Laporan Praktikum Its
Laporan Praktikum Its
Laporan Praktikum Its
Disusun Oleh :
5.15.04.09.0.029
Praktikum
Oleh:
NIM : 5.15.04.09.0.029
Pada Tanggal
Ditetapkan di : Mojokerto
Tanggal :
Yang Menetapkan
ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBINGAN
Oleh:
NIM : 5.15.04.09.0.015
Mojokerto,
DOSEN PEMBIMBING
Hari Purwanto,S.T.,M.MT.
DOSEN PENGUJI
Mohammad Muslimin,S.T.,M.T.
NIDN : 0728018503
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas
3. Bapak Imaduddin BE, ST.,MT. Selaku Ketua Program Studi Teknik Industri
6. Bapak Ir. Eddy Widiyono, ST.,MT. Selaku Kalap Metalurgi dan Permesinan
7. Saudara/I asisten praktikum dan rekan yang telah banyak membantu serta
8. Dan semua pihak yang telah membantu, mendukung serta kerja samanya dalam
iv
Besar harapan kami, bahwa laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami,
bagi pembaca, serta bagi kehidupan sehari-hari. Saran dan kritik kami harapkan
dari sang pembaca laporan ini karena sangat berguna dan membangun wawasan
Penulis
v
DAFTAR ISI
vi
3.5 Hasil .............................................................................................................. 17
3.6 Lampiran ....................................................................................................... 21
3.6.1 Mikroskopis ............................................................................... 21
3.6.2 Olympus Video .......................................................................... 22
3.6.3 Form Pengujian ........................................................................ 23
Bab Iv Pengujian Kekerasan ............................................................................... 24
4.1 Pendahuluan .................................................................................................. 24
4.2 Dasar Teori .................................................................................................... 24
4.3 Peralatan Dan Material .................................................................................. 26
4.4 Prosedur Percobaan ....................................................................................... 26
4.5 Hasil .............................................................................................................. 27
Bab V Pengujian Impact ..................................................................................... 28
5.1 Pendahuluan .................................................................................................. 28
5.2 Dasar Teori .................................................................................................... 29
5.3 Peralatan Dan Material .................................................................................. 30
5.4 Prosedur Percobaan ....................................................................................... 31
5.5 Hasil .............................................................................................................. 32
Bab Vi Pengujian Tarik ....................................................................................... 33
6.1 Pendahuluan .................................................................................................. 33
6.2 Dasar Teori .................................................................................................... 34
6.3 Peralatan Dan Material .................................................................................. 36
6.4 Prosedur Percobaan ....................................................................................... 36
6.5 Hasil .............................................................................................................. 39
Proses Manufaktur (Pengoperasian Mesin Bubut) .............................................. 40
7.1 Pendahuluan ................................................................................................. 40
7.2 Dasar Teori ................................................................................................... 41
7.3 Peralatan Dan Material................................................................................. 42
7.4 Prosedur Percobaan ...................................................................................... 43
7.5 Hasil ............................................................................................................. 44
Daftar Pustaka ..................................................................................................... 45
Lampiran ............................................................................................................. 46
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR TABEL
ix
BAB 1
1.1 PENDAHULUAN
keadaan padat, untuk memperoleh sifat-sifat tertentu. Maka dari itu proses
Baja adalah benda yang sering diproduksi dalam berbagai produk. Dan
juga sering di uji dalam proses laku panas. Proses laku panas ini umumnya
menentukan sifat fisik dan mekanik pada baja yang mengalami proses laku
panas.
Proses laku panas ini terdiri dari beberapa tahapan dari pemanasan sampai
3. Laju pendinginan.
Dari fase perlite akan dilakukan proses pemanasan sampai dengan rata-
rata 800 oC dan memberikan fase austenite setelah itu akan diadakan holding
1
2
Laku panas ini dapat dilakukan dengan tujuan untuk membuat kondisi
pada baja agar mengetahui transformasi apa saja yang terjadi, oleh karena itu
1. Temperature autenitising:
atom-atom berdifusi.
3. Laju pendinginan
c. Kuatnya sirkulasi
a. Oven
c. Tang penjepit
b. Amplas
SETIMBANG
setimbang dan dengan air untuk laku panas dengan kondisi tidak
setimbang.
1.5 HASIL
1. Proses laku panas kondisi setimbang adalah dengan cara pendinginan oleh
udara.
2. Proses laku panas dengan kondisi tidak setimbang adalah dengan cara
didinginkan oleh air/ minyak/ liquid atau apapun selain dengan udara.
6. Dan kekerasan pada permukaan yang diperoleh adalah lebih tinggi saat
yang setimbang.
BAB II
2.1 PENDAHULUAN
Dalam uji Jominy Hardenability Test kita akan melakukan pengujian dimana
specimen tipe (ST 37). Dengan kondisi benda yang batang di quensh pada salah
satu ujungnya.
Sumber : internet
ialah data kekerasan logam sampai berada pada titik kekerasan tertentu setelah
8
9
Suatu baja pada dasarnya adalah memiliki sebuah kekerasan maksimum dan
tergantung dari komposisi baja itu sendiri (kadar karbon dan unsur-unsur
panduannya). Dan martensit yang akan terbentuk pada saat proses pendinginanya.
Semakin tinggi karbon yang berpengaruh maka semakin banyak pula martensit
sendiri.
1. Peralatan
a. Oven
2. Material
austenisasi dan diberi holding time selama waktu yang ditentukan / sampai
dingin.
menit.
10
specimen yang di uji dapat kita ketahui kasil dari kekerasannya. Dengan
pembebanan dari Rockwall HRA = ± 60 Kgf, HRB = ± 100 Kgf dan HRC = ± 150
Kgf. Beban ini dipilih dan digunakan menurut tipe specimen yang di ujikan.
11
Keterangannya adalah :
2.5 HASIL
Specimen benda yang ada di posisi tersemprot air nilai kekerasannya lebih
tinggi dari pada bermukaan yang berada di pendinginan oleh udara. Ini
membuktikan bahwa proses laku panas kondisi tidak stimbang, nilai keuletan/
kekerasannya lebih tinggi dari pada kondisi setimbang. Holding time berguna
untuk memberikan proses pendinginan yang maksimal pada specimen yang diuji.
Perbedaan kekerasan tersebut ditinjau dari proses pendinginan antara dengan air
PENGUJIAN METALOGRAFI
3.1 PENDAHULUAN
yang terdapat dalam material yang dapat diamati, seperti fasa, butir, komposisi
Pada metalografi, secara umum yang akan di amati adalah dua hal yaitu :
A. Struktur makro adalah struktur dari logam yang terlihat secara makro pada
B. Struktur mikro adalah struktur dari sebuah permukaan logam yang telah
minimum 25x.
Struktur mikro adalah gambar atau konfigurasi distribusi dari fase-fase yang
antara lain:
a. Tipe Fase
Mewakili nama khas pada logam tertentu misalnya pada logam besi
b. Ukuran butiran
12
13
c. Distribusi
d. Orientasi
1. PERALATAN
a. Mickorskop
b. Grinda tangan
c. Grinda meja
d. Botol alcohol
e. Cawan kramik
2. BAHAN
b. Air
c. Alcohol
3. MATERIAL
kebutuhan.
3.4.1 MATERIAL
a. Pemotongan (Sectioning)
pemolesan.
b. Pembingkaian (Mounting)
dengan ukuran yang agak besar, hal ini tidaklah mutlak. Akan
3.4.2 ETSA
3.4.3 MIKROSKOPIS
3.5 HASIL
Dari uji metalografi dapat dilihat bahwa dari specimen tipe ST37 dengan
1. Ferit
Ferit adalah larutan padat karbon dan unsur paduan lainya pada besi
kubus pusat badan (Fe). Ferit terbentuk akibat proses pendinginan yang
lambat dari austenit baja hypotektoid pada saat mencapai A3 . ferit bersifat
sangat lunak ,ulet dan memiliki kekerasan sekitar 70 - 100 BHN dan
2. Sementit
sebagai karbida besi dengan prosentase karbon 6,67%C. yang bersifat keras
sekitar 5 – 68 HRC
3. Perlit
4. Bainit
Bainit merupakan fasa yang kurang stabil yang diperoleh dari austenit
5. Martensit
Martensit merupakan larutan padat dari karbon yang lewat jenuh pada
besi alfa sehingga lapis-lapis sel satuanya terdistorsi. Karbon adalah unsur
sekitar 1,7% (E) pada 1140 0C, Sedangkan kelarutan karbon pada ferit naik
0,08% pada temperatur kamar. Kegunaan dari baja tergantung dari sifat-
penambahan unsur paduan. Salah satu unsur paduan yang sangat penting
yang dapat mengontrol sifat baja adalah karbon (C). Jika besi dipadu dengan
Disini dapat kita lihat bahwa dari bentuk gambar struktur mikro ciri
khas dari pada laku panas kondisi stimbang dapat di tunjukan pada gambar
yang bersifat tajam dan jelas sedangkan untuk kondisi tidak setimbang
3.6 LAMPIRAN
3.6.1 MIKROSKOPIS
Keterangan :
1. Tombol power
5. Lensa
Hal yang perlu dilakukan pertama kali adalah menyala power (1) setelah
(3). Lalu periksalah perbesaran yang diinginkan pada panel (5) dengan
dengan memutar panel (6). Panel (6) terdiri dari 2 bagian yang pertama untuk
pengamatan, setelah focus, geser benda kerja melalui panel (4) hingga di dapat
Hal yang perlu dilakukan pertama kali adalah nyalakan tombol MAIN
sebaiknya perhatikan indikator pengamat yang tertera pada LCD pojok kiri
bawah berwarna putih berbentuk garis panjang (strip). Apabila strip telah
menyentuh garis merah , hal ini berarti posisi focus perbesaran adalah
maksimum dan ambillah gambar pada posisi ini. Apabila belum, ulangi untuk
PENGUJIAN KEKERASAN
4.1 PENDAHULUAN
deformasi pada daerah lokal dan permukaan material, dan khusus untuk logam
bahan terhadap pembebanan dalam perubahan yang tetap. Dengan kata lain,
ketika gaya tertentu diberikan tekanan pada suatu benda uji yang mendapat
dapat menganalisis seberapa besar tingkat kekerasan dari bahan tersebut melalui
tersebut.
bahan benda tersebut. Dengan kita pertimbangkan maka kita cenderung memilih
bahan benda kerja yang memiliki tingkat kekerasan yang lebih tinggi. Alasannya
mengapa, logam keras itu dianggap lebih kuat apabila dibandingkan dengan
logam lunak. Meskipun demikian, logam yang keras biasanya cenderung tidak
kuat menahan beban dan sebaliknya, logam lunak cenderung lebih ulet dan
elastis.
24
25
ridging dan sinking akibat beban indentor. Sesudah beban minor diberikan,
diketahui nilainya dengan membaca dial gage pada alat. Dial tersebut terdiri dari
Dial disesuaikan sedemikian rupa sehingga nilai kekerasan yang tinggi berkorelasi
dengan kecil pentrasi. Kekerasan rockwell dapat dibagi menjadi beberapa jenis
antara lain:
1. Rockwell A
2. Rockwell B
3. Rockwell C
pemanasan.
26
Sumber : Internet
berikut :
1. Permukaan spesiemn harus datar, halus, serta bebas dari kotoran, minyak,
dan petunjuk besar diputar tiga kali dan berhentilah dengan arah vertical.
7. Tarik handle untuk mengaplikasikan gaya tarik utama, pada saat itu
penunjuk besar dari indikator berputar berlawanan dengan arah jarum jam.
4.5 HASIL
Dari hasil pengujian kekerasan pada spesimen yang dilakukan, ada perlakuan pada
specimen laku panas kondisi setimbang dan specimen laku panas kondisi tidak
NILAI RATA-
NO BAGIAN YANG DI UJI PEMBEBANAN
RATA
Specimen laku panas kondisi 79 HRB
1 79,75 HRB
setimbang 80,5 HRB
Specimen laku panas kondisi tidak 49 HRC
2 51 HRC
setimbang 53 HRC
PENGUJIAN IMPACT
5.1 PENDAHULUAN
cepat (rapid loading). Agar dapat memahami uji Impact terlebih dahulu
mengamati fenomena yang terjadi terhadap suatu kapal yang berada pada suhu
mudah patah. Disebabkan laut memiliki banyak beban (tekanan) dari arah
manapun. Kemudian kapal tersebut menabrak gunung es, sehingga tegangan yang
kapal tersebut terbelah dua. Dalam Pengujian Mekanik, terdapat perbedaan dalam
Uji tarik, uji tekan, dan uji punter adalah pengujian yang menggunakan
beban statik. Sedangkan uji Impact (fatigue) menggunakan jenis beban dinamik.
Pada uji Impact, digunakan pembebanan yang cepat (rapid loading). Perbedaan
dari pembebanan jenis ini dapat dilihat pada strain rate. Pada pembebanan cepat
atau disebut dengan beban Impact, terjadi proses penyerapan energi yang besar
dari energi kinetik suatu beban yang menumbuk ke spesimen. Proses penyerapan
energi ini, akan diubah dalam berbagai respon material seperti deformasi plastis,
28
29
Secara umum metode pengujian Impact terdiri dari dua jenis yaitu:
1. Metode Charpy
2. Metode Izod
tumpuan dengan posisi, dan arah pembebanan searah dengan arah takikan.
Specimen yang akan dilakukan dalam uji impact menggunakan specimen yang
memiliki takikan atau notc. Agar kekuatan yang di ambil dapat rendah dan
Sumber : Internet
1. PERALATAN
Sumber : Internet
2. MATERIAL
a. Specimen takikan
takikan 2mm dan jari takikan 0,25mm dan sudut takikan 450.
31
Keterangan :
batang yang di uji, dibagi dengan luas penampang pada daerah takikan.
IS = (Kgm / mm2)…………. 4
5.5 HASIL
Dari pengujian Impact, specimen dihadapkan perlakuan ayunan hingga patah dan
Dari gambar tersebut dapat terlihat bahwa yang terjadi patahan pada uji
bahwa pada temperatur tinggi material akan bersifat ulet (ductile) sedangkan pada
PENGUJIAN TARIK
6.1 PENDAHULUAN
Dengan menarik suatu bahan kita akan segera mengetahui bagaimana bahan
tersebut bereaksi terhadap tenaga tarikan dan mengetahui sejauh mana material itu
bertambah panjang.
Banyak hal yang dapat kita pelajari dari hasil uji tarik. Bila kita terus
menarik suatu bahan (dalam hal ini suatu logam) sampai putus, kita akan
mendapatkan profil tarikan yang lengkap yang berupa sebuah kurva. Kurva ini
Sumber : Internet
33
34
Pada pengujian ini, dipakai benda uji standart yang dicengkam pada
Untuk lebih jelasnya maka kita perhatikan gambar 6.2 dibawah ini ;
Keterangan :
5. Frackture : titik dimana bahan akan putus jika terus diberi beban
bentuk semula
Berdasarkan gambar 6.2 terlihat baja karbon rendah pada saat penarikan
yang dikenakan. jika benda uji ditarik oleh kekuatan yang tidak melebihi
batas ini maka benda uji tersebut akan mengalami deformasi elastis, yang
penampang semula :
(Kg/mm2) ……………..1
batas ini juga disebut dengan batas proposional. Karena batas tersebut
hubungan antara F-Δƛ adalah sebanding maka grafiknya berupa garis. Dan
σ = E ε ………………2
dimana :
σ = Tegangan (Kg/mm2)
ε = Regangan (mm/mm).
36
1. Peralatan
2. Material
a. Specimen yang di buat untuk uji tarik sesuai dengan standart yaitu
1. Pengukuran specimen
b. Thisknes = 12,25 mm
c. Gig = 53,25 mm
f. Weight = 0,7 kg
Sumber : internet
3. Dari data diatas setelah diadakan uji tarik, maka dapat diperoleh tabel
sebagai berikut :
6.5 HASIL
Dari tabel diatas dapat kita ketahui kekuatan tarik dari pada specimen
logam yang diujikan. Dan panjang setelah patahannya adalah 37,4 cm dan
PROSES MANUFAKTUR
7.1 PENDAHULUAN
mesin perkakas lainnya. Membubut pada prinsipnya adalah membuat benda bulat
Dari berbagai mesin perkakas yang ada, mesin bubutlah yang paling
digunakan.
pengerjaan-pengerjaan khusus.
40
41
mesin, sebagai contoh pada mesin bubut MARO. Untuk menghidupkan pada
mesin kita harus mengaktifkan saklar aliran listrik kemudian kita memutar handle
sesuai dengan arah putaran yang kita kehendaki (putaran searah/berlawanan arah
jarum jam), sedangkan untuk memetikan kita cukup menekan tuas rem maka
dengan demikian putaran mesin akan berhenti. Sedangkan pada mesin EMCO,
MARO. Tetapi pada prinsipnya cara menghidupkan sama dengan mesin MARO.
Pada saat proses pembubutan berlangsung, pahat bubut memotong benda kerja
yang berputar dan menghasilkan potongan atau sayatan yang menyerupai kawat,
mesin menghasilkan hasil bubutan tiap menit disebut kecepatan potong (sayat),
yang diberi symbol Cs (Cutting Speed). setiap material telah memiliki kecepatan
potong
42
Sumber : Internet
Gambar 7.1 Mesin Bubut
material ini dapat dilihat didalam table yang terdapat didalam buku atau referensi.
1. Peralatan
a. Mesin Bubut
c. Alat Ukur
d. Planning pembubutan
2. Material
7.4 PROSEDUR
yang telah di isi air agar proses pembubutan tidak terlalu ada goresan
pisau pemakan.
7.5 HASIL
specimen yang di proses. Sehingga menghasilkan specimen yang ada dibawah ini.
http://materialteknikafcoo19.blogspot.co.id/
https://danidwikw.wordpress.com/2010/12/17/pengujian-impak-dan-
fenomena-perpatahan/
http://abdi94.blogspot.co.id/2014/06/pengujian-impact.html
https://www.academia.edu/12417324/PRAKTIKUM_UJI_METALOGR
AFI?auto=download
https://ndidista.wordpress.com/2013/07/23/pengujian-metalografi/
https://ardra.biz/sain-teknologi/metalurgi/besi-baja-iron-steel/pengujian-
pengamatan-metalografi/
Laku panas :