true..tapi kok aku seneng ya? ngoahaha~