Penyelidikan Geokimia Regional Sistematik
Penyelidikan Geokimia Regional Sistematik
Penyelidikan Geokimia Regional Sistematik
Bagikan artikel
Delicious
Digg
Stumble Upon
Facebook
twitter
Oleh :
Agus Gunirwa dan Sumartono
SUBDIT. MINERAL LOGAM
ABSTRACT
SARI
Pemetaan geokimia regional sistimatis telah dilakukan di daerah Bima, Dompu dan
sekitarnya, yang terletak antara 118° 15' 00" - 119° 10' 27" Bujur Timur dan 8° 15' 00" – 8° 51'
16" Lintang Selatan mencakup daerah seluas 4200 km². Topografi daerah penyelidikan termasuk
kedalam morfologi perbukitan terjal dan bergelombang, dengan aliran sungai pada umumnya
kering
Sebanyak 206 conto geokimia sedimen sungai aktif - 80 mess telah terkumpul dengan
perbandingan 1 conto mewakili 25 km2.
Daerah penyelidikan ditutupi oleh batuan gunungapi Kuarter, Tersier dan batuan sedimen
Tersier. Batuan Tersier ini telah mengalami pensesaran dengan arah umum baratlaut – tenggara
dan dibeberapa tempat telah diterobos oleh batuan dioritis yang secara setempat telah
mengalami ubahan dan dipotong oleh urat-urat kuarsa yang membawa emas dan logam dasar.
Berdasarkan analisis kelompok unsur memperlihatkan adanya pemineralan tipe epitermal
dengan kandungan sulfida rendah yang dicirikan oleh kekerabatan unsur-unsur Li – Au – As
dan sulfida tinggi dengan ciri Ag tersendiri. Selain itu terdapat juga pemineralan tipi porfiri yang
dicirikan oleh kekerabatan Cu – Mo. Kekerabatan lain adalah Pb – Zn – Co – Mn – Fe yang
mencerminkan pengayaan sekunder sebagai akibat pengikatan kimiawi oleh oksida Fe/Mn,
sedangkan kelompok Co – Fe – Ni – Cr sebagai cerminan komposisi batuan disekitarnya
yang bersifat menengah – basa.
Tanda – tanda keterdapatan pemineralan tersebut diatas tersebar di bagian selatan
daerah penyelidikan dan disarankan untuk ditindak lanjuti.
1. PENDAHULUAN
Daerah yang diselidiki termasuk wilayah Kabupaten Bima, dan sebagian Kabupaten
Dompu, Propinsi Nusa Tenggara Barat dengan batas koordinat 118° 15' 00" s.d. 119° 10'
27" Bujur Timur dan 8° 15' 00" s.d. 8° 51' 16" Lintang Selatan, mencapai luas daerah sekitar
4200 km2. (Gambar 1).
2.1 Stratigrafi
Batuan yang melandasi P. Sumbawa tersebut terdiri dari lava andesit – basalt, tuff, breksi
dan batuan sedimen yang bersifat gampingan. Secara tidak selaras kemudian batuan-
batuan tersebut ditutupi oleh batuan gunungapi dasit dan sedimen (Miosen Tengah
sampai Pliosen Awal). Batuan–batuan tersebut secara setempat diterobos oleh batuan
tonalit, dasit, diorit, andesit dan trakit.
Di bagian utara P. Sumbawa, daerah tersebut didominasi oleh batuan hasil kegitan
gunungapi yang masih aktif, seperti G. Tambora dan G. Sangeang. Endapan aluvial pada
umumnya diendapkan di bagian pantai utara dan daerah pesisir barat Huu.
3. HASIL PENYELIDIKAN
3.1.1. Morfologi
Pada umumnya daerah penyelidikan merupakan daerah yang bertopografi berbukit
berbentuk kerucut, perbukitan begelombang, dan dataran rendah serta ditutupi oleh
batuan gunungapi, batuan terobosan, batuan sedimen Tersier dan endapan aluvial.
3.1.2. Stratigrafi
Berdasarkan Peta Geologi Lembar Sumbawa dan Bima sekala 1 : 250.000 (Ratman, N. dan
A. Yasin, 1978) dalam Peta Geologi Lembar Komodo dan Peta Geologi Tinjau Sumbawa,
NTB, sekala 1 : 250.000, A. Sudradjat, 1975) stratigrafi daerah penyelidikan dapat
dikelompokkan menjadi sembilan satuan batuan yang berumur antara Miosen Awal
hingga Resen.
Adapun urutan stratigrafi batuan tersebut dari tua ke muda adalah sebagai berikut:
Batuan gunungapi Tua (Tlmv), penyebarannya meliputi bagian selatan daerah
penyelidikan, merupakan daerah pegunungan terjal yang mengitari Teluk Bima di bagian
selatan seperti Doro Derusi Doro Parewa, Doro Sando dan
Doro Dongomaro. Penyusun utama batuan Gunungapi tua in iadalah lava danbreksi
berkomposisi andesit dan basal,mengandung sisipan tufa bersifat andesit dan
batugamping hubem, umumnya berwarna kelabu kehitaman, hijau dan ungu padasisipan
tufanya, lava berstruktur bantal dan bersisipan rijang merah. Breksi pada umumnya telah
terubaholeh propilitisasi dan terkersikan dan mengami pemineralan, mengandung urat-urat
kuarsa dan kalsit. Umur batuan ini diperkirakan Miosen Awal (Darwin Kadar, 1974).
Batuan gunungapi (Tmv), sebarannya pada umumnya menempati daerah di sekitar
selatan dan timur Teluk Bima yaitu di sekitar Tente dan Doro Ngali. Batuan utama yang
menyusun satuan ini adalah lava dan breksi yang berkomposisi dasit yang umumnya
berwarna kelabu tua, pejal, dicirikan oleh komponen kuarsa berukuran 0,5 – 20 cm,
mengandung sisipan-sisipan tufa gampingan.
Di beberapa tempat telah terkersikkan. Secara stratigrafi kedudukannya sama dengan
batugamping berlapis.
Tufa dasitan (Tmdt), sebarannya meliputi daerah di sekitar baratdaya daerah penyelidikan
dan sebelah selatan Bima dan Waworada. Batuan penyusunnya adalah tufa dasitan
berwarna kelabu, yang dicirikan oleh kuarsa berukuran 0,5 – 1 cm, pada umumnya
berlapis dan sebagian pejal, mengandung sisipan-sisipan tufa hijau, tufa gampingan,
batugamping dan batupasir tufaan secara setempat bersisipan breksi dan lava. Sebagian
lava berkomposisi dasit dan sebagian lagi berkomposisi andesit. Berdasarkan kandungan
fosilnya yang ditemukan pada sisipan batugamping menunjukkan umur Miosen Tengah
(Nana Ratman dan Aswan Yasin, 1978). Satuan ini secara setempat diterobos oleh batuan
dasit yang menghasilkan urat-urat kuarsa setebal 1 – 20 cm, sebagian terkersikan dan
pemineralan, lapisan-lapisan oksida besi banyak dijumpai pada batuan yang mengalami
pengersikkan.
Batugamping berlapis (Tml), sebarannya terdapat di sekitar selatan dan timur Kota Bima,
bagian baratlaut dan selatan daerah penyelidikan yaitu di sekitar Bukit Doro Saja dan
sebelah baratlaut Teluk Woworada. Penyusun utama satuan batuan ini adalah
batugamping berlapis berwarna kelabu, pejal mengandung sisipan-sisipan batugamping
tufaan, batupasir kuarsa, tufa dan konglomerat terdapat di bagian bawah komponennya
terdiri dari andesit terpropilitkan dan rijang merah. Batuan ini mengandung foramifera, koral
dan moluska serta fosil-fosil lainnya yang menunjukkan umur Miosen Tengah (Darwin Kadar,
1974). Satuan ini ditutupi secara selaras oleh batugampimg tufaan (Tmpl), dan dialasi
secara tak selaras oleh batuan gunungapi (Tlmv), mendatar beralih menjadi piroklastik
kasar (Tmv) dan piroklastik halus (Tmdt). Urat-urat kuarsa dengan galena setempat-
setempat terdapat dalam satuan batuan ini.
Hasil gunung api tua (Qtv), satuan batuan ini penyebarannya meliputi bagian Utara
daerah penyelidikan yang membentuk kerucut seperti Dora Dendan, Doro Lembuwu dan
Doro Pukah yang terdapat di bagian barat Teluk Bima, sedangkan di bagian timurnya
meliputi Doro Maria dan Doro Kuta. Penyusun satuan batuan ini terdiri dari perselingan
breksi, lava dan tufa yang berkomposisi andesit dan basalt. Di daerah puncak Doro
Lembuwu dan Doro Maria terdapat dinding kaldera dan dinding kawah lama.
Batugamping koral (Ql), sebarannya meliputi sepanjang pantai bagian utara daerah
penyelidikan yang terdiri dari batugamping koral, sebagian kompak dan sebagian bersifat
breksi, bagian bawah mengandung konglomerat, batupasir yang tidak begitu kompak
dan lapisan pasir tipis magnetik. Komponen konglomerat terdiri dari andesit, andesit piroksin
dan andesit berongga, sedangkan matriksnya berupa pasir.
Aluvium dan endapan pantai (Qa), sebarannya meliputi bagian Teluk Bima yang cukup
luas. Penyusunnya terdiri dari lumpur, pasir lepas, kerikil hingga bongkah yang diendapkan
di sepanjang pantai, sungai dan delta.
Untuk memudahkan interpretasi geokimia, peta geologi daerah penyelidikan telah
disederhanakan sesuai dengan jenis dan umur batuannya (Gambar 4). Adapun
pengelompok-an batuan tersebut adalah sebagai berikut:
Gambar 5. Peta Lokasi Pengambilan Conto Endapan Sungai Aktif, Daerah Bima, NTB
Selain dengan cara pendekatan statistik satu variabel, penafsiran data dilakukan pula
dengan statistik secara kelompok unsur
(multivariabel). Pendekatan ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antar unsur,
sehingga dapat membantu dan memudahkan penafsiran sebaran unsur- unsur tersebut
dan memperkirakan jenis pemineralan di daerah yang diselidiki.
Seperti halnya dalam analisis satu variabel, analisis multivariabel ini dilakukan
dengan menggunakan perangkat lunak SPSS.
Analisis multivariat yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Analisis Korelasi
2. Analisis “Cluster”
3. Analisis Faktor
Dari pengamatan di lapangan, analisis data dan pembahasan tersebut diatas, dapat
disimpulkan bahwa penyelidikan geokimia di daerah ini dapat memberikan kontribusi
kegiatan eksplorasi dengan didapatnya mandala geokimia Cu dan Au, yang telah
ditindak lanjuti oleh berbagai pihak suasta seperti halnya gugus-gugus pemineralan
Lampe, Sape, Lante dan Sape. Selain gugus-gugus pemineralan tersebut telah terlokalisir
juga gugus-gugus pemineralan lainnya, yang direkomendasikan untuk ditindak lanjuti, yaitu
Teluk Cempi, Huu di Kabupaten Dompu hingga Lere di Kabupaten Bima dan wilayah Kilo
– Kore. Gugus pemineralan Hu’u kemungkinan tipe pemineralan profiri Cu dan
Woworada yang diperkirakan terjadi overprinting dari tipe pemineralan epitermal.
Untuk kepentingan eksplorasi mineral logam, maka dari pengamatan geologi dan
morfologi dapat disimpulkan bahwa daerah-daerah yang pemineralan emasnya sudah
tererosi meliputi bagian utara dan tengah daerah penyelidikan. Daerah Tanjung Baku dan
daerah pesisir Teluk Cempi, Huu, Lere hinga pesisir Woworada memperlihatkan anomali
geokimia Au, dan Cu-Mo perlu untuk ditindak lanjuti. Sebagai tahap awal perlu dilakukan
pemetaan geologi secara rinci dan penyelidikan geokimia sedimen sungai dengan sekala
1 : 50.000, serta pencontoan batuan. Sedangkan untuk keperluan lainnya, baik pertanian
ataupun lingkungan, informasi peta geokimia ini perlu disosialisasikan kepada instansi
ataupun lembaga terkait.
DAFTAR PUSTAKA
Bandi, B, dkk, 1996, Eksplorasi logam dasar, lopgam mulia, logam besi dan paduan besi di
daerah Sape, Kabupaten Bima, P. Sumbawa, Direktorat Sumberdaya Mineral, Bandung
Davis, A.E., & Hartati, R.D., 1991, Procedures Manual for The Anayisis Of Geochemical
Samples for The Southern Sumatra, Geological And Mineral Exploration Project, SSGMEP,
Report Series No 6, Directorate Of Mineral Resources
Ghazali, S.A., Muchsin, A.M., 1996, Penyelidikan Geokimia Regional, Departemen
Pertambangan dan Energi, Direktorat Sumber Daya Mineral Bandung, tidal dipublikasikan,
laporan tahunan
Geochemical Prospecting
Hawkes and Webb 1965, Geochemistry in Mineral Exploration Harper & Row, New York,
Evanston and London and John Weatherhill, Inc, Tokyo
Howart.,R.J. 1983, Handbook of Exploration Geochemistry, Vol.2, El sevier. S tatistical and
Data Anal ysis I n Geochemical Prospecting
Kusumadinata, K, 1964, Cebakan pertambangan di Sumbawa dan Hematit di Wowo
Kristianto, Andrias, 2001, Laporan Penciutan Ke Tiga, PT. Sumbawa Timur Mining
Manurung, Y. dkk, 1996, Eksplorasi logam dasar, logam mulia, logam besi dan paduan besi
di daerah Bima,Kabupaten Bima, P. Sumbawa
------------, 1997, Eksplorasi logam di daerah Mataram, Kabupaten Lombok Barat dan
Lombok Tengah, Propinsi Nusatenggara Barat
Nana R dan Aswan Y, 1975, Pemetaan geologi pada daerah Lembar Komodo mencakup
daerah Bima Proyek Pengembangan Pertambangan dan Energi Bali, NTB, NTT & Tim-Tim,
Online www.pemkabbima.go.id, 23 Agustus 2003
Proyek Pengembangan Pertambangan dan Energi Bali, NTB, NTT & Tim-Tim Tahun Anggaran
1994/1995, Penyelidikan Pendahuluan Bahan Galian Pasir Besi di Kabupaten Bima dan
Dompu Propinsi Nusa Tenggara Barat
PT. Sumbawa Timur Mining (199? ), Eksplorasi Geologi di Daerah Bima dan Sekitarnya
Sudradjat A., 1975, Penyelidikan geologi tinjau Daerah Sumbawa, 1 : 250.000
Sembiring, G. dkk., 1999 Peta Sebaran Unsur Bahan Galian Kabupaten Bima (Bagian Timur)
pada skala 1 : 100.000