Less is More : Mencapai Keuntungan Saham Optimal

Pernahkah anda membaca teori ekonomi " Law of Diminishing Return"? A concept in economics that if one factor of production (number of workers, for example) is increased while other factors (machines and workspace, for example) are held constant, the output per unit of the variable factor will eventually diminish.

Intinya adalah tidak selamanya jika kita semakin giat berusaha akan mendapatkan hasil lebih banyak. memang pada awalnya semakin besar input/usaha yang kita berikan, hasil yang diterima akan semakin besar. namun akan ada satu titik dimana pada saat kita semakin menambah usaha kita, hasilnya bukan semakin bertambah malahan makin berkurang. sehingga pada saat mencapai titik tersebut kita sebaiknya mempertahankan input untuk mendapatkan hasil yang optimal.

Hal demikian juga berlaku dalam trading saham. tidak selamanya the more is better. contoh sederhana, pada saat mulai belajar saham, saya berusaha mempelajari indikator saham sebanyak mungkin, dan berusaha menganalisa dengan menggunakan sebanyak mungkin indikator, dengan asumsi semakin banyak indikator saham yang digunakan , pastinya hasil analisa saham akan semakin bagus. tapi yang terjadi malahan semakin bingung melihat chart, tidak kelihatan yang mana chart harga dan yang mana garis indikator, terlalu ramai. sehingga seiring waktu indikator yang saya gunakan semakin simpel. saat ini saya hanya menggunakan 2 indikator standar dan 1 indikator ciptaan sendiri.


Dapatkan Rekomendasi Saham komplit sejak beli sampai jual , dikirim real-time via BBM, WA, SMS, email & YM , untuk info selengkapnya silakan add PIN BBM kami : 5F65A10F , kirim email ke [email protected] atau SMS/LINE/WHATSAPP di 0819-3393-3317

Law of Diminishing Return paling pas di jelaskan pada saat average up. Pada saat harga saham bergerak naik , seorang trader biasanya melakukan average up / pyramiding - yaitu menambah beli saham di harga yang lebih tinggi tapi dengan jumlah yang lebih kecil. tujuannya adalah untuk semakin memperbesar keuntungan  saat prediksi kita benar.

Namun melakukan average up harus juga memiliki hitungan yang cermat. jangan sampai setelah menjual saham , ternyata keuntungan yang kita dapatkan malah lebih kecil daripada seandainya kita tidak melakukan average up sama sekali.

Hal ini karena average up seperti pisau bermata dua. pada saat harga saham naik terus tentunya  keuntungan kita akan semakin banyak. namun jadinya resiko kita akan semakin besar juga. karena pergerakan portofolio untuk tiap perubahan 1 fraksi harga akan semakin besar. katakanlah sebelum avg up setiap kali harga bergerak 1 poin , portofolio kita akan berubah 1 juta. namun setelah avg up setiap pergerakan 1 poin, portofolio kita akan berubah 1.3 juta. pada saat kita melakukan avg up yang kedua kali, mungkin perubahan 1 poin akan menyebabkan pergerakan portofolio 1.4 juta.

sehingga dalam setiap avg up, kita harus selalu memperhatikan faktor tersebut dan berhenti melakukan avg up saat potensi keuntungan yang bisa diperoleh malah akan menurun seandainya kita melakukan avg up lagi.

Good Luck



Dapatkan Rekomendasi Saham komplit sejak beli sampai jual , dikirim real-time via BBM, WA, SMS, email & YM , untuk info selengkapnya silakan add PIN BBM kami : 5F65A10F , kirim email ke [email protected] atau SMS/LINE/WHATSAPP di 0819-3393-3317

Related Post