Minggu, Januari 12, 2025
BerandaBerita BisnisSaham Sektor Infrastruktur Koreksi, Investor Asing Memborongnya

Saham Sektor Infrastruktur Koreksi, Investor Asing Memborongnya

Saham sektor infrastruktur terkoreksi mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Hal ini tentu bukan tanpa alasan.

Banyak sekali jenis instrumen investasi yang berkembang di penjuru negara, termasuk Indonesia.

Berbagai jenis investasi bisa dilakukan demi mendapatkan keuntungan. Saham infrastruktur itu sendiri adalah publik capital berupa jembatan, jalan umum, sistem saluran pembuangan, dan masih banyak yang lainnya.

Semua jenis investasi tersebut dikerjakan oleh pemerintah. Sehingga dengan adanya saham sektor infrastruktur pembangunan negara jauh lebih baik.

Baca Juga: Ciri Saham Uptrend Begini Solusi, Alasan, dan Cara Menentukannya

Saham Sektor Infrastruktur IHSG Terkoreksi

Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG tertutup pada zona merah perdagangan hari Rabu kemarin. Bahkan informasi yang datang dari Bursa Efek Indonesia jika IHSG terkoreksi 35,38 poin atau 0,49% ke level 7.196.764.

Pada sepanjang perdagangan IHSG tersebut memiliki rentan angka 7.175.067 – 7.226.019 di zona merah. Hal ini terjadi akibat banyaknya penurunan yang terjadi.

Ada beberapa deretan sektor infrastruktur yang mengalami tekanan. Adapun beberapa diantaranya yaitu:

  • Datang dari sektor kesehatan turun 0,22%
  • Sektor transportasi turun drastis dengan angka 0,86 %
  • Sektor keuangan sebesar 0,64%
  • Sedangkan untuk sektor properti dan real estate turun, mengalami koreksi dengan angka 0,56%
  • Bahkan dari sektor infrastruktur sendiri terkoreksi 0,56%, dan
  • Sektor teknologi yang ikut turun sebesar 0,07%.

Sedangkan ada beberapa saham yang masih bisa naik yaitu dari sektor perindustrian sebesar 0,10%, barang konsumen primer 0,24, energi 2,41 %, barang baku 1,12 %, sedangkan non konsumen primer 0,23 %.

Melihat data perdagangan terakhir di Bursa Efek Indonesia, tercatat sebanyak 25,82 miliar. Jumlah transaksi sebesar Rp 16,73 triliun dengan 250 saham yang turun dan 280 naik sedangkan untuk 165 yang stagnan.

Baca Juga: Saham Emiten Rumah Sakit Peluang Pertumbuhan Semakin Besar

Catatan Net Buy and Sell Investor Asing

Selain dari data BEI ternyata saham sektor infrastruktur investor asing juga memiliki koreksi. Bahkan investor asing mencatat net buy terbesar ditempati oleh PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).

Tercatat dengan nilai Rp 325,7 miliar. Sedangkan untuk Saham PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) terkoreksi asing sebesar Rp 74,3 miliar.

Berbeda dengan saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) investor asing memborongnya dengan harga Rp 269,6 miliar.

Sedangkan untuk catatan net sell investor asing yang terbesar yaitu PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) sebesar Rp 150,2 miliar.

PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) sebesar Rp 80,1 miliar dan saham PT Gunung Raja Paksi Tbk (GGRP) sebesar Rp 104,0 miliar.

Baca Juga: Risiko Menabung Saham, Perhatikan Beberapa Hal Berikut Ini!

Catatan Daftar Saham LQ45

Selain catatan saham sebelumnya ada pula daftar top losers dan gainers dari saham LQ45.

Top Gainers LQ45 meliputi:

  • PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) 2,06% ke Rp 3.810 per saham
  • Perusahaan Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) 1,82% ke Rp 4.850 per saham, dan
  • PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) 2,43% ke Rp 1.005 per saham.

Sedangkan untuk saham sektor infrastruktur top losers LQ45 meliputi:

  • PT Elang Mahkota teknologi Tbk (EMTK) 3,45% ke Rp 3.000 per saham
  • Perusahaan Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) 4,43% ke Rp 5.300 per saham, dan
  • PT Harum Energy Tbk (HRUM) 3,60% ke Rp 11.500 per saham.

Adanya saham sektor infrastruktur terkoreksi mengalami kenaikan membantu pembangunan negara jauh akan lebih. (R10/HR-Online)