ID Perilaku Konsumen Dalam Pembelian Bakso

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

Jurnal Manajemen dan Bisnis MEDIA EKONOMI Volume XVI, No.

1 Januari 2016

PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN BAKSO DI PURWOKERTO

Erny Rachmawati
Universitas Muhammadiyah Purwokerto
[email protected]

ABSTRACT
Research on Consumer Behavior in Purchasing Meatballs in Purwokerto , the
issue is what factors are dominating the consumer decision in purchasing meatballs
in Purwokerto , so the purpose of this study are 1) to determine what factors are
dominating the consumer decision in purchasing meatballs in Purwokerto , 2 ) to
describe the factors of consumer behavior in purchasing meatballs in Purwokerto
The research method used is descriptive qualitative with survey method using a
questionnaire. Respondents were selected purposively work in productive age.
Accidental sample data obtained. Collected data is displayed in tables and each
factor in variables assessed percentage.
The result, obtained a description that purchase meatballs in Purwokerto
dominated by women aged between 16 to 25 years, the Islamic religion to the level
of high school education and unmarried status. Respondents were mostly from
outside Purwokerto with a length of stay of more than 10 years, and started eating
the meatballs aged less than 10 years. Respondents obtain information where to sell
meatballs comes from a friend. Typically, consumers buy meatballs in a stall, with a
clean environment and has parking facilities. Assessment of marketing strategy, has
the impression of a special taste factor making it easier for friends to draw consumer
information. Meatballs is a food and culinary interlude, with the highest value of the
visit comes from the arrival of the consumer with the family every month about 1 to 2
times.

Keywords : Meatballs, Consumer Behaviour , Purchasing Decision.

150
Jurnal Manajemen dan Bisnis MEDIA EKONOMI Volume XVI, No.1 Januari 2016

ABSTRAK
Penelitian mengenai Perilaku Konsumen Dalam Pembelian Bakso di
Purwokerto, permasalahannya adalah faktor-faktor apa saja yang mendominasi
pengambilan keputusan konsumen dalam pembelian bakso di Purwokerto, sehingga
tujuan penelitian ini adalah 1) Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang
mendominasi pengambilan keputusan konsumen dalam pembelian bakso di
Purwokerto, 2) Analisa untuk menggambarkan faktor-faktor perilaku konsumen
dalam pembelian bakso di Purwokerto
Metode Penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Kualitatif dengan metode
survey menggunakan kuesioner. Responden dipilih secara Purposive berusia
produktif kerja. Data sampel diperoleh secara Accidental. Data yang terkumpul
selanjutnya ditampilkan dalam bentuk tabel dan setiap faktor dalam variabel dinilai
secara prosentase.
Hasilnya, diperoleh gambaran bahwa pembelian bakso di Purwokerto
didominasi oleh perempuan berusia antara 16 hingga 25 tahun, beragama Islam
dengan tingkat pendidikan SMA dan berstatus belum menikah. Responden
kebanyakan berasal dari luar Purwokerto dengan lama tinggal lebih dari 10 tahun,
dan mulai mengkonsumsi bakso berusia kurang dari 10 tahun. Responden
memperoleh informasi tempat menjual bakso berasal dari teman. Biasanya,
konsumen membeli bakso di warung, dengan lingkungan bersih dan memiliki
fasilitas tempat parkir. Penilaian strategi pemasaran, faktor rasa memiliki kesan
khusus sehingga memudahkan informasi teman untuk menarik konsumen. Bakso
merupakan makanan kuliner dan selingan, dengan nilai kunjungan tertinggi berasal
dari datangnya konsumen bersama keluarga tiap bulan sekitar 1 sampai 2 kali.

Kata kunci: Bakso, Keputusan Pembelian, Perilaku Konsumen

I. PENDAHULUAN
Purwokerto adalah suatu daerah di wilayah kabupaten Banyumas propinsi
Jawa Tengah bagian barat sebelum Cilacap. Purwokerto memiliki dataran yang
tinggi sehingga menjadi salah satu tujuan wisata. Selain itu, iklim akademik di
Purwokerto cukup berkembang, sehinggamemiliki laju percepatan atau animo
kedatangan penduduk dari luar kota.Oleh karena itu pertumbuhan bisnis di
Purwokerto cukup maju karena menumbuhkan motivasi munculnya berbagai jenis
usaha diantaranya usaha kuliner. Salah satu kuliner yang familiar dan banyak
diminati semua kalangan adalah bakso. Hal ini memotivasi diadakannya suatu
penelitian mengenai Perilaku Konsumen Dalam Pembelian Bakso.
Penelitian ini didasarkan pada kajian teoridan kajian hasil penelitian terdahulu.
Teori tentang konsumen dari Collins (1997), konsumen adalah unit pengkonsumsi
dan peminta yang utama dalam teori ekonomi. Unit yang mengkonsumsi dapat
berupa pembelian suatu barang dan jasa yang dilakukan oleh individu,
rumahtangga, kelompok dari individu yang memutuskan pembelian secara bersama-
sama atau pemerintah. Sedangkan menurut Winardi (1982) menyatakan bahwa
konsumen (Consumer) berarti seseorang yang menikmati penggunaan fisik sesuatu
benda ekonomi atau jasa ekonomi.Sutisna (2002) mengatakan bahwaapa yang
dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen pada saat ini merupakan hal yang sangat

151
Jurnal Manajemen dan Bisnis MEDIA EKONOMI Volume XVI, No.1 Januari 2016

penting. Memahami konsumen akan menuntun pemasar pada kebijakan pemasaran


yang tepat dan efisien. Untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan konsumen,
aspek-aspek yang mempengaruhi konsumen secara individu seperti persepsi, cara
memperoleh informasi, sikap, demografi, kepribadian dan gaya hidup konsumen
perlu dianalisis. Selain itu juga perlu dianalisis aspek lingkungan seperti budaya,
kelas sosial, kelompok rujukan, proses komunikasi, keluarga dan lain-lain yang
semuanya bisa mempengaruhi perilaku konsumen.Terdapat tiga faktor yang
mempengaruhi pilihan konsumen. Faktor pertama adalah konsumen individual,
faktor kedua adalah lingkungan yang mempengaruhi konsumen, faktor ketiga stimuli
pemasaran atau strategi pemasaran.Kotler (1999)menyebutkan terdapat beberapa
faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian adalah budaya (kultur,sub-kultur, klas
sosial), sosial (kelompok acuan, keluarga, peran dan status), pribadi (umur dan
tahap siklus hidup, pekerjaan, kondisi ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep
diri), psikologis (motivasi persepsi, pengetahuan, keyakinan dan sikap).
Selain kajian teori tersebut, terdapat kajian hasil penelitian antara lain perilaku
konsumen dalam pembelian bakso di Malang yang diteliti oleh Hartono dkk (2011)
hasil penelitian menunjukan sebagian responden adalah perempuan berstatus
pelajar mempunyai umur dibawah 35 tahun, pendapatan yang diperoleh
Rp.1.000.000-Rp.2.000.000 dan harga bakso terjangkau. Pola mengkonsumsi bakso
bukan sebagai makanan pokok tetapi sebagai makanan hobi, kuliner dan makanan
cemilan. Delapan faktor yang dipertimbangkan responden adalah harga, kelas
sosial, kemudahan pencapaian lokasi, parkir, tampilan penyajian, kepuasan
pendapatan dan demografi.Hasil penelitian Sudaryana (2011) tentang Perilaku
Konsumen Dalam Berbelanja Pada Supermarket di Yogyakarta, menunjukkan
bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara manfaat yang ditawarkan dengan
intensitas berbelanja serta adanya perbedaan perilaku dalam mencari manfaat
berdasarkan berbagai karakteristik konsumen. Hasil penelitian tentang Perilaku
Konsumen Terhadap Pembelian Suatu Barang, menunjukkan bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam pemilihan produk adalah
Kebudayaan, Kelas Sosial, Kelompok Referensi Kecil, Keluarga, Pengalaman,
Kepribadian, Sikap dan Kepercayaan (Trihatmoyo, 2015).

1.1 Perumusan Masalah


Berpijak dari beberapa kajian teori dan hasil-hasil penelitian yang berbeda-
beda tersebut maka perlu diadakan penelitian tentang pembelian bakso. Penelitian
ini terinspirasi dari penelitiannya Hartono dkk (2011) yaitu mengenai Perilaku
Konsumen Dalam Pembelian Bakso di Malang, akan tetapi masih perlu
disempurnakan lagi dengan menambah variabel. Hal ini karena karena masih
terdapat perbedaan antara kajian teori dengan penelitian sebelumnya dimana hasil
penelitian tentang „Perilaku Konsumen Dalam Pembelian Bakso Di Malang‟ belum
menggunakan faktor-faktor yang seharusnya dinilai dalam melakukan pembelian
produk. Permasalahan yang akan diselesaikan dan menjadi inspirasi pada penelitian
ini adalah ingin melakukan penelitian dengan menggunakan faktor-faktor yang
seharusnya dinilai dalam perilaku pembelian produk dengan acuan utama teori dari
Sutisna (2002) dan Kotler (1999). Sehingga permasalahanyang menjadi dasar
pertanyaan adalah faktor-faktor apa saja yang mendominasi pengambilan keputusan
konsumen dalam pembelian bakso di Purwokerto

152
Jurnal Manajemen dan Bisnis MEDIA EKONOMI Volume XVI, No.1 Januari 2016

1.2 Tujuan Penelitian


Dari latar belakang masalah tersebut telah teridentifikasi rumusan masalah
yaitu adanya perbedaan antara kajian teori dengan faktor-faktor yang dinilai pada
penelitian sebelumnya, denganpermasalahanyang menjadi dasar pertanyaan
adalah faktor-faktor apa saja yang mendominasi pengambilan keputusan konsumen
dalam pembelian bakso di Purwokerto. Sehingga, tujuan penelitian ini merupakan
hal yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu1) Untuk mengetahui faktor-faktor
apa saja yang mendominasi pengambilan keputusan konsumen dalam pembelian
bakso di Purwokerto, 2) Analisa untuk menggambarkan faktor-faktor perilaku
konsumen dalam pembelian bakso di Purwokerto,.

1.3 Manfaat Penelitian


Mampumeningkatkan kajian ilmiah bidang ilmu pemasaran, memperoleh
gambaran hasil penelitian yang mungkin lebih baik dari penelitian sebelumnya
sehingga akan menumbuhkan motivasi diadakannya penelitian lebih lanjut di tempat
yang berbeda dengan penambahan variabel lain.

II. TINJAUAN PUSTAKA


Berikut ini adalah beberapa teori yang mendasari penelitianPerilaku
Konsumen Dalam Pembelian Bakso Di Purwokerto, diantaranya adalah
1. Konsumen
a. Collins (1997), mengartikan konsumen sebagai unit pengkonsumsi dan
peminta yang utama dalam teori ekonomi. Unit yang mengkonsumsi dapat
berupa pembelian suatu barang dan jasa yang dilakukan oleh individu,
rumahtangga, kelompok dari individu yang memutuskan pembelian secara
bersama-sama atau pemerintah.
b. Winardi (1982) menyatakan bahwa konsumen (Consumer) berarti seseorang
yang menikmati penggunaan fisik sesuatu benda ekonomi atau jasa ekonomi.
2. Perilaku Konsumen
a. Beberapa pendapat yang dijelaskan dalam Mamang Sangaji dan Sopiah (2013)
tentang perilaku konsumen adalah :
1) Engel et al (2006) perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat
dalam pemerolehan, pengonsumsian, dan penghabisan produk/jasa,
termasuk proses yang mendahului dan menyusul tindakan ini.
2) Mowen dan Minor (2002) mengartikan perilaku konsumen sebagai studi unit-
unit dan proses pembuatan keputusan yang terlibat dalam penerimaan,
penggunaan dan pembelian, dan penentuan barang, jasa, dan ide.
3) Schiffman dan Kanuk (2000) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai
„perilaku‟ yang diperlihatkan konsumen untuk mencari, membeli,
menggunakan, mengevaluasi dan menghabiskan produk dan jasa yang
mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka.
b. Kotler (1999) menyebutkan terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
perilaku pembelian adalah budaya (kultur,sub-kultur, klas sosial), sosial
(kelompok acuan, keluarga, peran dan status), pribadi (umur dan tahap siklus
hidup, pekerjaan, kondisi ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri),
psikologis (motivasi persepsi, pengetahuan, keyakinan dan sikap).

153
Jurnal Manajemen dan Bisnis MEDIA EKONOMI Volume XVI, No.1 Januari 2016

3. Keputusan Pembelian
a. Sutisna (2002) mengatakan bahwaapa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh
konsumen pada saat ini merupakan hal yang sangat penting. Memahami
konsumen akan menuntun pemasar pada kebijakan pemasaran yang tepat dan
efisien. Untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan konsumen, aspek-aspek
yang mempengaruhi konsumen secara individu seperti persepsi, cara
memperoleh informasi, sikap, demografi, kepribadian dan gaya hidup
konsumen perlu dianalisis. Selain itu juga perlu dianalisis aspek lingkungan
seperti budaya, kelas sosial, kelompok rujukan, proses komunikasi, keluarga
dan lain-lain yang semuanya bisa mempengaruhi perilaku konsumen. Terdapat
tiga faktor yang mempengaruhi pilihan konsumen. Faktor pertama adalah
konsumen individual, faktor kedua adalah lingkungan yang mempengaruhi
konsumen, faktor ketiga stimuli pemasaran atau strategi pemasaran.
b. Mamang Sangaji dan Sopiah (2013) mengatakan bahwa terdapat beberapa
faktor penentu keputusan pembelian konsumen yaitu faktor psikologis, faktor
situasional, dan faktor sosial. Faktor psikologis mencakup persepsi, motivasi,
pembelajaran, sikap dan kepribadian. Faktor situasional adalah keadaan
sarana dan prasarana tempat belanja, waktu berbelanja, pengguna produk,
dan kondisi saat pembelian. Faktor sosial mencakup undang-
undang/peraturan, keluarga, kelompok referensi, kelas sosial, dan budaya

III. METODE PENELITIAN


Penelitian yang akan dilakukan ini menggunakan metode Deskriptif kualitatif.
Survey dilakukan di Purwokerto dengan periode pengumpulan data pada bulan
Oktober 2015. Sampel yangdipilih menjadi responden berusia produktif kerja
minimal berusia 15 tahun(Purposive Sampling) dengan jumlah sampel sekitar 90
responden yang dijumpai secara Accidental Sampling. Untuk memperoleh data
responden terhadap konsumsi produk bakso, digunakan alat pengumpulan data
berupa kuesioner yang berisi beberapa pertanyaan dengan jawaban berupa pilihan
dari beberapa pernyataan. Faktor-faktor yang menjadi acuan dalam pertanyaan
diambil dengan menggabungkan berbagaiteori dariSutisna (2002), Kotler (1999),
dan Mamang Sangaji dan Sopiah (2013)yaitu yang mempengaruhi konsumen
secara individu dari sisidemografi,persepsi, cara memperoleh informasi, sikap,
ekonomi, kepribadian dan gaya hidup konsumen. Selain itu juga perlu dianalisis
aspek lingkungan seperti budaya, kelas sosial, kelompok rujukan, proses
komunikasi, keluarga dan lain-lain yang semuanya bisa mempengaruhi perilaku
konsumen. Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi pilihan konsumen: 1)konsumen
individual, 2) lingkungan yang mempengaruhi konsumen, 3) stimuli pemasaran atau
strategi pemasaran. Data yang terkumpul selanjutnya dikelompokkan untuk
mendapatkan gambaran berupa karakteristik responden berupa tingkat pendidikan,
jenis kelamin, usia, dan lain-lain. Selanjutnya data yang terkumpul diberi penilaian
dengan menggunakan prosentase untuk memperoleh gambaran terhadap faktor-
faktor yang mendominasi dalam mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian
bakso.

154
Jurnal Manajemen dan Bisnis MEDIA EKONOMI Volume XVI, No.1 Januari 2016

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


Penelitian tentang „Perilaku konsumen dalam pembelian bakso di Purwokerto‟
dilakukan pada bulan Oktober 2015 dengan kuesioner yang dipersiapkan dan
dibagikan kepada responden sebanyak 90 buah, akan tetapi kuesioner yang layak
untuk dinilai sebanyak 86 kuesioner. Berikut ini adalah data yang terkumpul dan
analisa pembahasannya :
4.1 Pembahasan Berdasarkan Tabel.
Tabel 1. Karakteristi Demografi
NO KARAKTERISTIK KETERANGAN JUMLAH PROSEN
1 Usia
16-25 41 47,67
26-35 20 23,25
36-45 7 8,13
46-55 10 11,63
> 55 2 2,32
Tidak diisi 6 6,97
Jumlah 86

2 Agama Islam 83 96,51


Tidak diisi 3 3,49
Jumlah 86

3 Jenis Kelamin Laki-laki 33 38,37


Perempuan 53 61,63
Jumlah 86

4 Tingkat Pendidikan SD 4 4,65


SMP 5 5,81
SMA 51 59,30
D2/D3 5 5,81
S1 5 5,81
S2 11 12,79
Tidak diisi 5 5,81
Jumlah 86

5 Status Belum Menikah 53 61,63


Sudah Menikah 30 34,88
Tidak diisi 3 3,48
Jumlah 86
Sumber: data diolah sendiri (2015)
Pada tabel 1, terlihat bahwa konsumen yang membeli bakso kebanyakan
berusia 16-25 tahun yaitu sebesar 46,67%, usia 26 - 35 tahun sebesar 23,25%, usia
36 – 45 tahun sebesar 8,13%, usia 46 – 55 tahun sebesar 11,63%, dan usia lebih
dari 55 tahun sebesar 2,32%. Konsumen ini kebanyakan berjenis kelamin
perempuan sebesar 61,63% sedangkan laki-laki sebesar 38,37%. Responden
kebanyakan beragama Islam (96,51%) dengan tingkat pendidikan SMA sebesar

155
Jurnal Manajemen dan Bisnis MEDIA EKONOMI Volume XVI, No.1 Januari 2016

59,30%, S2 sebesar 12,79%. Tingkat pendidikan SMP, D3 dan S1 masing-masing


sebesar 5,81%, SD sebesar 4, 65%. Responden memiliki status belum menikah
sebesar 61,63%, dan yang sudah menikah sebesar 34,88%. Hal ini menunjukkan
bahwa konsumen yang membeli bakso kebanyakan adalah perempuan dengan
tingkat pendidikan SMA, berusia antara 16 hingga 25 tahun dan belum menikah.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya (pembelian bakso di
Malang) dalam hal konsumen bakso kebanyakan adalah perempuan (53,33%)
dengan tingkat pendidikan SMA (44,17%) dan usia antara 16 sampai 25 tahun
sebesar 62,50%.
Tabel 2. Karakteristik Asal Responden dan Lamanya Tinggal
NO KARAKTERISTIK KETERANGAN JUMLAH PROSEN
1 Asal daerah Purwokerto 35 40,69
Luar Purwokerto 47 54,65
Tidak diisi 4 4,65
Jumlah 86

2 Lama tinggal di Purwokerto 0 – 5 tahun 37 43,02


5 – 10 tahun 3 3,48
> 10 tahun 42 48,84
Tidak diisi 4 4,65
Jumlah 86
Sumber: data diolah sendiri (2015)
Pada tabel 2, terlihat bahwa konsumen yang membeli bakso di Purwokerto
kebanyakan berasal dari daerah luar Purwokerto, terlihat dari hasil data tersebut
nilainya sebesar 54,65% dan dari Purwokerto sebesar 40,69%. Lamanya tinggal di
Purwokerto lebih dari 10 tahun sebesar 48,84%, kurang dari 5 tahun sebesar
43,02%, dan antara 5 sampai 10 tahun sebesar 3,49%. Hal ini menunjukkan bahwa
konsumen yang membeli bakso kebanyakan berasal dari luar kota Purwokerto atau
dapat dikatakan bahwa yang menyukai bakso kebanyakan adalah para pendatang.
Penelitian mengenai asal responden tidak diteliti di Malang.
Tabel 3. Sikap Responden
NO KARAKTERISTIK KETERANGAN JUMLAH PROSEN
1 Makan bakso sejak usia < 10 tahun 74 86,05
> 10 tahun 7 8,14
Tidak diisi 5 5,81
Jumlah 86
2 Beli bakso Datang sendiri 22 25,58
Bersama teman 36 41,86
Bersama keluarga 44 51,16
Tidak diisi 2 2,32
Jumlah 104
3 Berapa kali makan bakso Tidak tentu 6 6,97
dalam 1 bulan
1 – 2 kali 47 54,65
3 - 4 kali 23 26,74
> 4 kali 10 11,63

156
Jurnal Manajemen dan Bisnis MEDIA EKONOMI Volume XVI, No.1 Januari 2016

Jumlah 86
4 Alasan mengkonsumsi Makanan utama 1 1,05
bakso
Makanan selingan 39 41,05
Hobi 12 12,63
Kuliner 42 44,21
Tidak diisi 1 1,05
Jumlah 95
Sumber: data diolah sendiri (2015)
Pada tabel 3, terlihat bahwa sikap responden yang mengkonsumsi bakso
dilihat dari mulainya mengkonsumsi bakso adalah sejak berusia di bawah 10 tahun
sebesar 86,05%, di atas 10 tahun sebesar 8, 14%. Untuk mengkonsumsi bakso,
konsumen lebih sering membeli bakso datang bersama keluarga (51,16%), bersama
teman sebesar 41,86%, dan datang sendiri sebesar25,58%. Besarnya frekuensi
kedatangan dalam 1 bulan sekitar 1 sampai 2 kali sebesar 54,65%, 3 sampai 4 kali
sebesar 26,74%, lebih dari 4 kali sebesar 11, 63%. Bagi responden, bakso
merupakan makanan kuliner (44,21%) dan makanan selingan (41,05%). Sedangkan
faktor hobi makan bakso besarnya 12,63%. Hal ini menunjukkan bahwa responden
mulai mengkonsumsi bakso berusia di bawah 10 tahun. Bakso merupakan makanan
kuliner dengan frekuensi makan dalam satu bulan antara 1 sampai 2 kali dengan
datang membeli bakso kebanyakan bersama keluarga.Hasil penelitian tersebut
sesuai dengan hasil penelitian terdahulu dalam pembelian bakso di Malang, bahwa
bakso merupakan makanan kuliner, tetapi di Malang tidak meneliti mulainya
mengkonsumsi bakso, kebiasaan tempat pembelian bakso, bersama siapa dalam
membeli, serta frekuensi pembelian dalam satu bulan.
Tabel 4. Referensi
NO KARAKTERISTIK KETERANGAN JUMLAH PROSEN
1 Cara memperoleh informasi Dari teman 67 54,03
Dari keluarga 17 13,71
Baca tulisan/plang 20 16,13
Pengetahuan 3 2,42
Iklan/promosi 17 13,71
Jumlah 124
Sumber: data diolah sendiri (2015)
Pada tabel 4 tersebut terlihat bahwa untuk memperoleh informasi tempat
membeli untuk menikmati makanan bakso, konsumen kebanyakan memperoleh
informasi dari temannya sebesar 54,03%, informasi dari keluarga sebesar 13,71%,
informasi yang berasal dari membaca tulisan/plang sebesar 16,13%. Hal ini
menunjukkan bahwa konsumen memperoleh informasi untuk membeli bakso
kebanyakan berasal dari temannya.Hal ini tidak diteliti dalam penelitian terdahulu.

157
Jurnal Manajemen dan Bisnis MEDIA EKONOMI Volume XVI, No.1 Januari 2016

Tabel 5. Persepsi
NO KARAKTERISTIK KETERANGAN JUMLAH PROSEN
1 Harga bakso Sangat mahal 4 4,65
Mahal 9 10,46
Sedang 69 80,23
Murah 3 3,49
Sangat murah 1 1,16
Jumlah 86

2 Konsumen terhadap produk Kepercayaan halal 58 59,18


Produk terkenal 30 30,61
Ukuran produk 5 5,10
Jumlah produk 4 4,08
Tidak menjawab 1 1,02
Jumlah 98
Sumber: data diolah sendiri (2015)
Pada tabel 5, terlihat bahwa persepsi konsumen terhadap harga bakso yang
dikonsumsinya dinilai memiliki harga sangat mahal sebesar 4,65%, mahal sebesar
10,46%, harga sedang sebesar 80,23%, dan harga murah sebesar 3,49%. Alasan
untuk membeli bakso karena faktor kepercayaan halal sebesar 59,18%, karena
produk terkenal sebesar 30,61%, alasan ukuran produk sebesar 5,10% dan alasan
banyak produk sebesar 4,08%. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen memiliki
persepsi penilaian terhadap harga produk kebanyakan adalahharga sedang, dan
kebanyakan dengan alasan percaya halal. Alasan ukuran produk dan jumlah produk
kurang mendapatkan perhatian dari responden atau bukan menjadi alasan
utamadalam membeli produk bakso. Penelitian ini sesuai dengan penelitian
sebelumnya (Malang) dalam hal alasan utama untuk membeli bakso adalah faktor
harga, tetapi, di Malang lebih menyukai ukuran produk bakso, sedangkan di
Purwokerto lebih menyukai alasan kepercayaan halal dan produk terkenal.
Tabel 6. Karakteristik Produk
NO KARAKTERISTIK KETERANGAN JUMLAH PROSEN
1 Karakteristik produk Rasa 78 69,02
Tekstur bahan 11 9,73
Tampilan 9 7,96
Penyajian 15 13,27
Jumlah 113
Sumber: data diolah sendiri (2015)
Pada tabel 6 terlihat bahwa konsumen menyukai untuk mengkonsumsi bakso
karena faktor rasa sebesar 69,02%. Tekstur bahan sebesar 9,73%, tampilan
sebesar 7,96%, dan konsumen lebih menyukai cara penyajian sebesar 13,27%. Hal
ini menunjukkan bahwa responden lebih mementingkan faktor rasa, dibandingkan
dengan memperhatikan cara penyajian, tekstur bahan bakso dan kurang
mempedulikan masalah penampilan bakso. Penelitian ini tidak sesuai dengan
penelitian sebelumnya (di Malang) karena konsumen lebih menyukai tampilan
penyajian.

158
Jurnal Manajemen dan Bisnis MEDIA EKONOMI Volume XVI, No.1 Januari 2016

Tabel 7. Gaya
NO KARAKTERISTIK KETERANGAN JUMLAH PROSEN
1 Kebiasaan dalam Pedagang keliling 25 22,12
membeli/makan bakso
Di warung 50 44,25
Di Rumah makan 29 25,66
Di Mal/toko 9 7,96
Jumlah 113
Sumber: data diolah sendiri (2015)
Pada tabel 7 terlihat bahwa, gaya atau kebiasaan konsumen dalam membeli
bakso kebanyakan membeli di warung sebesar 44,25%, di rumah makan sebesar
25,66% kemudian membeli pada pedagang keliling sebesar 22,12% dan membeli di
mal atau pertokoan sebesar 7,96%. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen lebih
menyukai membeli bakso di warung. Penelitian terdahulu tidak meneliti masalah
tempat pembelian bakso.
Tabel 8. Lingkungan
NO KARAKTERISTIK KETERANGAN JUMLAH PROSEN
1 Kepedulian pada Kenyamanan 31 26,49
produsen/tempat penjualan
Kebersihan 67 57,26
Pelayanan 24 20,51
Luas 5 4,27
Jumlah 117
2 Fasilitas tempat penjualan Tempat parkir 57 39,86
Toilet 37 25,87
Tempat pertemuan 5 3,49
Tempat ibadah 34 23,78
Taman 10 6,70
Jumlah 143
Sumber: data diolah sendiri (2015)
Pada tabel 8 terlihat bahwa faktor-faktor yang membuat konsumen menyukai
tempat dalam membeli bakso karena alasan kebersihan sebesar 57,26%,
kenyamanan sebesar 26,49%, pelayanan sebesar 20,51% dan tempat yang luas
sebesar 4,27%. Selanjutnya masalah fasilitas tempat penjualan, alasan konsumen
untuk datang membeli bakso karena tempat jual bakso memiliki tempat parkir
sebesar 39,86%, toilet sebesar 25,87% dan tempat ibadah sebesar 23,78%,
terdapat taman sebesar 6,70%. Hal ini menunjukkan bahwa alasan utama
konsumen datang membeli bakso karena tempatnya bersih dan terdapat tempat
parkir. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya (pembelian bakso di Malang).

159
Jurnal Manajemen dan Bisnis MEDIA EKONOMI Volume XVI, No.1 Januari 2016

Tabel 9. Ekonomi
NO KARAKTERISTIK KETERANGAN JUMLAH PROSEN
1 Alokasi biaya konsumsi < 500.000 31 36,05
pribadi
500.000 – 1.000.000 38 44,19
> 1.000.000 10 11,63
Tidak diisi 7 8,14
Jumlah 86
2 Pendapatan 1 bulan < 1.000.000 8 9,30
1.000.000-2.000.000 19 22,09
> 2.000.000- 6 6,97
3.000.000
> 3.000.000- 2 2,32
4.000.000
> 4.000.000 6 6,97
Tidak diisi 45 52,32
Jumlah 86
Sumber: data diolah sendiri (2015)
Pada tabel 9 terlihat bahwa responden memiliki alokasi biaya untuk konsumsi
pribadi per bulan kebanyakan berkisar antara Rp. 500.000,- hingga Rp. 1.000.000,-
dengan besarnya nilai 44,19%. Pendapatan responden per bulan berkisar antara
Rp. 1.000.000 hingga Rp 2.000.000,- dengan besarnya nilai 22,09% akan tetapi
kebanyakan responden tidak menjawab hal pendapatan atau merahasiakan
pendapatannya sebesar 52,32%.

4.2 Pembahasan Menyeluruh berdasar dominasi jawaban responden


Pembahasan menyeluruh dari hasil penelitian didasarkan pada tiga faktor
yang mempengaruhi pilihan konsumen: 1)konsumen individual, 2) lingkungan yang
mempengaruhi konsumen, 3) stimuli pemasaran atau strategi pemasaran, yang
dikaji berdasarkan jawaban responden dengan penilaian prosentase terbesar
(mendominasi penilaian).

1. Alasan perilaku individu dalam membeli bakso di Purwokerto


Perilaku konsumen dalam membeli bakso di Purwokerto dikaji berdasarkan
kajian demografi. Karakteristik demografi dari responden didominasi oleh jenis
kelamin perempuan (61,63%) berusia antara 16 hingga 25 tahun (47,67%),
beragama Islam (96,51%) dan kebanyakan memiliki tingkat pendidikan SMA
(59,30%) serta berstatus belum menikah (61,63%) dengan asal usul responden
kebanyakan berasal dari luar daerah Purwokerto (54,65%) dengan lama tinggal di
Purwokerto lebih dari 10 tahun (48,84%). Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu
(Malang) tetapi tidak diteliti masalah asal responden dan lamanya tinggal.

2. Alasan lingkungan yang mempengaruhi konsumen dalam membeli bakso


Perilaku konsumen dalam membeli bakso di Purwokerto dikaji berdasarkan
kajian Referensi berupa cara memperoleh informasi terbanyak, informasi berasal
dari teman (54,03%). Selanjutnya berdasar kajian karakteristik lingkungan
berupakepedulian pada produsen/tempat penjualan, penilaian tertinggi pada faktor

160
Jurnal Manajemen dan Bisnis MEDIA EKONOMI Volume XVI, No.1 Januari 2016

kebersihan (57,26%) dan fasilitas tempat penjualan tertinggi pada faktor adanya
fasilitas tempat parkir (39,86%). Selanjutnya, lingkungan yang menarik untuk
melakukan pembelian bakso berdasarkan karakteristik Gaya/Kepribadian adalah
kebiasaan dalam membeli/makan bakso, nilai tertinggi adalah pembelian di warung
(44,25%). Konsumen mulai merasakan makan bakso kebanyakan berusia kurang
dari 10 tahun (86,05%). Hal ini berarti termasuk faktor keluarga juga mempengaruhi
dalam hal mengkonsumsi bakso. Penelitian dalam hal tempat yang bersih dan
tersedianya fasilitas parkir sesuai dengan penelitian terdahulu, tetapi dahulu tidak
meneliti masalah mulainya mengkonsumsi bakso, kebiasaan tempat pembelian
bakso, dan asal memperoleh informasi pembelian bakso.

3. Strategi pemasaran bagi penjual bakso


Penilaian strategi pemasaran sebagai alasan yang menarik konsumen dalam
membeli bakso di Purwokerto yang dipercaya oleh konsumen didasarkan pada
kajian karakteristik produk berupa rasa (69,02%). Rasa ini merupakan sumber
informasi positip sebagai promosi gratis yang mampu memberi penilaian khusus
pada konsumen. Faktor rasa juga memudahkan informasi untuk menarik
konsumenmelalui informasi dari teman (54,03%) daripada memperoleh informasi
sebagai tempat penjualan melalui adanya tulisan/plang (16,13%). Konsumen juga
memiliki alasan membeli karena kepedulian pada produsen/tempat penjualan pada
faktor kebersihan (57,26%) dan fasilitas tempat penjualan tersedianya fasilitas
tempat parkir (39,86%). Penjual juga perlu memperhatikan bahwa konsumen
membeli bakso bukan sebagai makanan pokok tetapi sebagai makanan selingan
(41,05%) dan makanan kuliner (44,21%). Hal ini terbukti dari nilai kunjungan tertinggi
berasal dari datangnya konsumen bersama keluarga (51,16%) dengan intensitas
kunjungan per bulan sekitar 1 sampai 2 kali (54,65%). Penelitian ini sesuai dengan
penelitian sebelumnya dalam hal bakso adalah makanan kuliner, belinya di tempat
yang bersih dan tersedianya tempat parkir.. Sementara penelitian terdahulu tidak
meneliti dalam hal faktor rasa, asal informasi tempat, dan intensitas kunjungan per
bulan.

V. KESIMPULAN dan SARAN

5.1 Kesimpulan
Gambaran Perilaku Konsumen Dalam Pembelian Bakso di Purwokerto
didominasi oleh jenis kelamin perempuan berusia antara 16 hingga 25 tahun,
beragama Islamdengan tingkat pendidikan SMA dan berstatus belum menikah, dan
kebanyakan berasal dari luar daerah Purwokertodengan lama tinggal di Purwokerto
lebih dari 10 tahun, serta mulai mengkonsumsi bakso terbanyak berusia kurang dari
10 tahun.Responden memperoleh informasi tempat menjual bakso terbanyak
berasal dari teman. Berdasarkan Gaya/Kepribadian, kebiasaan dalam membeli,
konsumen terbanyak membeli bakso di warung, dengan lingkungan tempat
penjualandinilai bersih dan memiliki fasilitas tempat parkir.
Penilaian strategi pemasaran sebagai alasan yang menarik konsumen dalam
membeli bakso di Purwokerto,faktor rasa memiliki kesan khusus. Rasa ini
merupakan sumber informasi positip sebagai promosi gratis yang mampu memberi
penilaian khusus pada produk bakso. Faktor rasa juga memudahkan informasi untuk
menarik konsumen melalui informasi dari teman. Konsumen juga memiliki alasan
membeli karena kepedulian pada produsen/tempat penjualan pada faktor kebersihan
dan adanya fasilitas tempat parkir. Penjual juga perlu memperhatikan bahwa

161
Jurnal Manajemen dan Bisnis MEDIA EKONOMI Volume XVI, No.1 Januari 2016

konsumen membeli bakso bukan sebagai makanan pokok tetapi sebagai makanan
kulinerdan makanan selingan. Hal ini terbukti dari nilai kunjungan tertinggi berasal
dari datangnya konsumen bersama keluarga dengan intensitas kunjungan per bulan
sekitar 1 sampai 2 kali.
Hasil penelitian ini ada kesesuaian dengan penelitian sebelumnya (di Malang)
bahwa bakso merupakan makanan kuliner. Pembeli bakso kebanyakan adalah
perempuan berusia antara 16 hingga 25 tahun, beragama Islam dengan tingkat
pendidikan SMA dan berstatus belum menikah. Responden memilih tempat
penjualan bakso karena alasan harga, kebersihan lingkungan dan memiliki fasilitas
tempat parkir.Sementara penelitian terdahulu tidak meneliti dalam halasal usul
responden dan lama tinggal serta mulainya mengkonsumsi bakso. Selanjutnya,
pembelian bakso di Malang lebih mengutamakan penyajian dan ukuran produk.

5.2 Saran
Masih perlu diadakan penelitian sejenis di tempat yang berbeda dengan
pengembangan variabel dan metode penelitian lain.

DAFTAR PUSTAKA
Collins.1997. Kamus Lengkap Ekonomi edisi kedua, Erlangga, Jakarta.
Hartono, Budi. Dkk.2011. Perilaku Konsumen Dalam Pembelian Bakso Di Malang;
Buletin Peternakan Vol.35(2): 137-142, Malang
Https://andreastrihatmoyo.wordpree.com/2015/01/09/jurnal-perilaku-konsumen-
terhadap-pembelian-suatu-barang. Diunduh pada 17/9/2015 jam 14.42
Kotler, Philip.1999. Manajemen Pemasaran Perspektif Asia. Andi. Yogyakarta.
Mamang Sangaji, Etta. 2013. Perilaku Konsumen. Andi. Yogyakarta
Sudaryana, Arif. 2011. Perilaku Konsumen Dalam Berbelanja Pada Supermarket di
Yogyakarta. Akmenika UPY.volume 8. Yogyakarta
Sutisna.2002. Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran.PT.Remaja
Rosdakarya. Bandung.
Winardi. 1982. Kamus Ekonomi (inggris-Indonesia). Offset Alumni. Bandung.

162

You might also like