Pola-Pola Perilaku Eksekutif Berkaitan Dengan Tahapan Penawaran Opsi Saham: Uji Komprehensif Di Sekitar Tanggal Hibah Nur Fadjrih Asyik
Pola-Pola Perilaku Eksekutif Berkaitan Dengan Tahapan Penawaran Opsi Saham: Uji Komprehensif Di Sekitar Tanggal Hibah Nur Fadjrih Asyik
Pola-Pola Perilaku Eksekutif Berkaitan Dengan Tahapan Penawaran Opsi Saham: Uji Komprehensif Di Sekitar Tanggal Hibah Nur Fadjrih Asyik
8
D3*HB
it
+
9
VHK
it
*HB
it
+
10
SBBRK
it
*HB
it
+
11
DYK
it
*HB
it
+
12
VHK
it
*SBBRK
it
*DYK
it
+
13
VHK
it
*SBBRK
it
*DYK
it
*HB
it
+
it
Variabel Koefisien Nilai t-statistik Nilai p
Intercept
HB
D2
-0,036
1,489
0,073
-1,484
2,728
1,872
0,146
0,010 ***
0,069 *
AMKP-13 1S
D3
VHK
SBBRK
DYK
D2*HB
D3*HB
VHK*HB
SBBRK*HB
DYK*HB
VHK*SBBRK*DYK
VHK*SBBRK*DYK*HB
R2 (Adjusted)
F
-0,083
-1,671
0,013
0,016
2,912
7,224
-0,076
-0,068
0,368
-0,285
-1,074
0,643 (0,517)
5,117 ***
-1,685
-0,993
0,423
0,436
1,365
2,252
-2,357
-0,102
0,643
-0,131
-0,061
0,100 *
0,327
0,675
0,665
0,180
0,030 **
0,024 **
0,920
0,524
0,896
0,952
Keterangan:
AD
Ssd
= Akrual Diskresioner Sesudah Tanggal Hibah, HB = Hibah Opsi Saham, VHK =
Volatilitas Harga Saham Kejutan, SBBRK = Suku Bunga Bebas Risiko Kejutan, DYK
= Dividend Yield Kejutan, D2 = Dummy (Kategoris) Tahap 2, D3 = Dummy (Kategoris)
Tahap 3
*** Secara statistis signifikan pada tingkat 0,01
** Secara statistis signifikan pada tingkat 0,05
* Secara statistis signifikan pada tingkat 0,10
Nilai F kalkulasian sesudah memasukkan variabel interaksi sebesar 5,117 dan
nilai probabilitas sebesar 0,000 secara statistis signifikan pada 1%. Besarnya R
2
adalah
0,643, yang berarti bahwa variasi tingkat AD dijelaskan 64,3% oleh variabel HB dan
faktor-faktor model penghargaan opsi. Sisanya 35,7% dijelaskan oleh variabel-variabel
relevan lainnya.
Hasil regresi yang mengandung variabel interaksi menunjukkan bahwa koefisien
variabel VHK (
4
), SBBRK (
5
), dan variabel DYK (
6
) sebesar -1,671, 0,013, dan
0,016 dengan p-value sebesar 0,327, 0,675, dan 0,665, dengan demikian secara statistis
AMKP-13 16
tidak signifikan. Hipotesis 3, 4, dan 5 diuji dengan t-test yaitu menguji secara parsial
signifikansi koefisien VHK*HB, SBBRK*HB, dan DYK*HB. Dampak pemoderasi
variabel faktor-faktor model penghargaan opsi pada pengaruh antara HB dengan AD
ditunjukkan oleh koefisien VHK*HB (
9
), SBBRK*HB (
10
), dan DYK*HB (
11
) yaitu
sebesar -0,076, -0,068, dan 0,368 dengan p-value sebesar 0,024, 0,920, dan 0,524. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa sesudah diinteraksikan dengan variabel hibah, faktor
volatilitas harga saham signifikan pada tingkat 5%. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa H
03
dapat ditolak, namun tidak berhasil menolak hipotesis H
04
dan H
05
. Bukti
empiris mendukung hipotesis penelitian 3 (H
3
) bahwa pengaruh hibah opsi saham pada
tingkat pengelolaan laba semakin besar dengan adanya pengelolaan faktor volatilitas
harga di dalam model penghargaan opsi. Hasil konsisten dengan penelitian Johnston-
Wilson (2003).
Tabel 3 juga meringkas hasil regresi hipotesis 6 dengan membagi sampel
berdasarkan tahap penawaran opsi. Gambar 2 menggambarkan pengaruh hibah opsi
saham terhadap pengelolaan laba manajemen untuk setiap tahap dengan
memperhitungkan faktor-faktor model penghargaan opsi.
Gambar 2
Gambar Hipotesis 6 Berdasarkan Tahapan Penawaran Opsi
Keterangan: Tahap 1 AD
Ssd(it)
=
0
+
1
HB
it
Tahap 2 AD
Ssd(it)
= (
0
+
2
)+(
1
+
7
)HB
it
AMKP-13 17
= (
0
+
2
)+(
1
)HB
it
Tahap 3 AD
Ssd(it)
= (
0
+
3
)+(
1
+
8
)HB
it
Berdasarkan gambar 2 dapat disimpulkan bahwa lereng tahap 1 dan tahap 2
besarnya sama, dengan demikian setiap perubahan hibah yang diberikan kepada
karyawan akan mempengaruhi besarnya akrual diskresioner yang besarnya sama pula.
Akan tetapi dibandingkan dengan tahap 3 penawaran opsi saham, lereng tahap 3 lebih
tajam dibandingkan dengan lereng tahap 1 dan tahap 2, sehingga adanya penambahan
hibah opsi saham yang sama akan menyebabkan perubahan akrual diskresioner yang
lebih tajam pada tahap 3 dibandingkan tahap 1 dan tahap 2. Diindikasi hal tersebut
terjadi karena pada perioda sesudah penawaran opsi saham, tahap 2 dan tahap 3
tujuannya hampir searah, artinya rata-rata manajer secara keseluruhan mengharapkan
harga saham menaik.
4.4. Hasil Pengujian Jenis Industri
Penelitian ini menguji apakah terdapat perbedaan perilaku pengelolaan laba
berkaitan dengan opsi saham antara perusahaan kategoris keuangan dan non keuangan.
Hasil pengujian sebelum POSK sebagaimana dalam lampiran 3 menunjukkan bahwa
koefisien D
Indst
(3) dan koefisien interaksi D
Ind
*HB (5) sebesar -0,029 dan 2,751
dengan p-value sebesar 0,660 dan 0,323, dengan demikian secara statistis tidak
signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan baik konstanta maupun
lereng diantara kedua regresi (keuangan dan non keuangan).
AMKP-13 18
Gambar 3
Gambar Pengujian Jenis Industri
Sesudah POSK
Keterangan: Non Keuangan = Keuangan
1
HB
it
. SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN
ilaku Sebelum Tanggal Hibah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pengar
1 adalah manajer level atas, sedang yang menerima opsi saham pada tahap berikutnya
Sebelum POSK
Keuangan AD
Sbl(it)
=
0
+
5
5.1. Simpulan
Pola Per
uh hibah opsi saham pada tingkat pengelolaan laba semakin besar dengan adanya
pengelolaan penyaatan publikasi laporan keuangan di sekitar penawaran hibah opsi
saham. Pengaruh tersebut diuji lebih lanjut dengan membagi sampel berdasarkan tahap-
tahap penawaran opsi saham, dan hasil pengujian menunjukkan bahwa lereng tahap 1
lebih curam dibanding lereng tahap 2, hal tersebut menunjukkan bahwa sedikit saja
terdapat tambahan jumlah opsi yang ditawarkan pada tahap 1 akan menyebabkan
perubahan terhadap akrual diskresioner yang makin besar dibandingkan dengan tahap 2.
Diindikasi hal tersebut disebabkan karena yang menerima opsi saham pada tahap
AMKP-13 19
selain
ada tingkat pengelolaan laba semakin besar dengan adanya
penge
ereng tahap 3 lebih tajam dibandingkan dengan lereng tahap 2 dan
tahap
batasan
Penelitian ini hanya mempertimbangkan variabel kompensasi jangka panjang
pel penelitian juga terdiri atas beberapa jenis industri dan penelitian
ini menggabungkan seluruh observasi untuk seluruh industri tersebut. Penelitian ini
manajer level atas juga manajer level menengah. Disimpulkan bahwa perilaku
pengelolaan laba makin kuat dilakukan pada tahap 1 dan semakin berkurang
kekuatannya pada tahap-tahap selanjutnya dengan alasan tujuan sudah hampir tercapai
pada tahap 1, sedang pada tahap berikutnya terdapat perbedaan kepentingan di
antaranya: (1) di satu sisi, atas opsi saham yang diterima pada tahap 1 menginginkan
harga saham menaik pada tahap berikutnya, sedang (2) opsi saham yang diterima pada
tahap 2 masih menginginkan harga saham menurun untuk memperoleh harga
pengambilan yang rendah.
Pola Perilaku Sesudah Tanggal Hibah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pengaruh hibah opsi saham p
lolaan faktor volatilitas harga di dalam model penghargaan opsi. Hal tersebut
disebabkan karena penentuan besarnya volatilitas harga saham pada saat menentukan
nilai wajar opsi didasarkan pada kebijakan manajemen. Akan tetapi penelitian ini tidak
mendukung adanya pengaruh faktor suku bunga bebas risiko dan dividen yield pada
perilaku pengelolaan laba menaik berkaitan dengan penawaran opsi saham. Ini
disebabkan karena faktor suku bunga bebas risiko didasarkan pada suku bunga SBI
yang sulit untuk dikelola dan dividend yield ditentukan berdasarkan laporan keuangan
auditan perusahaan.
Pembagian sampel penelitian berdasarkan tahap-tahap penawaran opsi saham
menunjukkan bahwa l
3, sehingga adanya penambahan hibah opsi saham yang sama akan menyebabkan
perubahan akrual diskresioner yang lebih tajam pada tahap 3 dibandingkan tahap 1 dan
tahap 2. Diindikasi hal tersebut terjadi karena pada perioda sesudah penawaran opsi
saham, tahap 2 dan tahap 3 penawaran opsi saham tujuannya sudah hampir searah,
dengan kata lain pada perioda tersebut rata-rata manajer mengharapkan harga saham
menaik.
5.2.Keter
berbasis saham. Sam
AMKP-13 2u
tidak m
ngamatan yang lebih lama diharapkan karena kemungkinan
akan m mperoleh sampel penelitian yang cukup banyak dan memberikan hasil yang
Di samping itu, penelitian berikutnya dapat menguji sampel penelitian yang
diperol
endasarkan pemilihan sampel berdasarkan penawaran opsi pada perioda yang
sama, akan tetapi menyeleksi sampel penelitian setiap tahap sesuai dengan perioda
kapan perusahaan menerapkan POSK. Hal tersebut disebabkan karena terbatasnya
jumlah sampel, sehingga tidak memungkinkan untuk menganalisis sampel penelitian
yang sama setiap perioda.
5.3.Saran
Pengujian dengan pe
e
lebih baik.
eh berdasarkan perioda yang sama untuk mengetahui apakah ada perbedaan
perilaku pengelolaan laba berkaitan dengan opsi saham, sehingga dapat diperoleh
perbandingan dengan pengujian menggunakan sampel penelitian berdasarkan perioda
kapan perusahaan mulai menerapkan program opsi saham.
AMKP-13 21
DAFTAR PUSTAKA
Aboody, D. dan R. Kasznik. 2000. CEO Stock Option Awards and The Timing of
Corporate Voluntary Disclosures. Journal of Accounting and Economics 29: 73-
100.
rch, Vol. LI, No. 4: 707-723.
A) IX Padang.
Assih dap Hubungan antara Faktor-
Baker 2002. Stock Option Compensation and Earnings
Ball, R Income Numbers.
Balsam . 2003. Earnings Management Prior to
Collins, D.W., G. Gong, dan H. Li. 2005. The Timing of CEO Stock Option: Scheduled
Dechow, P.M. 1994. Accounting Earnings and Cash Flows as Measures of Firm
Ashari, N., H.C. Koh, S.L. Tan, dan W.H. Wong. 1994. Factors Affecting Income
Smoothing Among Listed Companies in Singapore. Accounting and Business
Resea
Asyik, N.F. 2006. Dampak Penyaatan dan Nilai Wajar Opsi pada Pengaruh Magnituda
Kompensasi Program Opsi Saham Karyawan Terhadap Pengelolaan Laba.
Simposium Nasional Akuntansi (SN
. 2007. Analisa Perilaku Manajemen terhadap Penerapan Kompensasi Program
Opsi Saham Eksekutif. Ekuitas.
, P. 2004. Pengaruh Set Kesempatan Investasi terha
Faktor Motivasional dan Tingkat Manajemen Laba. Disertasi.
, T., D. Collins, dan A. Reitenga.
Management Incentives. Working Paper.
. dan P. Brown. 1968. An Empirical Evaluation of Accounting
Journal of Accounting Research (Autumn): 159-178.
, S., H. Chen, dan S. Sankaraguruswamy
Stock Option Grants. Working Paper. Temple University dan Georgetown
University.
Bastian,N., S. Rajgopal, dan M. Venkatachalam. 2003. Recognition Versus Disclosure:
Evidence from Voluntary Recognition of Stock Option Compensation. Working
Paper.
Chauvin, K.W. dan C. Shenoy. 2000. Stock Price Decreases Prior to Executive Stock
Option Grants. Journal of Corporate Finance 7: 53-76.
versus Unscheduled Awards. Working Papers.
Performance the Role of Accounting Accruals. Journal of Accounting and
Economics 18: 3-42.
Dechow, P.M., R.G. Sloan, dan A.P. Sweeney. 1995. Detecting Earnings Management.
Accounting Review (April): 193-225.
DeFusco, R.A., R.R. Johnson, dan T.S. Zorn. 1990. The Effect of Executive Stock
Finan . 1995. Accounting For Stock-Based
Johns anaging Stock-Option Expense: The Manipulation of
Lie, E
ood Cliffs,
Yerm : CEO Stock Option Awards and Company News
Option Plans on Stockholders and Bondholders. Journal of Finance, 45: 617-627.
cial Accounting Standards Board
Compensation. Statement of Financial Accounting Standard No. 123. Norwalk,
Conn.: FASB (Oktober).
Gao, P. dan R.E. Shrieves. 2002. Earnings Management and Executive Compensation:
A Case of Overdose of Option and Underdose of Salary. Working Paper.
ton-Wilson, D. 2003. M
Option-Pricing Model Assumptions. Working Paper.
. 2004. On the Timing of CEO Stock Option Awards. Working Paper.
Simpson, R.H. 1969. An Empirical Study of Possible Income Manipulation. Accounting
Review (October): 806-818.
Watts, R.L. dan J.L. Zimmerman. 1986. Positive Accounting Theory. Englew
NJ: Prentice Hall.
ack, D. 1997. Good Timing
Announcements. Journal of Finance 52 (Juni): 449-476.
AMKP-13 22
23
AMKP-13 24
Akrual Diskresioner (AD
Sbl
)
(Income Decreasing)
HIBAH (HB)
(Proporsi Opsi Saham)
Akrual Diskresioner (AD
Ssd
)
(Income Increasing)
Penyaatan (PY)
Jml lembar opsi saham
dibandingkan kepemilikan
sebelumnya
Publikasi Laporan Keuangan di
Sekitar Penawaran Opsi Saham
Pengelolaan Penyataan:
Aboody&Kasznik (2000)
Baker et al. (2002)
TAHAPAN
PENAWARAN
H
1
H
4
, H
5 H
3
,
Income Decreasing:
Chauvin&Shenoy (2000)
Baker et al. (2002)
Balsam et al. (2003)
H
2
H
6
Volatilitas Harga
Kejutan (VHK)
Suku Bunga Bebas
Risiko Kejutan
(SBBRK)
Dividend Yield Kejutan
(DYK)
Model Penghargaan Opsi:
Johnston-Wilson (2003)
Perioda Sesudah POSK
Perioda Sebelum POSK
AMKP-13 2S
LAMPIRAN 2
Statistis Deskriptif Variabel Penelitian
Variabel N Rata-Rata Deviasi
Standar
Minimum Maksimum
Sebelum POSK
AD
Sbl
51 -0,001 0,205 -1,060 0,390
HB 51 0,020 0,018 0,000 0,090
PY 51 0,784 0,415 0,000 1,000
Sesudah POSK
AD
Ssd
51 0,066 0,103 -0,246 0,375
HB 51 0,023 0,022 0,002 0,092
VHK 51 -0,002 0,014 -0,075 0,030
SBBRK 51 -0,477 0,515 -1,000 0,573
DYK 51 -0,121 0,470 -1,000 1,525
Keterangan:
AD
Sbl
= Akrual Diskresioner Sebelum Tanggal Hibah, AD
Ssd
= Akrual
Diskresioner Sesudah Tanggal Hibah, HB = Hibah Opsi Saham, PY =
Penyaatan Publikasi Laporan Keuangan di sekitar Tanggal Hibah Opsi
Saham, VHK = Volatilitas Harga Saham Kejutan, SBBRK = Suku Bunga
Bebas Risiko Kejutan, DYK = Dividend Yield Kejutan
AMKP-13 26
LAMPIRAN 3
Hasil Regresi Uji Jenis Industri
AD
Sbl(it)
=
0
+
1
HB
it
+
2
VHK
it
+
3
SBBRK
it
+
4
DYK
it
+
5
D
Ind(it)
+
6
VHK*HB
it
+
7
SBBRK*HB
it
+
8
DYK*HB
it
+
9
D
Ind(it)
*HB
it
+
it
Variabel Koefisien Nilai t-statistik Nilai p
Intercept
HB
VHK
SBBRK
DYK
D
Indst
VHK*HB
SBBRK*HB
DYK*HB
D
Indst
*HB
R2 (Adjusted)
F
-0,012
2,114
-2,021
0,007
-0,002
0,074
-0,056
0,645
-0,149
-1,773
0,387 (0,252)
2,874 ***
-0,479
2,818
-1,534
0,179
-0,042
1,743
-1,447
0,811
-0,215
-1,499
0,634
0,007 ***
0,133
0,859
0,967
0,089 *
0,155
0,422
0,831
0,142
Keterangan:
AD
Sbl
= Akrual Diskresioner Sebelum Tanggal Hibah, HB = Hibah Opsi Saham, PY =
Penyaatan Publikasi Laporan Keuangan di sekitar Tanggal Hibah Opsi Saham, D
Ind
=
Dummy (Kategoris) Jenis Industri, VHK = Volatilitas Harga Saham Kejutan, SBBRK =
Suku Bunga Bebas Risiko Kejutan, DYK = Dividend Yield Kejutan
*** Secara statistis signifikan pada tingkat 0,01
** Secara statistis signifikan pada tingkat 0,05
* Secara statistis signifikan pada tingkat 0,10