Kalimat Efektif
Kalimat Efektif
Kalimat Efektif
Bahasa Indonesia adalah bahasa yang indah dan teratur baik secara lisan
maupun tulisan. Dalam penggunaan bahasa Indonesia secara lisan, jarang
sekali ditemukan permasalahan berarti. Bahkan, beberapa orang asing
menganggap bahasa Indonesia adalah bahasa yang menyenangkan dan mudah
dimengerti. Namun, dalam penggunaan bahasa Indonesia secara tulisan, kerap
kali ditemukan kesalahan-kesalahan. Kesalahan-kesalahan tersebut biasa
ditemui pada penggunaan kalimat yang baik dan benar. Lazimnya penggunaan
kalimat tidak baku tanpa kaidah semakin menghambat penerapan penggunaan
kalimat yang baik dan benar dalam masyarakat.
Setiap karya tulis, baik yang ilmiah (makalah, skripsi, laporan penelitian)
maupun nonilmiah (novel, artikel majalah, prosa) menggunakan susunan
kalimat yang akan dinikmati oleh khalayak umun. Kalimat inilah yang
menjadikan suatu karya padu dan mudah dimengerti oleh masyarakat awam
karena kalimat yang baik dan benar akan mudah dipahami. Namun,
permasalahan muncul ketika sebagian besar masyarakat tidak mengindahkan
penggunaan kalimat baik dan benar sehingga kesalahan menjadi lazim dan
dianggap sebagai suatu hal yang benar. Tentu saja ini bermasalah, selain
mengganggu estetika penulisan itu sendiri, keslaahan tata kalimat
menyebabkan masalah baru dalam pemahaman pembacanya.
Bahasa tulisan sebagai sebagai salah satu bentuk wacana yang menggunakan
bahasa sebagai mediumnya mensyaratkan seorang penulis untuk menguasaiai
1
kaidah-kaidah bahasa, khususnya penggunaan kalimat baik dan benar. Karena
dengan hal tersebt, dapat dipastikan pesan informasi yang disampaikan dalam
tulisannya dapat dengan mudah dipahami oleh pembacanya (Syarif Yunus,
2017).
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memahami tata cara
penulisan kalimat yang baik dan benar.
2
II PEMBAHASAN
Kalimat secara umum adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan
maupun tulisan yang mengungkapkan pikiran secara utuh. Dalam wujud lisan
kalimat diungkapkan dengan suara yang naik dan turun, lemah dan lembut,
disela dengan jeda, dan diakhiri dengan intonasi.
Kalimat adalah gabungan dari dua buah kata atau lebih yang menghasilkan
suatu pengertian dan pola intonasi akhir. Kalimat dapat dibagi-bagi lagi
berdasarkan jenis dan fungsinya yang akan dijelaskan pada bagian lain. Pada
dasarnya, sebuah kalimat dapat dibentuk oleh klausa yang terdiri atas subjek
dan predikat dengan penambahan objek, pelengkap, maupun keterangan yang
diakhiri dengan tanda baca titik (.), tanya (?), atau seru (!). Jika tidak tepat,
penambahan-penambahan tersebut dapat membuat kalimat yang dibuat
menjadi tidak efektif. (Puebi, 2005)
Contoh kalimat secara umum seperti kalimat lengkap, kalimat tidak lengkap,
kalimat pasif, kalimat perintah, kalimat majemuk, dan lain sebagainya yaitu:
3
4. The Samsons sedang konser tunggal di pinggir pantai ancol yang sejuk
dan indah.
Kalimat baik dan benar (efektif) dapat diartikan sebagai susunan kata yang
mengikuti kaidah kebahasaan secara baik dan benar. Tentu saja karena kita
berbicara tentang bahasa Indonesia, kaidah yang menjadi patokan kalimat
efektif dalam bahasan ini adalah kaidah bahasa Indonesia menurut ejaan yang
disempurnakan (EYD). Kalimat baik dan benar (efektif) adalah kalimat yang
dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat dan dapat dipahami
secara tepat pula (BPBI, 2003:91).
Definisi kalimat baik dan benar juga diungkapkan oleh Badudu (1995) kalimat
efektif ialah kalimat yang baik karena apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh
pembaca (penulis dalam bahasa tulis) dapat diterima dan dipahami oleh
pendengar (pembaca dalam bahasa tulis) sama benar dengan apa yang
dipikirkan atau dirasakan oleh penutur atau penulis. Selain itu, Badudu
(1989:36) juga berpendapat, “sebuah kalimat dapat efektif apabila mencapai
sasaran dengan baik sebagai alat komunikasi.” Parera (1984:42)
mendefinisikan kalimat baik dan benar adalah bentuk atau kalimat-kalimat
sadar dan disengaja disusun untuk mencapai intonasi yang tepat dan baik
seperti yang ada dalam pikiran pembaca atau penulis.
4
Kalimat dibuat untuk menyampaikan pesan/informasi yang tepat. Agar pesan
yang ingin disampaikan ini mudah dimengerti sehingga tidak menimbulkan
kesalahpahaman, maka kalimat tersebut haruslah kalimat yang baik dan benar.
Beberapa syarat yang harus dimiliki sebuah kalimat yang baik dan benar antara
lain adalah sebagai berikut :
5
Contoh:
Anak-anak itu sedang asyik mengumpulkan pohonan.
3. Sistematis
Sebuah kalimat paling sederhana adalah yang memiliki susunan subjek
dan predikat, kemudian ditambahkan dengan objek, pelengkap, hingga
keterangan. Sebisa mungkin guna mengefektifkan kalimat, buatlah kalimat
yang urutannya tidak memusingkan. Jika memang tidak ada penegasan,
subjek dan predikat diharapkan selalu berada di awal kalimat.
5. Tidak Ambigu
Syarat kalimat efektif yang terakhir, kalimat efektif menjadi sangat
penting untuk menghindari pembaca dari multiftafsir. Dengan susunan
kata yang ringkas, sistemastis, dan sesuai kaidah kebahasaan; pembaca
tidak akan kesulitan mengartikan ide dari kalimat kalian sehingga tidak
ada kesan ambigu (jelas dan dapat menyampaikan maksud atau pesan
dengan tepat).
Kalimat yang baik juga harus mengandung pengertian yang jelas, tidak
membingungkan serta tidak menimbulkan penafsiran ganda atau ambigu.
Tidak sedikit pula kita temui kalimat-kalimat yang diucapkan oleh penutur
bahasa mengandung pengertian ganda. Kalimat ini selain dapat
membingungkan juga menimbulkan respons atau tanggapan yang tak
sesuai karena tidak tersampaikannya pesan secara benar.
6
2.4 Ciri Kalimat Baik dan Benar
Untuk membuat kalimat efektif tidaklah sulit asalkan sudah memahami ciri-
ciri suatu kalimat dikatakan efektif. Menurut Teodora (2005), berikut ini adalah
ciri-ciri sehingga suatu kalimat dapat kita katakan kalimat baik dan benar.
1. Pastikan kalimat yang dibuat mengandung unsur klausa minimal yang lengkap,
yakni subjek dan predikat.
a. Memiliki subjek yang jelas (kata depan di, dari, dalam, kepada daripada,
sebagai, mengenai, dan menurut tidak boleh mengawali subjek, kecuali
seluruh kata depan tersebut berfungsi sebagai keterangan. Contoh:
a) Menurut presiden mengatakan bahwa subsidi pendidikan akan
diprioritaskan.
b) Kepada para mahasiswa diharapkan mendaftarkan diri di sekretariat.
7
b. Jangan taruh kata depan (preposisi) di depan subjek karena akan
mengaburkan pelaku di dalam kalimat tersebut. Contoh kalimat baik dan
benar:
a) Bagi semua peserta diharapkan hadir tepat waktu. (tidak efektif)
b) Semua peserta diharapkan hadir tepat waktu. (efektif)
2. Memiliki predikat yang jelas (Predikat kalimat tidak didahului kata yang).
Contoh :
Rumah kami yang terletak di kampung Neglasari RT 01/01. (salah)
Rumah kami terletak di kampung Neglasari RT 01/01. (benar)
4. Tidak bersubjek ganda, bukan berarti subjek tidak boleh lebih dari satu, namun
lebih ke arah menggabungkan subjek yang sama. Contoh:
Adik demam sehingga adik tidak dapat masuk sekolah. (salah)
8
jamak dan yang kedua mengenai kata-kata bersinonim. Untuk menghindari hal
tersebut, berikut ini contoh mengenai kesalahan dalam kata jamak dan sinonim
yang menghasilkan kalimat tidak baik dan benar.
Kehematan dalam kalimat baik dan benar adalah hemat mempergunakan kata,
frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu(Arifin dan Tasai 2006:106).
Akan tetapi, bukan berarti menghilangkan kata atau frasa yang dapat
memperjelas kalimat. Menurut Arifin dan Tasai (2006:106) kalimat hemat
memiliki beberapa kriteria, yaitu:
9
Perbaikannya:
10
beberapa kasus tertentu, kalian bisa saja meletakkan keterangan di awal kalimat
untuk memberi efek penegasan. Ini agar pembaca dapat langsung mengerti
gagasan utama dari kalimat tersebut. Penegasan kalimat seperti ini biasanya
dijumpai pada jenis kalimat perintah, larangan, ataupun anjuran yang
umumnya diikuti partikel lah atau pun.
Contoh:
a) Kamu sapulah lantai rumah agar bersih! (salah)
b) Sapulah lantai rumahmu agar bersih! (benar)
Perbaikannya :
a) Bapak kepala sekolah kami persilakan.
b) Untuk menghemat waktu, kita teruskan acara ini.
2.4.6 Keparalelan
Menurut Arifin dan Tasai ( 2006:106) keparalelan adalah kesamaan bentuk
kata yang digunakan dalam kalimat itu. Artinya, bila dalam suatu kalimat
menggunakan bentuk nomina berarti seterusnya menggunakan nomina.
11
Apabila bentuk pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan
verba.
Contoh:
Kalimat di atas tidak memiliki kesejajaran karena terbentuk dari bentuk kata
yang berbeda, yaitu dibekukan dan kenaikan. Oleh karena itu, kalimat ini harus
disejajarkan bentuknya, menjadi:
2.4.8 Kecermatan
Kecermatan adalah kalimat yang tidak menimbulkan penafsiran ganda dan
tepat dalam pilihan kata (Arifin dan Tasai, 2006:105).
Contoh :
Kalimat a) memiliki makna ganda, yaitu siapa yang terkenal, mahasiswa atau
perguruan tinggi.
Kalimat b) memiliki makna ganda, yaitu berapa jumlah uang, seratus ribu
rupiah atau dua puluh lima ribu rupiah.
12
2.4.9 Kepaduan
Perbaikannya
Perbaikannya
13
1. Subjek (S)
Subjek (S) merupakan pelaku yang terlibat dalam kegiatan tertentu dalam
sebuah kalimat. Subjek merupakan unsur pokok kalimat yang mendampingi
predikat. Subjek dapat berupa makhluk hidup, benda mati, tempat, waktu, dll.
Contoh Subjek kalimat : Saya, Andi, Dia, Rumah, dll.
2. Predikat
Predikat merupakan unsur kalimat yang menyatakan pekerjaan atau kegiatan
yang dilakukan oleh subjek(s). Predikat secara khusus menjelaskan atau
menggambarkan keterangan dari subjek. Sebuah kalimat setidaknya harus
mempunyai Subjek (S) dan Predikat (P). Predikat biasanya merupakan kata
kerja (Verba) atau Kata Sifat (Adjektiva). Contoh Predikat antara lain berupa
pekerjaan, kegiatan, sifat, situasi, ciri, jati diri dari subjek seperti : Menolong,
Melihat, Marah, Sedih, Besar, dll
3. Objek
Objek merupakan unsur yang terletak dibelakang atau setelah predikat.
Fungsi utamanya adalah sebagai korban dari tindakan yang dilakukan subjek
atau melengkapi fungsi predikat. Dalam kalimat pasif, sebuah objek dapat
berubah posisinya menjadi subjek. Seringkali pembentuk objek dalam sebuah
kalimat adalah kata benda. Contohnya, ibu, buku, baju, Binatang, Apel, dll.
4. Keterangan
Keterangan merupakan unsur yang menjelaskan tentang latar kejadian
dalam sebuah kalimat. Keterangan berfungsi sebagai pelengkap, bisa
ditemukan di awal kalimat (sebelum subjek) atau di akhir kalimat (setelah
objek) atau setelah pelengkap. Keterangan dalam kalimat dapat berupa :
14
d) Keterangan cara : dengan lembut, dengan serius, diam-diam, lambat,
dll.
e) Keterangan tujuan : supaya sehat, agar pintar, bisa selesai, dll.
f) Keterangan penyerta : bersama keluarga, dengan kakaknya, ditemani
ayahnya, dll.
5. Pelengkap
Pelengkap merupakan unsur kalimat yang melengkapi unsur lainnya untuk
menambahkan atau memperjelas arti sebuah kalimat. Fungsi dari pelengkap
ini sama seperti fungsi objek, bedanya Pelengkap tidak dapat dijadikan
Subjek (S) dalam sebuah kalimat pasif. Pelengkap (Pel) biasanya terletak
setelah objek.
15
4. Kalimat dengan Pola S – P – O – Pel
Ibu membersihkan lantai yang kotor.
S = Ibu
P = membersihkan
O = Lantai
Pel = yang kotor
1. Kalimat Langsung
16
Struktur dari kalimat langsung beserta pengiringnya dapat ditulis sebagai
berikut :
Pengiring, “Kutipan.”
“Kutipan,” pengiring.
Ibu saya berkata bahwa kita harus lebih banyak belajar agar bisa lulus
ujian nasional.
1. Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal merupakan kalimat yang hanya memiliki satu subjek, satu
predikat dan dilengkapi dengan satu objek dan keterangan. Contohnya Ibu
memasak di dapur.
2. Kalimat Majemuk
17
a. Kalimat Majemuk Setara
18
3. Kalimat Majemuk Campuran
2. Kalimat Pasif
Kalimat pasif merupakan kalimat yang subjeknya dikenai suatu tindakan
melalui predikat, oleh objeknya. Biasanya kata kerja pada kalimat pasif
memiliki awal di- atau ter-. Contoh kalimat pasif : Nasi dimasak Ani di
dapur.
2. Kalimat Tanya
Kalimat tanya merupakan kalimat yang bertujuan untuk menanyakan
tentang suatu hal. Kalimat tanya dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri
19
oleh tanda tanya (?). Contoh Kalimat tanya : Apakah kamu sudah
menyelesaikan tugasmu ?
3. Kalimat Perintah
Kalimat perintah merupakan kalimat yang bertujuan untuk memerintahkan
tentang suatu hal. Kalimat perintah dimulai dengan huruf kapital dan
diakhiri oleh tanda seru (!). Contoh kalimat perintah : Ambilkan sepatu
saya!
4. Kalimat Ajakan
Kalimat ajakan merupakan kalimat yang bertujuan untuk mengajak atau
memancing minat lawan bicara atau pembaca. Kalimat ajakan biasanya
diawalai dengan kata ajakan seperti “ayo” atau “mari”.
Contoh kalimat ajakan : ayo pergi ke bioskop bersama.
5. Kalimat Pengandaian
Kalimat pengandaian merupakan kalimat yang menggambarkan tujuan
atau keinginan dari penulis atau pembicara yang belum menjadi kenyataan.
Kalimat pengandaian biasanya dimulai dengan kata “seandainya” atau
“andaikan”.
Contoh kalimat pengandaian : Andaikan saya bisa jadi seorang dokter,
pasti ibu saya akan sangat senang.
20
1. Bunga ini merupakan bunga favoritnya.
2. Bunga ini adalah bunga favoritnya.
3. Mereka bekerja demi mencukupi kebutuhan hidupnya.
4. Mereka bekerja untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.
5. Petani harus rajin supaya hasil panennya berlimpah.
6. Petani harus rajin agar hasil panennya berlimpah.
7. Suasana di rumahnya sangat sepi.
8. Suasana di rumahnya sepi sekali.
9. Sekolahnya terdapat banyak jenis tanaman obat.
10. Sekolahnya terdapat berbagai jenis tanaman obat.
21
6. Kamu bekerja dengan keras, maka kamu pasti berhasil.
7. Karena kakaknya sakit, ia pergi ke rumah sakit.
8. Kakaknya sakit, maka ia pergi ke rumah sakit.
9. Setelah memasak, ibu mencuci baju.
10. Ibu memasak, kemudian mencuci baju.
22
Berikut diberikan contoh-contoh lain.
1. Beberapa orang-orang melarikan diri.
Kata dengan dalam kalimat di atas tidak efektif digunakan karena kata
dengan bermakna menerangkan bahwa seakan-akan diri dari subjek adalah
mempunyai dua diri. Seharusnya;
23
superordinat pada hiponim kata sehingga terjadi pemborosan kata.
Kata dari pada pada kalimat di atas jika dihilangkan justru lebih
menjadikan kalimat tersebut menjadi tidak rancu atau lebih mudah untuk
dipahami makna yang terkandung di dalamnya.
10. Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti acara
pertama.
Kalimat di atas tidak efektif karena kata sehingga tidak dapat digunakan
sebelum subjek, seharusnya:
– Kami datang agak terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat
mengikuti acara pertama.
24
Seharusnya:
25
III KESIMPULAN
Kesimpulan dari pembahasan ini adalah, setiap penggunaan kalimat baik dan benar,
perlu diperhatikan syarat dan ketentuannya serta pola kalimat yang sesuai dengan
PUEBI agar kalimat menjadi padu dan mudah dimengerti. Kalimat yang baik dan
benar haruslah sesuai kaidah, tidak boros dan bertele-tele, logis, hemat kata,
memiliki makna yang tegas, dan tidak ambigu.
26
DAFTAR PUSTAKA
Badudu, J.S. 1989. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar III. Gramedia. Jakarta.
Keraf, Gorys. 1984. Diksi dan Gaya Bahasa. PT Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Putrayasa, Ida Bagus. 2007. Analisis Kalimat: Fungsi, Kategori, dan Peran.
Bandung. PT Refika Aditama.
27