Ugro
Ugro
Ugro
ABSTRACT
Kajian Model Estimasi Volume Limpasan Permukaan ... (Ugro Hari Murtiono) 169
digunakan untuk membuat suatu
Model-model hidrologi model hidrologi. Model hidrologi
sebagian besar dikembangkan diusahakan sesederhana
di daerah temperate, hanya mungkin dalam arti model
sedikit yang dikembangkan di tersebut mudah digunakan,
daerah tropis, padahal daerah tanpa menga-baikan aspek
tropis juga sangat memerlukan ketelitian, dan model yang
adanya model hidrologi. Model dihasilkan bersifat prediktif.
hidrologi yang dikembangkan di
daerah temperate belum tentu Suatu model hidrologi
sesuai bila diterapkan di daerah umumnya menggunakan satuan
tropis karena selain perbedaan DAS sebagai satu kesatuan
iklim juga perbedaan tanah dan daerah penelitian. Dalam analisis
vegetasi penutupnya. respons DAS, DAS merupakan
satu sistem
Struktur model hidrologi
didasarkan pada proses-proses
yang ada dalam siklus hidrologi.
Proses-proses tersebut mulai dari
hujan, intersepsi,
evapotranspirasi, infiltrasi,
overlandflow, sub surface flow,
perkolation, groundwater
storage, ground water flow,
sampai hasil air. Untuk itu perlu
dikaji model-model hidrologi
khususnya pada kawasan hutan
dan non hutan yang dapat
diterapkan dan dikembangkan di
Indonesia.
Kajian Model Estimasi Volume Limpasan Permukaan ... (Ugro Hari Murtiono) 171
kalibrasi untuk kondisi-kondisi
nyediakan garis besar konsep spesifik DAS.
yang mungkin membantu tempat-
tempat dimana pengeta-huan
tentang suatu hal masih kurang, Limpasan permukaan
dan mensimulasi ide-ide yang adalah bagian dari curah hujan
baru. yang mengalir diatas per-
mukaan tanah menuju sungai,
Pemodelan dapat membantu danau dan lautan. Nilai
membe-rikan strategi dan limpasan permukaan yang
dukungan taktis untuk sebuah penting untuk keperluan
program penelitian, memotivasi evaluasi DAS adalah kondisi
peneliti, dan mendorong volume limpasan permu-kaan
kerjasama. yang terjadi sebelum selama
dan sete-lah adanya suatu
a. Model-model yang divalidasi kegiatan/proyek. Bebe-rapa
dengan data dari DAS faktor yang mempengaruhi
penelitian menyediakan kondisi
sebuah mekanisme untuk
transfer data dari daerah
penelitian ke daerah dimana
data akan dipakai.
Selanjutnya persamaan
pendugaan erosi dikembangkan
oleh Williams (1975) yaitu
500.000, peta ta-nah skala 1 :
nesia, yang diterbitkan 100.000, dan peta rupa bumi
Bakosurtanal (Badan Koordinasi Indonesia (Peta RBI) skala 1 :
Survey dan Pemetaan Nasio- 50.000
nal), terletak pada : 70 42 ' (2). Citra landsat
27,16 ” - 70 55' 35,51”” LS Alat yang digunakan untuk
110059' 29,29 ”” - 1110 13' 30,00 penelitian meliputi :
“” BT. Berdasarkan letak 1) Stasiun Pengamatan Arus
administrasi meli-puti wilayah Sungai (SPAS)
Kecamatan: Girimarto, Jati- 2) Stasiun Pengamatan Hujan
purno, Sidoharjo, Jatisrono, (SPH)
Slogohimo dan Jatiroto yang 3) Komputer
semuanya termasuk Kabu-paten 4) Sofware SPSS
Wonogiri.
Pengumpulan Data
Luas Sub DAS Keduang Data yang dikumpulkan
berdasarkan wilayah hidrologis meliputi : (1). parameter
adalah 35.993 ha (luas Sub DAS hidrologi untuk mendukung
yang diukur sampai outlet estimasi volume limpasan
pengukuran (Stasiun (runoff) dengan metode SCS
Pengamatan Arus Sungai/SPAS), yaitu : grup hidrologi tanah
sedangkan luas Sub DAS secara (hydrologic soil grup), tipe
alamis adalah : 42.644 ha. penutupan lahan ( land cover),
kondisi hidrologi dan kelem-
Bahan dan Alat baban tanah awal ( antecedent
Bahan yang diperlukan moisture conten/ AMC ), dan
untuk mendukung penelitian ini cara bercocok tanam (cara pe-
meliputi : ngelolaan lahan); (2). parameter
(1).Peta penggunaan lahan skala hidrologi untuk mendukung
1 :50.000, peta geologi skala 1 : estimasi debit maksi-
Kajian Model Estimasi Volume Limpasan Permukaan ... (Ugro Hari Murtiono) 173
Gambar 1. Peta Lokasi dan Penutupan Lahan DAS Keduang
Pengolahan dan Analisa Data
a. Estimasi volume limpasan
permukaan dengan metode
mum dengan metode rational
yaitu : koefi-sien run off yang SCS yaitu :
didasarkan pada faktor-faktor
daerah pengalirannya seperti:
jenis tanah, kemiringan lereng,
keadaan hutan penutupnya dan
besar kecilnya banjir, intensitas
hujan selama time of
concentration dan luas daerah
pengaliran; dan (3). param-eter
hidrologi untuk estimasi erosi
dan sedimentasi dengan metode
MUSLE yaitu
: erosivitas hujan sebagai
runoff-rainfall ba-sis (Rm),
erodibilitas tanah (K), panjang
lereng (L), kemiringan lereng
(S), penu-tupan tanaman (C),
dan praktek konservasi tanah
(P).
Q = limpasan
permukaan (mm) P =
curah hujan (mm)
Metode prakiraan total
s = perbedaan antara curah
volume lim-pasan permukaan
hujan dan runoff (mm)
dari SCS ini, persama-annya
adalah : Besarnya perbedaan antara
curah hujan dan limpasan
(P-0.2 s) 2
permukaan ,s adalah
Q = ———— P ³ 0.2 s ……….
(1) berhubungan dengan angka
P + 0.8 s kurva limpasan (CN) dimana
dimana : persamaannya adalah :
A = Rm x K x L x S x C x (7
P ............ )
dimana :
Rm = 11,8 (Q qp) 0,56
Q = total volume runoff (m3)
qp = adalah puncak banjir
(m3/dt)
a) . Rm : erosivitas hujan
merupakan faktor R pada
MUSLE, yang dicari dengan
menggunakan nilai total
volume runoff dan debit
puncak, dimana Rm (Williams
dan Berndt,1977) :
0,56
Rm = 11,8 (Q qp)
Kajian Model Estimasi Volume Limpasan Permukaan ... (Ugro Hari Murtiono) 179
Tabel 5. Perhitungan angka Curve Number (CN) DAS Keduang
No. Luas (ha) Kelompo Tipe landuse, Angka CN
k Perlakuan, CN
tanah Kondisi tanah Tertimbang
1 2 3 4 5 6=2x5
1 7.971,191 D Pekarangan rumah 86 685.522,43
2 255,671 D Lapangan rumput,baik 80 20.453,664
3 2.528,760 D Tegakan hutan, baik 77 194.714,52
4 1.288,148 A Tegakan hutan, sedang 36 46.373,328
5 3.446,809 A Tegakan hutan, buruk 45 155.106,39
6 12.948,285 D Padi, larikan lurus,baik 87 11.265,008
7 8.341,739 D Legum, kontur dan teras 80 667.339,12
baik
36.780,603 2.896.010.2
Angka CN tertimbang = 2.896.010,2445/
36.780,603 = 78,74
Sumber : hasil perhitungan
Q = { 108 – (0,2 x
25400 68,58) }2 / ( 108 +
S = ( ———— - 254 ) (0,8 x 68,58) }
CN = 8889.4726/162.864 =
54,58 mm
sehingga (s) = ( 25400/CN ) –
254
(s) = (25.400/ 78,74
) - 254
= 68,58
(P-0.2 s) 2
Q = ———————
P + 0.8 s
dimana :
Q = limpasan permukaan (mm)
P = curah hujan sesaat (mm)
= 108 mm, (hujan
maksimum terjadi pada
tang-gal 20–Desember-
2005)
s = perbedaan antara curah
hujan dan runoff (mm)
Keduang pada kejadian hujan
4. Total volume limpasan mak-simum sebesar 108 mm
permukaan (run-off) pada pada tanggal 20 Desember
2005 nilainya sebesar 20.056.
kejadian hujan maksimum
462,82 m3 dibandingkan
sebesar 108 mm ( 20-
dengan nilai aktual yang
Desember-2005)
diperoleh dari hasil
pengamatan hidrologi (SPAS)
Total volume limpasan
permukaan pada tanggal 20 De-sember
(Q)untuk DAS Keduang pada 2005 nilainya sebesar 15.482.
tanggal 20 Desember 2005 = 534,40 m3, sehingga terdapat
54,58 x 1/1000 m x 36.780,603 selisih + 4.573.928,40 m3
x 10.000 m 2 = 20.056.462,82 (29,54 %). Hal ini me-nunjukkan
bahwa metode SCS yang
m3
diterapkan pada DAS Keduang
Perhitungan hasil total terjadi over estimate dalam
volume lim-pasan permukaan memprediksi total volume
terprediksi (Q-SCS) di DAS limpasan permukaan.
Tc = 3,57 jam
2. Intensitas hujan (I) didapat
dari per-samaan :
R 24
2/3
I = ——— . . ( ——— )
25 Tc
Kajian Model Estimasi Volume Limpasan Permukaan ... (Ugro Hari Murtiono) 183
pengamatan hidrologi (SPAS)
tahun 2005 nilainya sebesar DAFTAR PUSTAKA
106,5931 ton/ha/th , se-hingga
terjadi penyimpangan sebesar +
51,6679 ton/ha/th (48,47 %). Hal
ini menunjukkan bahwa metode
perhitungan erosi tanah dari
MUSLE (A-MUSLE) yang
diterapkan pada DAS Keduang
terjadi over estimate dalam
memprediksi erosi tanah.
KESIMPULAN