Contoh Proposal SD Meningkatkan Prestasi Belajar Pai Dengan Menerapkan Model Pembelajaran Pakem Kode
Contoh Proposal SD Meningkatkan Prestasi Belajar Pai Dengan Menerapkan Model Pembelajaran Pakem Kode
Contoh Proposal SD Meningkatkan Prestasi Belajar Pai Dengan Menerapkan Model Pembelajaran Pakem Kode
Dalam kegiatan belajar mengajar yang berlangsung telah terjadi interaksi yang
bertujuan. Guru dan anak didiklah yang menggerakannya. Interaksi yang bertujuan itu
disebabkan gurulah yang memaknainya dengan menciptakan lingkungan yang bernilai edukatif
demi kepentingan anak didik dalam belajar. Guru ingin memberikan layanan yang terbaik bagi
anak didik, dengan menyediakan lingkungan yang menyenangkan dan menggairahkan. Guru
berusaha menjadi pembimbing yang baik dengan peranan yang arif dan bijaksana, sehingga
tercipta hubungan dua arah yang harmonis antara guru dengan anak didik.
Dengan interaksi pembelajaran reflektif dapat membuat anak didik untuk menjadikan
hasil belajar sebagai referensi refleksi kritis tentang dampak ilmu pengetahuan dan teknologi
terhadap masyarakat; mengasah kepedulian sosial, mengasah hati nurani, dan bertanggungjawab
terhadap karirnya kelak. Kemampuan ini dimiliki anak didik, karena dengan pola interaksi
pembelajaran tersebut, dapat membuat anak didik aktif dalam berfikir (mind-on), aktif dalam
berbuat (hand-on), mengembangkan kemampuan bertanya, mengembangkan kemampuan
berkomunikasi, dan membudayakan untuk memecahkan permasalahan baik secara personal
maupun sosial.
Agar hasil ini dapat optimal, guru dituntut untuk mengubah peran dan fungsinya
menjadi fasilitator, mediator, mitra belajar anak didik, dan evaluator. Ini berarti, guru harus
menciptakan interaksi pembelajaran yang demokratis dan dialogis antara guru dengan anak
didik, dan anak didik dengan anak didik (Moh. Shochib: 1999; dan Paul Suparno dkk: 2001).
Dengan interaksi pembelajaran yang mengemas nilai-nilai tersebut dapat membuat
pembelajaran lingking (link and math atau life skill) dan delinking (pemutusan lingkungan
negatif), diversifikasi kurikulum, pembelajaran kontekstual, kurikulum berbasis kompetensi, dan
otonomi pendidikan pada tingkat sekolah taman kanak-kanak dengan manajemen berbasis
sekolah, dan bertujuan untuk mengupayakan fondasi dan mengembangkan anak untuk memiliki
kemampuan yang utuh yang disebut: Pendidikan Anak Seutuhnya (PAS).
Pada dasarnya dalam kehidupan suatu bangsa, faktor pendidikan mempunyai peranan
yang sangat penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan hidup bangsa tersebut.
Secara langsung maupun tidak langsung pendidikan adalah suatu usaha sadar dalam menyiapkan
pertumbuhan dan perkembangan anak melalui kegiatan, bimbingan, pengajaran dan pelatihan
bagi kehidupan dimasa yang akan datang. Tentunya hal ini merupakan tanggung jawab bersama
antara pemerintah, anggota masyarakat dan orang tua. Untuk mencapai keberhasilan ini perlu
dukungan dan partisipasi aktif yang bersifat terus menerus dari semua pihak.
Guru mengemban tugas yang berat untuk tercapainya tujuan pendidikan nasional
yaitu meningkatkan kualitas manusia Indonesia, manusia seutuhnya yang beriman dan bertakwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja
keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani,
juga harus mampu menumbuhkan dan memperdalam rasa cinta terhadap tanah air, mempertebal
semangat kebangsaan dan rasa kesetiakawanan sosial. Sejalan dengan itu pendidikan nasional
akan mampu mewujudkan manusia-manusia pembangunan dan membangun dirinya sendiri serta
bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. Depdikbud (1999).
Berhasilnya tujuan pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor diantaranya adalah
faktor guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, karena guru secara langsung dapat
mempengaruhi, membina dan meningkatkan kecerdasan serta keterampilan siswa. Untuk
mengatasi permasalahan di atas dan guna mencapai tujuan pendidikan secara maksimal, peran
guru sangat penting dan diharapkan guru mampu menyampaikan semua mata pelajaran yang
tercantum dalam proses pembelajaran secara tepat dan sesuai dengan konsep-konsep mata
pelajaran yang akan disampaikan.
Dengan menyadari kenyataan tersebut di atas, maka dalam penelitian ini penulis
mengambil judul “Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Dengan
Menerapkan Model Pembelajaran PAKEM Pada Siswa … Tahun Pelajaran …
B. Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang di atas maka penulis merumuskan permasalahannya
sebagai berikut:
1. Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dengan diterapkannya
model pembelajaran PAKEM pada siswa kelas …. Tahun pelajaran …?
2. Bagaimanakah pengaruh model pembelajaran PAKEM terhadap motivasi belajar Pendidikan
Agama Islam pada siswa kelas …. Tahun pelajaran …?
C. Tujuan Penelitian
D. Kegunaan Penelitian
Adapun maksud penulis mengadakan penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai:
1. Menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang peranan guru Pendidikan Agama Islam
dalam meningkatkan pemahaman siswa belajar Pendidikan Agama Islam.
2. Sumbangan pemikiran bagi guru Pendidikan Agama Islam dalam mengajar dan meningkatkan
pemahaman siswa belajar Pendidikan Agama Islam.
3. Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan metode pembelajaran yang dapat memberikan
manfaat bagi siswa.
4. Sebagai penentu kebijakan dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya pada
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
5. Menerapkan metode yang tepat sesuai dengan materi pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini, maka perlu didefinisikan
hal-hal sebagai berikut:
1. Model pembelajaran PAKEM adalah:
Model pembelajaran yang bertumpu pada empat prinsip yaitu: aktif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan.
2. Motivasi belajar adalah:
Suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkat laku untuk
memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang
mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.
3. Prestasi belajar adalah:
Hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau dalam bentuk skor, setelah siswa
mengikuti pelajaran.
F. Batasan Masalah
1. Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa kelas … tahun pelajaran …
2. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret semester genap tahun pelajaran …
3. Materi yang disampaikan adalah pokok bahasan kisah nabi Ibrahim a.s, dan nabi Ismail a.s.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad. 1996. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindon.
Arikunto, Suharsimi. 1993. Manajemen Mengajar Secara Manusiawi. Jakarta: Rineksa Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineksa Cipta.
Azhar, Lalu Muhammad. 1993. Proses Belajar Mengajar Pendidikan. Jakarta: Usaha Nasional.
Daroeso, Bambang. 1989. Dasar dan Konsep Pendidikan Moral Pancasila. Semarang: Aneka Ilmu.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineksa Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineksa Cipta.
Hadi, Sutrisno. 1982. Metodologi Research, Jilid 1. Yogyakarta: YP. Fak. Psikologi UGM.
Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Hasibuan K.K. dan Moerdjiono. 1998. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Margono. 1997. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta. Rineksa Cipta.
Masriyah. 1999. Analisis Butir Tes. Surabaya: Universitas Press.
Ngalim, Purwanto M. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Nur, Moh. 2001. Pemotivasian Siswa untuk Belajar. Surabaya: University Press. Univesitas Negeri
Surabaya.
Rustiyah, N.K. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.
Sardiman, A.M. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.
Soekamto, Toeti. 1997. Teori Belajar dan Model Pembelajaran. Jakarta: PAU-PPAI, Universitas
Terbuka.
Sukidin, dkk. 2002. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya: Insan Cendekia.
Surakhmad, Winarno. 1990. Metode Pengajaran Nasional. Bandung: Jemmars.
Suryosubroto, B. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT. Rineksa Cipta.
Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan, Suatu Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Usman, Moh. Uzer. 2001. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.