Presepsi Khalayak Terhadap Program Acara Televise Reality Show "Jika Aku Menjadi" Di Trans TV
Presepsi Khalayak Terhadap Program Acara Televise Reality Show "Jika Aku Menjadi" Di Trans TV
Presepsi Khalayak Terhadap Program Acara Televise Reality Show "Jika Aku Menjadi" Di Trans TV
DEDI MULYAA
DEDI MULYAA. The Public Perception of Reality show Program “Jika Aku
Menjadi” on Trans TV. (Case: Undergraduate Students, Department of
Communication and Community Development Science who Learn Social
Psychology Subject, Bogor Agricultural University, Class of 2006, 2007, and
2008). Supervised by: SUTISA RIYATO.
Oleh:
DEDI MULYAA
I34062926
Skripsi
Sebagai bagian persyaratan untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
Pada
Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor
Menyetujui,
Dosen Pembimbing Skripsi
Mengetahui,
Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
Ketua
Tanggal Lulus:
PERYATAA
Dedi Mulyana
I3406926
RIWAYAT HIDUP
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya, Skripsi berjudul “Persepsi Khalayak Terhadap Program
Acara Televisi Reality show JIKA AKU MENJADI di TRANS TV (Kasus :
Mahasiswa Institut Pertanian Bogor, Departemen Sains Komunikasi dan
Pengembangan Masyarakat Peserta Mata Kuliah Psikologi Sosial Angkatan 2006,
2007, dan 2008)” dapat diselesaikan. Skripsi ini merupakan salah satu syarat
untuk mendapatkan gelar sarjana Sains Komunikasi dan Pengembangan
Masyarakat.
Skripsi ini mengupas tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan
persepsi khalayak tentang program acara reality show JAM, tingkat keterdedahan
khalayak terhadap program acara reality show JAM, persepsi khalayak terhadap
program acara reality show JAM, dan kriteria yang paling menentukan persepsi
khalayak terhadap program reality show JAM yang ditayangkan di Trans TV.
Penulis menyadari masih terdapat banyak data serta fakta di lapangan yang
masih belum terungkap. Oleh sebab itu, penulis berharap tulisan ini dapat
disempurnakan oleh peneliti-peneliti selanjutnya. Akhir kata, penulis berharap
skripsi ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh seluruh pihak yang
membutuhkan.
Penulis
UCAPA TERIMA KASIH
Penyelesaian Skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai
pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan
syukur kepada Allah SWT telah memberi rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini. Terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada pihak-pihak yang telah membantu, baik secara langsung maupun tidak
langsung dalam penyelesaian Skripsi ini, antara lain:
1) Ir. Sutisna Riyanto, MS sebagai dosen Pembimbing Skripsi yang telah
sabar dalam membimbing dan memberi masukan serta membagi ilmunya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi.
2) Ir. Yatri Indah Kusumastuti, MS sebagai dosen penguji utama yang telah
bersedia meluangkan waktu pada sidang Skripsi penulis.
3) Ir. Nuraini W. Prasodjo, MS sebagai dosen penguji dari Departemen Sains
Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat yang telah bersedia
meluangkan waktu pada sidang Skripsi penulis.
4) Dosen Pembimbing Akademik, Dr. Ir. Sarwititi S. Agung, MS yang
selama ini telah memberikan saran dan kritik serta semangat disetiap
langkah penulis.
5) Almarhumah Ibunda tersayang dan tercinta Enung yang telah mengiringi
setiap langkah meskipun jauh di syurga sana, dan Ayahanda tercinta
Ebendi Putra yang selalu mendukung penulis baik moril maupun materil
sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan.
6) Kakak dan adik-adik tersayang (Diny Nurlinda, Dyan Hermansyah, Devi
Wahyuni, Dida Rahayu, Dindin Sopandy, Dadang Raisman, dan Dadan)
yang telah memberikan dukungan serta dorongan positif.
7) Pihak Trans TV yang telah mengizinkan penulis untuk penelitian, terutama
Mba Nana (HRD), Gunawan (Produser Jika Aku Menjadi), Mba Shinta
(Asprod), Mas Helmi, Mas Dicky, Mba Dian, dkk (Crew Jika Aku
Menjadi), serta Digun (Crew Trans TV) yang selalu setia menemani
Penulis dalam berbirokrasi di Trans TV . Thanks a lot for u all.
8) Teman-teman satu bimbingan akademik (Angel Indah Permata dan
Sulastri) yang selalu berbagi suka dukanya, berbagi jarkom disaat
pembimbing ada di kampus untuk konsultasi, dan selalu memotivasi
penulis untuk maju.
9) Teman-teman satu Departemen Sains KPM Angkatan 43 yang tidak bisa
dijelaskan satu persatu (terutama Fenita Ayu dan Om Indra) yang selalu
mendukung dan memotivasi penulis dalam penyelesaian Skripsi ini.
10) Teman-teman Sains KPM Angkatan 44 dan 45 yang telah bersedia
menjadi responden penelitian ini.
11) Bedil dan Tika yang telah berbagi ilmu mengenai olah data penelitian ini.
12) Dias Erfan yang telah bersedia mengantar saya bolak-balik penelitian ke
Trans TV dan membantu segala hal dalam penyelesaian Skripsi ini.
13) Sahabat-sahabat kontrakan Star House (Akbar, Idham, Idmar, Aryo, Deri,
Atak, dan Hendrik) dan kostan Wisma Alma (Handa, Mas Arief, Oli dan
Mukhlis) yang selalu memberikan semangat serta berbagi suka duka
dengan canda tawa dan kenangan yang tidak terlupakan. Thanks for all
guys.
14) Temen-temen GERETONG (Aero Braco, Molenita, Comelita, Dewi, Asri,
Partoghi, Uphe, Arulita dan Irfan) yang kompak banget dan selalu
membuat kegokilan di setiap perform meskipun selalu improve. Berkat
geretong saya bisa mengekspresikan semua gaya.
15) Elmo, Darla Ryan, Nana, Yulianceu, Nova, Dwi, Nir, Wulan, Gina, Dina
atas kebersamaan kita dalam mengerjakan Skripsi dan menyelingi
kepenatan Skripsi dengan jalan-jalan ke berbagai tempat.
16) Segala pihak yang terlewatkan dan tidak dapat disebutkan satu persatu
yang telah banyak membantu, menyemangati, dan mengisi hari-hari
Skripsi ku dengan tawa, semangat, dan doa.
xii
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xvii
DAFTAR LAMPIRA ........................................................................................ xviii
BAB I PEDAHULUA ................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang ……………………………………………………. 1
1.2. Perumusan Masalah ………………………………………………. 4
1.3. Tujuan Penulisan …………………………………………………. 4
1.4. Kegunaan Penulisan ……………………………………………… 5
BAB II PEDEKATA TEORITIS ............................................................... 7
2.1. Tinjauan Pustaka ............................................................................. 7
2.1.1. Televisi Sebagai Media Massa ............................................ 7
2.1.1.1. Komunikasi Massa ................................................ 7
2.1.1.2. Siaran Televisi ....................................................... 8
2.1.1.3. Fungsi Televisi ...................................................... 9
2.1.1.2. Siaran Televisi ....................................................... 11
2.1.2 Program Siaran Televisi ....................................................... 11
2.1.1.3. Pengertian dan Klasifikasi .................................... 11
2.1.2.2. Program Acara Televisi Reality show ................... 12
2.1.2.3. Program Acara Televisi Reality show ................... 14
2.1.3. Khalayak Siaran televisi ...................................................... 15
2.1.3.1. Konsep Khalayak .................................................. 15
2.1.3.2. Tingkatan dan Tipe Khalayak ............................... 16
2.1.4. Persepsi Khalayak ................................................................ 18
2.1.4.1. Konsep Persepsi .................................................... 18
2.1.4.2. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan
Persepsi ................................................................. 19
2.2. Kerangka Pemikiran ....................................................................... 20
2.3. Hipotesis Uji ................................................................................... 21
2.4. Definisi Operasional ....................................................................... 22
BAB III METODE PEELITIA ................................................................... 27
3.1. Desain Penelitian ............................................................................ 27
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................................... 27
3.3. Teknik Pemilihan Populasi dan Sampel ......................................... 27
3.4. Data dan Instrumentasi ................................................................... 29
3.5. Validitas dan Reliabilitas Instrumentasi ......................................... 30
3.6. Analisis Data ................................................................................... 31
BAB IV GAMBARA UMUM ......................................................................... 32
4.1. Deskripsi Umum Trans TV ............................................................ 32
4.1.1 Sejarah Trans TV ................................................................. 32
4.1.2. Visi dan Misi Trans TV ....................................................... 32
4.1.3. Moto dan Logo Trans TV .................................................... 33
4.1.4. Program Siaran Trans TV .................................................... 33
4.1.5. Deskripsi Singkat Program Jika Aku Menjadi .................... 34
4.2. Deskripsi Mata Kuliah Psikologi Sosial ......................................... 35
xiii
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
Tabel 1 Populasi dan Sampel Penelitian ............................................ 29
Jumlah Responden menurut Faktor Intrinsik dan Kategori
Tabel 2 40
Mahasiswa (2010)..........................................................
Jumlah Responden menurut Faktor Ekstrinsik dan Kategori
Tabel 3 45
Mahasiswa (2010) ……....................................................
Jumlah Responden menurut Ketersediaan Televisi dan
Tabel 4 46
Kategori Mahasiswa (2010)..................................................
Jumlah Responden menurut Keterdedahan Program JAM
Tabel 5 49
dan Kategori Mahasiswa (2010)........................................
Jumlah Responden menurut Persepsi Khalayak tentang
Tabel 6 54
Program JAM dan Kategori Mahasiswa (2010)...................
Tabel 7 Nilai Koefisien Korelasi Spearman dan Korelasi Chi
Square Faktor Intrinsik Khalayak dengan Persepsi terhadap 59
Program Jika Aku Menjadi ..............................................
Tabel 8 Hubungan Jenis kelamin dengan Keadaan Lokasi ............... 61
Tabel 9 Nilai Koefisien Korelasi Spearman Faktor Ekstrinsik
Khalayak dengan Persepsi terhadap Program Jika Aku 62
Menjadi .................................................................................
Tabel 10 Nilai Koefisien Korelasi Spearman dan Korelasi Chi
Square Keterdedahan Trogram JAM dengan Persepsi 65
terhadap Program Jika Aku Menjadi .................................
Tabel 11 Hubungan Cara Menonton dengan Tema Cerita .................. 66
xvi
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
Gambar 1 Kerangka Pemikiran.............................................................. 22
Gambar 2 Logo Trans TV……………………………...…................... 35
Gambar 3 Persentase Jenis Kelamin Responden ................................... 42
Gambar 4 Persentase Usia Responden …….......................................... 43
Gambar 5 Persentase Pekerjaan Orang TuaResponden.......................... 44
Gambar 6 Persentase Pendapatan Orang TuaResponden....................... 45
Gambar 7 Persentase Ketersediaan Responden...................................... 47
Gambar 8 Persentase Interaksi Teman Responden................................ 48
Gambar 9 Persentase Interaksi Keluarga Responden............................. 49
Gambar 10 Persentase Cara Menonton Responden ................................ 51
Gambar 11 Persentase Lokasi Menonton Responden ............................. 51
Gambar 12 Persentase Suasana Menonton Responden............................ 52
Gambar 13 Persentase Durasi Menonton Responden.............................. 53
Gambar 14 Persentase Frekuensi Menonton Responden......................... 54
xvii
DAFTAR LAMPIRA
Nomor Halaman
Lampiran 1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner..................... 74
Lampiran 2 Hasil Uji Korelasi Rank Spearman untuk Hubungan Faktor
Intrinsik Khalayak dengan Persepsi terhadap Program Jika
Aku Menjadi.......................................................................... 82
Lampiran 3 Hasil Uji Korelasi Rank Spearman untuk Hubungan Faktor
Ekstrinsik Khalayak dengan Persepsi terhadap Program
Jika Aku Menjadi.................................................................. 83
Lampiran 4 Hasil Uji Korelasi Rank Spearman untuk Hubungan
Terpaan Program dengan Persepsi terhadap Program Jika
Aku Menjadi.......................................................................... 84
Lampiran 5 Hasil Uji Crosstab Chi-Square Hubungan Jenis Kelamin
dengan Persepsi Khalayak tentang Program Jika Aku
Menjadi.................................................................................. 85
Lampiran 6 Hasil Uji Crosstab Chi-Square Hubungan Pekerjaan Orang
Tua dengan Persepsi Khalayak tentang Program Jika Aku
Menjadi.................................................................................. 93
Lampiran 7 Hasil Uji Crosstab Chi-Square Hubungan Cara Menonton
dengan Persepsi Khalayak tentang Program Jika Aku
Menjadi.................................................................................. 99
Lampiran 8 Hasil Uji Crosstab Chi-Square Hubungan Lokasi
Menonton dengan Persepsi Khalayak tentang Program
Jika Aku Menjadi.................................................................. 104
Lampiran 9 Hasil Uji Crosstab Chi-Square Hubungan Suasana
Menonton dengan Persepsi Khalayak tentang Program
Jika Aku Menjadi.................................................................. 109
1
BAB I
PEDAHULUA
kesedihan, emosi, drama, dan veyeurisme dari kehidupan nyata (Day, 2003 dalam
Isfandiari, 2008).
Acara realitas (reality show) adalah genre acara televisi yang
menggambarkan adegan berlangsung tanpa skenario, dengan pemain yang
umumnya khalayak biasa. Reality show umumnya menampilkan kenyataan yang
dimodifikasi, seperti menaruh partisipan di lokasi-lokasi eksotis atau situasi-
situasi yang tidak lazim, memancing reaksi tertentu dari partisipan, dan melalui
penyuntingan dan teknik-teknik pascaproduksi lainnya. Reality show termasuk
acara yang memiliki rating tinggi dan hadir di tengah masyarakat untuk
memenuhi permintaan masyarakat akan hiburan untuk melihat kilas balik
kehidupan atau cerminan hidup yang seakan-akan pernah dialaminya dan benar-
benar terjadi1.
Hampir seluruh televisi di Indonesia menayangkan program reality show
untuk memberikan variasi siaran agar khalayak tidak bosan dengan program-
program yang biasa ditayangkan. Tayangan program reality show yang makin
menjamur beberapa tahun belakangan ini seperti di TransTV menyuguhkan JAM,
Termehek-mehek, Kado Istimewa, Jhon Pantau, Orang Ketiga, Tangan di Atas,
dan lain-lain. Indosiar pun tidak ingin ketinggalan dengan stasiun televisi lain,
Take Me Out- Take Him Out, Mama Mia, Akademi fantasi Indosiar (AFI) dan
lain-lain. SCTV menampilkan reality show seperti Playboy Cap Kabel, Cinlok,
CLBK, Cinta Monyet, Makcomblang, Kontak Jodoh,dan lain-lain. RCTI pun
tidak mau kalah saing dengan stasiun-stasiun TV lainnya, stasiun ini menampilkan
Rumah Hadiah, Tolooong, Masihkah Kau Mencintaiku, dan lain-lain.
Salah satu stasiun televisi swasta yang menayangkan acara reality show
yang berisi tentang fenomena kehidupan sehari-hari adalah Trans TV melalui
program “Jika Aku Menjadi” (JAM). JAM adalah suatu program reality show
yang menyuguhkan informasi langsung seputar kehidupan kalangan kelas bawah
seperti pemulung, nelayan, buruh panggul pasar, kuli panggul pelabuhan, petani
penggarap, penangkap kalong, buruh pemetik jamur, tukang kayu, tukang ojek
1
Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. 2010. Acara realitas
http://id.wikipedia.org/wiki/Acara_realitas [Diakses pada 12 januari, pukul 19.30 WIB]
4
BAB II
TIJAUA PUSTAKA
2.1.1.1.Komunikasi Massa
Mulyana (1996) menyatakan bahwa komunikasi insani muncul dalam
beberapa situasi yang berbeda. Ada enam konteks yang banyak digunakan dalam
literatur komunikasi, yaitu: (1) komunikasi dua orang, (2) wawancara, (3)
komunikasi kelompok kecil, (4) komunikasi publik, (5) komunikasi
organisasional, dan (6) komunikasi massa. Meskipun keenam konteks komunikasi
memiliki ciri khusus, semuanya memiliki kesamaan dalam proses menciptakan
makna diantara dua orang atau lebih. Konteks yang keenam adalah komunikasi
yang menggunakan media. Sumber pesan dikomunikasikan melalui media cetak
atau elektronik dan ditujukan untuk sejumlah besar individu, bukan segelintir
kecil individu. Diantara keenam konteks komunikasi diatas, komunikasi massa
merupakan komunikasi yang paling formal dan paling mahal. Komunikasi massa
melibatkan sejumlah besar orang yang heterogen, dan tidak dikenal oleh sumber
pesan. Juga, komunikasi massa bersifat umum, cepat, dan sekilas2.
Menurut De Vito (1996) pengertian komunikasi massa adalah sejumlah
variabel yang terdapat dalam komunikasi massa yaitu: sumber, khalayak, pesan,
proses, konteks, dan sarana-sarana dalam komunikasi massa yang paling banyak
digunakan seperti radio, televisi, surat kabar, majalah, buku, koran, hasil rekaman
audio-kaset dan internet. Menurut McQuail (1987) pengertian komunikasi massa
terutama dipengaruhi oleh kemampuan media massa untuk membuat produksi
2
Deddy Mulyana. 2008. Komunikasi Massa (Kontroversi, Teori, Aplikasi). Jakarta:
Gramedia.
8
massal dan untuk menjangkau khalayak dalam jumlah yang besar. Ciri-ciri utama
komunikasi massa yaitu:
1) Sumber komunikasi massa bukanlah satu orang melainkan suatu
organisasi formal
2) Pesan tidak unik dan beraneka ragam serta dapat diperkirakan. Pesannya
diproses, distandarisasi, dan selalu diperbanyak. Pesan merupakan sebuah
produk yang mempunyai nilai tukar, serta acuan simbolik yang
mengandung nilai kegunaan
3) Hubungan antara pengirim dan penerima pesan bersifat satu arah dan
jarang sekali yang bersifat interaktif.
Dari beberapa definisi yang telah dirumuskan oleh para ahli, Rakhmat
(2004) menyimpulkan bahwa komunikasi massa adalah jenis komunikasi yang
ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui
media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara
serentak dan sesaat. Menurut Mulyana (1996) penerapan kemajuan teknologi
dapat pula mengintensifkan selektivitas khalayak komunikasi massa. DeFleur dan
Ball-Rokeach (1975) mengemukakan tiga kerangka teoritis yang berkaitan dengan
penggunaan media dan efek terhadap khalayak, sebagai berikut:
1) Perspektif perbedaan individu, yaitu adanya perbedaan individu
(karakteristik kepribadian) di antara khalayak akan menimbulkan efek
yang bervariasi
2) Perpektif kategori sosial, yaitu adanya kelompok-kelompok dengan
kategori sosial tertentu seperti umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan,
mempunyai kecenderungan untuk menggunakan media massa yang sesuai
dengan tujuan suatu kelompok dengan kategori sosial tertentu dan
umumnya kelompok dengan kategori sosial tertentu tersebut mempunyai
perilaku yang sama terhadap media massa.
program drama atau komedi. Televisi sebagai salah satu media massa menyajikan
acara-acara yang dapat digolongkan menjadi tiga bagian, yaitu:
1) Pendidikan, yaitu program acara yang berisi usaha pengembangan manusia
yang ditandai dengan bertambahnya pengetahuan, keterampilan,
kemampuan, dan perilaku perorangan atau kelompok dimana orang itu
berada,
2) Informasi, yaitu program acara yang berupa pendapat, kritik, atau saran
yang bertujuan untuk memberiakn informasi kepada khalayak, sehingga
khalayak dapat mengambil keputusan atau bertindak selaras dengan acara
kondisi atau situasi tersebut, dan
3) Hiburan, yaitu program acara yang bersifat menghibur kepada khalayak
berupa film, sinetron, kuis, drama, sajian musik.
Jahja dan Irvan (2006) mengemukakan bahwa terdapat empat kategori
tayangan televisi. Keempat kategori tersebut yaitu drama, non-drama, informasi
dan iklan.
1) Jenis drama adalah film dan sinetron.
2) Jenis non-drama meliputi acara-acara variety show, reality show, kuis,
musik dan bentuk hiburan lain selain drama.
3) Kategori informasi dibagi menjadi tiga jenis, yaitu Public Service
Announcement (PSA), infotainment dan pendidikan masyarakat. Jenis PSA
meliputi film dokumenter, berita, siaran olah raga dan tayangan informasi
umum.
4) Kategori yang terakhir, iklan, meliputi dua jenis yaitu iklan layanan
masyarakat dan iklan komersial.
3
Ibid
14
termasuk ke dalam ratting yang tinggi (4,71 persen), program ini pada April
2010 menduduki peringkat ke-empat diantara semua reality show TV yang ada di
Indonesia4.
4
Anonim. 2010. Peringkat Realitas Show http://www.indorating.com/.cara_reality_show
[Diakses pada 2 Maret 2010, pukul 20.14 WIB]
16
2) Faktor ekstrinsik adalah faktor yang melekat di luar diri responden yang
diduga menimbulkan persepsi responden menonton JAM di Trans TV.
Variabel ini diukur dari dua indikator yaitu teman, keluarga, dan
ketersediaan televisi.
a) Ketersediaan televisi adalah tersedianya televisi dan teraksesnya
channel Siaran Trans TV dalam menonton JAM. Kategori dari
variabel ini adalah jumlah TV yang dimiliki, ada/tidaknya TV di
kamar pribadi, dan lain-lain. Indikator ini diukur dengan skala
nominal.
b) Interaksi Teman adalah orang yang sering berinteraksi dengan
responden dan menghabiskan waktu dengan responden serta
mempengaruhi responden dalam menonton JAM. variabel teman
dapat diukur dalam beberapa kategori, yaitu temen kelas kuliah, teman
satu tempat tinggal selama kuliah di IPB, atau teman di lingkungan
rumah. Indikator ini diukur dengan skala ordinal dan dibedakan
menjadi dua kategori, yaitu:
i. Interaksi rendah : jumlah skor 1-5
ii. Interaksi rendah : jumlah skor 6-10
c) Interaksi Keluarga adalah suatu hubungan yang terdiri dari ayah, ibu
dan anak yang memiliki hubungan darah dan tinggal dalam satu atap
rumah. Indikator ini diukur dengan skala ordinal dan dibedakan
menjadi dua kategori, yaitu:
i. Interaksi rendah : jumlah skor 1-5
ii. Interaksi rendah : jumlah skor 6-10
24
BAB III
METODE PEELITIA
Pengambilan sampel ini dengan alasan yaitu ada kaitannya antara program acara
JAM dengan Mata Kuliah Psikologi Sosial. Dalam Mata Kuliah Psikologi Sosial
dipelajari konsep persepsi dan empati, sedangkan tujuan utama program acara
JAM adalah untuk memberikan pemahaman sikap empatik pada khalayak.
Pembagian ketiga klasifikasi ini dengan tujuan untuk membandingkan persepsi
dari masing-masing mahasiswa yang sudah, sedang dan akan mengambil Mata
Kuliah Psikologi Sosial. Berikut rincian jumlah setiap angkatannya.
Tabel 1. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi Total* Sampel
Mahasiswa KPM
(Mahasiswa) (Mahasiswa)
Sudah mengambil Mata kuliah Psikologi Sosial 90 22
Sedang mengambil Mata kuliah Psikologi Sosial 107 26
Akan mengambil Mata kuliah Psikologi Sosial 112 28
Total 309 76
*Sumber: Sekretariat Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat FEMA IPB (2010)
n = 75,55
n ≈ 76 orang
29
menggunakan komputer dengan program SPSS for Windows versi 17,0. Chi
Square digunakan untuk menguji hubungan dua variabel (bivariat) yang salah satu
variabelnya nominal, yaitu menguji hubungan faktor intrinsik (skala nominal) dan
keterdedahan (skala nominal) dengan persepsi program JAM (skala ordinal)
dengan rumus sebagai berikut:
BAB IV
GAMBARA UMUM LOKASI
susah. Lebih dari itu, diharapkan pula mereka juga belajar mengucap syukur,
justru ketika hidup di dalam keadaan serba kekurangan. Tidak banyak alasan,
mengapa ‘sang guru’ itu bisa hidup sedemikian rupa. Hal ini hanya cocok bagi
mereka yang ingin menggeluti sebuah persoalan, lengkap dengan segala
argumentasi yang ketat dan alasan rasional yang rigid. Misalnya, tentang akar
masalah sebab-musabab kemiskinan. Tidak banyak alasan yang diungkap dalam
tayangan semacam ini.
5
Panduan Program Sarjana. Edisi 2006 (revisi). Institut Pertanian Bogor.
36
bahwa jiwa massa itu sebenarnya sudah terdapat dan tercakup oleh jiwa individu,
hanya saja sering tidak disadari oleh manusia itu sendiri karena memang dalam
keadaan terpendam.
Psikologi sosial telah mendapatkan posisi yang penting dalam psikologi
modern, padahal dahulu psikologi sosial dianggap tidak terllau berperan. Hal ini
disebakan psikologi sosial telah memberikan pencerahan bagaimana pikiran
manusia berfungsi dan memperkaya jiwa dari masyarakat kita. Melalui berbagai
penelitian laboratorium dan lapangan yang dilakukan secara sistemnastis, para
psikolog sosial telah menunjukkan bahwa untuk dapat memahami perilaku
manusia harus mengenali bagaimana peranan situasi, permasalahan, dan budaya.6
Pada tahun 1950 dan 1960 psikologi sosial tumbuh secara aktif dan
program gelar dalam psikologi dimulai disebagaian besar universitas. Dasar
mempelajari psikologi sosial berdasarkan potensi-potensi manusia, dimana
potensi ini mengalami proses perkembangan setelah individu itu hidup dalam
lingkungan masyarakat. Potensi-potensi tersebut antara lain: kemampuan
menggunakan bahasa, adanya sikap etik, dan hidup dalam 3 dimensi (dulu,
sekarang, akan datang). Sebagai ilmu yang obyeknya manusia, maka terdapat
saling hubungan antara psikologi sosial dengan ilmu-ilmu lain yang obyeknya
juga manusia seperti misalnya ilmu hukum, ekonomi, sejarah, dan yang paling
erat hubungannya adalah sosiologi. Letak psikologi sosial dalam sistematik
psikologi termasuk dalam psikologi yang bersifat empirik dan tergolong psikologi
khusus yaitu psikologi yang menyelidiki dan yang mempelajari segi-segi
kekhususan dari hal-hal yang bersifat umum dipelajari dalam lapangan psikologi
khusus. Sedangkan kedudukan psikologi sosial didalam lapangan psikologi
termasuk dalam psikologi teoritis, sedangkan psikologi sosial tergolong dalam
psikologi teoritis
6
Robert A. Baron. 2004. Psikologi Sosial (Jilid 1, Edisi Kesepuluh): Jakarta: Erlangga.
39
BAB V
GAMBARA UMUM RESPODE
5.1.2. Usia
Responden penelitian ini adalah mahasiswa yang sudah, sedang, dan akan
mengambil Mata Kuliah Psikologi Sosial yang tersebar dari usia 18-23 tahun.
Usia responden dalam penelitian ini dinilai kurang bervariasi, karena responden
adalah mahasiswa pada angkatan 2006, 2007, dan 2008, sehingga tidak terlalu
jauh berbeda dalam usia. Penemuan pada penel;itian ini menunjukka bahwa hasil
penelitian Neilsen Media research terhadap usia penonton berusia di bawah 25
tahun adalah pemirsa potensial televisi berlaku bagi penelitian terhadap program
J|AM.
Persentase responden yang menonton program JAM terbanyak berada
pada usia 20-21 tahun yaitu sebnayak 67,10 persen. Hal ini terjadi karena ada
anak angkatan 2006 yang masuk kuliah lebih muda dibandingkan dengan yang
lainnya, begitupun dengan angkatan 2008 ada yang masuk kuliah lebih tua.
Pada Gambar 4 terlihat bahwa angkatan 2006 responden yang berusia 18-19
tidak ada, yang berusia 20-21 berjumlah 15 orang, sedangkan yang berusia 22-23
berjumlah 7 orang. Usia pada angkatan 2007 berusia 18-19 berjumlah 2 orang,
yang berusia 20-21 berjumlah 24 orang, sedangkan yang berusia 22-23 tidak ada.
Usia pada angkatan 2008 berusia 18-19 berjumlah 16 orang, yang berusia 20-21
berjumlah 12 orang, sedangkan yang berusia 22-23 tidak ada. Usia responden
berusia 18-19 tahun terbanyak berada pada angkatan 2008, usia 20-21 tahun
terbanyak pada angkatan 2007, sedangkan usia 22-23 tahun terbanyak pada
angkatan 2006. Dengan demikian sesuai antara angkatan dengan usia responden.
berarti sering berinteraksi dengan teman, sebaliknya jika kategori renda berarti
jarang berinteraksi dengan teman. Persentase hubungan interaksi keluarga dengan
responden sangat rendah yaitu sebesar 06,58 persen. Hal ini terjadi karena
mahasiswa tidak banyak menghabiskan waktu dengan keluarga, mahasiswa
mayoritas tinggal di tempat kost/kontrakan, sehingga interaksi dengan keluarga
rendah.
BAB VI
KETERDEDAHA KHALAYAK MAHASISWA TERHADAP PROGRAM
REALITY SHOW JIKA AKU MEJADI
hitungan per bulan. Program JAM ditayangkan tiap hari sabtu dan minggu, jadi
dalam sebulan 8 kali penayangan. Frekuensi menonton dikategorikan menjadi
dua, yaitu frekuensi rendah (1-4 kali) dan frekuensi tinggi (5-6 kali). Hasil dalam
penelitian ini bahwa frekuensi menonton responden sangat kurang (1-4 kali)
dalam sebulan, hal ini disebabkan oleh waktu luang responden kurang banyak
karena adanya kesibukan kuliah di kampus, sama hal dengan durasi menonton
responden.
BAB VII
PERSEPSI KHALAYAK MAHASISWA TERHADAP PROGRAM ACARA
TELEVISI REALITY SHOW “JIKA AKU MEJADI” DI TRAS TV
program JAM. Jika dilihat dari table di atas, rataan skor setiap kriteria persepsi
program JAM semuanya sama dengan total rataan, persepsi isi cerita 2.87, talent
2.74, narasumber 2.67, keadaan lokasi 2.78, tema cerita 2.70, dan penayangan
2.76.
“Kalo menurut saya, isi ceritanya terlalu monoton itu lagi-itu lagi, kalo bisa
jangan selalu mengangkat cerita yang orang miskin, coba sekali-kali
tayangkan yang ceritanya mengangkat tentang perjuangan seseorang yang
tadinya kesusahan banget sekarang uda menjadi orang yang sukses sehingga
membuat orang menjadi tergugah untuk merubah hidupnya/terinspirasi”.
(ASA, 18 tahun).
“Kalo menurut saya, isi ceritanya terlalu dibuat-buat deh, sebaiknya isi
ceritanya yang realistis aja biar kita nya nonton sampe beres, sebenarnya baik
ceritanya cuma aga lebay aja”. (AN, 20 tahun).
7.2. Talent
Talent merupakan orang yang berperan sebagai penolong dalam tayangan
program JAM. Talent ini biasanya sering diperankan oleh perempuan, karena
perempuan memiliki sifat empati yang tinggi. Talent ini mengarahkan alur cerita
setiap tayangannya. Pada Tabel 3 dapat terlihat bahwa persepsi khalayak terhadap
talent program JAM kurang baik/ kurang setuju (2,74), karena talent yang
berperan dalam program JAM dinilai oleh khalayak selalu dari perempuan cantik,
56
mahasiswa, dan orang kota. Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh salah
satu responden perempuan, sebagai berikut:
“Kalo menurut gw mah yah, yang jadi talent jangan cewe terus atuh,bosen
deh. Sekali-kali donk cowo yang jadi talennya biar lebih beragam”. perasaan
yang jadi talent mahasiswa terus jarang deh liat pejabat atau pemerintah.
Agar lebih bervariasi coba yang jadi talent pejabat-pejabat suapaya dia juga
merasaka jadi orang tua miskin yang kesusahan”. (DM, 20 tahun).
“Kalo menurut saya, yan g menjadi talent udah baik (perempuan), Saya
kadang-kadang nonton program JAM yang jadi talent itu suka takut-takutan
kalo ngebantuin narasumber yang dibantu, kalo gitu mah mending ga usah
jadi talent deh” (MF, 18 tahun)
7.3. arasumber
Narasumber merupakan objek/orang yang ditolong sebagai pusat perhatian
dalam program JAM. Narasumber disini biasanya masyarakat pedesaan yang
tidak memiliki pekerjaan tetap, berasal kalangan ekonomi menengah ke bawah,
namun dia masih berusaha untuk mencari nafkah bagi istri-anaknya. Pada Tabel 3
dapat terlihat bahwa persepsi khalayak terhadap narasumber program JAM
kurang baik/ kurang setuju (2,67), karena narasumber yang dibantu dalam
program JAM dinilai oleh khalayak terlalu memperlihatkan kemiskinannya, coba
sekali-kali tayangkan kesuksesan seseorang yang awalnya miskin sekali, sehingga
pemirsa yang menonton akan terinspirasi. Hal ini senada dengan yang
diungkapkan oleh salah satu responden, sebagai berikut:
yang jauh dari keramaian kota. Pada Tabel 3 dapat terlihat bahwa persepsi
khalayak terhadap keadaan lokasi program JAM kurang baik/ kurang setuju
(2,78), karena keadaan lokasi yang menjadi tempat tinggal narasumber dalam
program JAM dinilai oleh khalayak terlalu memprihatinkan. Hal ini senada
dengan yang diungkapkan oleh salah satu responden, sebagai berikut:
7.6. Penayangan
Penayangan jadwal program JAM setiap hari Sabtu dan Minggu pukul
17.30 WIB, dengan durasi 60 menit setiap tayangnya penayangan ini dapat dilihat
dari kesesuaian penempatan waktu tayang program JAM dengan program-
program dari stasiun televisi lain yang dapat mengakibatkan responden
memindahkan saluran televisinya. Pada Tabel 3 dapat terlihat bahwa persepsi
khalayak terhadap penayangan program JAM kurang baik/ kurang setuju (2,76),
karena penayangan dalam program JAM dinilai oleh khalayak terlalu sore,
berbatasan dengan adzan maghrib. Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh
salah satu responden, sebagai berikut:
58
“Kalo menurut saya penanyangannya kurang tepat, jam setengah lima sore
terlalu kesorean apalagi durasinya 1 jam, berbatasan lagi dengan solat
maghrib itu sangat mengganggu bagi umat muslim. Coba kalo acaranya jam
makan siang agar ditonton oleh semua kalangan dan ini bisa menghibur
pemirsa yang habis melakukan aktivitasnya”. (RA, 22 tahun).
BAB VIII
FAKTOR-FAKTOR YAG BERHUBUGA DEGA PERSEPSI
KHALAYAK TETAG PROGRAM ACARA REALITY SHOW
JIKA AKU MEJADI
kurang memiliki ketertarikan dalam menonton program JAM Trans TV, sehingga
cara menilai antara perempuan dan laki-laki berbeda. Persepsi perempuan
terhadap program JAM Trans TV lebih baik dibandingkan laki-laki, karena laki-
laki jarang menonton sehingga persepsinya kurang baik dan ini akan
menimbulkan hasil yang kurang nyata. Responden laki-laki memiliki minat
menonton yang kurang, karena laki-laki lebih suka menghabiskan waktunya untuk
melakukan kegiatan lain, seperti main Playstation (PS), olah raga (main bola
bakset, futsal, dan lain-lain), main band, dan lain-lain.
Usia responden dalam penelitian ini cukup beragam yaitu antara usia 18-
19 tahun, 20-21 tahun, dan 22-23 tahun akan tetapi berapapun usia responden dan
kurang beragamnya usia mahasiswa tidak membuat perbedaan dalam berpresepsi
mereka setelah menonton program JAM Trans TV. Berdasarkan uji Korelasi Rank
Spearman bahwa tidak terdapat hubungan nyata antara faktor intrinsik usia
dengan kriteria persepsi program JAM. Hal ini berarti bahwa mahasiswa yang
berbeda usia tidak membuat perbedaan pada saat menilai suatu program JAM.
Usia yang berbeda tidak menjadi alasan untuk mahasiswa dalam menilai suatu
program yang telah ditontonnya.
baik dan buruk. Akan tetapi tidak berhubungan dengan isi cerita, talent,
narasumber, keadaan lokasi dan penayangan. Meskipun banyak variabel yang
tidak memiliki hubungan nyata, namun ada beberapa variabel yang
mengungkapkan tingkat hubungan yang cukup berarti (rs > 0,2).
Tabel 10. ilai Koefisien Korelasi Rank Spearman dan Korelasi Chi Square
antara Keterdedahan Trogram JAM dengan Persepsi terhadap
Program Jika Aku Menjadi
Keterde- Koe- Kriteria Persepsi Program JAM Trans TV
dahan fisien Pena-
o. arasu Keadaan Tema
program Kore- Isi cerita Talent yangan
mber lokasi cerita
JAM lasi
1 Cara X2 1,918 0,375 2,946 1,913 6,595* 2,895
menonton C 0,157 0,070 0,193 0,157 0,283 0,192
2 Lokasi X2 0,737 0,263 0,791 0,742 1,809 0,613
menonton C 0,098 0,059 0,102 0,098 0,152 0,089
3 Suasana X2 0,207 0,379 2,555 1,434 0,801 0,664
menonton C 0,052 0,070 0,180 0,136 0,102 0,093
4 Durasi
rs 0,553 0,576 0,420 0,362 0,220 0,190
menonton
5 Frekuensi
rs 0,409 0,789 0,622 0,633 0,074 0,620
menonton
Keterangan: ** berhubungan sangat nyata pada (p<0,01)
* berhubungan nyata pada (p<0,05)
menonton baik sendiri maupun bersama orang lain tidak akan membuat persepsi
mereka berbeda terhadap isi cerita, talent, narasumber, lokasi, dan penayangan.
dengan uji Rank Spearman menunjukkan bahwa durasi menonton tidak memiliki
hubungan nyata dengan kriteria persepsi mengenai isi cerita, talent, narasumber,
lokasi, tema cerita dan penayangan. Dengan demikian, durasi menonton khalayak
baik lama maupun sebentar dalam menonton tidak akan membuat persepsi
mereka berbeda terhadap isi cerita,talent, narasumber, lokasi, tema cerita dan
penayangan.
BAB IX
KESIMPULA DA SARA
9.1. Kesimpulan
Beberapa kesimpulan penting yang dapat ditarik dari hasil penelitian ini
adalah:
1) Keterdedahan program JAM Trans TV (cara menonton, lokasi menonton,
suasana menonton, durasi, dan frekuensi menonton) pada khalayak dinilai
rendah karena waktu luang sedikit di sela-sela waktukegiatan kampus,
Responden umumnya hanya menonton 5-8 kali per bulan dengan durasi
31-60 menit (full menonton)
2) Persepsi khalayak terhadap program JAM Trans TV kurang baik (rataan
skor= 2,75). Aspek program yang dipersepsi berturut-turut dari yang
paling baik persepsinya meliputi: isi cerita, keadaan lokasi, penayangan,
talent, tema cerita, dan narasumber. Isi cerita merupakan aspek yang
paling menentukan persepsi responden.
3) Faktor intrinsik dan ekstrinsik khalayak tidak terbukti berhubungan
dengan persepsi terhadap program JAM. Keterdedahan khalayak terhadap
JAM berhubungan dengan persepsi terhadap program JAM yaitu pada cara
menonton dengan tema cerita dan frekuensi menonton dengan talent.
9.2. Saran
Terkait dengan hasil penelitian serta kesimpulan di atas, disarankan agar
dilakukan perbaikan mengenai isi cerita, talent, narasumber, keadaan lokasi,
tema cerita, dan penayangan. Secara lebih rinci, beberapa saran yang dapat
diajukan adalah sebagai berikut:
1) Isi cerita yang ditampilkan sebaiknya jangan terlalu di dramatisir, jangan
monoton, isi cerita harus konsisten dengan tema cerita, dan isi cerita setiap
episode bervariatif.
2) Talent yang berperan sebagai pengarah jalannya cerita sebaiknya memiliki
empati tinggi, komunikatif, pakaian yang digunakan sopan, jangan
takut/malu melakukan pekerjaan narasumber, berasal dari kalangan
70
DAFTAR PUSTAKA
Jahja RS, Irvan M. 2006. Menilai Tanggung Jawab Sosial Televisi. Depok:
Piramedia.
Labib M. 2002. Potret Sinetron Indonesia: Antara Realitas Virtual dan Realitas
Sosial. Jakarta: Tiga Books Division.
Novarinda, Metri. 2009. Motivasi, Pola, dan Kepuasan Menonton Televisi Lokal
serta Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Skripsi. Bogor: Institut
Pertanian Bogor.
Prasetyo B, Jannah LM. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi.
Jakarta: Raja Grafindo.
72
Shanti, Nadia Priona Eri. 2007. Segmen dan Penilaian Khalayak terhadap
Program komedi di Televisi. Skripsi. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Singarimbun, Masri dan Effendi, Sofian. 1989. Metode Penelitian Survai. Jakarta:
LP3ES
Testiandini, Astri. 2006. Pola Menonton Sinetron dan Perilaku Etis Remaja
(Kasus sinetron bertemakan remaja di televisi). Skripsi. Bogor: Institut
Pertanian Bogor.
73
LAMPIRA
74
2. Talent
A. Reliability Statistics
Cronbach's N of
Alpha Items
.484 10
Nilai koefisien reliabilitas (Cronbach’s Alpha) di atas adalah 0, 484. Sesuai kriteria, nilai
ini kurang dari 0,60, maka hasil data hasil angket memiliki tingkat reliabilitas yang
kurang baik, atau dengan kata lain data hasil angket belum dapat dipercaya.
B. Validitas
Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17 for windows.
Kriterianya, instrumen valid apabila nilai korelasi (pearson correlation) adalah positif,
dan nilai probabilitas korelasi [sig. (2-tailed)] < taraf signifikan (α) sebesar 0,05.
T Kesimpulan
v1 Pearson Correlation .474 Tidak Valid
Sig. (2-tailed) .074
N 15
v2 Pearson Correlation .477 Tidak Valid
Sig. (2-tailed) .073
N 15
v3 Pearson Correlation .030 Tidak Valid
Sig. (2-tailed) .914
N 15
v4 Pearson Correlation .480 Tidak Valid
Sig. (2-tailed) .070
N 15
v5 Pearson Correlation .290 Tidak Valid
Sig. (2-tailed) .295
N 15
v6 Pearson Correlation .804(**) Valid
Sig. (2-tailed) .000
N 15
v7 Pearson Correlation .437 Tidak Valid
Sig. (2-tailed) .103
N 15
v8 Pearson Correlation .296 Tidak Valid
Sig. (2-tailed) .284
N 15
v9 Pearson Correlation .588(*) Valid
Sig. (2-tailed) .021
N 15
v10 Pearson Correlation .420 Tidak Valid
Sig. (2-tailed) .119
N 15
t Pearson Correlation 1
Sig. (2-tailed)
N 15
* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
76
3. arasumber
A. Reliability Statistics
Cronbach's N of
Alpha Items
.887 10
Nilai koefisien reliabilitas (Cronbach’s Alpha) di atas adalah 0, 887. Sesuai kriteria, nilai
ini sudah lebih besar dari 0,60, maka hasil data hasil angket memiliki tingkat reliabilitas
yang baik, atau dengan kata lain data hasil angket dapat dipercaya.
B. Validitas
Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17 for windows.
Kriterianya, instrumen valid apabila nilai korelasi (pearson correlation) adalah positif,
dan nilai probabilitas korelasi [sig. (2-tailed)] < taraf signifikan (α) sebesar 0,05.
T Kesimpulan
v1 Pearson Correlation .291 Tidak Valid
Sig. (2-tailed) .293
N 15
v2 Pearson Correlation .801(**) Valid
Sig. (2-tailed) .000
N 15
v3 Pearson Correlation .819(**) Valid
Sig. (2-tailed) .000
N 15
v4 Pearson Correlation .718(**) Valid
Sig. (2-tailed) .003
N 15
v5 Pearson Correlation .833(**) Valid
Sig. (2-tailed) .000
N 15
v6 Pearson Correlation .862(**) Valid
Sig. (2-tailed) .000
N 15
v7 Pearson Correlation .614(*) Valid
Sig. (2-tailed) .015
N 15
v8 Pearson Correlation .745(**) Valid
Sig. (2-tailed) .001
N 15
v9 Pearson Correlation .826(**) Valid
Sig. (2-tailed) .000
N 15
v10 Pearson Correlation .548(*) Valid
Sig. (2-tailed) .034
N 15
t Pearson Correlation 1
Sig. (2-tailed)
N 15
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
77
4. Keadaan Lokasi
A. Reliability Statistics
Cronbach's N of
Alpha Items
.863 5
Nilai koefisien reliabilitas (Cronbach’s Alpha) di atas adalah 0, 863. Sesuai kriteria, nilai
ini sudah lebih besar dari 0,60, maka hasil data hasil angket memiliki tingkat reliabilitas
yang baik, atau dengan kata lain data hasil angket dapat dipercaya.
B. Validitas
Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17 for windows.
Kriterianya, instrumen valid apabila nilai korelasi (pearson correlation) adalah positif,
dan nilai probabilitas korelasi [sig. (2-tailed)] < taraf signifikan (α) sebesar 0,05.
T Kesimpulan
v1 Pearson Correlation .904(**) Valid
Sig. (2-tailed) .000
N 15
v2 Pearson Correlation .904(**) Valid
Sig. (2-tailed) .000
N 15
v3 Pearson Correlation .946(**) Valid
Sig. (2-tailed) .000
N 15
v4 Pearson Correlation .588(*) Valid
Sig. (2-tailed) .021
N 15
v5 Pearson Correlation .657(**) Valid
Sig. (2-tailed) .008
N 15
t Pearson Correlation 1
Sig. (2-tailed)
N 15
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
5. Tema Cerita
A. Reliability Statistics
Cronbach's N of
Alpha Items
.339 5
Nilai koefisien reliabilitas (Cronbach’s Alpha) di atas adalah 0, 339. Sesuai kriteria, nilai
ini kurang dari 0,60, maka hasil data hasil angket memiliki tingkat reliabilitas yang
kurang baik, atau dengan kata lain data hasil angket belum dapat dipercaya.
B. Validitas
Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17 for windows.
Kriterianya, instrumen valid apabila nilai korelasi (pearson correlation) adalah positif,
dan nilai probabilitas korelasi [sig. (2-tailed)] < taraf signifikan (α) sebesar 0,05.
78
t Kesimpulan
v1 Pearson Correlation -.223 Tidak Valid
Sig. (2-tailed) .423
N 15
v2 Pearson Correlation .758(**) Valid
Sig. (2-tailed) .001
N 15
v3 Pearson Correlation .270 Tidak Valid
Sig. (2-tailed) .330
N 15
v4 Pearson Correlation .894(**) Valid
Sig. (2-tailed) .000
N 15
v5 Pearson Correlation .833(**) Valid
Sig. (2-tailed) .000
N 15
t Pearson Correlation 1
Sig. (2-tailed)
15
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
6. Penayangan
A. Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.850 5
Nilai koefisien reliabilitas (Cronbach’s Alpha) di atas adalah 0, 863. Sesuai
kriteria, nilai ini sudah lebih besar dari 0,60, maka hasil data hasil angket
memiliki tingkat reliabilitas yang baik, atau dengan kata lain data hasil angket
dapat dipercaya.
B. Validitas
Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17 for
windows. Kriterianya, instrumen valid apabila nilai korelasi (pearson correlation)
adalah positif, dan nilai probabilitas korelasi [sig. (2-tailed)] < taraf signifikan (α)
sebesar 0,05.
79
t kesimpulan
v1 Pearson Correlation .715(**) Valid
Sig. (2-tailed) .003
N 15
v2 Pearson Correlation .860(**) Valid
Sig. (2-tailed) .000
N 15
v3 Pearson Correlation .739(**) Valid
Sig. (2-tailed) .002
N 15
v4 Pearson Correlation .919(**) Valid
Sig. (2-tailed) .000
N 15
v5 Pearson Correlation .722(**) Valid
Sig. (2-tailed) .002
N 15
t Pearson Correlation 1
Sig. (2-tailed)
N 15
* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
80
Lampiran 2. Hasil Uji Korelasi Rank Spearman untuk Hubungan Faktor Intrinsik Khalayak dengan Persepsi tentang
Program “Jika Aku Menjadi”jCorrelations
usia pendapatan orangtua isi cerita talent narasumber keadaan lokasi tema penayangan
Spearman's rho usia Correlation Coefficient 1.000 .103 -.057 -.103 -.192 -.181 .189 .130
Sig. (2-tailed) . .376 .623 .374 .097 .117 .103 .262
76 76 76 76 76 76 76 76
pendapatan orangtua Correlation Coefficient .103 1.000 .151 -.136 .078 .055 .087 .101
Sig. (2-tailed) .376 . .194 .242 .503 .635 .453 .386
76 76 76 76 76 76 76 76
isi cerita Correlation Coefficient -.057 .151 1.000 .228* .131 .037 .008 .058
Sig. (2-tailed) .623 .194 . .048 .258 .749 .948 .620
76 76 76 76 76 76 76 76
talent Correlation Coefficient -.103 -.136 .228* 1.000 .087 .005 .032 .101
Sig. (2-tailed) .374 .242 .048 . .456 .963 .781 .385
76 76 76 76 76 76 76 76
narasumber Correlation Coefficient -.192 .078 .131 .087 1.000 .363** -.032 .186
Sig. (2-tailed) .097 .503 .258 .456 . .001 .781 .107
76 76 76 76 76 76 76 76
keadaan lokasi Correlation Coefficient -.181 .055 .037 .005 .363** 1.000 .107 -.003
Lampiran 3. Hasil Uji Korelasi Rank Spearman untuk Hubungan Faktor Ekstrinsik Khalayak dengan Persepsi tentang
Program “Jika Aku MenjadiCorrelations
ketersediaan televisi interaksi teman interaksi keluarga isi cerita talent narasumber keadaan lokasi tema penayangan
Spearman's rho ketersediaan televisi Correlation Coefficient 1.000 .012 .225 .022 .102 -.145 -.035 .105 .085
Sig. (2-tailed) . .919 .051 .853 .382 .212 .767 .367 .468
81
76 76 76 76 76 76 76 76 76
interaksi teman Correlation Coefficient .012 1.000 .219 -.074 -.101 -.020 -.164 -.041 -.015
Sig. (2-tailed) .919 . .058 .524 .388 .863 .158 .723 .899
76 76 76 76 76 76 76 76 76
interaksi keluarga Correlation Coefficient .225 .219 1.000 .067 -.132 .010 .111 .303** .127
Sig. (2-tailed) .051 .058 . .565 .257 .931 .338 .008 .273
76 76 76 76 76 76 76 76 76
isi cerita Correlation Coefficient .022 -.074 .067 1.000 .228* .131 .037 .008 .058
Sig. (2-tailed) .853 .524 .565 . .048 .258 .749 .948 .620
76 76 76 76 76 76 76 76 76
talent Correlation Coefficient .102 -.101 -.132 .228* 1.000 .087 .005 .032 .101
Sig. (2-tailed) .382 .388 .257 .048 . .456 .963 .781 .385
76 76 76 76 76 76 76 76 76
narasumber Correlation Coefficient -.145 -.020 .010 .131 .087 1.000 .363** -.032 .186
Sig. (2-tailed) .212 .863 .931 .258 .456 . .001 .781 .107
76 76 76 76 76 76 76 76 76
keadaan lokasi Correlation Coefficient -.035 -.164 .111 .037 .005 .363** 1.000 .107 -.003
Sig. (2-tailed) .767 .158 .338 .749 .963 .001 . .357 .980
76 76 76 76 76 76 76 76 76
tema Correlation Coefficient .105 -.041 .303** .008 .032 -.032 .107 1.000 .156
Sig. (2-tailed) .367 .723 .008 .948 .781 .781 .357 . .177
76 76 76 76 76 76 76 76 76
penayangan Correlation Coefficient .085 -.015 .127 .058 .101 .186 -.003 .156 1.000
Sig. (2-tailed) .468 .899 .273 .620 .385 .107 .980 .177 .
76 76 76 76 76 76 76 76 76
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Lampiran 4. Hasil Uji Korelasi Rank Spearman untuk Hubungan Keterdedahan Program dengan Persepsi tentang
Program “Jika Aku Menjadi”
Correlations
durasi menonton frekuesi menonton isi cerita talent narasumber keadaan lokasi tema penayangan
82
Spearman's rho durasi menonton Correlation Coefficient 1.000 .040 .069 .065 .094 .106 .142 .152
Sig. (2-tailed) . .732 .553 .576 .420 .362 .220 .190
76 76 76 76 76 76 76 76
frekuesi menonton Correlation Coefficient .040 1.000 -.096 -.031 -.057 -.051 .206 .058
Sig. (2-tailed) .732 . .409 .789 .622 .663 .074 .620
76 76 76 76 76 76 76 76
isi cerita Correlation Coefficient .069 -.096 1.000 .228* .131 .037 .008 .058
Sig. (2-tailed) .553 .409 . .048 .258 .749 .948 .620
76 76 76 76 76 76 76 76
talent Correlation Coefficient .065 -.031 .228* 1.000 .087 .005 .032 .101
Sig. (2-tailed) .576 .789 .048 . .456 .963 .781 .385
76 76 76 76 76 76 76 76
narasumber Correlation Coefficient .094 -.057 .131 .087 1.000 .363** -.032 .186
Sig. (2-tailed) .420 .622 .258 .456 . .001 .781 .107
76 76 76 76 76 76 76 76
keadaan lokasi Correlation Coefficient .106 -.051 .037 .005 .363** 1.000 .107 -.003
Sig. (2-tailed) .362 .663 .749 .963 .001 . .357 .980
76 76 76 76 76 76 76 76
tema Correlation Coefficient .142 .206 .008 .032 -.032 .107 1.000 .156
Sig. (2-tailed) .220 .074 .948 .781 .781 .357 . .177
76 76 76 76 76 76 76 76
penayangan Correlation Coefficient .152 .058 .058 .101 .186 -.003 .156 1.000
Lampiran 5. Hasil Uji Crosstab Chi-Square Hubungan Jenis Kelamin dengan Persepsi
Khalayak tentang Program Jika Aku Menjadi
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. Exact Sig. (1-
Value df sided) (2-sided) sided)
Pearson Chi-Square 8.572a 1 .003
Continuity Correctionb 6.374 1 .012
Likelihood Ratio 7.461 1 .006
Fisher's Exact Test .008 .008
Linear-by-Linear 8.459 1 .004
Association
of Valid Cases 76
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.37.
b. Computed only for a 2x2 table
Symmetric Measures
talent
perempuan 13 43 56
Total 15 61 76
84
Chi-Square Tests
Symmetric Measures
narasumber
perempuan 18 38 56
Total 29 47 76
85
Chi-Square Tests
Asymp.
Sig. (2- Exact Sig.
Value df sided) (2-sided) Exact Sig. (1-sided)
Symmetric Measures
keadaan lokasi
perempuan 18 38 56
Total 30 46 76
86
Chi-Square Tests
Symmetric Measures
tema
perempuan 23 33 56
Total 33 43 76
87
Chi-Square Tests
Symmetric Measures
tema
perempuan 23 33 56
Total 33 43 76
88
Chi-Square Tests
Symmetric Measures
penayangan
perempuan 22 34 56
Total 28 48 76
89
Chi-Square Tests
Asymp.
Sig. (2- Exact Sig. Exact Sig. (1-
Value df sided) (2-sided) sided)
Symmetric Measures
Lampiran 6. Hasil Uji Crosstab Chi-Square Hubungan Pekerjaan Orang Tua dengan
Persepsi Khalayak tentang Program “Jika Aku Menjadi”
pekerjaan orangtua * isi cerita
Crosstab
Count
isi cerita
pegawai negeri 2 35 37
wiraswasta 3 15 18
lain-lain 3 6 9
Total 9 67 76
Chi-Square Tests
Symmetric Measures
talent
pegawai negeri 9 28 37
wiraswasta 4 14 18
lain-lain 1 8 9
Total 15 61 76
Chi-Square Tests
Symmetric Measures
narasumber
pegawai negeri 12 25 37
wiraswasta 8 10 18
lain-lain 5 4 9
Total 29 47 76
Chi-Square Tests
Symmetric Measures
keadaan lokasi
pegawai negeri 17 20 37
wiraswasta 7 11 18
lain-lain 4 5 9
Total 30 46 76
Chi-Square Tests
Symmetric Measures
tema
pegawai negeri 14 23 37
wiraswasta 9 9 18
lain-lain 4 5 9
Total 33 43 76
Chi-Square Tests
Symmetric Measures
penayangan
pegawai negeri 13 24 37
wiraswasta 6 12 18
lain-lain 4 5 9
Total 28 48 76
Chi-Square Tests
Symmetric Measures
Lampiran 7. Hasil Uji Crosstab Chi-Square Hubungan Cara Menonton dengan Persepsi
Khalayak tentang Program “Jika Aku Menjadi”
cara menonton * isi cerita
Crosstab
Count
isi cerita
teman 5 30 35
keluarga 0 12 12
Total 9 67 76
Chi-Square Tests
Symmetric Measures
talent
teman 6 29 35
keluarga 3 9 12
Total 15 61 76
Chi-Square Tests
Symmetric Measures
narasumber
teman 14 21 35
keluarga 2 10 12
Total 29 47 76
98
Chi-Square Tests
Symmetric Measures
keadaan lokasi
teman 11 24 35
keluarga 5 7 12
Total 30 46 76
99
Chi-Square Tests
Symmetric Measures
tema
teman 10 25 35
keluarga 8 4 12
Total 33 43 76
Chi-Square Tests
Symmetric Measures
penayangan
teman 13 22 35
keluarga 2 10 12
Total 28 48 76
Chi-Square Tests
Symmetric Measures
Lampiran 8. Hasil Uji Crosstab Chi-Square Hubungan Lokasi Menonton dengan Persepsi
Khalayak tentang Program Jika Aku Menjadi
lokasi menonton * isi cerita
Crosstab
Count
isi cerita
2 6 35 41
3 0 1 1
Total 9 67 76
Chi-Square Tests
Symmetric Measures
talent
2 8 33 41
3 0 1 1
Total 15 61 76
Chi-Square Tests
Symmetric Measures
narasumber
2 15 26 41
3 0 1 1
Total 29 47 76
Chi-Square Tests
Symmetric Measures
keadaan lokasi
2 17 24 41
3 0 1 1
Total 30 46 76
104
Chi-Square Tests
tema
2 16 25 41
3 1 0 1
Total 33 43 76
Chi-Square Tests
Symmetric Measures
penayangan
2 15 26 41
3 0 1 1
Total 28 48 76
Chi-Square Tests
Symmetric Measures
Lampiran 9. Hasil Uji Crosstab Chi-Square Hubungan Suasana Menonton dengan Persepsi
Khalayak tentang Program Jika Aku Menjadi
isi cerita
tenang/kondusif 6 41 47
3 0 1 1
Total 9 67 76
Chi-Square Tests
Symmetric Measures
talent
tenang/kondusif 10 37 47
3 0 1 1
Total 15 61 76
Chi-Square Tests
Symmetric Measures
narasumber
tenang/kondusif 21 26 47
3 0 1 1
Total 29 47 76
Chi-Square Tests
Symmetric Measures
keadaan lokasi
tenang/kondusif 17 30 47
3 0 1 1
Total 30 46 76
Chi-Square Tests
Symmetric Measures
tema
tenang/kondusif 21 26 47
3 0 1 1
Total 33 43 76
110
Chi-Square Tests
Symmetric Measures
penayangan
tenang/kondusif 17 30 47
3 0 1 1
Total 28 48 76
Chi-Square Tests
Symmetric Measures