INDOPOS.CO.ID – Letak geografis Indonesia yang berada pada jalur cincin gunung api membuat potensi terjadinya bencana sangat tinggi. Bahkan, Indonesia terkenal dengan sebutan “supermarket bencana.”
Dompet Dhuafa sebagai lembaga kemanusiaan yang berkhidmat pada kesejahteraan rakyat pun berkomitmen untuk selalu hadir menolong masyarakat saat bencana datang.
Tak hanya berfokus pada pascabencana, Dompet Dhuafa juga fokus pada penanggulangan bencana untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman, risiko, hingga dampak yang ditimbulkan oleh bencana.
Untuk itu, Dompet Dhuafa melalui jaringan strategisnya, yakni Mitra Pengelola Zakat & Zona Layanan (MPZ-ZL) menggelar Training Tanggap Bencana (TTB) bagi anggota Kolaborasi Masjid Pemberdaya (KMP) serta anggota MPZ Regional Jawa, Sumatra dan Kalimantan. Kegiatan bertema “Bersatu untuk Selamat” ini digelar secara hybrid, melalui zoom dan training langsung di Telaga Saat Puncak, Bogor mulai Kamis-Minggu (13-16/7/2023).
TTB sendiri digelar guna memperkuat kapasitas para anggota KMP dan MPZ Regional Jawa dan Sumatra dalam penanggulangan bencana dan mempercepat pertolongan pada korban. Selain itu, peserta TTB kali ini juga diikuti oleh anggota MPZ-ZL Dompet Dhuafa Pusat, Dompet Dhuafa Banten, Dompet Dhuafa Jawa Barat serta anggota KMP Pusat.
Pada Kamis (13/7/2023), Training Tanggap Bencana resmi dilaksanakan. Penyematan tanda peserta secara simbolis dilakukan sebagai pembuka pelatihan. Berlangsung selama empat hari, pelatihan ini menghadirkan narasumber dari Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa dan melibatkan instruktur yang berasal dari Basarnas Special Group.
Training Tanggap Bencana ini dipimpin langsung oleh Imam Al Faruq selaku Senior Officer MPZ-ZL Dompet Dhuafa.
Menurutnya, kegiatan ini didesain untuk meningkatkan kapasitas dan menyiapkan kemampuan peserta agar dapat mengurangi resiko kebencanaan.
“Kami mendesain ini untuk supaya bisa tahu bahwa untuk kita masuk di medan bencana, tidak mudah. Diadakannya agenda ini untuk memberikan training, mendapatkan esensi dari training itu sendiri, yakni peningkatan kapasitas, peningkatan skill, dan ketika terjadi bencana betul-betul bisa mengambil peran yang signifikan. Ketika menghadapi bencana, itulah tujuan kita yang sesungguhnya,” ungkap Imam dalam sambutannya.
Berbagai pelatihan yang diberikan di antaranya adalah manajemen kebencanaan, manajemen pos, manajemen logistik, mitigasi dan perubahan iklim, triage dasar dan pertolongan pertama, teori dan praktik water rescue. Pada kesempatan ini, para peserta dilibatkan secara langsung dalam menghadapi bencana.
Ketua Umum KMP Nasional, Andi Juliandi dalam sambutannya sangat mengapresiasi pelatihan yang akan diikuti para peserta. Menurutnya, selain dapat memupuk persatuan dan kesatuan, pelatihan dasar manajemen bencana tersebut juga sangat penting karena memiliki tujuan untuk meningkatkan kompetensi pengetahuan dan keterampilan dalam penanggulangan bencana.
“Alhamdulillah KMP sudah mulai menyiapkan tenaga-tenaga hebat yang bisa dikirim ke medan kemanusiaan. Ini menjadi sesuatu yang sangat membanggakan. Tentunya kegiatan ini harus menghasilkan orang-orang hebat yang bekerja sama yang bisa membangun teamwork yang kuat untuk terjun di lokasi-lokasi bencana,” ujar Andy.
“Eratkan barisan, kuatkan teamwork, jaga soliditas agar kita menjadi tim yang kuat, sehingga menjadi bagian terbesar KMP yang siap diterjunkan ke lokasi bencana seluruh Indonesia. Semoga ini dapat di-delivery ke teman-teman masjid yang lain, untuk membantu teman-teman atau lembaga-lembaga yang bisa nanti menduplikasi kegiatan-kegiatan seperti ini,” tambahnya.
Letak geografis MPZ-ZL Dompet Dhuafa yang tersebar di seluruh Indonesia akan menjadi garda terdepan dalam membantu korban bencana di lokasi terdekat. Sebuah jaringan kebaikan nasional yang selalu terkoneksi, dengan ribuan relawan terampil yang selalu siap siaga akan menjadi kekuatan baru dalam dunia penanggulangan bencana di Indonesia.
Terlihat antusias dari peserta selama pelatihan berlangsung, tanya jawab dan partisipasi selama simulasi juga menunjukkan keingintahuan peserta tentang cara menghadapi ancaman bencana. Dengan menyatukan kekuatan dan menghubungkan jaringan komunikasi MPZ-ZL dari sabang sampai merauke, penanganan terhadap bencana akan semakin efektif, cepat, dan tepat.
“Semoga momen ini bisa men-scale-up diri kita menjadi insan yang bertakwa dan insan kemanusian yang bisa mengambil peran terbaik untuk masa-masa kebencanaan. Ketika Allah memberi ujian itu, insya Allah kita akan lebih siap,” tutup Imam. (adv)