Tugas Pci Girder

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 23

1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas Metode Pelaksanaan Konstruksi.
Adapun maksud dari tugas ini untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah Metode Pelaksanaan
Konstruksi.
Laporan tugas ini tidak akan terlaksana dan selesai tanpa adanya bantuan dari berbagai
pihak yang telah mendukung dalam penulisan tugas ini. Oleh karena itu kami mengucapkan
terima kasih kepada Bapak Ir. Aman Subekti, MS, selaku Dosen mata kuliah Metode
Pelaksanaan Konstruksi.
Akan tetapi dalam laporan tugas Metode Pelaksanaan Konstruksi ini, kami menyadari
masih banyak kekurangan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari semua pihak.
Dan pada akhirnya, kami berharap semoga makalah tugas ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak.

Surabaya, 5 Mei 2018

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... 2

DAFTAR ISI .................................................................................................................... 3

DAFTAR GAMBAR........................................................................................................ 4

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 5

1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 5

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 6

1.3 Tujuan............................................................................................................... 6

1.4 Batasan Masalah ............................................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................... 7

2.1 Girder ............................................................................................................... 7

2.1.1 Macam-Macam Girder Menurut Bentuknya................................................ 7

2.1.2 Macam-Macam Girder Pada Jembatan ...................................................... 10

BAB III METODE PELAKSANAAN PCI GIRDER.................................................... 12

3.1 Pekerjaaan Persiapan ...................................................................................... 12

3.2 Pekerjaan Pengukuran dan Levelling ............................................................. 13

3.3 Pekerjaan Tanah ............................................................................................. 14

3.4 Pekerjaan Struktur .......................................................................................... 15

3.5 Faktor Penting dalam Pemasangan PCI-Girder ............................................. 18

BAB IV PENUTUP ........................................................................................................ 21

4.1 Kesimpulan..................................................................................................... 21

4.2 Saran ............................................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 22

3
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Girder I ........................................................................................................ 8
Gambar 2. 2 Box Girder ................................................................................................... 9
Gambar 2. 3 Balok T ........................................................................................................ 9
Gambar 2. 4 Plate Girder ................................................................................................ 10
Gambar 2. 5 Jembatan Box Girder ................................................................................. 11
Gambar 2. 6 Jembatan dengan I Girder .......................................................................... 11
Gambar 3. 1 Simulasi Proses Penggalian Tanah ............................................................ 14
Gambar 3. 2 Ilustrasi Steel Truss ................................................................................... 17
Gambar 3. 3 Ilustrasi Peluncuran PCI-Girder ................................................................ 17
Gambar 3. 4 Enam buah bentang girder roboh setelah tersenggol oleh eskavator yang
tengah bekerja pada proyek tol Depok-Antasari ............................................................ 19
Gambar 3. 5 Empat girder ambruk pada proyek pembangunan Jalan Tol Pasuruan-
Probolinggo akibat tali crane putus pada saat proses pemasangan ................................ 19
Gambar 3. 6 Kegagalan pemasangan PCI girder pada proyek LRT Jabodebek rute
Kelapa Gading-Velodrome akibat gantungan crane mengalami pelonggaran sehingga
gelagar berotasi dan bracing baja tulangan tidak mampu menahan gaya guling ........... 20

4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangunan infrastruktur yang merupakan bidang sipil umumnya
menggunakan berbagai konstruksi seperti beton bertulang, baja, kayu, dan bahan
lainnya. Umumnya bangunan-bangunan besar membutuhkan dimensi konstruksi yang
besar agar mengimbangi beban yang diterima. Dengan dimensi yang besar tentunya
konstruksi sudah harus memikul beban yang cukup besar hanya akibat beban sendiri.
Kehadiran beton prategang menjadi solusi dari permasalahan tersebut. Dalam
konstruksi bangunan beton prategang memiliki kelebihan dibandingkan beton
bertulang biasa. Dilihat dari segi dimensi, untuk bentang yang sama penampang beton
prategang lebih kecil dibanding beton bertulang biasa. Hal ini mempengaruhi dalam
hal penghematan bahan beton. Salah satu contoh, pada konstruksi bangunan jembatan
untuk beton bertulang biasa sebagai girder jembatan dibatasi pada panjang bentang
tertentu. Dengan menggunakan girder jembatan dari beton prategang maka dapat
digunakan pada jembatan bentang panjang.
Precast Concrete I Girder merupakan desain bentuk girder yang paling banyak
digunakan pada bangunan struktur jembatan di Indonesia. Meskipun pada dasarnya
perencanaan pemilihan girder bentuk I sebagai bentuk girder merupakan kuasa mutlak
perencana (dalam hal ini konsultan perencana adalah Departemen Pekerjaan Umum).
Tapi karena hasil analisis konsultan proyek, akhirnya dipilih penampang girder
berbentuk I (PCI girder).
Profil PCI girder berbentuk penampang I dimana bagian tengahnya lebih
langsing dari bagian pinggirnya. Jika dilihat secara visual, bentuk penampangnya jauh
lebih kecil bila dibandingkan dengan PCU girder atau box girder. Berat PCI girder
relatif lebih ringan per unitnya sehingga PCI girder dianggap paling ekonomis jika
dibandingkan girder yang lainnya.
Karena berat per unit girder berpengaruh besar terhadap metode pekerjaan
perlakuan terhadap girder maka pemilihan metode pekerjaan PCI girder pada proyek
perlu dipertimbangakan

5
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1. Bagaimana metode pelaksanaan pemasangan PCI-Girder pada jembatan ?
2. Apa saja faktor yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pemasangan PCI-
Girder pada jembatan?

1.3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui metode pelaksanaan Pemasangan PCI Girder Pada Jembatan.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh pada proses pemasangan PCI-
Girder pada jembatan

1.4 Batasan Masalah


Dalam penyusunan makalah ini, batasan masalah yang digunakan yaitu
hanya meninjau metode pelaksanaan pemasangan PCI-Girder pada jembatan.

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Girder
Girder adalah sebuah balok diantara dua penyangga dapat berupa pier ataupun
abutment pada suatu jembatan atau fly over. Umumnya girder merupakan balok baja dengan
profil I, namun girder juga dapat berbentuk box (box girder), atau bentuk lainnya. Menurut
material penyusunnya girder dapat terdiri dari girder beton dan girder baja. Sedangkan
menurut sistem perancangannya, girder terdiri dari girder precast yaitu girder beton yang
telah di cetak di pabrik tempat memproduksi beton kemudian beton tersebut di bawa ke
tempat pembangunan jembatan atau fly over dan pada saat pemasangan dapat menggunakan
girder crane. Selain girder precast, juga dikenal istilah on-site girder, yaitu girder yang di cor
di tempat pelaksanaan pembangunan jembatan, girder ini dirancang sesuai dengan
perancangan beton pada umumnya yaitu dengan menggunakan bekisting sebagai cetakannya.
Sehingga yang disebut jembatan sistem girder adalah sebuah struktur bangunan
jembatan yang komponen utamanya (balok) berbentuk girder. Girder ini dapat terbuat dari
beton bertulang, beton prategang, baja atau kayu. Panjang bentang jembatan girder beton
bertulang ini dapat sampai 25 m, dan untuk jenis girder yang menggunakan beton prategang
umumnya memiliki panjang bentang di atas 20 m sampai 40 m. Contoh jembatan girder yang
paling umum kita jumpai adalah jembatan sungai.
Setiap bentuk girder memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Girder
dengan profil balok I memiliki kelebihan pada pengerjaannya yang mudah serta cepat dalam
berbagai jenis kasus, namun jika jembatan yang akan dibangun memiliki bentuk kurva, girder
balok I menjadi lemah karena kurang kuat terhadap kekuatan puntir/memutar, yang sering
disebut sebagai torsi. Web kedua pada balok I perlu ditambahkan dalam gelagar kotak untuk
meningkatkan kekuatan stabilitas untuk menahan torsi, Hal ini membuat gelagar kotak/box
girder merupakan pilihan yang tepat untuk jembatan dengan bentuk kurva.

2.1.1 Macam-Macam Girder Menurut Bentuknya


Girder juga mempunyai bentuk yang berbagai macam seperti girder I, girder T, box
girder single dan multi sel sebagai konstruksi jalan raya. Untuk membuat sebuah desain
jembatan perlu dilakukan perhitungan yang matang, karena setiap girder mempunyai

7
kelebihan dan keutungan masing-masing. Menurut bentuknya, jenis girder dapat dibedakan
menjadi :
a. Balok I

Girder dengan bentuk balok I sering disebut dengan PCI Girder (yang dibuat dari
material beton). Girder ini dapat terbuat dari bahan komposit ataupun bahan non komposit,
dalam memilih hal ini perlu dipertimbangkan berbagai hal seperti jenis kekuatan yang
diperlukan dan biaya akan akan dikeluarkan. Biasa dikenal dengan sebutan PCI-Girder.

Gambar 2. 1 Girder I

a. Box Girder

Box girder sangat cocok digunakan untuk jembatan bentang panjang. Biasanya box
girder didesain sebagai struktur menerus di atas pilar karena box girder dengan beton
prategang dalam desain biasanya akan menguntungkan untuk bentang menerus. Box girder
sendiri dapat berbentuk trapesium ataupun kotak. Namun bentuk trapesium lebih digemari
penggunaannya karena akan memberikan efisiensi yang lebih tinggi dibanding bentuk kotak.

8
Gambar 2. 2 Box Girder

b. Balok T

Balok T ekonomis untuk bentang 40-60 ft. Namun pada struktur jembatan miring,
perancangan balok T memerlukan rangka kerja yang lebih rumit. Perbandingan tebal dan
bentang struktur pada balok T yang dianjurkan adalah sebesar 0,07 untuk struktur bentang
sederhana dan 0,065 untuk struktur bentang menerus.

Gambar 2. 3 Balok T
9
2.1.2 Macam-Macam Girder Pada Jembatan
a. Plate Girder

Plate girder adalah elemen struktur lentur tersusun yang didesain dan difabrikasi untuk
memenuhi kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi oleh penampang gilas panas biasa.
Bentuk plate girder yang paling umum dewasa ini didesain terdiri atas dua flens yang dilas
pada plat web yang relatif tipis . Gelagar plat akan ekonomis apabila panjang bentang yang
sedemikian rupa hingga biaya untuk keperluan tertentu bisa dihemat dalam perencanaan.
Gelagar plat bisa berbentuk kontruksi paku keeling, baut, atau las.

Gambar 2. 4 Plate Girder

b. Jembatan Box Girder

Jembatan box girder adalah sebuah jembatan dimana struktur atas jembatan terdiri dari
balok-balok penopang utama yang berbentuk kotak berongga. Box girder biasanya terdiri dari
elemen beton pratekan, baja structural, atay komposit baja dan beton bertulang. Bentuk
penampang dari box girder umumnya adalah persegi atau trapezium dan dapat direncanakan
terdiri atas 1 sel atau banyak sel.

10
Gambar 2. 5 Jembatan Box Girder

c. I Girder

I Girder merupakan jenis gelagar yang paling banyka di gunakan pada jembatan-
jembatan di indonesia, pada perkembangannya I girder yang di gunakan yaitu dengan metode
pratekan dan beton bertulang atau biasa disebut PCI Girder.

Gambar 2. 6 Jembatan dengan I Girder

11
BAB III
METODE PELAKSANAAN PCI GIRDER

Tahap Pelaksanaan Pekerjaan adalah tahap realisasi design rencana menjadi sebuah
bangunan yang utuh. Pada tahap ini dibutuhkan metodologi yang efektif dalam
menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan shop drawing. Metode yang dipakai dalam
pelaksanaan pekerjaan dapat berbeda meskipun untuk pekerjaan yang sama, hal ini
tergantung dari sumber daya dan kondisi lingkungan yang dihadapi. Perencanaan yang
matang mengenai tahapan-tahapan dalam menyelesaikan pekerjaan dilapangan mutlak
diperlukan untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan spesifikasi yang disyaratkan.
Berikut ini akan dijelaskan metode pelaksanaan fisik struktur atas jembatan gelagar
utama jembatan menggunakan PCI-Girder (Precast Consreete I Girder). Pekerjaan fisik di
lapangan tersebut meliputi pekerjaan persiapan, pekerjaan tanah, pekerjaan struktur (pondasi,
abutmen dan PCI-Girder).

3.1 Pekerjaaan Persiapan


Pada pekerjaan persiapan ini ada dua sub bidang pekerjaan yang akan dilaksanakan, sub
bidang pekerjaan tersebut antara lain Mobilisasi alat dan pekerja ke lokasi pembangunan dan
pekerjaan Pengukuran dan leveling (Uitzet).
a. Mobilisasi Alat dan Pekerja

Tahap awal pelaksanaan pekerjaan dimulai dengan memobilisasi semua keperluan yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan dilapangan seperti tenaga kerja lapangan, personil
inti dan alat kerja. Proses mobilisasi alat berada dilakukan secara betahap sesuai keperlu-
annya sehingga tidak ada alat yang menumpuk tidak terpakai sehingga berpotensi meng-
hambat pelaksanaan dilapangan.
Proses mobilisasi pada jembatan ini meliputi :
Tenaga Kerja :
 Personil inti lapangan.
 Tenaga kerja harian

Bahan :
 Papan nama proyek
 Direksi Keet
12
 Pagar sementara
 Tenda pengecoran
 Rambu lalu lintas
 Lampu pengaman.

Peralatan :
 Excavator
 Vibrator roller
 Tandem roller
 Tire Roller
 Asphalt finisher;
 Asphalt sprayer
 Genset;
 Stamper;
 Concrete Vibrator;
 Air Compressor
 Mobil crane
 Mobil Concrete Pump
 Bar bender
 Bar cutter
 Boogey trailer

3.2 Pekerjaan Pengukuran dan Levelling


Pekerjaan pengukuran dan leveling lapangan (Uitzet) merupakan jenis pekerjaan yang
digunakan untuk mewujudkan denah bentuk bangunan menjadi suatu bangunan pada tanah
lokasi yang telah disediakan. Pekerjaan ini berupa pengukuran dilokasi bangunan sesuai
dengan gambar rencana bangunan/jembatan. Hasil dari pengukuran ini berupa garis-garis
lurus yang menunjukkan sumbu-sumbu bangunan yang diperoleh dengan menghubungkan
titik-titik hasil pengukuran. Tahapan Pelaksanaan pekerjaan pengukuran dan leveling
meliputi:
 Membuat bidang datar

Untuk membuat bidang datar pada pekerjaan pengukuran dan leveling lapangan ini
digunakan pesawat waterpass.

13
 Membuat garis siku, untuk sudut-sudut bangunan

Untuk membuat garis siku-siku dilapangan cukup dengan memanfaatkan dalil


Pythagoras, yaitu perbandingan sisi miring dengan sisi tegak dan sisi datar dengan
angka perbandingan 5:4:3.
 Memasang papan duga (Bouwplank) untuk acuan
Bouwplank/papan bngunan adalah papan yang dipasang pada patok-patok pengukuran
ukuran bangunan atau patok.

3.3 Pekerjaan Tanah


Pekerjaan tanah meliputi pekerjaan galian tanah abutmen, urugan tanah kembali dan
pemadatan. Pekerjaan Galian dilaksanakan menggunakan excavator. Tanah hasil galian galian
excavator dituang kedalam dump truck dan dibuang ke areal pembuangan. Selama
pembuangan dengan dump truck, tanah hasil galian ditutup dengan terpal sehingga tidak
berceceran di jalan yang dilaluinya. Setelah tiba dilokasi pembuangan tanah di turunkan dan
dump truck kembali ke lokasi penggalian. Jumlah dump truck disesuaikan dengan kapasitas
produksi excavator sehingga tidak terjadi spot delay untuk masing-masing alat yang dipakai.

Gambar 3. 1 Simulasi Proses Penggalian Tanah


Setelah proses pekerjaan pondasi dan abutmen selesai, kemudian dilakukan pekerjaan
pengurugan tanah kembali pada sisi-sisi abutmen yang harus tertutup oleh tanah. Urugan
dilakukan secara berlapis dengan ketebalan maksimum tiap lapisan 20 cm sesuai dengan
spesifikasi pemadatan tanah Setelah tanah dihamparkan pada lokasi kerja dilanjutkan dengan
meratakan hamparan tanah menggunakan bulldozer sehingga tercapai ketebalan yang
diinginkan. Tahap terakhir adalah memadatkan menggunakan vibrator roller 8-10 ton,
pemadatan melalui vibrator roller dilakukan beberapa kali lintasan. Untuk menjamin kualitas
pemadatan maka dilakukan pengujian untuk mengetahui kepadatan lapangan yang didapat
dari hasil penggilasan dengan mesin gilas.

14
3.4 Pekerjaan Struktur
Pelaksanaan pekerjaan struktur ini terdiri dari dua sub bidang pekerjaan yaitu struktur
bagian bawah (pondasi dan abutmen) jembatan dan struktur atas jembatan.

a. Pelaksanaan Struktur Bawah

Setelah pekerjaan pengukuran dan galian selesai, tahap berikutnya adalah pelaksanaan
pekerjaan pondasi. Pada pembangunan jembatan ini telah direncanakan menggunakan
pondasi tiang pancang. Tahapan pelaksanaan pondasi tiang pancang untuk jembatan A
meliputi :
 Mobilisasi tiang pancang yang telah diproduksi di rumah produksi dengan spesifikasi
sesuai perhitungan ke lokasi proyek dengan menggunakan kendaraan truck besar.
 Mengangkat tiang pancang menggunakan mobile crane dengan posisi titik angkat
sesuai perhitungan sehingga tidak terjadi patah dalam pengangkatan.
 Surveyor melakukan pengukuran dilapangan untuk menentukan titik-titik sesuai
gambar rencana, kemudian digunakan theodolit untuk mengecek ketegakan
pemancangan, tiang pancang diangkat tegak lurus kemudian posisi ujung diesel
hammer dinaikkan dan topi paal dimasukkan pada kepala tiang pancang.
 Ketegakkan posisi pemancangan dikontrol menggunakan 2 buah theodolit yang
dipasang dari dua arah untuk memastikan posisi tiang pancang tegak dan melakukan
control setiap 2 m, pemancangan dilakukan sampai dengan elevasi kedalaman yang
direncanakan.
 Berat palu yang direkomendasikan adalah seberta 2 ton dengan tinggi jatuh palu tidak
boleh melampaui 2,5 meter.
 Tiang pancang yang tersisa di atas elevasi rencana dikelupas betonnya sehingga tersisa
beli tulangan yang akan dipakai sebagai stek untuk dihubungkan dengan pile cap pada
abutmen jembatan

Setelah proses pemancangan pondasi selesai dilakukan, pekerjaan selanjutnya adalah


pembesian pile cap yang diiringi dengan pekerjaan bekisting untuk abutmen jembatan.
Setelah pekerjaan pembesian dan pekerjaan bekisting selesai dan sudah disetujui oleh
konsultan pengawas, selanjutnya dapat dilaksanakan proses pengecoran. Kemudian dilakukan
proses yang sama hingga pekerjaan abutmen jembatan selesai.

15
b. Pelaksanaan Struktur Atas

Pelaksanaan PCI girder dapat dilakukan setelah abutmen/pier sudah cukup umur. Pada
tahap dilaksanakan launching PCI-Girder dengan didatangkan ke lokasi kerja dalam bentuk
potongan, hal ini karena panjang bentang yang panjang, setelah PCI-Girder sampai dilokasi
maka dilanjutkan dengan penyatuan dengan cara stressing. Hal yang harus diperhatikan
dalam proses stressing ini adalah elevasi stressing bed. Lokasi post tensioning harus
diusahakan sedatar mungkin agar tidak menyebabkan girder mengalami perpindahan dalam
arah lateral. Pemotongan kabel strand dilakukan seminimal mungkin agar tidak ada kabel
yang terbuang.

Metode pelaksanaan pemasangan PCI Girder yang digunakan adalah metode mobile
crane, dengan panjang PCI Girder setelah terangkat adalah 40 meter, tinggi 2,1 meter, dan
berat 80 ton. PCI Girder tersebut didesain hanya untuk menerima beban vertikal dan tidak
menerima beban horisontal. Hal ini menyebabkan proses pengangkutan PCI Girder dari
lokasi penyimpanan (stockyard) sampai ke lokasi pemasangan harus dibuat sedatar dan
selurus mungkin. Karena untuk menghindarkan terjadinya gaya horisontal akibat gerakan
truk yang berlebihan yang dapat menyebabkan balok girder patah.
Tahapan pemindahan girder dimulai dari pabrikasi girder yang sudah disimpan di
stockyard diangkat menggunakan dua crane dan diletakkan pada boogie untuk di stressing.
Setelah selesai stressing tahap I (satu), Kemudian girder tersebut diangkut dengan boogie
untuk dikirim ke lokasi proyek. Selanjutnya, girder tersebut dilakukan stressing tahap II dan
dilakukan grouting lay out tendon. Bila girder selesai distressing dan digrouting, proses
selanjutnya girder tersebut siap untuk dierection (dilakukan pengangkatan).
Setelah proses erection grider selesai, selanjutnya dilakukan pemindahan grider ke pier
atau abutmen dengan menggunakan crane maupun launcher.
Launching PCI-Girder dilaksanakan menggunakan truss crane dimana pada prosesnya
diperlukan 2 (Dua) tahap dalam memasang PCI girder pada tempatnya.
Tahap 1; Instal Steel Truss Crane

16
Tahap 2; Launching PCI Girder
Sebelum dilaksanakan pemasangan PCI-Girder maka dilakukan terlebih dahulu
pemasangan truss crane. Truss crane dipasang membentuk Box Balance Cantilever dimana
tumpuannya berada pada tiga titik kaki jembatan yang sudah selesai dibangun sebelumnya.

Gambar 3. 2 Ilustrasi Steel Truss

Setelah Truss selesai diinstal maka dilanjutkan dengan pemasangan PCI -Girder tapi
terlebih dahulu apakah elastomerik terpasang dengan sempurna. Setelah mendapat
persetujuan dari konsultan pengawas maka pelaksanaan launching girder dapat dilanjutkan.
PCI-Girder di masukan kelokasi kerja dan diposisikan pada tempat yang dapat dijangkau oleh
hook crane yang terpasang pada steel truss. Setelah PCI girder terkait dengan kuat pada truss
crane selanjutnya dengan perlahan PCI Girder diluncurkan keposisinya pada elastomerik di
kedua sisi kepala jembatan.
Setelah girder terpasang pada posisinya, perlu dilakukan control ulang untuk
memastikan letak dengan sempurna. Setelah letak girder dirasa sempurna maka dipasang
pengaman brussing (besi pengikat) dengan menggunakan besi beton yang dilas antara
backwall dengan shear connector.

Gambar 3. 3 Ilustrasi Peluncuran PCI-Girder


Proses launching dilaksanakan secara simultan, untuk menghindari kesalahan
pemasangan maka ditempatkan personil untuk memandu posisi PCI-Girder sehingga tepat
pada tempat yang diinginkan. Begitu pemasangan girder selesai dilaksanakan maka

17
dilanjutkan memasang diafragma beton dengan cara cor ditempat. Diafragma berfungsi
mengakukan PCI-Girder dari pengaruh gaya melintang. Proses pembuatan diafragma dimulai
dari pemasangan bekisting diafragma dilanjutkan dengan penulangan dan dilanjutkan dengan
pengecoran menggunakan Beton Radymix K.300. waktu pengecoran dilaksanakan pada siang
dan malam hari secara menerus untuk mempercepat pelaksanaan pekerjaan berikutnya.

3.5 Faktor Penting dalam Pemasangan PCI-Girder


Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemasangan PCI-Girder antara lain sebagai
berikut:
1. Posisi PCI-Girder harus berada dalam kondisi stabil
2. Pada saat pemasangan pengaman gelagar dengan brancing tulangan dengan
pengelasan gantungan crane harus dipastikan tidak longgar sehingga gelagar
stabil
3. Vertikalitas gantungan harus sempurna
4. Gelagar menumpu di atas landasan peletakan dengan lebar lebih besar dari lebar
flen bawah gelar
5. Pengamanan gelagar berupa brancing harus mampu menahan gaya guling PCI-
Girder
6. Perlu adanya pengawasan yang ketat pada proses pemasangan PCI-Girder
sesuai dengan SOP yang diterapkan

Dengan memperhatikan faktor-faktor diatas maka dapat meminimalisir terjadinya


kegagalan atau kecelakaan pada saat proses pemasangan PCI-Girder di lokasi proyek.berikut
adalah beberapa contoh kegagalan pada proses pemasangan PCI-Girder di Indonesia.

18
Gambar 3. 4 Enam buah bentang girder roboh setelah tersenggol oleh eskavator yang
tengah bekerja pada proyek tol Depok-Antasari

Gambar 3. 5 Empat girder ambruk pada proyek pembangunan Jalan Tol Pasuruan-
Probolinggo akibat tali crane putus pada saat proses pemasangan

19
Gambar 3. 6 Kegagalan pemasangan PCI girder pada proyek LRT Jabodebek rute
Kelapa Gading-Velodrome akibat gantungan crane mengalami pelonggaran sehingga
gelagar berotasi dan bracing baja tulangan tidak mampu menahan gaya guling

20
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
PCI-Girder (Precast Concrete I Girder) merupakan balok baja dengan profil I diantara
dua penyangga dapat berupa pier ataupun abutment pada suatu jembatan atau fly over.
Pemasangan PCI-Girder pada umumnya dilakukan dengan sistem mobile crane yang mana
perlu adanya pengawasan khusus saat proses pemasangan girder yang sesuai dengan SOP
untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan atau kegagalan pemasangan pada proyek yang
dapat mengakibatkan korban jiwa ataupun kerugian secara material

4.2 Saran
Sebelum dilakukan proses pemasangan PCI-Girder perlu dilakukan peninjauan atau
pemeriksaan ulang pada unit alat-alat berat di sekitar lokasi agar tidak membahayakan atau
menghalangi proses pemasangan girder seperti kasus yang terjadi pada kegagalan
pemasangan PCI-Girder akhir-akhir ini. Serta perlu adanya peninjauan ulang terhadap SOP
yang berlaku agar pada proyek mendatang tidak terjadi kegagalan seperti pada proyek yang
sebelumnya.

21
DAFTAR PUSTAKA

Dewi,M. 2013. Apa Yang Dimaksud Dengan Girder.


https://www.ilmutekniksipil.com/struktur-jembatan-2/apa-yang-dimaksud-dengan-girder

Reza, I. 2011. Jembatan I Girder. https://www.scribd.com/doc/61454790/Jembatan-i-Girder

Gidheon,A. 2018. Deretan Kecelakaan Infrastruktur dalam 6 Bulan.


https://www.liputan6.com/bisnis/read/3303878/bertambah-lagi-ini-deretan-kecelakaan-
infrastruktur-dalam-6-bulan

Toni. 2018. Pemasangan PCI Girder Sering Gagal. http://moneter.co.id/55620/pemasangan-


pci-girder-sering-gagal-ini-analisa-pupr

1
1

You might also like