Kualitas Hidup Menopause

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

Seminar Nasional Riset Inovatif 2018

ISBN 978-602-6428-73-8

Kualitas Hidup Menopause yang Rutin Melakukan Latihan Fisik


Orhiba: Studi Pengukuran Menggunakan Kuisioner WHOQOL-BREF

Luh Ari Arini


Jurusan D3 Kebidanan Fakultas Olahraga dan Kesehatan
Universitas Pendidikan Ganesha
Email [email protected]

ABSTRACT
Menoapuse is a period when the reproductive organs decrease especially the function of the ovaries which
causes a decrease in reproductive hormones such as estrogen, progesterone and also testosterone. This situation
causes a variety of problems or health problems that will eventually lead to quality of life. To deal with this, it is
necessary to do a countermeasure such as physical exercise in this case, namely by exercising. The research
objective is to find out the quality of life of menoapuse women who routinely exercise. This research is an
observational analytic study with a cross-sectional design with data collection research using questionnaire with
standards that are standard from WHO, namely WHOQOL-BREF (World Health Organization-Quality of Life). From
the results of data analysis using a sample t test (α = 0.05%), there were significant results (p = 0.000) between the
groups that performed orhiba physical exercise with those who did not and between those who routinely performed
physical exercise with a frequency of more than 5 times a week. have better results compared to the frequency 2-3
times a week and 1-2 times a week. Based on this, it is necessary to exercise (orhiba) regularly, especially in
menopausal women, because the more often and continue it is done, the better results will be related to the quality of
life of menopausal women.

Keyword: quality of life, menopause and physical exercise.

ABSTRAK
Menoapuse merupakan masa dimana organ-organ reproduksi mengalami penurunan terutama fungsi dari
ovarium yang menyebabkan penurunan hormon reproduksi seperti estrogen, progesteron dan testosteron. Keadaan
tersebut menimbulkan berbagai masalah kesehatan yang akhirnya akan berdampak pada kualitas hidup. Untuk
menangani hal itu perlu dilakukan suatu tindakan penanggulangan seperti latihan fisik khususnya dengan orhiba.
Tujuan penelitian untuk mengetahui kualitas hidup wanita menoapuse yang rutin melakukan orhiba. Penelitian ini
merupakan penelitian analitik observasional dengan desain cross-sectional dengan pengumpulan data penelitian
menggunakan kusioner dengan standar yang telah baku dari WHO yaitu WHOQOL-BREF (World health
organization-quality of life). Dari hasil analisis data menggunakan sample t test (α = 0,05%) didapatkan hasil yang
signifikan (p = 0,000) antara kelompok yang melakukan latihan fisik orhiba dengan yang tidak, dan antara yang rutin
melakukan latihan fisik orhiba dengan frekuensi ≥ 5 kali/minggu memiliki hasil yang lebih baik jika dibandingkan
dengan frekuensi 2-3 kali/minggu dan 1-2 kali/minggu. Berdasarkan hal tersebut sehingga perlunya untuk berolahraga
(orhiba) secara rutin terutama pada wanita menopause, karena semakin sering dan teratur dilakukan maka hasil yang
didapatkan juga akan semakin baik terkait pada kualitas hidup wanita menopause.

Kata kunci: kualitas hidup, menopause dan latihan fisik.

1. Pendahuluan
Menopause merupakan periode akhir dari siklus reproduksi seorang wanita yang ditandai dengan
berhentinya menstruasi selama 12 bulan sejak menstruasi terakhir dan biasanya terjadi pada usia sekitar
45-59 tahun, oleh karena penurunan fungsi organ reproduksi seperti ovarium yang mengakibatkan
penurunan hormon sex steroid seperti estrogen, testosteron dan progesteron. Penurunan fungsi ovarium
terjadi seiring dengan penambahan usia sehingga bersifat fisiologis atau terjadi secara alamiah. Pada
masa menopause wanita akan mengalami gejala-gejala maupun keluhan yang dapat mengganggu
kesehatannya seperti penurunan fungsi kognitif, gangguan urogenital, vasomotor, psikomotorik, psikologis
serta penurunan fungsi seksual yang disebabkan karena penurunan hormon-hormon reproduksi tersebut.
Penurunan produksi hormon terutama estrogen ketika menopause berdampak serius pada kesehatan
wanita yaitu berkaitan dengan peningkatan resiko terhadap beberapa penyakit seperti osteoporosis,
kardiovaskuler dan alzheimer (Refaat, 2006). Hal tersebut tentunya akan berdampak pada kesehatan fisik
dan mental serta interaksi sosial dengan lingkungan sekitar, sehingga drajat kesehatan pun menurun dan

SENARI ke-6 27
Seminar Nasional Riset Inovatif 2018
ISBN 978-602-6428-73-8

pada akhirnya akan berdampak juga pada kualitas hidup wanita menopause. Penelitian yang telah
dilakukan di mesir dengan sasaran wanita menopause, menunjukan bahwa adanya hubungan yang
negatif antara gejala menopause yang dialami dengan kualitas hidup (Elsabagh & Abdullah, 2012, Yakout
et al., 2012, Putri et al., 2014).
Pada wanita menopause ditemukan bahwa kejadian penyakit kronis akan lebih meningkat pada masa
ini dan berdampak pada kondisi fisik serta mental wanita menopause tersebut akhirnya berpengaruh pada
kualitas hidup secara menyeluruh (Rizvi et al., 2013, Putri et al., 2014). Menopause menyebabkan lebih
dari 80% wanita mengalami keluhan fisik dan psikologis dengan berbagai tekanan dan gangguan
penurunan kualitas hidup (Esposito et al., 2007). Wanita menopause dengan usia rata-rata 58,7 tahun
diperoleh 82,7% mengalami gangguan kualitas hidup yang disebabkan antara lain oleh fungsi fisik, peran
fisik, vitalitas dan nyeri badan (Jones & Sutton, 2008). Wanita yang memasuki masa menopause sebesar
58,3% mengalami gangguan fisik dan psikologis (Gutie’rrez et al., 2006).
Penelitian selanjutnya oleh Fallahzadeh (2010), mengemukakan bahwa pada masa menopause
sekitar 55% wanita mengalami masalah fisik, psikologis dan psikomotor yang berdampak negatif pada
kualitas hidup. Masalah yang sering muncul dan dialami oleh perempuan menopause terutama perubahan
fisik, psikis dan sosial yang akan menimbulkan suatu krisis yang dapat mempengaruhi kualitas hidupnya
(Larasati, 2009). Jumlah dan proporsi penduduk perempuan berumur di atas 50 tahun yang memasuki
usia menopause dari tahun ke tahun diperkirakan mengalami peningkatan yang signifikan.
Berdasarkan sensus penduduk tahun 2000 jumlah perempuan berumur diatas 50 tahun mencapai
15,5 juta orang atau 7,6% dari total penduduk sedangkan pada tahun 2020 diperkirakan meningkat
menjadi 30 juta atau 11,55% dari total penduduk (Depkes, 2005; Astari et al., 2014). World Health
Organization (WHO) memperkirakan bahwa tahun 2030 nanti ada sekitar 1,2 miliar perempuan yang
berusia diatas 50 tahun. Sebagian besar dari mereka (sekitar 80%) tinggal di Negara berkembang dan
setiap tahunnya populasi perempuan menopause meningkat sekitar tiga persen. Artinya kesehatan wanita
perlu mendapatkan perhatian sehingga akan meningkatkan angka harapan hidup, tercapainya
kebahagiaan dan kesejahteraan secara psikologis. Penelitian di Turki menunjukkan bahwa 50% wanita
yang memasuki masa menopause mengalami masalah kesehatan (Karacam and Seker, 2007).
Berdasarkan data-data tersebut dapat diprediksi kedepannya akan banyak ada wanita yang akan
mengalami masalah atau keluhan dalam kesehatan yang berkaitan dengan penuaan pada masa
menopause, sehingga penanggulangan yang dapat dilakukan untuk mengurangi masalah yang dirasakan
wanita menopause harus dimulai sejak dini. Proses penuaan berjalan secara fisiologis dan tidak dapat
dihindari tetapi keluhan yang dirasakan tersebut dapat ditanggulangi, sehingga kualitas hidup wanita
menopause dapat membaik bahkan meningkat.
Kualitas hidup diartikan sebagai persepsi individu mengenai keberfungsian mereka didalam
kehidupan. Secara khusus kualitas hidup merupakan penilaian individu terhadap posisi mereka di dalam
kehidupan, dalam konteks budaya dan sistem nilai dimana mereka hidup dalam kaitannya dengan tujuan
individu, harapan, standar serta apa yang menjadi perhatian individu (Nofitri, 2009). World Health
Organization Quality of Life (WHOQOL) mendefinisikan kesehatan sebagai suatu keadaan fisik, mental,
dan kesejahteraan sosial yang baik dan bukan sekedar tidak adanya penyakit dalam diri.
Pengukuran kualitas hidup wanita menopause menggunakan kuisioner WHOQOL-BREF yang valid
dan reliable, terdiri dari 26 pertanyaan dan mengandung berbagai dimensi yaitu dimensi kesehatan fisik,
psikologi, sosial dan lingkungan serta dimensi kualitas hidup secara umum dan kesehatan umum. Setiap
pertanyaan terdapat skala 1-5 dan nilai paling tinggi menunjukan kualitas hidup yang lebih baik, kuisioner
ini untuk menilai respon responden terhadap pertanyaan yang menyangkut pada kualitas hidupnya, terkait
dengan standar hidup, harapan dan kesenangan yang dirasakan dalam empat minggu terakhir (WHO,
2004, Noorma, 2017).
Pengukuran kualitas hidup penting bagi wanita yang sudah memasuki masa menopause, agar dapat
diupayakan tindakan untuk peningkatan dalam kualitas hidupnya. Hal ini dikarenakan kualitas hidup akan
mempengaruhi kelangsungan hidup wanita itu sendiri yang ada kaitannya dengan angka harapan hidup.
Jika memiliki kualitas hidup yang baik, maka akan memiliki harapan hidup yang baik pula (Glasier &
Gebbie, 2006). Aktivitas fisik seperti latihan olah fisik pada wanita menopause memberikan dampak positif
terhadap kualitas hidup mereka. Hasil studi sebelumnya mengindikasikan bahwa peningkatan aktivitas
fisik pada wanita menopause memberikan dampak positif terhadap kualitas hidup (Elavsky, 2009), seperti
penelitian oleh Martin (2016) yang membuktikan bahwa latihan fisik dengan senam aerobik ringan
memberikan efek positif terhadap kualitas hidup (Nurlina, 2017).
Olahraga akan mengurangi kejadian osteoporosis terutama yang sering dialami oleh wanita masa

SENARI ke-6 28
Seminar Nasional Riset Inovatif 2018
ISBN 978-602-6428-73-8

menopause. Ditemukan terjadi peningkatan kualitas hidup pada kelompok wanita yang menjalani program
olahraga sedangkan pada kelompok kontrol memiliki kualitas hidup yang lebih buruk. Olahraga sejak dulu
diketahui dapat meningkatan derajat kesehatan tubuh secara menyeluruh, terlebih jika dilakukan pada
wanita menopause diharapkan dapat mengurangi keluhan dan mengatasi masalah-masalah yang dialami
ketika memasuki usia tersebut (Pangkahila, 2013). Olahraga hidup baru atau disingkat dengan orhiba
yaitu merupakan olahraga untuk kebugaran jasmani yang paling praktis yang dapat dilakukan pada semua
kelompok usia, dan memiliki gerakan yang sederhana hanya dengan satu gerakan tangan, serta dapat
dilakukan oleh siapa saja, kapan saja, dan di mana saja. Olahraga ini hanya membutuhkan 3-10 menit
untuk satu kali sesi latihan, namun jika dilakukan secara rutin manfaatnya akan luar biasa besar. Banyak
diantara peserta orhiba yang disiplin melakukan olahraga ini secara rutin, mendapatkan manfaat bagi
peningkatan kesehatan mereka. Beberapa orang yang awalnya mengalami sakit ringan hingga sakit berat
seperti stroke dan kanker, menjadi lebih baik/ survive setelah rutin dan disiplin melakukan orhiba dengan
sungguh-sungguh. Bagi individu yang sehat, mereka mengaku lebih bugar dan tidak mudah jatuh sakit
setelah rutin melakukan orhiba (Admin, 2016).
Hasil wawancara singkat yang dilakukan peneliti tahun 2018 pada beberapa peserta orhiba di
lapangan Taman Kota Singaraja Kabupaten Buleleng Provinsi Bali, mengaku terjadi perubahan kesehatan
kearah yang lebih baik setelah mengikuti olahraga ini, dan jarang mengalami sakit fisik. Orhiba ini
diadakan setiap 2-3 kali seminggu di taman kota Sinagaraja Bali dan juga dapat dipraktekkan dirumah
secara mandiri. Beberapa peserta orhiba ada yang melakukan 1-2 kali seminggu ada juga yang
melakukannya setiap hari dalam satu minggu. Peserta orhiba mengatakanmerasa lebih sehat, bugar dan
ceria saat menghadapi masa tuanya terutama masa menopause dan tentunya dapat terhindar dari
osteoporosis serta masalah menopause yang lainnya.
Pengaruh pelatihan olahraga dipengaruhi oleh: intensitas, frekuensi, dan lamanya pelatihan, genetik,
dan jenis kelamin dan umur. Secara umum, makin intensif, makin sering, dan makin panjang program
pelatihan olahraga makin besar pengaruhnya pada kebugaran jasmani (Kanca, 2004). Latihan olahraga
dapat meningkatkan ketahanan tubuh dan respons sistem saraf hormon terhadap sistem ketahanan tubuh
menyebabkan peningkatan kualitas ketahanan tubuh (Setyawan, 1996 dalam kanca 2006). Berdasarkan
hal tersebut sehingga peneliti tertarik melakukan penelitian terkait kualitas hidup menopause yang rutin
melakukan latihan fisik terutama melalui gerakan-gerakan pada orhiba, dan akan dibandingkan dengan
kelompok wanita menopause yang tidak pernah melakukan latihan fisik orhiba.

2. Metode penelitian
Jenis penelitian pada studi ini merupakan analitik observasional dengan desian penelitian cross
sectional. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Agustus sampai dengan september 2018. Populasi dalam
penelitian ini yaitu seluruh wanita menopause berusia 45-59 tahun yang melakukan olahraga orhiba di
taman kota Singaraja Bali selama masa penelitian. Sampel dalam penelitian adalah 100 wanita
menopause berumur 45-59 tahun, yang dibagi ke dalam dua kelompok yaitu kelompok yang melakukan
latihan fisik orhiba sebanyak 50 orang sebagai kelompok orhiba dan kelompok yang tidak melakukan
latihan fisik orhiba sebagai kelompok kontrol sebanyak 50 orang. Kelompok orhiba terbagi lagi
berdasarkan frekuensi latihan fisik dalam 1 minggu yaitu 1-2 kali, 3-5 kali dan lebih dari 5 kali.
Teknik pengambilan sampling yang digunakan adalah metode purposive sample. Kriteria
pengambilan sampel untuk kelompok latihan fisik orhiba yaitu: 1) wanita menopause usia 45-59 tahun, 2)
mengikuti latihan fisik orhiba, 3) tidak sedang menderita penyakit kronis. Kelompok kontrol merupakan
kelompok wanita menopause yang tidak pernah melakukan latihan fisik orhiba. Penelitian ini
menggunakan teknik pengumpulan data berupa wawancara dan dokumentasi data responden. Instrumen
pengumpulan data yang digunakan yaitu kuesioner dengan standar yang telah baku dari WHO yaitu
kuisioner World Health Organization Quality of Life (WHOQOL)-BREF yang digunakan untuk
mengumpulkan data tentang persepsi wanita menopause terhadap kualitas hidupnya. Analisis data yang
digunakan yaitu sample t test dengan p Value (α = 0,05) yang dianalisis melalui SPSS 17.

SENARI ke-6 29
Seminar Nasional Riset Inovatif 2018
ISBN 978-602-6428-73-8

3. Hasil dan Pembahasan

Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Latihan Fisik Orhiba

Kelompok responden n Persentase (%)


Kelompok orhiba
1-2 kali/minggu 21 42 %
3-5 kali/minggu 10 20 %
≥ 5 kali/ minggu 19 38 %
Total 50 100 %
Kelompok kontrol 50 100%

Dari data pada tabel 1. menunjukan jumlah responden yang melakukan latihan fisik orhiba
berdasarkan frekuensinya dalam 1 minggu yaitu 1-2 kali sebanyak 21 orang atau 42%, 3-5 kali sebanyak
10 orang atau 20% dan lebih dari 5 kali sebanyak 19 orang atau 38%. Kelompok yang tidak melakukan
latihan fisik sebanyak 50 orang atau 100%. Sebagian besar pada kelompok orhiba yang melakukan
latihan fisik dengan frekuensi 1-2 kali/ minggu.

Tabel 2. Distribusi Nilai Tiap Domain Kualitas Hidup Responden

Domain Kelompok orhiba


Total Kelompok
kualitas 1-2 kali 3-5 kali ≥5 kali mean mean
klp orhiba kontrol
hidup nilai mean nilai mean nilai mean
Umum 80 3,8 45 4,5 90 4,7 215 4,3 167 3,3
Kesehatan 78 3,7 50 5 89 4,7 217 4,34 179 3,5
Fisik 515 24,5 278 27,8 614 32,3 1407 28,1 997 19,9
Psikologis 461 21,9 244 24,4 503 26,4 1208 24,1 846 16,9
Sosial 219 10,4 115 11,5 250 13,1 584 11,6 438 8,7
Lingkungan 562 26,7 306 30,6 649 34,1 1517 30,3 1141 22,8
Jumlah 1915 91,2 1038 103,8 2195 115,5 5148 102,9 3768 75,3
Sig. 0,016 0,015 0,017 0,016 0,015

Berdasarkan data tabel 2. menunjukan pada seluruh kelompok orhiba didapatkan jumlah nilai
keseluruhan pada setiap domain kualitas hidup sebesar 5148 dengan nilai rata-rata 102,9, lebih besar
dibandingkan kelompok kontrol dengan jumlah nilai keseluruhan didapatkan sebesar 3768 dengan nilai
rata-rata 75,3 dengan tingkat signifikansi pada dua kelompok tersebut, masing-masing sebesar 0,016 dan
0,015. Pada kelompok orhiba dengan frekuensi latihan fisik ≥ 5 kali/minggu memiliki nilai pada seluruh
domain kualitas hidup sebesar 2195 dengan nilai rata-rata 115,5 lebih besar dibandingkan dengan
kelompok orhiba yang lain, dengan tingkat signifikansi sebesar 0,017.

Tabel 3. Total Skor Kualitas Hidup Pada Seluruh Domain Pada Setiap Responden

Total skor seluruh domain


Kelompok Mean SD Sig.
Nilai minimal Nilai maksimal
Kelompok orhiba
1-2 kali/ minggu 86 98 91,2 4,15 0,000
3-5 kali/minggu 100 108 103,8 3,01 0,000
≥ 5 kali/minggu 110 128 115,5 4,89 0,000

Kelompok kontrol 63 84 75,3 7,46 0,000

Berdasarkan data tabel 3. total skor pada seluruh domain kualitas hidup pada kelompok orhiba
dengan frekuensi latihan fisik 1-2 kali/minggu didapatkan nilai mean+SD (91,2+4,15), frekuensi 3-5
kali/minggu mean+SD (103,8+3,01) dan frekuensi ≥ 5 kali/minggu mean+SD (115,5+4,89). Pada
kelompok kontrol didapatkan nilai mean+SD (75,3+7,46), menunjukan bahwa kelompok orhiba memiliki

SENARI ke-6 30
Seminar Nasional Riset Inovatif 2018
ISBN 978-602-6428-73-8

total skor kualitas hidup lebih tinggi dibandingkan kontrol, begitu pula dengan kelompok orhiba dengan
frekuensi latihan fisik lebih dari 5 kali seminggu memiliki skor yang paling besar dibandingkan dengan
kelompok lainnya dengan taraf signifikansi p=0,000.
Hasil analisis menggunakan sample t test dengan taraf kemaknaan (α = 0,05), menunjukan terdapat
perbedaan yang signifikan (p =0,000) (p < 0,05) antara total skor kualitas hidup pada ketiga kelompok
orhiba (frekuensi 1-2 kali/minggu, 3-5 kali/minggu dan ≥ 5 kali/minggu) atau yang rutin melakukan latihan
fisik, dengan yang tidak atau kelompok kontrol. Kelompok orhiba memiliki total skor kualitas hidup yang
lebih besar dibandingkan dengan kelompok kontrol, begitupula antara setiap kelompok orhiba seperti
kelompok frekuensi orhiba ≥5 kali memiliki skor yang paling besar dibandingkan dengan kelompok lainnya.
Hal tersebut menunjukan bahwa wanita menopause yang melakukan latihan fisik dan dilakukan secara
rutin, kontinu dan teratur akan menghasilkan kesehatan tubuh, jiwa dan pikiran yang lebih baik yang
mengarah pada peningkatan kualitas hidup.
Menurut studi oleh Putri (2014) pada domain fisik ditemukan perbedaan antara yang tidak pernah
melakukan aktivitas fisik dengan yang melakukan aktivitas fisik, bahwa pada domain fisik cenderung lebih
baik pada wanita menopause yang berolahraga rutin begitupula pada domian psikologis, sosial dan
lingkungan dengan hasil yang signifikan serta ditemukan juga perbedaan pada frekuensi latihan fisik 1-2
kali seminggu dengan ≥ 3 kali seminggu (Putri, 2014). Olahraga yang teratur cukup efektif dalam
menurunkan depresi dan meningkatkan kesehatan mental, tetapi intensitas olahraga kurang berpengaruh
terhadap hal tersebut (Mirzainajmabadi, 2005). Berbagai studi melaporkan bahwa aktifitas olahraga
sangat baik bagi wanita menopause karena dapat mencegah atau mengurangi risiko penyakit
kardiovaskular, diabetes, osteoporosis, penyakit kanker payudara, kecemasan, alzaimer, dan depresi
(Mirzaiinajmabadi, 2005).
Pada responden yang tidak pernah melakukan latihan fisik dengan yang rutin melakukan latihan fisik
hasilnya berbeda juga, yang ditemukan pada domain kualitas hidup seperti domain fisik, psikologis, sosial
dan lingkungan serta kesehatan secara umum. Pada kelompok kontrol mengatakan sakit fisik yang
dialami sering menghambatnya untuk beraktivitas, sering membutuhkan terapi medis terkait kondisi
fisiknya dan kurang puas terhadap kemampuan mereka untuk bekerja dibandingkan dengan responden
yang rutin melakukan latihan fisik, kelompok kontrol juga mengatakan tidur malamnya sering terganggu
dan terkadang tidak bisa tidur. Keadaan tersebut sudah pasti akan mempengaruhi kesehatan tubuh
secara menyeluruh dan akhirnya berdampak pada penurunan kualitas hidup ketika memasuki usia tua,
terlebih lagi wanita menopause harus menghadapi pengaruh penurunan hormon yang terjadi dalam
tubuhnya atau merasakan sindrom menopause.
Responden yang rutin melakukan latihan fisik dengan frekuensi ≥ 5 kali seminggu memiliki hasil yang
lebh baik dibandingkan kelompok kontrol tadi, mengindikasikan bahwa semakin sering melakukan orhiba
maka kualitas hidup wanita menopause akan semakin baik pula begitu pula pada keadaan psikis dan
sosial. Dalam domain psikologis wanita menopause yang rutin melakukan latihan fisik orhiba mengatakan
lebih mampu berkonsenterasi dan menerima perubahan penampilan tubuhnya serta jarang sekali memiliki
perasaan yang negatif jika dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Dari domain sosial, ditemukan juga perbedaan antara responden yang tidak pernah latihan fisik
orhiba dengan yang rutin melakukan latihan fisik orhiba. Hal ini disebabkan karena latihan fisik dengan
orhiba biasanya diadakan secara berkelompok sehingga interaksi sosial dalam pergaulan akan terbina
dalam kegiatan ini. Kelompok orhiba mengaku jarang mengalami masalah dalam kesehatannya maupun
mengalami keluhan-keluhan yang berkaitan dengan keadaan menopause, berbeda jika dibadingkan
dengan kelompok kontrol. Hal tersebut sejalan dengan penelitian oleh Francina (2003), aktivitas fisik yang
cukup dapat mengurangi keluhan-keluhan yang terjadi pada wanita menopause, seperti latihan yoga yang
dapat menyeimbangkan perubahan hormonal, mengurangi keluhan fisik dan psikis, memperkuat tulang
dan mencegah kerapuhan tulang, mencegah penyakit jantung, serta meningkatkan daya tahan tubuh
(Francina, 2003).
Penelitian oleh Susan (2014), juga menyatakan bahwa semua masalah yang dialami wanita
menopause dapat diatasi melalui latihan fisik yang dapat meningkatkan kualitas hidup secara signifikan
dengan nilai (p=0,02) (Susan et al., 2014). Menurut Nina (2007), secara fisiologis, olahraga dapat
meningkatkan kapasitas aerobik, kekuatan, flexibilitas, dan keseimbangan. Secara psikologis, olahraga

SENARI ke-6 31
Seminar Nasional Riset Inovatif 2018
ISBN 978-602-6428-73-8

dapat meningkatkan mood, mengurangi risiko pikun, dan mencegah depresi. Secara sosial, olahraga
dapat mengurangi ketergantungan pada orang lain, mendapat banyak teman dan meningkatkan
produktivitas. Studi yang dilakukan selama periode waktu 12 minggu dengan latihan fisik memperoleh
hasil yang signifikan positif terkait perubahan vitalitas dan kesehatan mental wanita menopause. Hal ini
mengindikasikan bahwa aktivitas fisik sebagai upaya promotif yang harus diimplementasikan pada wanita
menopause agar tetap melakukan aktivitas fisik secara rutin karena akan mengarah pada peningkatan
kualitas hidup mereka (Dabrowska et al., 2016).
Olahraga pada wanita menopause memberikan dampak positif terhadap kualitas hidup mereka.
Terjadi peningkatan kualitas hidup pada kelompok wanita yang menjalani program olahraga sedangkan
wanita pada kelompok kontrol (tidak menjalani program olahraga) memiliki kualitas hidup yang lebih buruk
(Gutie´rrez et al., 2006, Noorma, 2017). Aktivitas fisik selain meningkatkan kualitas hidup juga
berpengaruh pada kesehatan fisik dan berpengaruh besar pada keadaan atau kesehatan mental terutama
saat menghadapi masa menopause (Elavsky dan MeAuley, 2007). Kegiatan orhiba ini sangat mudah
dilakukan dirumah dan diawali dengan aktivitas mencintai seluruh tubuh dengan cara menyentuhnya.
Wanita menopause yang telah lama mengikuti kegiatan ini mengaku sangat puas akan perubahan
yang terjadi, ada beberapa yang mengatakan telah sembuh dari penyakit serius bahkan kelumpuhan yang
pernah diderita, bahkan kesehatan fisiknya menjadi sangat lebih baik dari sebelumnya dan tidak
membutuhkan terapi medis lagi. Mereka yang mengikuti orhiba mengatakan banyak bertemu dengan
teman dan kenalan baru, hal tersebut menunjukan adanya interaksi sosial dengan baik. Peserta orhiba
yang telah mengikuti selama bertahun-tahun mengaku sangat puas dengan perubahan yang terjadi begitu
pula halnya dengan yang secara rutin dan teratur melakukan latihan fisik orhiba memiliki manfaat yang
jauh lebih besar.
Pelatihan fisik dapat meningkatkan ketahanan tubuh dan digunakan untuk mengatasi percepatan
kemunduran organ dan pengembangan terapi biologik pada beberapa macam penyakit maupun pada
menopause. Pelatihan olahraga yang teratur dapat meningkatkan kemampuan fisiologik organ tubuh 25%
lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang tidak aktif, demikian juga orang yang melakukan pelatihan
olahraga secara teratur ketika berusia 50 tahun didapatkan kemampuan fungsi neuromuskuloskeletal
(yang mendukung kecepatan & koordinasi) dan kardiorespirasi (efisiensi denyut jantung) yang hampir
sama dengan orang yang berumur 20-30 tahun (McArdle, 1986 dalam Kanca, 2006). Penelitian yang
sama dilakukan oleh Nikpour (2014) menunjukkan hasil penelitiannya bahwa secara statistik ada
perbedaan signifikan pada kelompok yang mengikuti latihan yaitu terdapat peningkatan kualitas hidup (p <
0,05), sedangkan pada kelompok kontrol didapatkan tidak ada perbedaan kualitas hidup (Nikpour &
Haghani, 2014)
Pada domain sosial dalam penelitian ini terkait dengan kehidupan seksual, menunjukan bahwa
hubungan seksual wanita menopause melakukan latihan fisik secara rutin memiliki hasil yang signifikan,
mereka kebanyakan mengatakan merasa puas bahkan sangat puas dengan kehidupan seksualnya
bersama suami. Hal tersebut sejalan dengan pernyataan bahwa dengan melakukan olahraga dapat
menjaga kebugaran dan kesehatan fisik, psikis, dan sosial yang merupakan modal utama untuk dapat
melakukan aktivitas seksual dengan optimal serta dapat terhindar dari penyakit dan stress yang dapat
berpengaruh pada kualitas hubungan seksual. Gairah seks bertambah berkat aktivitas olahraga yang
teratur, sebab olahraga terbukti mampu meningkatkan kadar hormon testosteron bagi pria dan hormon
estrogen bagi wanita. Kedua hormon tersebut memberi pengaruh langsung terhadap kemauan dan
kepuasan seksual (Kanca, 2006).
Olahraga juga membuat sirkulasi darah menjadi lebih lancar termasuk aliran darah yang menuju
titik-titik peka yang mampu meningkatkan gairah seks.Olahraga teratur dapat mengurangi derajat
defisiensi estrogen perimenopausal, dengan cara mengaktifkan produksi estrogen yang bukan berasal
dari ovarium. Apabila hot flash (rasa panas di wajah) disebabkan oleh peningkatan LH yang pulsatil,
latihan fisik yang teratur akan mengurangi hot flash dengan menurunnya konsentrasi LH. Penelitian oleh
Ganong (2001) menemukan bahwa berolahraga dapat memperlambat onset menopause melalui
mekanisme yang meningkatkan konsentrasi estradiol serum (Ganong, 2001).
Pada domain lingkungan menunjukan wanita menopause yang rutin melakukan latihan fisik orhiba,
akan merasa cukup memiliki waktu untuk berekreasi dibandingkan dengan kelompok kontrol karena

SENARI ke-6 32
Seminar Nasional Riset Inovatif 2018
ISBN 978-602-6428-73-8

kegiatan orhiba ini setiap minggunya diadakan di taman kota Singaraja Bali, sehingga wanita menopause
tersebut selain dapat bertemu dengan kelompok sebaya dan berinteraksi sosial juga dapat berekreasi
bersama keluarga. Keadaan tersebut akan berpengaruh juga pada kesehatan tubuhnya secara
menyeluruh dan wanita menopause dapat menjalani masa-masa menopause dengan lebih baik dan dapat
mengatasi keluhan yang dialaminya secara mandiri, sehngga hidupnya akan lebih berkualitas. Pada
akhirnya akan meningkatkan derajat kesehatan dan peningkatan angka harapan hidup wanita
menopause.
Berlatih olahraga secara benar, kontinu, dan teratur merupakan metode yang efektif dalam
meningkatkan kondisi fisik, psikis, dan sosial seseorang sehingga kebugaran seseorang tetap terjaga dan
terhindar dari berbagai penyakit dan stres, yang dapat mempengaruhi kesehatan secara umum dan juga
dapat berdampak pada kesehatan reproduksi. Peningkatan usia harapan hidup, perlu dibarengi dengan
peningkatan kualitas hidup dan semestinya mendapat prioritas utama. Pelatihan olahraga yang adekuat
dan menyenangkan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kualitas hidup, sebab berlatih
olahraga yang benar, kontinu, dan teratur dapat membentuk kebugaran jasmani yang prima, menyehatkan
termasuk menyehatkan reproduksi dan membentuk karakter seseorang untuk dapat hidup berkualitas dan
mandiri dalam menghadapi, menjalani dan mengisi kehidupannya (Kanca, 2006).

4. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
kualitas hidup secara subjektif cenderung lebih baik pada wanita menopause yang melakukan latihan fisik
orhiba secara rutin dibandingkan dengan yang tidak melakukan latihan fisik orhiba. Semakin sering dan
teratur melakukan latihan fisik orhiba maka kualitas hidupnya akan semakin baik pula, baik dilihat dari segi
domain fisik, psikis, sosial dan lingkungan dalam kualitas hidup maupun dalam kesehatan secara umum.
Oleh karena itu wanita menopause wajib secara rutin melakukan latihan fisik terutama dengan orhiba
karena gerakan dalam orhiba memiliki cara yang sangat sederhana namun memiliki manfaat yang sangat
besar jika dilakukan dengan benar dan teratur.

Daftar pustaka
Admin. 2016. Konsep Orhiba Indonesia. Thursday. | Headline, Nasional. [diakses 18 September 2018];
Available from:http://www.suronews.com.
Astari, R.Y., Tarawan, V.M., Sekarwana, N. 2014. hubungan antara sindrom menopause dengan kualitas
hidup perempuan menopause di puskesmas sukahaji kabupaten majalengka. Bul. Penelit. Kesehat,
Vol. 42, No. 3: 171-184.
Dąbrowska, J., Dąbrowska, M., Rutkowska1, M., Michalski, B. 2016. Twelve-week exercise training and
the quality of life in menopausal women – clinical trial. Original paper. doi: 10.5114/pm.2016.58769
Menopause Rev; 15(1): 20-25.
Departemen Keseatan Republik Indonesia. 2005. Terjadi Pergeseran Umur Menopause. Jakarta
[diakses 18 September 2018]; Available from: http://www.depkes.go.id.
Elavsky, S. & MeAuley, E. 2007. Physical Activity and Mental Health outcomes During Menopause:
Randomized Controlled Trial. Ann Behav Med. 33(2):132-142.
Elavsky, S., 2009. Physical activity, menopause, and quality of life: the role of affect and self-worth across
time. NIH-PA. [diakses 13 September 2018]; 16(2): 265-271. Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articl es/PMC2728615/pdf/nihms108554.pdf
Elsabagh, E.M. & Abdulallah, E.S. 2012. Menopausal symptoms and the quality of life among pre/post
menopausal women from rural area in Zagazig City. Life Science Journal. [diakses 05 September
2018]; 9(2): 283291. Available from: http://www.lifesciencesite.com/lsj/life0
902/045_8488life0902_283_291.pdf
Esposito, K., Ciotola, M., Giugliano, F., Bisogni, C., Schisano, B., Autorino, R., Cobellis, L., De Sio, M.,
Colacurci, N., Giugliano, D. 2007. Association of body weight with sexual function in women. Int J
Impot Res, 19 (4): 35357.
Fallahzadeh, H. 2010. Quality of Life After the Menopause in Iran: A Population Study. Qual Life Res. 19(6):
813-9.

SENARI ke-6 33
Seminar Nasional Riset Inovatif 2018
ISBN 978-602-6428-73-8

Francina, S. 2003. Yoga and the wisdom of menopause: a guide to physical, emotional and spiritual health
at midlife and beyond. United state of america: health communications, Inc.
Ganong, W.F. 2001. Review of Medical Physiology, Twentieth Edition, USA: McGraw-Hill Companies, Inc.
All rights reserved.
Gutie´rrez, C., Arau´jo, E., Cruz, F., Roa, J.M., Barbosa, W., Villaverde, G.R. 2006. Quality of life of rural
menopausal women in response to a customized exercise programme. Journal of Advanced Nursing.
[diakses 13 September 2018]; 1(1): 11-19. Available from: http://hera.ugr.es/doi/16520099.pdf
Glasier A, Gebbie A. 2006. Keluarga berencana dan kesehatan reproduksi. Jakarta: EGC.
Jones, G.L. & Sutton, A. 2008. Quality of life in obese postmenopausal women. Menopause Int, 14 (1):
26-32.
Kanca, I.N. 2004. Pengaruh Pelatihan Fisik Aerobik dan Anaerobik terhadap Absorpsi Karbohidrat dan
Protein di Usus Halus Rattus Norvegicus Strain Wistar. Disertasi. Program Pascasarjana Unair
Surabaya.
Kanca, I.N. 2006. Olahraga dan kesehatan reproduksi. Medikora. Vol. II, No. 2: 205 - 218.
Karacam, Z. and Seker, S.E. (2007) Factors associated with menopausal symptoms and their relationship
with the quality of life among Turkish women. Maturitas, 58 (1): 75-82.
Larasati, T. 2009. Kualitas Hidup pada Wanita yang Sudah Memasuki Masa Menopause. Fakultas
Psikologis, Universitas Gunadarma. Pp 1-19.
Mirzaiinajmabadi, K. 2005. Physical activity and health promotion in midlife women Quesland: Queensland
University of Technology; [diakses 13 September 2018]. Available from:
http://eprints.qut.edu.au/16067/1/Khadi geh_Mirzaniinajmabadi_Thesis.pdf.
Nina, W. 2007. It’s never too late: physical activity and elderly people. Norwegian knowladge centre for the
health services.
Nikpour & Haghani. 2014. The effect of exercise on quality of life in postmenopausal women referred to the
bone densitometry centers of Iran University of Medical Sciences. J Midlife Health, 5(4): 176–179.
Nofitri, F.M. 2009. Literatur gambaran kualitas hidup [internet]. Jakarta: Universitas
Indonesia; [diakses 15 September 2018]. Available from:
http://lontar.ui.ac.id/opac/ui/detail.jsp.id=125595&lokasi=lokal.
Noorma, N. 2017. Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Hidup Wanita Menopause Di Klinik Bank
Tabungan Pensiunan Nasional Kota Makassar. Jurnal Husada Mahakam Volume IV No.4, hal
240-254.
Nurlina, 2017. Pengaruh Senam Aerobik Low Impact Terhadap Kualitas Hidup Wanita
Menopause Kajian Di Pedukuhan Cambahan Wilayah Kerja Puskesmas Gamping Ii.
Naskah Publikasi. Program Studi Ilmu Kebidanan (s-2) Program Pasca Sarjana. Universitas
‘Aisyiyah Yogyakarta.
Pangkahila, J.A. 2013. Pengaturan Pola Hidup Dan Aktivitas Fisik Meningkatkan Umur Harapan Hidup.
Issn: 2302-688X Sport and Fitness Journal Volume 1, No. 1 : 1 – 7. Pp. 1-7.
Putri, D.I., W, D.M., A.Y. 2014. Kualitas Hidup Wanita Menopause (Quality of Life Among Menopausal
Women). e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 2 (no. 1). Pp 167-174.
Refaat, A. 2006. Women and health learning package [internet]. TUFH Women and Health Taskforce.
[diakses 10 September 2018]; 1(2); 1-10. Available from:
http://www.thenetworktufh.org/sites/default/files/attac
hments/basic_pages/WHLP %20Menopause.pdf
Rizvi, S.A., Jalil, F., Azam, S.I, Shamsi, U., Saleem, S. 2012. Prevalence of menopause, chronic illness
and life style of middle aged women in Karachi, Pakistan. Al Ameen J Med Sci. [diakses 20 September
2018]; 5(4): 347-354. Available from:
http://ajms.alameenmedical.org/ArticlePDFs%5CAJMS%20V5.N4.2012%20p %20347-354.pdf
Susan, D., Katherine, A., Guthrie., Katherine, M., Garnet, L., Anderson, Cathryn, B., Bette, C., Janet, S.,
Carpenter, L., Cohen, M., Andrea, L., Kristine, E., ENSRUD, M., Ellen, W., Freemen., Julie, R., Hadine,
J., Joseph, C. 2014. Menopausal Quality of Life: A RCT of Yoga, Exercise and Omega-3 Supplements.
NIH Public Access Author Manuscript Am J Obstet Gynecol. Author manuscript; available in PMC

SENARI ke-6 34
Seminar Nasional Riset Inovatif 2018
ISBN 978-602-6428-73-8

2015 March 01. Published in final edited form as: Am J Obstet Gynecol; 210(3): 244.e1–244.e11.
doi:10.1016/j.ajog.2013.11.016.
World Health Organization (WHO). 2004. The World Health Organization Quality of Life
(WHOQOL)-BREF.
Yakout, S.M., Kamal, S.M., Moawed, S. 2012. Menopausal symptoms and quality of life among Saudi
women in Riyadh and Taif. Journal of American Science. [diakses 05 September 2018]; 7(5): 776-783.

SENARI ke-6 35

You might also like