Conditionals
Conditionals
Conditionals
Conditionals can be simply defined as "conditional sentence". In the sentence there are three
types:
1. Conditionals: Type 1 (Open Condition)
It said the "open condition". Because conditions can be met, may not. This type is used to
menerangan that something would happen, if the conditions trertentu met. And the pattern for
this type, as follows:
Pola Conditionals Type 1 (Open Condition)
MAIN CLAUSE
DEPENDENT CLAUSE
(Principal clause)
INDUK KALIMAT
Present Futere Tense
if
if
Consider the example below:
if
afternoon
(Conditional clause)
ANAK KALIMAT
Present Tense
It doesnt rain
Example:
DEPENDENT CLAUSE
MAIN CLAUSE
F
I
PRESENT TENSE
F
if
Example:
If she is not careful with the fire, she will burn her finger
DEPENDENT
IF
CLAUSE
(Condition Clause )
ANAK KALIMAT
IF
Past Tense
Example :
Pola II B
Pola conditional type II-B
IF
IF
Subyek
DEPENDENT CLAUSE
Were
MAIN CLAUSE
Subyek
Would/should
Plural
IF
Were
5 years older
Were
5 years older
they)
Singular
IF
Would be
they)
needed here
Would be
It)
needed here
It)
Example :
IF
if
DEPENDENT CLAUSE
Past Perfect Tense ( had / had
been )
If
I had money
You
Yogyakarta
You
would
have
had
shouted
loundly
disturbed me
soundly
dead
The
teacher
had
been
in
emergency
would
have scolded me
He
CONDITIONAL SENTENCES
Conditional Sentence (=Kalimat pengandaian) adalah kalimat yang digunakan untuk menyatakan
sesuatu yang mungkin terjadi atau mungkin tidak terjadi seperti yang diharapkan.
Conditional Sentence (Kalimat Pengandaian) dalam bahada inggris selalu berbentuk kalimat majemuk
(compound sentence), yaitu kalimat yang terdiri atas Main Clause (Induk Kaimat) dan Subordinate
Clause (Anak Kalimat). Pada bentuk conditional sentence ini antara induk kalimat dengan amak
kalimat dihubungkan dengan if (jika) .
Main clause (induk kalimat) adalah bagian dari kalimat majemuk yang dapat berdiri sendiri serta
memiliki arti yang lengkap jika berpisah dari bagian yang lain dalam kalimat majemuk.
Sedangkan Subordinate Clause (anak kalimat) adalah bagian dari kalimat majemuk yang tidak dapat
berdiri sendiri seandainya berpisah dari bagian yang lain dalam kalimat majemuk.
Terdapat tiga tipe conditional sentence. Secara singkat ketiga tipe tersebut bisa dilihat di tabel berikut:
Conditional Sentence Type I
Kalimat conditional disebut juga dengan kalimat pengandaian. Contoh di bawah ini:
If I have a lot of money, I will go to America.
I will sleep if I am sleepy.
If my father has much money, he will buy a new house.
Ketiga contoh di atas adalah contoh dari conditional sentence. Conditional sentence terdiri dari 2
bagian yaitu: subordinate clause dan main clause. Subordinate clause (if + clause) merupakan
pernyataan syarat atau kondisi. Sedangkan main clause pada conditional sentence adalah pernyataan
akibat terpenuhinya (+) atau tidak terpenuhinya (-) persyaratan yang ada pada subordinate clause
atau kondisi yang ada pada subordinate clause.
Perhatikan kembali contoh di atas:
If I have a lot of money(subordinate clause) kalimat ini merupakan syarat untuk terjadinya sesuatu
yaitu : I will go to America. (main clause). Jadi saya akan pergi ke Amerika jika saya mempunyai
banyak uang.
Conditional sentence type 1
Conditional sentence type 1 bermakna future karena akibat (main clause) berbentuk future
dan subordinate clause berbentuk simple present tense. kejadian yang ada pada main clause yang
berbentuk future tersebut akan terjadi bila persyaratan yang ada pada subordinate clause (if)
terpenuhi.
Rumus condtional sentence type 1
If +simple present tense, Simple future tense
Simple future tense + if + simple present tense
NOTE: jangan lupa memasukan , (comma) jika ingin meletakkan subordinate clause terlebih dahulu.
Tidak perlu meletakkan koma jika main clause anda masukan terlebih dahulu.
If she has my address, she will send the invitation to me.
They will buy a car if they have money.
My mother will go to Bali if she has a lot of money.
You will be late if you sleep late.
He will not come if you are angry with him.
Conditional Sentence Type II
Conditional sentence type II Rumusnya sebagai berikut:
If + Simple past tense + , + Past future tense
Past future tense + if + simple past tense
Contoh:
Sjahrir dan Van Mook. Para delegasi dalam perundingan ini adalah:
(1) Mr. Suwandi, dr. Sudarsono, dan Mr. A.K. Pringgodigdo yang mewakili pihak pemerintah RI;
(2) Dr. Van Mook, Prof. Logemann, Dr. Idenburgh, Dr. Van Royen, Prof. Van Asbeck, Sultan
Hamid II, dan Surio Santosa yang mewakili Belanda, dan
(3) Sir Archibald Clark Kerr mewakili Sekutu sebagai penengah.
Perundingan yang berlangsung di Hooge Veluwe ini tidak membawa hasil sebab Belanda
menolak konsep hasil pertemuan Sjahrir-Van Mook-Clark Kerr di Jakarta. Pihak Belanda tidak
bersedia memberikan pengakuan de facto kedaulatan RI atas Jawa dan Sumatra tetapi hanya
Jawa dan Madura serta dikurangi daerah-daerah yang diduduki oleh Pasukan Sekutu. Dengan
demikian untuk sementara waktu hubungan Indonesia-Belanda terputus, akan tetapi Van Mook
masih berupaya mengajukan usul bagi pemerintahannya kepada pihak RI.
Kali ini Kata Ilmu akan posting tentang kedatangan Sekutu dan Nederland Indie Civil
Administratie (NICA) Atau pemerintahan Sipil Hindia-Belanda Di Indonesia. Setelah
berhasil mengalahkan Jepang, Komando sekutu Asia Tenggara di Singapura mengutus
tujuh perwira Inggris dibawah pimpinan mayor A.G. Greenhalgh untuk datang ke
Indonesia. Mereka tiba di Indonesia pada 8 September 1945 dengan tugas mempelajari
dan melaporkan keadaan di Indonesia menjelang pendaratan rombongan Sekutu.
Pada tanggal 16 September 1945 rombongan perwakilan Sekutu mendarat di tanjung
priok Jakarta dengan menggunakan kapal Cumberland. Rombongan ini dipimpin
laksamana Muda W.R. Petterson. Dalam rombongan ini ikut pula C.H.O. Van Der Plas
yang mewakili Dr. H.J. Van mook, kepala Nica. Sekutu menugaskan sebuah komando
khusus untuk mengurus Indonesia dengan nama Allied Forces Neherlands East Indies
(AFNEI). Komando khusus yang dipimpin Letnan jenderal Sir Philip Christison ini
mempunyai tugas sebagai berikut:
1. Menerima penyerahan kekuasaan dari tangan Indonesia.
2. Membebaskan para tawanan perang dan interniran sekutu
3. Melucuti dan memulangkan tentara jepang
4. Memulihkan keamanan dan ketertiban
5. Mencari dan mengadili para penjahat perang.
AFNEI mulai mendaratkan pasukannya di Jakarta pada tanggal 29 September 1945.
Passukan ini hanya di Sumatera dan Jawa, sedangkan daerah Indonesia lainnya
diserahkan kepada angkatan perang Australia.
Kedatangan sekutu ke Indonesia semula mendapatkan sambutan hangat dari rakyat
Indonesia, seperti kedatangan Jepang dulu. Akan tetapi setelah diketahui mereka
datang disertai orang-orang NICA, sikap rakyat Indonesia berubah menjadi penuh
kecurigaan dan bahkan akhirnya bermusuhan. Bangsa Indonesia mengetahui bahwa
NICA berniat menegakkan kembali kekuasaannya. Situasi berubah memburuk tatkala
NICA mempersenjatai kembali bekas anggota Koninklijk Nederlands Indies Leger
(KNIL). Satuan satuan KNIL yang telah dibebaskan Jepang kemudian bergabung
dengan tentara NICA. Diberbagai daerah, NICA dan KNIL yang didukung Inggris/Sekutu
melancarkan provokasi dan melakukan teror terhadap para pemimpin nasional
sehingga
pecahlah
berbagai
pertempuran
didaerah-daerah
seperti
Surabaya,
a.
b.
c.
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya konflik antara Indonesia dengan Belanda antara lain :
Sekutu dan NICA melakukan provokasi dan terror terhadap bangsa Indonesia
Timbulnya semangat antikolonialisme di kalangan rakyat Indonesia
Belanda melancarkan agresi terhadap territorial Republik Indonesia
A.
Rakyat Indonesia merobek kain warna biru hingga menyisakan kain berwarna merah putih
2) Peristiwa Merah Putih di Minahasa, Manado, dan Biak
Peristiwa ini dilatarbelakangi oleh:
Adanya pelarangan pengibaran bendera Merah Putih di kota Minahasa, Manado, dan Biak
3) Pertempuran Lima Hari di Semarang
Kronologi pertempuran Lima hari di Semarang adalah:
Adanya pembangkanagan dari tawanan bekas tentara Jepang untuk bekerja di pabrik gula dan menolak untuk dipindahkan
Terjadi kontak senjata dari tanggal 15-20 Oktober 1945 yang mengakibatkqan gugurnya seorang putera Indonesia yaitu dr. Karyadi
4) Pertempuran Medan Area
Kronologi Pertempuran Medan Area:
Teuku Moh. Hasan (Gubernur sumatera) membawa berita proklamasi dari Jakarta
Para pemuda di Medan bergabung dalam Barisan Pdemuda dibawah pimpinan ahmad Tahir
Tanggal 9 Oktober 1945 pasukan Sekutu bersama NICA tiba di Medan dan mencoba menduduki Medan
Tanggal 15 Oktober 1945 Sekutu melarang rakyat Medan memiliki dan membawa senjata
6)
7)
8)
Tanggal 10 Nopember 1945, terjadi perundingan Linggajati yang salah satu isinya tidak mengakui Bali sebagai daerah RI
Tanggal 18 Nopember 1946, Bali di bawah pimpinan I Gusti Ngurahrai menyerang Belanda
Tanggal 1 Januari 1947, Belanda mengajak berunding, kemudian melancarkan serangan besar-besaran
Tanggal 1 Maret 1949 Soeharto memimpin serangan dan berhasil menduduki Yogyakarta selama 6 jam
Pemerintah RI memberikan mandat kepada Syafrudin Prawiranegara untuk membentuk pemerintahan darurat di Bukittinggi
a.
1)
a)
b)
c)
d)
e)
f)
2)
Perjanjian Renville
Perjanjian ini terselenggara atas jasa Komisi Tiga Negara (KTN) yang terdiri dari:
Indonesia memilih Australia, Belanda memilih Belgia, Australia Belgia memilih Amerika Serikat
Waktu pelaksanaan : 8 Desember 1947
Tempat Pelaksanaan: Kapal Renville milik Amerika Serikat
a)
b)
c)
d)
e)
f)
3)
a)
b)
c)
d)
e)
4)
a)
b)
c)
d)
5)
a)
b)
c)
d)
b.
Isi Perjanjian:
Disetujuinya gencatan senjata
Disetujuinya garis demarkasi yang memisahkan antara wilayah RI dengan daerah pendudukan Belanda
TNI harus ditarik mundur dari daerah kantongnya
Waktu penandatanganan hasil perjanjian: 17 Januari 1948
Delegasi yang mewakili : Mr. Amir Syarifudin (Indonesia), R. Abdulkadir Wijoyoatmojo (Belanda), Richard Kirby (Australia), Paul Van
Zeeland (Belgia), Dr. Frank Graham (Amerika Serikat)
Akibat Perjanjian Renville:
Wilayah Indonesia semakin sempit
Adanya blockade ekonomi Belanda terhadap Indonesia
Jatuhnya cabinet Amir Syarifudin
1)
2)
UNCI
UNCI dibentuk tanggal 28 Januari 1949
3.
Pengaruh Konflik Indonesia Belanda Terhadap Keberadaan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Pengaruh konflik indonesia belanda terhadap keberadaan negara kesatuan republik Indonesia antara lain:
Wilayah de facto RI pasca kedatangan Sekutu dan NICA Sumatera, Jawa, dan Madura
Negara Madura,
Negara Pasundan,
Daerah otonom (daerah istimewa) : Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Dayak Besar, Banjar, Kalimantan Tenggara, Bangka,
Belitung, Riau Kepulauan, dan Jawa Tengah
Negara boneka tersebut digabung dengan RI dengan nama Negara Indonesia Serikat. Sebelum terbentuknya NIS, Belanda
menciptakan pemerintah federal yang didukung oleh badan perwusyawaratan yang disebut Bijenkoomst voor Federal Overleg
(BFO).
BFO adalah badan permusyawarahan federal bagi Negara-negara boneka bentukan Belanda. BFO dibentuk di Bandung tanggal 27
Mei 1948
4. Faktor-faktor yang Memaksa Belanda Keluar dari Indonesia
Faktor-faktor tersebut yaitu:
Mundurnya dua tokoh penting Belanda, yaitu Mr. A.M.J.A. Sassen dan Dr. Bell
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana bentuk perjuangan mempertahankan kemedekaan Indonesian
dari serangan Sekutu dan NICA?
2. Apa saja yang dihadapi Bangsa Indonesia dalam menghadapi
pemberontakan dari dalam negeri?
C. TUJUAN MAKALAH
BAB II
PEMBAHASAN
I. PERJUANGAN MENGHADAPI SEKUTU DAN NICA
A. PERJUANGAN SECARA FISIK
1.
2.
3.
5.
Perjanjian Linggarjati
Perjanjian Linggarjati dilakukan pada tangga 10 November 1946 di
Linggarjati, dekat Cirebon. Dalam Perjanjian ini, Indonesia diwakili oleh
Perdana Menteri Sutan Syahrir sedangkan Belanda diwakili oleh Prof.
Scermerhorn. Perjanjiantersebut dipimpin oleh Lord Killearn, seorang
2.
Perjanjian Renvile
Dalam upaya membantu menyelesaikan sengketa antara Indonesia dan
Belanda maka DK PBB mendesak diadakannya gencatan senjata yang terjadi
4 Agustus 1947 serta membentuk komisi tiga Negara (KTN), Negaranegara tersebut adalah :
a) Australia (tunjukan Indonesia), diwakili oleh Richard Kirby.
b) Belgia (tunjukan Belanda) diwakili oleh Paul Van Zeelan.
c) Amerika Serikat (netral), diwakili oleh Dr. Frank Graham.
Atas usul KTN maka pada tanggal 8 Desember 1947 dilaksanakan Perjanjian
antara Indonesia dan Belanda di atas kapal Renville milik AS yang sedang
berlabuh di Jakarta.
Delegasi Indonesia terdiri atas PM. Amir syarifuddin, Mr. Ali Sastroamidjoyo,
Dr. Tjoa sik len, Mr. Roem, Haji Agus Salim, Mr. Nasrun dan Ir. Djuanda.
Delegasi Belanda terdiri atas Abdul Kadir Widjoyoatmojo, Jhr. Van
Vredenburgh, Dr.Soumokil, Pangeran Kartanegara dan Zulkarnaen.
Perjanjian Roem-Royen
Perjanjian ini merupakan Perjanjian pendahuluan sebelum KMB. Salah satu
kesepakatan yang dicapai adalah Indonesia bersedia menghadiri KMB yang
akan dilaksanakan di Den Haag negeri Belanda. Untuk menghadapi KMB
dilaksanakan konferensi inter Indonesia yang bertujuan untuk mengadakan
pembicaraan antara badan permusyawaratan federal (BFO/Bijenkomst Voor
a.
b.
c.
d.
e.
Wakil RI dan BFO ber hak memilih Presiden RIS. Negara bagian yang
berjumlah 16 berhak mengisi keanggotaan di Majelis Permusyawaratan
Rakyat Sementara (MPRS). Kedua Majelis ini juga setuju untuk membentuk
panitin persiapan nasional, yang bertugas mempersiapkan segala sesuatu
berkaitan dengan pelaksanaan KMB. Selain itu, dibicarakan soal posisi TNI
yang menjadi inti dari pembentukan Angkatan Parang Republik Indonesia
Serikat (APRIS) yang anggota-anggotanya terdiri atas bekas koninklijk
Nederlands Leger (KNIL) dan anggotanya Koninklyeke Leger (KL) akan
kembali ke Belanda. Saat itu, terjadi pembrontakan di berbagai daerah,
seperti pemberontakan KNIL di Bandung, APRA-nya Westerling,
Pembeontakan Andi Aziz di Makassar, dan Pemerontakan RMS.
5.
Indonesia terdiri dari Drs. Moh. Hatta, Mr. Moh. Roem, Prof.Dr. Mr. Soepomo
c.
b.
c.
Masalah Irian Barat akan diadakan perundingan lagi dalam waktu 1 tahun
setelah pengakuan kedaulatan RIS.
d. Antara RIS dan Kerajaan Belanda akan diadakan hubungan Uni Indonesia
Belanda yang dikepalai Raja Belanda.
e. Kapal-kapal perang Belanda akan ditarik dari Indonesia dengan catatan
beberapa korvet akan diserahkan kepada RIS.
f.
II.
1.
d) Gerakan DI/TII di Aceh, gerakan ini dipimpin oleh Tengku Daud Beureuh,
mantan Gubernur militer DI Aceh dan Ketua PUSA. Issu sentral yang menjadi
penyebabnya adalah masalah otonomi daerah dan perimbangan pusat
dengan daerah. Sedangkan pemicunya adalah diturunkannya status Aceh
dari Daerah Istimewa (setingkat propinsi) menjadi Karisidenan di bawah
propinsi Sumatera Utara. Pemberontakan yang berlangsung sejak th. 1953
dapat diakhiri th. 1962 melalui Musyawarah Kerukunan Rakyat Aceh yang
salah satunya adalah pemberian amnesti pada Daud Beureuh.
2.
3.
4.
5.
RIS dan Belanda akan membentuk Uni IndonesiaBelanda dengan Ratu Belanda sebagai ketua.
Perjanjian Linggarjati ditandatangani oleh Belanda
dan Indonesia pada tanggal 25 Maret 1947 dalam
suatu upacara kenegaraan di Istana Negara Jakarta.
Perjanjian Linggarjati bagi Indonesia ada segi positif dan
negatifnya.
Penghentian tembak-menembak.
Roem-Royen Agreement
Sejalan dengan perlawanan gerilya di Jawa dan Sumatra
yang semakin meluas, usaha-usaha di bidang diplomasi
berjalan terus. UNCI mengadakan perundingan dengan
pemimpin-pemimpin RI di Bangka. Sementara itu, Dewan
Keamanan PBB pada tanggal 23 Maret 1949
memerintahkan UNCI untuk membantu pelaksanaan
resolusi DK PBB pada tanggal 28 Januari 1949. UNCI
berhasil membawa Indonesia dan Belanda ke meja
perundingan. Pada tanggal 17 April 1949 dimulailah
perundingan pendahuluan di Jakarta. Delegasi Indonesia
dipimpin Mr. Mohammad Roem. Delegasi Belanda
dipimpin Dr. van Royen. Pertemuan dipimpin Merle
Cohran dari UNCI yang berasal dari Amerika Serikat.
Akhirnya pada tanggal 7 Mei 1949 tercapai persetujuan.
Persetujuan itu dikenal dengan namaRoem-Royen
Statement. Dalam perundingan ini, setiap delegasi
mengeluarkan pernyataan sendiri-sendiri. Pernyataan
delegasi Indonesia antara lain sebagai berikut.
1.
2.