002 FRAMEWORKkolcaba

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 4

FRAMEWORK TEORI KENYAMANAN KATHARINE KOLCABA

Asumsi Utama Teori Kolcaba

Keperawatan

Lingkungan Kesehatan

Pasien

Perilaku Mencari Kesehatan

Kebutuhan Perawatan Kesehatan

Pengalaman :
-Fisik -Psikospiritual
-Lingkungan -Sosiokultural

Ketidaknyamanan/Discomfort

Proses Keperawatan Katharine Kolcaba

Pengkajian Intervensi Implementasi Implementasi

Jenis Kenyamanan : Peningkatan


Ease Kenyamanan Pengukuran
Intervensi Intervening
Relief Kenyamanan
Kenyamanan variabel
Transendensi
Rasa Nyaman Fisik
Konteks Kenyamanan : Rasa Nyaman -Close Question
Tehnical Budaya
Fisik Psikospiritual -Childrean Daisies Scale
Psikospiritual Coach Usia Rasa Nyaman Sosial -Visual Analog Scale
Sosial Comforting Perilaku Rasa Nyaman -General Comfort
Lingkungan Koping Lingkungan uestion
Dukungan Klg -Comfort Behavior
Checklist

1
Narasi Framework Teori Kenyamanan Katharine Kolcaba

Katharine Kolcaba mengenalkan teori kenyamanan sebagai middle range


theory karena mempunyai tingkat abstraksi yang rendah dan mudah
diaplikasikan dalam praktik keperawatan. Oleh sebab itu, pendekatan teori
comfort yang dikembangkan oleh Kolcaba menawarkan kenyamanan sebagai
bagian terdepan dalam proses keperawatan.
Adapun asumsi utama yang diaplikasikan dalam teori Kolcaba adalah :
1. Keperawatan. Keperawatan adalah penilaian kebutuhan akan kenyamanan,
perancangan kenyamanan digunakan untuk mengukur suatu kebutuhan, dan
penilaian kembali digunakan untuk mengukur kenyamanan setelah dilakukan
implementasi.
2. Pasien. Pasien adalah penerima asuhan keperawatan dapat berupa individu
(pasien), keluarga, institusi atau komunitas yang membutuhkan perawatan
kesehatan.
3. Lingkungan. Lingkungan adalah aspek dari pasien, keluarga, atau institusi
yang dapat dimanipulasi oleh perawat atau orang tercinta untuk meningkatkan
kenyamanan selama perawatan.
4. Kesehatan. Kesehatan adalah fungsi optimal, seperti yang digambarkan oleh
pasien atau kelompok, dari pasien, keluarga, atau masyarakat.
Pasien adalah penerima asuhan keperawatan dapat berupa individu
(pasien), keluarga, institusi atau komunitas yang membutuhkan perawatan
kesehatan. Perilaku mencari fasilitas kesehatan adalah perilaku pasien atau
keluarga yang terlibat secara sadar atau tidak sadar, menggerakkan mereka ke
arah kesejahteraan yang merupakan sebuah kategori yang luas dari outcome
berikutnya yang berhubungan dengan pencarian kesehatan yang didefmisikan
oleh resipien saat konsultasi dengan perawat. Perilaku ini dapat berasal dari
eksternal (aktivitas yang terkait dengan kesehatan),
internal(penyembuhan/pengembalian fungsi imun atau kematian yang damai).
Sehingga, dari perilaku tersebut muncullah kebutuhan pelayanan kesehatan
sebagai suatu kebutuhan akan kenyamanan, yang dihasilkan dari situasi pelayanan
kesehatan yang stressful, yang tidak dapat dipenuhi oleh penerima support sistem

2
tradisional yang dapat dipengaruhi oleh pengalaman fisik, lingkungan,
psikospiritual, dan sosiokultural. Dari factor-faktor tersebut akan menyebabkan
munculnya ketidaknyamanan yang dirasakan oleh individu atau pasien.
Dengan ketidaknyamanan yang dirasakan oleh pasien tersebut, perawat
dapat mengidentifikasi kebutuhan kenyamanan tersebut khususnya kebutuhan
yang tidak dapat dipenuhi oleh support system eksternal. Perawat menyusun
rencana keperawatan untuk memenuhi kebutuhan kenyamanan yang holistik
yaitu kenyamanan fisik, psikospiritual, lingkungan, dan sosiokultural diperlukan
kerja sama antara tenaga perawat dan keluarga pasien. Teori keperawatan
comfort Kolcaba dapat diaplikasikan dalam pemberian asuhan keperawatan
dengan menerapkan konsep utama dari teori Kolcaba yaitu kebutuhan perawatan
kesehatan, intervensi keperawatan, variable penghambat, peningkatan
kenyamanan, perilaku mencari kesehatan, dan integritas institusional melalui
pengkajian, diagnosis keperawatan, intervensi, implementasi, dan evaluasi.
1. Pengkajian
Perawat mengkaji lingkungan internal dan eksternal pasien. Pengkajian
menurut teori comfort meliputi 1) Kenyamanan fisik meliputi kebutuhan
hemodinamik dan masalah kenyamanan yang dirasakan berhubungan dengan
kondisi fisik pasien 2) Kenyamanan psikospiritual meliputi kenyamanan
berhubungan dengan kondisi psikologis dan spiritual pasien misalnya
kecemasan, ketakutan, harga diri, identitas diri, 3) Kenyamanan lingkungan
yaitu berhubungan dengan lingkungan fisik pada perawatan di rumah sakit,
termasuk situasi dan kondisi yang mempengaruhi lingkungan misalnya
pencahayaan, kegaduhan dan suhu lingkungan, 4) Kenyamanan social
kultural yaitu dukungan sosial kultural seperti adanya kerabat atau teman,
hubungan dengan orang di sekitar, nilai yang dianut dan budaya yang menjadi
keyakinan dalam perawatan..
2. Intervensi
Rencana asuhan keperawatan yang dibuat perawat mengacu pada tujuan yaitu
untuk membantu mengatasi masalah ketidaknyanan pasien . Intervensi pada
teori comfort dikategorikan kedalam tiga tipe intervensi yaitu: 1) Intervensi

3
untuk kenyamanan standar (standar comfort) adalah intervensi untuk
mempertahankan hemodinamik dan mengontrol nyeri; 2) Intervensi untuk
pembinaan (choaching) yaitu intervensi yang digunakan untuk menurunkan
kecemasan, menyediakan informasi kesehatan, mendengarkan harapan pasien
dan membantu pasien untuk sembuh; 3) Intervensi yang berhubungan dengan
memberikan kenyamanan jiwa (comfort food for the soul) yaitu melakukan
sesuatu yang menyenangkan untuk membuat keluarga dan pasien merasa
diberikan kepedulian dan meningkatkan semangat, dengan tetap
memperhatikan factor-faktor yang dapat menghambat dari intervensi itu
sendiri seperti budaya, usia, jenis kelamin dan lain-lain.
3. Implementasi
Kebutuhan kenyamanan fisik termasuk deficit dalam mekanisme fisiologis
yang terganggu atau berisiko karena sakit atau prosedur invasif. Perawat
menggunakan pendekatan intervensi berdasarkan prinsip comfort Kolcaba
yaitu intervensi yang tujuannya untuk peningkatan dalam pemenuhan
kebutuhan rasa nyaman pasien baik dari segi fisik, psikospiritual, sosial
budaya dan lingkungan. Yang tujua
4. Evaluasi
Evaluasi didasarkan pada tujuan dan kriteria hasil pada perencanaan
keperawatan. Evaluasi dilakukan dengan mengkaji tingkat kenyamanan fisik,
psikospiritual, social kultural dan lingkungan Beberapa instrumen telah
dikembangkan untuk mengukur pencapaian tingkat kenyamanan. Perawat
dapat menggunakan beberapa instrumen untuk menilai peningkatan
kenyamanan klien seperti untuk mengevaluasi seperti Behaviors Checklist
(CBC) ataupun Children's Comfort Daisies.
Sehingga dalam melaksanakan prakteknya, perawat harus mengacu pada
model konsep dan teori keperawatan yang sudah dimunculkan. Karena
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang didasarkan pada
ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio, psiko, sosial, dan spiritual
yang ditujukan kepada individu, keluarga, dan masyarakat yang sehat maupun
sakit mencakup seluruh proses kehidupan manusia salah satunya teori
kenyamanan.

You might also like