Motivasi Berhenti Merokok Pada Perokok Dewasa Muda Berdasarkan Transtheoretical Model (TTM)
Motivasi Berhenti Merokok Pada Perokok Dewasa Muda Berdasarkan Transtheoretical Model (TTM)
Motivasi Berhenti Merokok Pada Perokok Dewasa Muda Berdasarkan Transtheoretical Model (TTM)
2 Desember 2018 85
Motivasi Berhenti Merokok pada Perokok Dewasa Muda Berdasarkan Transtheoretical Model (TTM)
Esti Rossa Larasati, Wita Saraswati, Henny Utami Setiawan, Silda Sabila Rahma, Agustina Gianina, Cindy Alicia
Estherline, Fitri Nurmalasari, Nauri Nabiela Annisa, Indah Septiani, Gesnita Nugraheni*
Abstract
Background: Smoking is known as one of risk factors contributes to many diseases and mortality. Nevertheless,
there is increase of the prevalence of young age smokers. Intervention to quit smoking is important to be
conducted effectively. The intervention design of smoking cessation could be interfered by the intensity of
motivation to quit smoking. Objectives: The study aimed to to identify the motivation to quit smoking based on
the Transtheoretical Models (TTM), to determine the relationship of demography factors and knowledge related
to motivation to quit smoking, and to see factors that distinguished motivation to quit smoking. Methods: This
research was conducted around Universitas Airlangga Campus B on September 2018 using a survey method, a
cross-sectional study design with an accidental sampling. Results: Participants in this study were smokers aged
17 - 25 years (n = 162). The result shows that the most motivation stage found was contemplation (38% or 62
respondents). Contemplation is the stage where smokers already have the desire to quit smoking in the next 6
months, so still has a tendency to not quit smoking. The demographics profiles as student income, number of
smoker friends who smoke, the existence of smokers around their housing area, did not significantly influence the
motivation stage to quit smoking. Knowledge and smoking intensity had a significant effect on the motivation to
quit smoking. There was a correlation between the amount of budgeting on smoking and the number of cigarettes
per day with the motivation to quit smoking (p = 0.000). Conclusion: Health promotion focusing on quit
smoking on young adults is urgent to be conducted. Intervention that can be done for smokers at the
contemplation stage is giving information about the dangers of smoking and information about NRT (Nicotine
Replacement Therapy).
Abstrak
Pendahuluan: Merokok telah diketahui menjadi faktor resiko banyak penyakit dan kematian. Meskipun
demikian, terdapat peningkatan prevalensi perokok berusia muda. Intervensi untuk meningkatkan angka berhenti
merokok diharapkan efektif dilakukan. Desain intervensi tersebut dapat dipengaruhi oleh seberapa tinggi
motivasi berhenti merokok. Tujuan: Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi motivasi
seseorang untuk berhenti merokok berdasarkan Transtheoretical Model (TTM), untuk menentukan hubungan
faktor demografi dan pengetahuan rokok terhadap motivasi berhenti merokok, dan menemukan faktor-faktor
yang membedakan motivasi untuk berhenti merokok. Metode: Penelitian ini dilakukan di sekitar kampus B
Universitas Airlangga pada September 2018 menggunakan metode survei, rancangan studi cross-sectional
dengan teknik accidental sampling. Responden dalam penelitian ini merupakan perokok berusia 17 - 25 tahun (n
= 162). Hasil: Dari hasil analisis data diperoleh bahwa tingkat motivasi tertinggi terdapat pada tahap kontemplasi
yaitu sebanyak 38,9% (62 responden). Tahap kontemplasi adalah tahap dimana seseorang masih berstatus
sebagai perokok aktif, tetapi sudah berkeinginan untuk berhenti merokok dalam 6 bulan ke depan, sehingga
masih memiliki kecenderungan untuk membatalkan keinginan berhenti merokok. Profil demografi, seperti uang
saku, jumlah teman merokok dan keberadaan perokok di rumah responden tidak berpengaruh signifikan terhadap
tingkat motivasi berhenti merokok. Pengetahuan dan intensitas merokok berpengaruh signifikan terhadap
motivasi berhenti merokok. Terdapat korelasi antara pengeluaran untuk merokok dan jumlah batang rokok per
hari dengan motivasi berhenti merokok (p = 0,000). Kesimpulan: Promosi kesehatan terkait berhenti merokok
P-ISSN: 2406-9388
E-ISSN: 2580-8303
Jurnal Farmasi dan Ilmu Kefarmasian Indonesia Vol. 5 No. 2 Desember 2018 86
yang berfokus di kalangan remaja sangat perlu dilakukan. Intervensi yang dapat dilakukan untuk perokok pada
tahap kontemplasi adalah mengadakan penyuluhan tentang bahaya merokok dan pemberian informasi adanya
NRT (Nicotine Replacement Therapy).
P-ISSN: 2406-9388
E-ISSN: 2580-8303
Jurnal Farmasi dan Ilmu Kefarmasian Indonesia Vol. 5 No. 2 Desember 2018 87
Selain penelitian-penelitian tersebut, terdapat terkait merokok, meliputi jumlah teman yang merokok
beberapa jurnal dari berbagai negara yang juga (sedikit/beberapa/banyak), keberadaan perokok di
menggunakan TTM. Sarbandi dkk. (2013) melakukan tempat tinggal responden (ada/tidak), frekuensi
penelitian menggunakan kuesioner transtheoretical merokok (setiap hari/beberapa hari dalam seminggu/
model (TTM) untuk meneliti keinginan berhenti pada saat tertentu), rata-rata jumlah rokok per hari dan
merokok berdasarkan sifat psikometrik di Iran. pengeluaran untuk merokok dalam sehari (total uang
Robinson & Vail (2012) juga melakukan tinjauan yang dikeluarkan untuk membeli rokok). Bagian B
integratif terhadap penghentian merokok pada remaja berisi tentang pengetahuan perokok, untuk menguji
menggunakan Transtheoretical Model, serta di Turkey, pemahaman responden mengenai bahaya yang
Güngörmüs & Erci (2012) mengevaluasi efek dari ditimbulkan dari merokok. Tingkat pengetahuan
pengajaran berbasis TTM kepada anak SMA untuk responden dinilai dengan rentang total skor 1 - 10.
berhenti merokok. Diperoleh hasil bahwa pelatihan Bagian C berisi pertanyaan yang mengacu pada kondisi
pada program berhenti merokok efektif dalam motivasi berhenti merokok responden.
mengubah perilaku merokok. Analisis data
Penelitian ini menggunakan konsep TTM Analisis data deskriptif dengan menyajikan
(Transtheoretical Model) dengan tujuan mengetahui frekuensi dan persentase setiap tingkatan motivasi
hubungan antara profil demografi dan tingkat berdasarkan TTM, dilakukan menggunakan software
pengetahuan tentang bahaya merokok pada perokok IBM Statistical Product and Services Solution (SPSS)
aktif di kalangan mahasiswa Kampus B Universitas versi 21.
Airlangga terhadap tahapan motivasi berhenti merokok
yang nantinya dapat dijadikan pertimbangan dalam HASIL DAN PEMBAHASAN
menentukan strategi promosi kesehatan untuk berhenti Response rate (RR) sebesar 97% dari total 167
merokok. calon responden. Karakteristik populasi sasaran
ditunjukkan pada Tabel 1. Sejumlah 88,9% responden
METODE masih berstatus sebagai perokok aktif. Sebagian besar
Desain penelitian dan teknik sampling dari responden memiliki banyak teman perokok
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan (92,6%) dan persentase keberadaan perokok di tempat
studi cross sectional. Pengambilan data dilakukan tinggal responden sebesar 77,2%, serta motivasi
dengan survei dan instrumen berupa kuesioner. Survei berhenti merokok dengan persentase tertinggi yaitu
dilaksanakan di Kampus B Universitas Airlangga pada pada tahap kontemplasi sebanyak 62 responden
tanggal September 2018. Teknik sampling yang (38,9%).
digunakan adalah accidental sampling yaitu responden Profil pengetahuan responden tentang bahaya
terpilih adalah responden yang ditemui dan memenuhi merokok ditunjukkan pada Tabel 2. Dari data tersebut,
kriteria inklusi. Berdasarkan tingkatan motivasi untuk diperoleh rata-rata skor responden sebesar 5,95.
berhenti merokok, responden digolongkan menjadi 5, Diantara seluruh pertanyaan yang diajukan, sebagian
yaitu (1) Pre-contemplation, (2) Contemplation, (3) besar responden mengetahui bahwa merokok dapat
Preparation, (4) Action, dan (5) Maintenance. menyebabkan penyakit jantung dan kanker. Selain itu,
Kriteria inklusi mereka juga mengetahui bahwa rokok mengandung zat
Kriteria inklusi yang ditetapkan adalah yang berbahaya yaitu nikotin dan tar. Sekitar 50%
mahasiswa di Kampus B Universitas Airlangga usia 17 responden telah menyadari bahwa perokok pasif
- 25 tahun, perokok dan bersedia menjadi responden memiliki risiko yang lebih besar daripada perokok
dengan mengisi lembar penjelasan dan persetujuan. aktif.
Instrumen dan skoring Pengaruh antara profil demografi dan pengetahuan
Instrumen penelitian berupa kuesioner yang responden terkait bahaya merokok terhadap motivasi
merupakan modifikasi kuesioner mengenai penilaian berhenti merokok ditunjukkan pada Tabel 3. Dari hasil
tahapan perubahan untuk berhenti merokok oleh analisa data demografi responden, variabel uang saku
Velicer dkk. (1999). Kuesioner terdiri dari 3 bagian bulanan (p = 0,416) yang dianalisis dengan uji beda
pertanyaan. Bagian A berisi tentang kondisi yang Kruskal-Wallis, serta variabel jumlah teman yang
menyebabkan responden menjadi perokok yaitu: (1) merokok (p = 0,734) dan keberadaan perokok di
Demografi, meliputi usia, jenis kelamin, asal fakultas, tempat tinggal responden (p = 0,506) yang dianalisis
asal daerah, jumlah uang saku dalam sebulan; (2) Profil dengan uji beda Chi Square menunjukkan bahwa
P-ISSN: 2406-9388
E-ISSN: 2580-8303
Jurnal Farmasi dan Ilmu Kefarmasian Indonesia Vol. 5 No. 2 Desember 2018 88
jumlah responden pada ketiga variabel tersebut tidak umum yang tinggal di Wilayah Ontario Timur berikut:
jauh berbeda di antara tiap tingkatan motivasi berhenti Prince Edward, Hastings, Lennox and Addington, and
merokok, sehingga variabel tersebut tidak berpengaruh Frontenac. Diperoleh hasil motivasi berhenti merokok
signifikan terhadap tingkat motivasi berhenti merokok. tertinggi pada tahap kontemplasi, yaitu sebesar 68%
Pada penelitian ini diperoleh bahwa semakin (Pickett & Bains, 1998). Serupa dengan penelitian
rendah pengeluaran seseorang untuk merokok dan tersebut, dari hasil survei ini diperoleh persentase
semakin sedikit jumlah pemakaian rokok per hari, tertinggi motivasi berhenti merokok pada tahap
maka semakin tinggi motivasi berhenti merokok. Hal kontemplasi, yaitu sebesar 38,9%. Responden yang
ini dapat dilihat dari hasil analisis dengan uji korelasi berada di tahap ini masih berstatus sebagai perokok
Spearman yang menunjukkan adanya korelasi rendah aktif, tetapi sudah ingin berhenti merokok dalam 6
dan bermakna antara pengeluaran untuk merokok bulan ke depan, sehingga masih memiliki
dengan motivasi berhenti merokok r (162) = -0,339, kecenderungan untuk membatalkan keinginan mereka
p = 0,000, serta korelasi sedang dan bermakna antara berhenti merokok. Padahal mereka masih berpeluang
jumlah batang rokok per hari dengan motivasi berhenti untuk menderita penyakit akibat merokok (Pickett &
merokok r (162) = -0,477, p = 0,000. Bains, 1998).
Berdasarkan hasil analisis dengan uji beda Chi Terdapat beberapa strategi yang dapat dilakukan
Square, pada variabel intensitas merokok, terdapat dalam promosi kesehatan, yaitu strategi stages based
perbedaan jumlah responden yang bermakna pada tiap intervention dan strategi non stages based intervention.
tingkat motivasi berhenti merokok dan dari hasil uji Strategi stages based intervention lebih berpengaruh
korelasi Spearman menunjukkan bahwa intensitas daripada menggunakan strategi non stages based
merokok berpengaruh secara signifikan terhadap intervention (Cahil dkk., 2010). Strategi promosi
motivasi berhenti merokok (p = 0,000), artinya kesehatan yang dapat digunakan untuk perokok pada
semakin rendah intensitas merokok maka semakin tahap pra-kontemplasi dan kontemplasi adalah dengan
tinggi motivasi untuk berhenti merokok, sedangkan mengedukasi bahaya merokok, pertimbangan biaya
pengetahuan terkait bahaya merokok tidak berpengaruh yang dikeluarkan untuk rokok, dan manfaat dari
secara signifikan (p = 0,085) terhadap motivasi berhenti merokok. Perokok yang berada pada tahap
berhenti merokok dengan 5 kategori. Hal ini persiapan dapat difasilitasi dengan cara meningkatkan
dimungkinkan karena jumlah kategori terlalu banyak pemahaman mengenai keuntungan dari berhenti
dan jumlah sampel tidak mencukupi, sehingga merokok, mengedukasi tentang adanya NRT, petunjuk
dilakukan penyederhanaan pada kategori motivasi untuk berhenti (booklet, aplikasi HP), menetapkan
berhenti merokok menjadi 3 kategori sebagai berikut: jadwal untuk berhenti merokok. Bagi perokok pada
(1) Pre-contemplation, (2) Contemplation dan tahap aksi, maka sebaiknya menghindari perokok lain,
preparation, (3) Action dan maintenance. Diperoleh meminta dukungan dari orang sekitar, mengetahui efek
hasil skor pengetahuan berpengaruh secara signifikan yang terjadi saat berhenti merokok dan cara
terhadap motivasi berhenti merokok (p = 0,021). Hal mengatasinya, serta menyibukkan diri. Untuk tahap
ini dapat diartikan bahwa semakin tinggi pengetahuan pemeliharaan, maka harus mengontrol diri agar tidak
perokok terkait bahaya merokok maka semakin tinggi merokok dan hidup bebas rokok (Canadian Cancer
pula motivasi nya untuk berhenti merokok. Oleh Society, 2013).
karena itu, salah satu upaya meningkatkan motivasi Peran yang dapat dilakukan oleh apoteker adalah
berhenti merokok dapat dilakukan dengan mengadakan program promosi kesehatan. Program
meningkatkan pengetahuan perokok tentang bahaya promosi kesehatan yang sesuai dengan responden pada
merokok serta cara berhenti merokok melalui kegiatan tahap kontemplasi adalah mengadakan penyuluhan
promosi kesehatan. tentang bahaya merokok dan pemberian informasi
Promosi kesehatan ini memerlukan strategi yang mengenai adanya NRT. Diharapkan setelah mengikuti
sesuai dengan kondisi populasi sasaran yang penyuluhan, perokok pada tahap ini semakin bertekad
didasarkan pada motivasi berhenti merokok. Terdapat untuk berhenti merokok. Selain itu, untuk membantu
penelitian serupa di Ontario bagian Timur, Kanada, para perokok berhenti merokok, apoteker dapat
yang menggunakan studi cohort dengan jumlah 760 menjelaskan cara-cara berhenti merokok dan memberi
responden. Kriteria inklusi dalam studi tersebut adalah solusi jika perokok mengalami kesulitan berhenti
perokok dewasa (minimal 18 tahun) dari masyarakat merokok.
P-ISSN: 2406-9388
E-ISSN: 2580-8303
Jurnal Farmasi dan Ilmu Kefarmasian Indonesia Vol. 5 No. 2 Desember 2018 89
P-ISSN: 2406-9388
E-ISSN: 2580-8303
Jurnal Farmasi dan Ilmu Kefarmasian Indonesia Vol. 5 No. 2 Desember 2018 90
P-ISSN: 2406-9388
E-ISSN: 2580-8303
Jurnal Farmasi dan Ilmu Kefarmasian Indonesia Vol. 5 No. 2 Desember 2018 91
P-ISSN: 2406-9388
E-ISSN: 2580-8303
Jurnal Farmasi dan Ilmu Kefarmasian Indonesia Vol. 5 No. 2 Desember 2018 92
P-ISSN: 2406-9388
E-ISSN: 2580-8303