17 August 2023 14:20
Serangkaian peristiwa mewarnai sejarah perumusan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Ada sederat kejadian yang mendukung Indonesia akhirnya bsia diumumkan menjadi negara merdeka.
Semangat perjuangan pahlawan Indonesia semakin memuncak ketika para tokoh pergerakan nasional mendengar apa yang sedang terjadi di Jepang saat itu. Dalam suasana perang dunia, Amerika Serikat menjatuhkan dua bom atom di wilayah Jepang tepatnya di Kota Hiroshima dan Nagasaki.
Bom 'little boy' dijatuhkan di Hiroshima pada 6 Agustus 1945, kemudian bom kedua ‘fat man' dijatuhkan di Nagasaki pada 9 Agustus 1945. Pengeboman yang dilakukan Amerika merupakan tindakan balasan karena Jepang menyerang pangkalan militer di Pearl Harbour.
Serangan bom atom ke Hiroshima dan Nagasaki melemahkan kekuatan Jepang yang saat itu sedang agresif memperluas serangan mereka. Kejadian itu sangat berdampak besar terhadap Jepang dan membuat Jepang menyerah tanpa syarat.
Namun, Jepang berusaha menutupi berita kekalahannya terhadap sekutu dan mereka berusaha mempertahankan daerah jajahan mereka. Meskipun sudah berusaha ditutupi, informasi mengenai kehancuran Jepang berhasil terdengar oleh salah satu tokoh golongan muda yaitu Sutan Sjahrir.
Sutan Sjahrir segera mendesak Soekarno dan Hatta untuk memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Namun, pendapat dari para golongan muda ini nampaknya tidak disetujui. Akhirnya, golongan muda menculik Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok pada 16 Agustus 1945.
Soekarno-Hatta sengaja dibawa ke tempat tersebut agak tidak terpengaruh iming-iming pihak Jepang dan agar keduanya bisa dibujuk untuk seger memproklamirkan kemerdekaan. Setelah berdiskusi, Soekarno-Hatta setuju dan berencana akan mengumumkan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.
Setelah itu, Soekarno-Hatta sempat bertemu perwakilan Jepang yaitu Mayor Jenderal Otoshi Nishi-Mura untuk meminta kemerdekaan. Namun, perwakilan Jepang menolak dengan alasan bahwa Jepang sudah berjanji dengan sekutu untuk menjaga jajahannya termasuk Indonesia.
Setelah Jepang menolak Proklamasi, Soekarno-Hatta dibantu Laksamana Tadashi Maeda yang pro dengan Indonesia, untuk menyusun teks Proklamasi di rumah Maeda. Achmad Surbardjo menyumbang kalimat utama, Mohammad Hatta menyumpang kalimat terakhir, Soekarno menulis teksnya lalu diketik oleh Sayuti Melik.
Kemudian, Soekarno-Hatta memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia di Jalan Pegangsaan Timur, Jakarta Pusat pada 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB, diikuti dengan pengibaran Bendera Merah Putih oleh Suhud dan Latief Hendraningrat dan benderanya dijahit oleh Fatmawati.