Hubungan Panjang - Berat Dan Morfometrik Ikan Julung-JULUNG (Zenarchopterus Dispar) DARI PERAIRAN PANTAI UTARA ACEH Rahmad Fadhil, Zainal A. Muchlisin, Widya Sari
Hubungan Panjang - Berat Dan Morfometrik Ikan Julung-JULUNG (Zenarchopterus Dispar) DARI PERAIRAN PANTAI UTARA ACEH Rahmad Fadhil, Zainal A. Muchlisin, Widya Sari
Hubungan Panjang - Berat Dan Morfometrik Ikan Julung-JULUNG (Zenarchopterus Dispar) DARI PERAIRAN PANTAI UTARA ACEH Rahmad Fadhil, Zainal A. Muchlisin, Widya Sari
ABSTRACT
The objectives of the present study were to evaluate the growth pattern and
morphological variation of halfbeak (Zenarchopterus dispar) in Northern Coast of Aceh.
This research was conducted from August 2014 to November 2015. The sampling was
conducted from October to December 2014 in three sampling locations i.e. Kuala
Peukan Baro Kabupaten Pidie, Kuala Gampong Keudee Kabupaten Pidie Jaya, and
Kuala Mamplam Kota Lhokseumawe. The fish sample were analyzed at Laboratorium
of Faculty of Marine and Fisheries Syiah Kuala University. The traditional
morphometric was used in this study. The result showed that there were 110 fish were
sampled from three sampling locations; 37 fish, 36 fish and 37 fish from Pidie, Pidie
Jaya and Lhokseumawe respectively. The coeficient b value of Julung-Julung fish
population in Pidie and Lhokseumawe showed allometric negative growth pattern (b<3).
In other hand, the b value of the population in Pidie Jaya was showed allometric positive
growth pattern (b>3). One-way ANOVA test revealed that distinction among three
locations did not showed a significant different on observed morphometric characteristic
(P<0,05). Univariate analysis implied that fish from all three locations had adequately
high similarity of morphological characteristics (66,67%). Although the multivariate
analysis showed that group of Zenarchopterus dispar fish in Pidie and Lhokseumawe
have higher similarity than in Pidie Jaya, but there were no morphological characteristic
difference among three sampling locations.
ABSTRAK
146
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah
Volume 1, Nomor 1: 146-159
Januari – April 2016
tertangkap di Pidie, 36 ekor tertangkap Pidie Jaya, dan 37 ekor yang tertangkap di
Lhokseumawe. Populasi ikan julung-julung Zenarchopterus dispar di Pidie dan
Lhokseumawe menunjukkan pola pertumbuhan alometrik negatif (b<3). Sedangkan
sebaliknya untuk daerah Pidie Jaya yang menunjukkan pola pertumbuhan alometrik
positif (b>3). Hasil uji one-way ANOVA menunjukkan bahwa perbedaan lokasi
tangkapan tidak menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap karakter morfometrik ikan
julung-julung (P<0,05). Berdasarkan analisis univariat ikan julung-julung yang
tertangkap di perairan Pidie, Pidie Jaya, dan Lhokseumawe memiliki kesamaan karakter-
karakter morfologi yang cukup tinggi, yaitu sebesar 66,67%. Hasil analisis multivariat
menunjukkan meskipun kelompok ikan julung-julung di Pidie dan Lhokseumawe
memiliki kemiripan yang lebih tinggi berbanding dengan di Pidie Jaya, tetapi secara
umum ikan yang tertangkap di ketiga lokasi tersebut memiliki karakter morfologi yang
tidak berbeda.
PENDAHULUAN
147
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah
Volume 1, Nomor 1: 146-159
Januari – April 2016
ikan secara individual atau kelompok–kelompok individu sebagai suatu petunjuk tentang
kegemukan, kesehatan, perkembangan gonad dan sebagainya. Morfometrik merupakan
salah satu cara untuk mengetahui keanekaragaman suatu spesies dengan melakukan
pengujian terhadap karakter morfologi secara umum. Informasi morfometrik sangat
berguna untuk mengkaji variasi bentuk akibat adanya perbedaan geografis (Baur dan
Leuenberger, 2011). Selain itu, informasi morfometrik sering juga digunakan dalam
taksonomi dan mendeskripsikan ikan (Barriga-Sosa et al., 2004).
Penelitian tentang morfometrik dan hubungan panjang berat ikan di perairan
Aceh telah dilakukan, namun hanya pada beberapa spesies saja, antara lain morfometrik
ikan belanak (Mugil cephalus) yang ditangkap di perairan Estuaria Banda Aceh dan
Aceh Besar (Muchlisin et al., 2013), hubungan panjang berat dan faktor kondisi tiga
jenis ikan yang tertangkap di perairan Kuala Gigieng, Aceh Besar, Provinsi Aceh
(Mulfizar et al., 2012) dan hubungan panjang-berat dan faktor kondisi dua jenis ikan
yang terancam, Rasbora tawarensis dan Poropuntius tawarensis di Danau Laut Tawar,
Provinsi Aceh (Muchlisin et al., 2010). Akan tetapi sejauh ini penelitian tentang bio-
ekologi ikan Zenarchopterus dispar khususnya aspek morfometrik dan hubungan
panjang-berat belum pernah dilakukan, terutama ditinjau dari perbedaan geografis. Oleh
karena itu penelitian ini penting untuk dilakukan sebagai upaya penyedia data awal
tentang kondisi biologi jenis ikan julung-julung dalam upaya menyusun strategi
pengelolaan dan konservasi sumberdaya ikan, khususnya ikan julung-julung, di masa
mendatang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang hubungan panjang-berat
dan variasi morfometrik dari ikan julung-julung genus Zenarchopterus dispar yang
tertangkap di perairan pantai utara Aceh.
METODE PENELITIAN
148
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah
Volume 1, Nomor 1: 146-159
Januari – April 2016
Gambar 1. Peta Pantai Utara Aceh (bulatan merah adalah lokasi sampling)
149
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah
Volume 1, Nomor 1: 146-159
Januari – April 2016
Analisis Data
Hubungan panjang dan berat
Data panjang dan berat ikan dianalisis dengan analisis regresi linear, dengan
variabel berat sebagai peubah tak bebas (dependent variable) dan variabel panjang
sebagai peubah bebas (independent variable). Linear Allometric Model (LAM) di
gunakan untuk menghitung parameter a dan b melalui pengukuran perubahan berat dan
panjang. Koreksi bias pada perubahan berat rata-rata dari unit logaritma digunakan
untuk memprediksi berat pada parameter panjang sesuai dengan persamaan alometrik
berikut, berdasarkan De-Robertis & William (2008) dan Muchlisin et al. (2010): W =
e0.56 aLb
Dimana, W= bobot ikan (g), L= panjang total ikan (mm), a= intercept regreasi, b=
koefisien regresi, e=variance of the residuals dari model regresi LAM, 0.56 adalah
factor koreksi
Ga
mbar 3. Karakter morfometrik ikan julung-julung yang diukur.
150
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah
Volume 1, Nomor 1: 146-159
Januari – April 2016
Morfometrik
Data hasil pengukuran terlebih dahulu distandarisasi dengan cara
ditransformasikan dengan rumus Schindler dan Schmidt (2006) sebagai berikut:
Mtrans =
Dimana Mtrans = ukuran karakter hasil transformasi, M = data pengukuran awal
karakter, TL = panjang total
Selanjutnya untuk melihat penyebaran karakter morfologi ikan dilakukan dengan
analisis diskriminan. Sedangkan untuk mengetahui variasi morfologi dari setiap spesies
dan lokasi dilakukan uji sidik ragam satu arah (one-way ANOVA). Lalu selanjutnya
dilakukan uji Duncan untuk mengetahui tingkat perbedaannya.
Hubungan Panjang-Berat
Berdasarkan hasil penelitian, jumlah ikan yang tertangkap selama penelitian
adalah sebanyak 110 ekor, yaitu: 37 ekor tertangkap di Pidie, 36 ekor tertangkap di Pidie
Jaya, dan 37 ekor yang tertangkap di Kota Lhokseumawe. Ikan julung-julung
151
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah
Volume 1, Nomor 1: 146-159
Januari – April 2016
152
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah
Volume 1, Nomor 1: 146-159
Januari – April 2016
153
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah
Volume 1, Nomor 1: 146-159
Januari – April 2016
154
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah
Volume 1, Nomor 1: 146-159
Januari – April 2016
Gambar 3. (a) Perbandingan pola pertumbuhan prediksi dan observasi ikan julung-julung (Zenarchopterus
dispar) yang tertangkap di Peukan Baro Kabupaten Pidie, (b) Perbandingan pola pertumbuhan prediksi
dan observasi ikan julung-julung (Zenarchopterus dispar) yang tertangkap di Gampong Keudee
Kabupaten Pidie Jaya, (c) Perbandingan pola pertumbuhan prediksi dan observasi ikan julung-julung
(Zenarchopterus dispar) yang tertangkap di Kuala Mamplam Lhokseumawe
155
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah
Volume 1, Nomor 1: 146-159
Januari – April 2016
sirip dorsal (DBL), tinggi sirip dorsal (DD), panjang sirip dada (PFL), panjang sirip
perut (VFL), panjang sirip anal (AFL), dan tinggi batang ekor (CPD).
Analisis Multivariat
Analisis Discriminant Function Analysis (DFA) menghasilkan dua fungsi yaitu
fungsi 1 dan 2 (Tabel 4). Fungsi 1 dengan Eigenvalue 0,983 menerangkan 84,1% dari
total variance dan sisanya sebesar 15,9% dijelaskan oleh Fungsi 2 dengan Eigenvalue
sebesar 0,186. Karakter-karakter yang memberikan kontribusi terhadap fungsi 1 adalah
panjang kepala, tinggi badan, panjang standar, dan diameter mata. Sedangkan karakter-
karakter yang memberikan kontribusi terhadap fungsi 2 adalah panjang batang ekor,
panjang dasar sirip dorsal, panjang sirip anal, panjang sirip dada, tinggi batang ekor,
tinggi sirip dorsal, dan panjang sirip perut.
Gambar 4 menunjukkan bahwa Fungsi 1 dan Fungsi 2 membedakan lokasi
tangkapan ikan julung-julung Zenarchopterus dispar menjadi dua kelompok terpisah.
Fungsi 1 mengelompokkan lokasi tangkapan menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok ikan
julung-julung di lokasi tangkapan Pidie Jaya yang terdapat di bagian sebelah kanan
scatter plot (korelasi positif) dan kelompok ikan di Pidie dan Lhokseumawe yang
terdapat di bagian sebelah kiri scatter plot (korelasi negatif). Sedangkan fungsi 2
membedakan lokasi tangkapan menjadi dua kelompok, yaitu 1 kelompok di atas (positif)
yaitu ikan julung-julung Pidie dan 1 kelompok di bawah (negatif) yaitu Pidie Jaya dan
Lhokseumawe. Berdasarkan kedua fungsi tersebut menunjukkan kemiripan morfometrik
ikan julung-julung yang lebih tinggi antara Kabupaten Pidie dan Kota Lhokseumawe
daripada antara Kabupaten Pidie dan Kabupaten Pidie Jaya maupun antara Kota
Lhokseumawe dan Pidie Jaya.
156
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah
Volume 1, Nomor 1: 146-159
Januari – April 2016
157
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah
Volume 1, Nomor 1: 146-159
Januari – April 2016
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
158
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah
Volume 1, Nomor 1: 146-159
Januari – April 2016
De Robert, A. K., William. 2008. Weight-legth relationship in fisheries studies: the standard
allometric model should be applied with caution. Transaction of the American Fisheries
Society, 137(1): 707 – 719.
Djajadireja, R.S., Fatimah, Z. Arifin. 1977. Jenis-jenis ikan ekonomis penting. Ditjen Perikanan
Departemen Pertanian, Jakarta.
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan.
Kanisius, Yogyakarta.
Froese, R., A. Torres. 1999. Fishes under threat: an analysis of the fishes in the 1996 IUCN Red
List. In R.S.V. Pullin, D.M. Bartley dan J. Kooiman, eds. Towards policies for
conservation and sustainable use of aquatic genetic resources. ICLARM Conference
Proceeding 59. pp.131-144.
Haryono. 2001. Variasi Morfologi dan Morfometri Ikan Dokun (Puntius lateristriga) di
Sumatera. Jurnal Biota, 6(3): 109-116.
Matthews, W.J. 1998. Patterns in freshwater fish ecology. Champman and Hall, USA.
Merta, I.G.S. 1993. Hubungan panjang – berat dan faktor kondisi ikan lemuru, (Sardinella
lemuru) Bleeker, 1853 dari perairan Selat Bali. Jurnal Penelitian Perikanan Laut, 73: 35-
44.
Muchlisin, Z.A., M.N. Siti-Azizah. 2009. Diversity and distribution of freshwaters fish in Aceh
waters Northern Sumatera Indonesia. International Journal of Zoological Research, 5(2):
62-79.
Muchlisin, Z.A., M. Musman, M.N., Siti Azizah. 2010. Length-weight relationships and
condition factors of two threatened fishes, Rasbora tawarensis and Poropuntius
tawarensis, endemic to Lake Laut Tawar, Aceh Province, Indonesia. Journal of Applied
Ichthyology, 26: 949-953.
Muchlisin, Z.A., M.A. Aziz, C.N. Defira. 2013. Morfometrik ikan belanak (Mugil cephulusy) di
perairan estuaria Aanda Aceh dan Aceh Besar, Provinsi Aceh. Prosiding Seminar
Nasional Biologi Medan, p. 179-185.
Mulfizar, Z.A. Muchlisin, I. Dewiyanti. 2012. Hubungan panjang berat dan faktor kondisi tiga
jenis ikan yang tertangkap di perairan Kuala Gigieng, Aceh Besar, Provinsi Aceh.
Depik, 1(1): 1-9.
Okgermen, H. 2005. Seasonal variation of the length weight and condition factor of rudd
(Scardinius erythrophthalmus) in Spanca Lake. International Journal of Zoological
Research, 1(1): 6-10.
Samuel. 2010. Riset Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia di Palembang.
Ikan hias julung-julung genus Dermogenys edisi mei no.2, 2010.
http://www.kkp.go.id/index.php/arsip/c/5540/SUDAHKAH-ANDA-TAHU-IKAN-
HIAS-JULUNG-JULUNG-GENUS-DERMOGENYS/?category_id=104, Tanggal akses
23 Maret 2014.
Schindler, I., J. Schmidt. 2006. Review of the mouthbrooding Betta (Teleostei, Osphronemidae)
from Thailand, with descriptions of two new species. Zeitschrift fur Fischkunde, 8: 47-
69.
Simbolon, D. 2011. Bioekologi dan dinamika daerah penangkapan ikan. Departemen
Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut
Pertanian Bogor, Bogor.
Syaifullah S., H. Fajri, D.I. Roesma, Z.A. Muchlisin Z. A., 2015 Morphometric variations of
halfbeak fish (Zenarchopterus buffonis) from estuary of West Sumatra, Indonesia.
AACL Bioflux 8(2):168-176.
159