DK 1 Cincin
DK 1 Cincin
Anggia Puspitasari Tiara Melodi M Novia Mantari Muarif Chyntia Putriasni K Istiani Danu Purwanti Andika Khalifah Ardi Gita Ika Irsatika Titiyan Herbiyanto N. Fawzia Merdhiana Yohan Parulian
G1A008058 G1A009001 G1A009012 G1A009013 G1A009017 G1A009018 G1A009029 G1A009030 G1A009084 G1A009098 G1A009130
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN JURUSAN KEDOKTERAN PURWOKERTO
2012
1.
Kasus 1 A PATIENT WITH A BRAIN TUMOUR Physician: There was a man aged 75 years who had a primary malignant tumour of the occipital lobe. The dilemma was whether to operate on him or just give him symptomatic treatment. Because I had explained to the family that even if we operated on him and then gave him chemotherapy and radiotherapy post-operatively, then most likely his life span would not extend beyond one- or one-and-a-half years, even after full treatment. On the other hand, if we left him without surgery and subjected him to supportive therapy, he might then survive for about 6-9 months. Now, really, I was quite confused whether to take a decision in favour of the surgery or to manage his condition conservatively, because he was not a very good surgical candidate. He was obese and hypertensive. I left the final decision to the family. Questions This physician leaves the decision concerning treatment to the family without giving a clear recommendation and without involving the patient. Discuss the ethical implications. Do you find this process agreeable? Why/why not?
2.
Hasil Diskusi Seorang laki-laki berumur 75 tahun memiliki tumor ganas primer pada lobus oksipitalnya. Dilema yang terjadi adalah akan dilakukan operasi atau hanya memberikan pengobatan simptomatis, jika dokter melakukan operasi dan memberikan kemoterapi serta radioterapi setelah operasi, jangka waktu hidup pasien berkisar 1-1,5 tahun, meskipun sudah mendapatkan terapi penuh. Di sisi lain, jika tidak dilakukan operasi dan hanya memberikan terapi suportif, dapat bertahan hidup kira-kira 6-9 bulan. Dokter sangat bingung untuk membuat keputusan untuk mengoperasi atau hanya terapi konservatif saja, karena pasien ini tidak dalam kondisi yang baik untuk dioperasi yaitu memiliki riwayat obesitas dan hipertensi. Dokter memberikan keputusan final pada keluarga. Dokter memberikan keputusan pemilihan terapi kepada keluarga dan tanpa memberikan rekomendasi yang jelas dan tanpa melibatkan pasien.
Ethical Problem Solving Konteks Dilema etik Dilema etik dalam a. Pasien mengambil keputusan dengan antara operasi atau tidak, tumor ganas pada jika dilakukan operasi beresiko tapi otak lobus akan harapan hidup tidak oksipitalis tapi pasien berbeda jauh dengan diberikan ini tidak hanya pengobatan simptomatik dalam melihat dari beneficence kondisi yang baik dan non malaficence untuk dioperasi Dokter bingung harus yaitu menyampaikan kepada memiliki keluarga atau pasien saja, riwayat atau keduanya melihat obesitas dari autonomy pasien dan untuk memutuskan apa hipertensi. keputusan yang pasien pilih. b. Pengambi lan Dokter bingung dalam keputusan merekomendasikan tidak pilihan terapi dan hanya melibatkan memberikan keputusan pasien. kepada keluarga tanpa
Self assessment a. Menyerahkan keputusan ke pasien tapi harus dijelaskan secara jelas-jelasnya mengenai penyakitnya, kekurangan dan kelebihan setiap alternatif terapi yang dapat diberikan. b. Jika pasien tidak dapat mengambil keputusan maka dapat didiskusikan ke keluarga juga dilihat sosial ekonominya. c. Setelah menjelaskan sejelas-jelasnya maka keputusan
Verifikasi
Reasons Jika menjadi pasien a. Menurut UU no 29 tahun 2004 pada kasus, tentang praktik kedokteran pasal 45 menyebutkan bahwa setiap a. Ingin dioperasi tindakan kedokteran yang akan tapi terlebih dilakukan terhadap pasien harus dahulu mendapat persetujuan. didiskusikan Persetujuan diberikan setelah dengan keluarga pasien mendapat penjelasan melihat biaya secara lengkap. Pasal 52 yang akan menyebutkan bahwa hak pasien dikeluarkan adalah mendapatkan penjelasan banyak. secara lengkap tentang tindakan medis, meminta pendapat dokter b. Tidak memilih lain, mendapat pelayanan yang operasi karena sesuai dengan kebutuhan medis, merepotkan dan menolak tindakan medis. keluarga dan mengingat usia nya sudah tua, b. KODEKI pasal 12: Setiap dokter membebankan harus memberikan kesempatan keluarga dan kepada penderita agar dapat hasilnya tidak berhubungan dengan keluarga berbeda jauh dan penasehatnya dalam antara yang beribadat dan atau masalah lain. dilakukan operasi dengan
dijelaskan sejelasjelasnya yang berkaitan dengan autonomy pasien dan keluarga untuk mendapatkan hak penjelasan mengenai segala hal yang terjadi pada diri pasien.
hanya terapi simptomatik. c. Keputusan diserahkan pada keluarga karena apabila menghadapi situasi tersebut akan sulit untuk memutuskan apa yang sebaiknya dilakukan, keluarga pasti akan memberikan yang terbaik. d. Meminta dokter menjelaskan sejelas-jelasnya sampai saya sebagai pasien dan keluarga mengerti dan setelah itu akan didiskusikan
Physician: Sometimes you see patients who have been seen by other doctors. And they come with the prescriptions. Sometimes a prescription which has been given to the patient contains many drugs, which may not be needed. A mother came with her child who had been prescribed a lot of unnecessary drugs. Now, the question arises: Should I tell the mother that "Don't give the medicines, it will harm your child", because if you tell that, then your personal relationship with your colleague might be strained. But you know that so many drugs are not good for the child and therefore should not be used. It is a difficult situation. I told the mother that "probably these medicines were prescribed when your physician saw the child for the first time. But I don't think these medicines should be taken any more. So you can stop all these medicines and give only these drugs."
Questions
Discuss the problem of excessive, unnecessary and potentially harmful overprescription of drugs. Identify factors that may contribute to this problem. List all the ethical issues involved and discuss how the individual physician should deal with the problem.
Q Is the physician correct in protecting his colleague in this way? Discuss the conflict of professional ethics versus the obligation to serve the patient's interests in cases like this.
Hasil diskusi: Ada seorang pasien yang telah diperiksa oleh dokter tertentu, kemudian datang kepada dokter kedua dengan resep yang diberikan oleh dokter pertama; terkadang resep yang telah diberikan kepada pasien mengandung banyak obat, yang mungkin tidak diperlukan. Seorang ibu datang dengan anaknya dan mendapatkan
banyak obat yang sebenarnya tidak diperlukan. Sekarang, muncul pertanyaan: Apakah saya harus memberitahu ibu tersebut bahwa Jangan memberikan obatobatan ini, itu akan membahayakan anak Anda, karena jika Anda mengatakan itu, maka hubungan pribadi Anda dengan teman sejawat Anda akan menjadi renggang. Namun, Anda tahu bahwa begitu banyak obat-obatan yang tidak baik bagi anak dan oleh karena itu tidak boleh digunakan. Ini merupakan situasi yang sulit. Akhirnya saya mengatakan bahwa mungkin ini obat yang diresepkan dokter Anda ketika melihat anak Ibu untuk pertama kali, tetapi saya pikir obat-obatan ini sudah tidak perlu diminum lagi melihat kondisi anak Ibu sekarang. Sehingga Anda dapat menghentikan semua obat-obatan dan hanya memberikan obat-obatan yang diperlukan saja.
Pertanyaan: Apakah yang dilakukan dokter sudah benar dengan melindungi teman sejawatnya? Diskusikan!
Jawaban: Kurang lebih melihat sikap dan cara berbicara dokter tersebut sudah baik karena tidak menyalahkan teman sejawat dan dapat membuat pasien mengerti. Sebaiknya setelah selesai bertemu pasien tersebut, dokter kedua menghubungi dokter pertama untuk melakukan konfirmasi mengenai pasien tersebut dengan komunikasikan yang baik sehingga dokter pertama tidak tersinggung. Dokter pertama harus mempunyai sikap yang tidak malu atau merasa tersinggung saat diingatkan bahwa tindakan yang dilakukan merugikan pasien.
Ethical Problem Solving Konteks Dilema etik Dilema untuk menghentikan pengobatan atau Polifarmasi: tidak karena hubungan dalam prinsip dokter non malaficence dengan yaitu tidak pasien memberikan keburukan kepada pasien. Dilema dalam menyikapi sikap sejawat yang memberikan polifarmasi pada Polifarmasi: pasien dan hubungan bagaimana cara dokter penyampaiannya dengan kepada teman sejawat sejawat. Terjadi benturan antara kewajiban
Self assessment Verifikasi Reasons a. Setuju dengan tindakan a. KODEKI Pasal 7a menyebutkan bahwa seorang Jika menjadi pasien yang dokter yang dokter harus, dalam setiap praktik medisnya, ada pada kasus, memberi memberikan pelayanan medis yang kompeten tahu dengan kebebasan teknis dan moral a. Ingin mengetahui penghentian sepenuhnya, disertai rasa kasih sayang perbedaan antara polifarmasi (compassion) dan penghormatan atas martabat pendapat dokter demi manusia. Pasal 7b: seorang dokter harus jujur pertama dan kedua. kebaikan dalam berhubungan dengan pasien dan pasien serta sejawatnya, dan berupaya mengingatkan b. Meminta dijelaskan pertimbanga sejawatnya yang dia ketahui memiliki alasannya mengenai n ekonomi kekurangan dalam karakter atau kompetensi, indikasi tiap obat agar biaya atau yang melakukan penipuan atau yang diberikan dan tidak penggelapan, dalam menangani pasien. Pasal kurang lebih sebagai bertambah 7c: Seorang dokter harus menghormati hak-hak orang awam dapat mahal. pasien, hak-hak sejawatnya dan hak tenaga menerima alasannya kesehatan lainnya, dan harus menjaga bahwa keadaan anak b. Kepada kepercayaan pasien. Pasal 14: setiap dokter saat di dokter teman memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana pertama berbeda sejawat ia sendiri ingin diperlakukan. dengan dokter kedua. wajib saling b. Mengacu kepada kewajiban seorang dokter mengingatk untuk menjaga hubungan baik dengan teman an sejawat mengenai kesalahan
dokter terhadap teman sejawat dan kewajiban dokter terhadap pasien nya. Terjadi penyimpangan Autonomy pasien untuk mendapatkan informasi yang sejelas-jelasnya khusunya mengenari resep yang diberikan dokter sebelumnya
yang diperbuat oleh teman sejawat secara jujur. c. Kepada pasien juga menyampai kan untung rugi obat yang dipakai tetapi tidak menjelekjelekan dan menyindir teman sejawat yang lain.
Tugas kasus Seorang pasien datang pada dokter untuk memeriksakan dirinya. Pasien bercerita sebelumnya ia pernah berobat ke dokter lain, namun dokter tersebut dirasa kurang komunikatif. Dokter tersebut tidak pernah menjelaskan apa sakit yang di derita serta informasi obat yang diberikan tersebut, sampai ibu tersebut bertanya dan dokter hanya menjawab secara singkat. Ibu tersebut hanya mendapatkan penjelasan mengenai penggunaan obat-obatan dari apoteker tanpa tahu fungsi obat tersebut. Ethical Problem Solving Konteks Dokter kurang komunikatif, tidak memberikan informasi yang Dilema Etik Autonomy dan Justice Hak untuk menerima penjelasan Self assesment Jika dokter Verifikasi Reasons
memberitahukan kondisi yang penyakit dan pasien mengenai dialami, dan pengobatan diagnosis pengobatan dan pengobatan apa yang
kepada pasien
indikasi, pemberian
efek samping.