Adsorpsi Logam Timbal (PB) Dari Larutannya Dengan Menggunakan Adsorben Dari Tongkol Jagung

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/315349490

Adsorpsi Logam Timbal (Pb) dari Larutannya dengan Menggunakan Adsorben


dari Tongkol Jagung

Article · March 2016


DOI: 10.22487/j24775185.2016.v5.i2.8002

CITATIONS READS

6 403

3 authors, including:

Purnama Ningsih
Universitas Tadulako
35 PUBLICATIONS   20 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Purnama Ningsih on 05 July 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


J. Akademika Kim. 5(2): 55-60, May 2016
ISSN 2302-6030 (p), 2477-5185 (e)

ADSORPSI LOGAM TIMBAL (Pb) DARI LARUTANNYA DENGAN


MENGGUNAKAN ADSORBEN DARI TONGKOL JAGUNG

Adsorption of Lead (Pb) from Its Solution by using Corncob as an Adsorbent


*Dwi Arista Ningsih, Irwan Said, dan Purnama Ningsih
Pendidikan Kimia/FKIP - Universitas Tadulako, Palu - Indonesia 94118
Received 01 March 2016, Revised 03 April 2016, Accepted 02 May2016

Abstract
Heavy metals will cause environmental problems. One of the efforts that can minimize level of
heavy metal from their solutions is to reduce heavy metals content, so that safely discarded at sea/river.
One such way to reduce level of heavy metals is by adsorption. Some agricultural waste are potential as
an adsorbent, namely a corncob. Therefore, the aim of this study is to determine the optimum weight
of adsorben from corncob to absorb Pb(II) from its solution. In this study, the corncob is used as an
adsorbent to adsorb Pb(II) by using three methods, namely powder, charcoal and activated charcoal
with a solution of HCl. The parameters tested are amount of adsorbent or weight of the powder, charcoal
and activated charcoal by the weight variation of 20, 40, 60, 80 and 120 mg to determine the optimum
conditions in absorbing Pb(II). The optimum conditions are obtained for the powder is 80 mg with the
absorption of 96.92%, the charcoal is 80 mg with absorption of 97.29%, and the activated charcoal is
40 mg with the absorption of 94.70%.
Keywords: Corncob, activated charcoal, lead, adsorption
Pendahuluan
Indonesia sebagai negara agraria banyak sebagai sampah atau sebagai pakan ternak yang
memproduksi hasil pertanian. Kegiatan ini tidak memiliki nilai tambah. Tongkol jagung
akan menghasilkan banyak limbah yang belum mengandung 41% selulosa, 36% hemiselulosa,
dimanfaatkan secara maksimal. Bahan limbah 16% lignin dan 8% zat-zat lain (Subekti, 2006).
yang jumlahnya besar adalah limbah lingo Tongkol jagung dapat digunakan sebagai
selulosik seperti tongkol jagung, sekam, jerami adsorben logam Pb (Alfiany, dkk., 2013).
dan sebagainya. Namun kegiatan pascapanen Keberadaan logam berat yang tinggi
dan pengolahan hasil pertanian, termasuk disuatau perairan dapat menurunkan mutu
pemanfaatan produk samping dan sisa air serta membahayakan lingkungan dan
pengolahannya masih kurang. Sisa pengolahan organisme perairan. Beberapa metode
industri pertanian pada jagung akan yang dapat digunakan untuk menurunkan
menghasilkan limbah yang jumlahnya akan konsentrasi ion logam dalam limbah cair
terus bertambah seiring dengan peningkatan diantaranya adalah pengendapan, penukar
kegiatan pascapanen yang akan mengakibatkan ion dengan menggunakan resin, filtrasi dan
pencemaran lingkungan. Seiring dengan adsorpsi. Adsorpsi merupakan metode yang
semakin meningkatnya produksi jagung, maka paling umum dipakai karena memiliki konsep
tidak dapat dipungkiri bahwa keberadaan yang lebih sederhana dan juga ekonomis. Proses
limbah hasil pengolahan jagung juga akan adsorpsi yang paling berperan adalah adsorben.
semakin meningkat. Limbah yang dihasilkan Dewasa ini telah dikembangkan metode
diantaranya adalah tongkol jagung. Tongkol adsorpsi dengan menggunakan biomassa
jagung yaitu bagian dari buah jagung yang tumbuhan yang dikenal dengan fitofiltrasi.
sudah tidak mengandung biji. Sebagian besar Dasar pemikiran dari fitofiltrasi adalah dengan
masyarakat hanya menganggap tongkol jagung mengunakan biomassa tumbuhan yang telah
*Correspondence: mati sebagai pengikat ion logam (Tangio,
Dwi Arista Ningsih 2013). Selain itu telah dikembangkan pula
Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako
beberapa jenis adsorben untuk mengadsorpsi
email: [email protected] logam berat, salah satunya adalah dengan
Published by Universitas Tadulako 2016 memanfaatkan selulosa. Selulosa memiIiki
55
Volume 5, No. 2, 2016: 55-60 Jurnal Akademika Kimia

gugus fungsi yang dapat meIakukan pengikatan menjemur potongan tongkol jagung di bawah
dengan ion Iogam. Gugus fungsi tersebut sinar matahari selama 7-8 hari. Kemudian
adaIah gugus karboksil dan hidroksil (Ibbet, menghaluskan potongan tongkol jagung
dkk., 2006). menggunakan blender, lalu untuk memperoleh
Arang aktif telah banyak dimanfaatkan hasil yang lebih halus lagi pada penelitian ini
sebagai adsorben logam berat, diantaranya menggunakan ultra centrifugal mill. Setelah
oleh Apriani, dkk., (2013) yang memanfaatkan kering, tongkol jagung tersebut di keringkan
arang aktif dari kulit durian dengan aktivator kembali menggunakan oven pada suhu 60oC
KOH 25% sebagai adsorben logam Fe selama 24 jam. Langkah selanjutnya yaitu
pada air gambut dengan kapasitas adsorpsi menyaring serbuk tongkol jagung tersebut
mencapai 85.38%. Adsorpsi menggunakan menggunakan ayakan 70 mesh. Ukuran 70
adsorben adalah proses yang paling populer mesh dipilih berdasarkan hasil penelitian
dan efektif untuk menghilangkan logam berat Sunarya dalam Sulistyawati (2008), karena
dari limbah cair. Proses adsorpsi menawarkan memberikan kapasitas adsorpsi yang tinggi.
fleksibilitas dalam desain dan operasi pada Ukuran partikel adsorben adalah salah satu
banyak kasus. Perlakuan yang dilakukan cocok faktor yang memengaruhi adsorpsi. Pada
untuk menghilangkan warna dan bau serta metode tumpak, ukuran butir adsorben
adsorbennya dapat digunakan kembali. Proses yang semakin kecil akan meningkatkan luas
adsorpsi kadang-kadang bersifat reversible permukaan (Demirbas, dkk., 2004).
sehingga regenerasi adsorben dimungkinkan Pembuatan arang tongkol jagung yaitu
(O’Connell, dkk., 2008). dengan memasukkan serbuk tongkol jagung
Beberapa biomassa yang dijadikan sebagai yang diperoleh sebelumnya ke dalam tanur
arang aktif misalnya penelitian dari Adinata pada suhu 300oC selama 1,5 jam sampai
(2013) mengenai pemanfaatan limbah kulit menjadi arang tongkol jagung. Setelah itu
pisang sebagai karbon. Kemudian penelitian menghaluskan arang dengan ayakan 70 mesh.
Sukarta (2014) mengenai pemanfaatan arang Tahap selanjutnya dari proses pembuatan
aktif tempurung kelapa sawit dan tongkol jagung arang kimia dengan menggunakan larutan
sebagai adsorben logam berat pada limbah HCl 0,1 N. 25 gram arang aktif yang
batik. Berdasarkan uraian di atas sehingga terbentuk kemudian mengaktifkannya dengan
muncul pemikiran untuk memanfaatkan menambahkan larutan HCl 0,1 N sebanyak
limbah hasil jagung untuk diaplikasikan 250 mL. Kemudian mengaduknya dengan
menjadi adsorben pada penyerapan logam Pb menggunakan magnetic stirer selama 10 menit
dari larutannya. Tujuan dari penelitian ini yaitu lalu mendiamkannya selama 24 jam. Setelah itu
untuk menentukan berat optimum adsorben memisahkan arang aktif yang sudah diaktivasi
dari tongkol jagung dalam mengadsorpsi dengan larutan HCl 0,1 N menggunakan kertas
larutan Pb. saring whaltman, kemudian mencuci arang aktif
sampai pH arang aktif tersebut netral dengan
Metode menggunakan aquades. Langkah selanjutnya
Alat dan Bahan yaitu mengeringkan arang aktif yang berada
Alat yang digunakan pada penelitian ini diwadah pada suhu 105oC menggunakan
yaitu blender, ultra centrifugal mill, oven, oven selama 3 jam untuk melakukan proses
tanur, ayakan 70 mesh, magnetic stirer, neraca pengeringan dan penghilangan kadar air yang
ohaus, pH meter, corong, shaker, spatula, labu masih terdapat di dalam arang.
ukur 500 mL, gelas kimia 100 mL, erlenmeyer
250 dan 50 mL, gelas ukur 500, 25 dan 5 mL, Hasil dan Pembahasan
batang pengaduk, aluminium foil, pH meter Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
dan spektrofotometer direct (Lovibond). berat optimum adsorben dari tongkol jagung
Bahan yang digunakan pada penelitian ini dalam mengadsorpsi larutan Pb. Metode
yaitu serbuk dan arang tongkol jagung, larutan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
HCl 0,1 N, Pb(NO3)2 (Aldrich), aquades dan melakukan adsorpsi larutan Pb dari adsorben
kertas saring waltman. tongkol jagung berupa serbuk, arang dan arang
aktif.
Cara Kerja
Bahan baku serbuk pada penelitian Variasi Berat Serbuk Tongkol Jagung Terhadap
ini yaitu limbah tongkol jagung. Proses Adsorpsi Logam Timbal
pembuatan serbuk tongkol jagung, langkah Pengaruh jumlah adsorben merupakan
pertama yang dilakukan yaitu mencuci dan parameter penting karena dapat menentukan

56
Dwi Arista N. Adsorpsi Logam Timbal (Pb) Dari Larutannya ................

kapasitas adsorben selama penambahan adsorben, sehingga melekul adsorbat yang telah
konsentrasi adsorbat. Variasi berat serbuk terserap kembali kedalam larutan.
tongkol jagung yaitu 20, 40, 60, 80 dan 120 Sukarta (2014) menyatakan jumlah zat
mg, larutan yang digunakan adalah larutan yang diadsorpsi pada permukaan adsorben
Pb(II) dengan kosentrasi 58,86 ppm. Data merupakan proses berkesetimbangan, sebab
hasil pengukuran konsentrasi Pb pada variasi laju peristiwa adsorpsi disertai dengan
berat serbuk terhadap adsorpsi logam timbal
terjadinya desorpsi. Pada awal reaksi, peristiwa
diperlihatkan pada Tabel 1 berikut.
adsorpsi lebih dominan dibandingkan
Tabel 1. Hasil Pengukuran Konsentrasi Pb dengan peristiwa desorpsi, sehingga adsorpsi
yang Teradsorpsi pada Variasi berat Serbuk berlangsung cepat. Pada waktu tertentu
Tongkol Jagung. peristiwa adsorpsi cendung berlangsung
lambat, dan sebaliknya laju desorpsi cendrung
meningkat. Waktu ketika laju adsorpsi adalah
sama dengan laju desorpsi sering disebut sebagai
keadaan berkesetimbangan. Pada keadaan
berkesetimbangan tidak teramati perubahan
secara makroskopis. Waktu tercapainya keadaan
setimbang pada proses adsorpsi berbeda-beda,
Hal ini dipengaruhi oleh jenis interaksi yang
terjadi antara adsorben dengan adsorbat.
Berdasarkan data hasil tersebut dapat dilihat Kemudian pada berat 120 mg
kurva pengukuran variasi berat serbuk tongkol penyerapannya pun menurun. Hal tersebut
jagung terhadap logam Pb dapat pada Gambar disebabkan oleh adsorben yang sudah jenuh.
1. Anjani (2014) menyatakan bahwa pada saat
tersebut proses adsorpsi dinyatakan berhenti
karena berdasarkan nilai %Pb teradsorpsi
telah mendekati kesetimbangan karena jumlah
molekul adsorbat yang berikatan dengan
adsorben semakin sedikit. Hal tersebut
dikarenakan jumlah adsorben mempengaruhi
proses adsorpsi dimana semakin bertambahnya
berat menyebabkan adsorben telah mencapai
titik jenuh jika permukaannya telah terisi oleh
adsorbat.
Gambar 1. Kurva Hubungan antara Berat Ser- Kondisi optimum ditentukan berdasarkan
buk Tongkol Jagung terhadap % Pb terserap kapasitas adsorpsi (Q) tertinggi dari masing-
masing parameter. Barros menyatakan
Dari data berat adsorben semakin meningkat bahwa peningkatan bobot adsorben akan
pada berat 20, 60 dan 80 mg sehingga menyediakan tapak aktif yang lebih besar,
menyebabkan naiknya persentase logam timbal
yang terserap. Hal tersebut menunjukkan sehingga meningkatkan persentase penyerapan.
bahwa berat adsorben berpengaruh terhadap Menurunnya kapasitas adsorpsi setelah
proses adsorpsi karena semakin bertambahnya mencapai nilai maksimum dimungkinkan
berat adsorben, maka nilai %Pb teradsorpsi karena proses desorpsi atau pelepasan adsorbat
terhadap ion juga semakin meningkat dan kembali selama pengocokan. Desorpsi terjadi
mencapai kesetimbangan. Akan tetapi pada akibat permukaan adsorben yang telah jenuh.
berat adsorben 40 mg mengalami penurunan. Pada keadaan jenuh, laju adsorpsi menjadi
Kecilnya daya serap timbal ini disebabkan waktu berkurang (Barros, 2003).
kontak antara adsorbat dan adsorben yang
melebihi waktu optimum dapat menyebabkan Pada penelitian ini adsorpsi dari serbuk
desorpsi. Atkins 1990 dalam Amir, dkk., (2013) tongkol jagung lebih besar dibandingkan
mendefinisikan desorpsi sebagai pelepasan dengan adsorpsi dari arang dan arang aktif.
adsorbat dari permukaan adsorben. Fenomena Selain dikarenakan adanya desorpsi pada arang
ini terjadi akibat jenuhnya permukaan dan arang aktif, Irawadi dalam Subekti (2006)

57
Volume 5, No. 2, 2016: 55-60 Jurnal Akademika Kimia

menyatakan tongkol jagung mengandung


selulosa 41%, hemiselulosa 36%, lignin 16%
dan zat-zat lainnya 8%.
Mohadi, dkk., (2013) menyatakan
pemeriksaan dengan sinar X menunjukkan
bahwa selulosa terdiri dari bagian amorf dan
kristalin. Bagian kristalin adalah bagian serat
dimana susunan molekul seratnya sejajar
dengan sumbu serat, sedangkan bagian
amorf adalah bagian serat dimana susunan Gambar 2. Kurva Hubungan antara Berat
Arang terhadap %Pb terserap
molekulnya sembarang. Beberapa sifat serat
terutama bergantung pada bagian amorf, Dari data yang disajikan, dimana dengan
misalnya penyerapan uap air, pencelupan dan meningkatnya berat adsorben dari 20-80
pembengkakan. Hal ini disebabkan kristalin mg logam timbal yang terserap juga akan
pada daerah amorf susunan gugus OH tidak meningkat, namun pada berat adsorben 120
teratur sehingga dapat mengadakan ikatan mg serapannya relatif menurun.
hidrogen dengan molekul air, sedangkan pada Terjadinya peningkatan adsorpsi logam
daerah kristalin sebagian besar gugus OH timbal pada berat arang aktif 20-80 mg
tersusun teratur dan rapat. Ion logam berat menunjukkan bahwa berat adsorben
akan terikat pada gugus hidroksil atau gugus berpengaruh terhadap proses adsorpsi karena
yang memiliki pasangan elektron sunyi dari semakin bertambahnya berat adsorben,
suatu bahan organik, dengan demikian gugus- maka nilai %Pb teradsorpsi terhadap ion
gugus yang berperan dalam adsorpsi adalah juga semakin meningkat dan mencapai
gugus hidroksil (-OH). kesetimbangan karena kerapatan sel arang
Dilihat dari strukturnya, selulosa, lignin dan dalam larutan sehingga menghasilkan interaksi
hemiselulosa mempunyai potensi yang cukup yang cukup efektif antara pusat aktif dinding
sel arang aktif dengan logam timbal, semakin
besar untuk dijadikan sebagai penyerap karena banyak zat penyerap maka semakin banyak
gugus OH yang terikat dapat berinteraksi pusat aktif arang yang teraktivasi yang bereaksi
dengan komponen adsorbat (Sukarta, 2014). (Radyawati, 2011).
Selanjutnya adsorpsi logam timbal
Variasi Berat Arang Tongkol Jagung Terhadap menurun pada berat arang aktif 120 mg. Hal
Adsorpsi Logam Timbal ini disebabkan karena ion-ion timbal yang
Hasil pengukuran konsentrasi Pb pada terdapat di dalam larutan telah teradsorpsi
variasi berat arang terhadap adsorpsi logam sepenuhnya oleh arang aktif, dengan kata lain
timbal diperlihatkan pada Tabel 2 berikut. ion timbal pada larutan telah habis teradsorpsi
Tabel 2. Hasil Pengukuran Konsentrasi Pb yang oleh arang. Proses adsorpsi dan desorpsi pada
Teradsorpsi pada Variasi berat Arang Tongkol adsorben dapat dilihat pada Gambar 3.
Jagung.

Berdasarkan data hasil tersebut dapat dilihat


kurva pengukuran variasi berat serbuk tongkol
jagung terhadap logam Pb dapat pada Gambar Gambar 3. Proses adsorpsi dan desorpsi ke
2. dalam pori-pori adsorben (Lestari, 2010)

58
Dwi Arista N. Adsorpsi Logam Timbal (Pb) Dari Larutannya ................

Variasi Berat Arang Aktif Tongkol Jagung bereaksi.


Terhadap Adsorpsi Logam Timbal Selanjutnya adsorpsi logam timbal
Data hasil pengukuran konsentrasi Pb pada menurun pada berat arang aktif 60-120 mg.
variasi berat arang aktif terhadap adsorpsi logam Hal ini menunjukkan bahwa berat adsorben
timbal diperlihatkan pada Tabel 3 berikut. berpengaruh terhadap proses adsorpsi karena
semakin bertambahnya berat adsorben, maka
nilai %Pb teradsorpsi terhadap ion juga
Tabel 3. Hasil Pengukuran Konsentrasi Pb
yang Teradsorpsi pada Variasi berat Arang Aktif semakin meningkat dan mencapai titik jenuh.
Berdasarkan penelitian dari Valentina,
Tongkol Jagung. dkk., (2013) yang mengatakan bahwa arang
aktif memiliki pori-pori yang lebih besar
dibandingkan dengan arang non aktivasi,
sehingga menyebabkan proses penyerapannya
lebih besar. Terlihat pada hasil penelitian ini
mengenai variasi berat arang tongkol jagung,
berat optimum arang diperoleh pada berat 80
mg sedangkan pada variasi berat arang aktif
tongkol jagung, berat optimum berada pada
40 mg arang aktif tongkol jagung. Dengan
kata lain arang aktif lebih cepat jenuh dengan
Berdasarkan data hasil tersebut dapat dilihat ion-ion logam yang akan diserap dibandingkan
kurva pengukuran variasi berat serbuk tongkol arang biasa.
jagung terhadap logam Pb dapat pada Gambar
4. Kesimpulan
Berat optimum yang diperlukan serbuk
tongkol jagung untuk menyerap logam timbal
sebesar 58,68 ppm adalah 80 mg dan persentase
logam timbal yang terserap yaitu 96,92%.
Berat optimum yang diperlukan arang tongkol
jagung untuk menyerap logam timbal sebesar
58,68 ppm adalah 80 mg dan persentase logam
timbal yang terserap yaitu 97,29%. Berat
optimum yang diperlukan arang aktif tongkol
jagung untuk menyerap logam timbal sebesar
Gambar 4. Kurva Hubungan antara Berat 58,68 ppm adalah 40 mg dan persentase logam
Arang Aktif terhadap %Pb Terserap
timbal yang terserap yaitu 94,70%.
Data yang disajikan pada Gambar 4 dengan
meningkatnya berat adsorben dari 20-40 mg Ucapan Terima Kasih
sehingga menyebabkan naiknya persentase Penulis mengucapkan terima kasih kepada
logam timbal yang terserap, namun pada kepala laboran laboratorium Agroteknologi
berat adsorben 60-120 mg serapannya relatif FAPERTA dan semua pihak yang telah
membantu dalam pelaksanaan penelitian ini.
menurun.
Peningkatan adsorpsi tersebut disebabkan Referensi
karena bertambahnya jumlah arang aktif yang Adinata. (2013). Pemanfaatan limbah kulit
berinteraksi dengan logam timbal. Terjadinya pisang sebagai karbon aktif. (Skripsi),
peningkatan adsorpsi logam timbal pada berat Universitas Pembangunan Nasional Veteran
arang aktif 20-40 mg, karena kerapatan sel Jawa Timur.
arang dalam larutan sehingga menghasilkan
interaksi yang cukup efektif antara pusat aktif Alfiany, H., Bahri, S. & Nurakhirawati. (2013).
dinding sel arang aktif dengan logam timbal, Kajian penggunaan arang aktif tongkol
semakin banyak zat penyerap maka semakin jagung sebagai adsorben logam Pb dengan
banyak pusat aktif arang yang teraktivasi yang beberapa activator asam. Journal Natural
Science, 2(3), 75-86.
59
Volume 5, No. 2, 2016: 55-60 Jurnal Akademika Kimia

Anjani, R. P. (2014). Penentuan massa dan logam Mn2+ dengan selulosa dari serbuk
waktu kontak optimum adsorpsi karbon kayu. Jurnal Kimia, 8(1), 1-8.
granular sebagai adsorben logam berat
Pb(II) dengan pesaing ion Na+. Journal of O’Connell, D.W, Brikinshaw, C. & O’Dwyer,
Chemistry, 3(3), 159-163. T. F. (2008). Heavy metal adsorbents
prepared from the modification of cellulose.
Apriani, R., Faryuni, I. D. & Wahyuni, D. Journal Bioresource Technology, 99(6711),
(2013). Pengaruh konsentrasi aktivator 6709-6724.
kalium hidroksida (KOH) terhadap kualitas
karbon aktif kulit durian sebagai adsorben Radyawati. (2011). Pembuatan biocharcoal
logam Fe pada air gambut. Prisma Fisika, dari kulit pisang kepok untuk penyerapan
2(1), 82-86. logam timbal (Pb) dan logam seng (Zn).
Palu: UNTAD – Press.
Barros, J. (2003). Biosorption of cadmium
using the fungus aspergillus niger. Brazilian Subekti, H. (2006). Produksi etanol dari
Journal Of Chemical Engineering, 20, 1-17. hidrolisa fraksi selulosa tongkol jagung oleh
saceharomyces cerevisiae. (Skripsi), Institute
Demirbas, E., Kobya, M., Senturk, E. &
Ozkan, T. (2004). Adsorption kinetics Pertanian Bogor.
for the adsorbent of chromium(VI) from
aqueous solutions on the activated carbons Sukarta, F. (2014). Pemanfaatan arang aktif
prepared from agricultural wastes. Water tempurung kelapa sawit dan tongkol jagung
SA, 30, 533-540. sebagai adsorben logam berat pada limbah
batik. (Skripsi), Institute Pertanian Bogor.
Ibbet, R. N., Kaenthong, S., Philips, D. A. S.
& Wilding, M. A. (2006). Charaterisatim Sulistyawati. (2008). Modifikasi tongkol
of porosity of regenerated cellulosil fibres jagung sebagai adsorben logam berat Pb(II).
using classical dye adsorbtion techniques. (Skripsi), Institut Pertanian Bogor.
Lenzinger Berichte, 88, 77-86.
Tangio. (2013). Adsorpsi logam timbal (Pb)
Lestari, S. (2010). Pengaruh berat dan waktu menggunakan biomassa eceng gondok.
kontak untuk adsorpsi timbal(II) oleh Jurnal Entropi, 8(1), 500-506.
adsorben kulit batang jambu biji (psidium
guajava L.). Jurnal Kimia Mulawarman, Valentina, Miswadi & Latifah. (2013).
8(1), 6-9. Pemanfaatan arang eceng gondok dalam
menurunkan kekeruhan, COD, BOD pada
Mohadi, R., Saputra, A., Hidayati, N. & air sumur. Indonesian Journal of Chemical
Lesbani, A. (2013). Studi interaksi ion Science, 2(2), 84-89.

60

View publication stats

You might also like