Pengaruh Beban Kerja Terhadap Kinerja Tenaga Kependidikan Pada Kantor Rektorat Universitas Nusa Cendana Kupang
Pengaruh Beban Kerja Terhadap Kinerja Tenaga Kependidikan Pada Kantor Rektorat Universitas Nusa Cendana Kupang
Pengaruh Beban Kerja Terhadap Kinerja Tenaga Kependidikan Pada Kantor Rektorat Universitas Nusa Cendana Kupang
net/publication/329811081
CITATIONS READS
0 1,528
3 authors, including:
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Ronald Patrick Fanggidae on 20 December 2018.
Rocky Abang
dan
Ni Putu Nursiani
Dosen Jurusan Manajemen
Universitas Nusa Cendana Kupang, Indonesia
dan
Ronald P. C Fanggidae
Dosen Jurusan Manajemen
Universitas Nusa Cendana Kupang, Indonesia
ABSTRACT
Nusa Cendana Kupang University is an institution that organizes higher education has an important
role in producing quality human resources so it needs to be supported by a reliable education staff who
can work optimally to meet maximum performance targets. Education personnel must be able to
understand their duties so that they do not hamper the performance and implementation of programs,
the development of education personnel who must be effective, can accept change to learn new
regulations, high knowledge and education. The purpose of this study is the first to describe the effect of
workload and educational performance on the Kupang Undana rector office, the second analyzes the
influence of workload on the performance of education personnel in the Undana Kupang Rector's
Office. This research was conducted at the Nusa Cendana University Kupang Rector's Office. The
number of samples taken was 39 education staff, using Simple Random Sampling technique, to collect
data in the field using questionnaires.Based on the results of the descriptive analysis shows the
workload achieved 2076 achievement which is in the high criteria with indicators of work attitude,
work organization, work environment, somatic, psychological conditions, while the performance of
education personnel obtain 1331 achievements which are on high criteria with indicators of work
quality, quantity, Punctuality. Based on the results of the regression test obtained, the constant value
(α) of 17.615 has a meaning, if the value of the workload is 0 (none) then the value of the performance
of the education personnel is 17.615. Variable regression coefficient of workload (b) 0.312 means that
the workload is increased by 1 unit, so the performance of education personnel will increase by 0.312.
The results of the analysis using SPSS 21 obtained the R² (R Square) number of 0.329 or 32.9%. This
shows that the percentage of the contribution of the influence of the independent variable to the
dependent variable is 32.9% while the remaining 67.1% is influenced by or explained by other variables
not included in this study for example Competency, Motivation, Work Discipline proposed by Gibson (
2002: 56). From the results of the analysis that has been done shows that the workload affects the
performance of education personnel. Based on the results of the research conducted by the researcher, he
advised the Undana Kupang Rector's Office to maintain the workload and performance of the
education staff so that they remained in high criteria. The second researcher suggested that he still pay
attention to the workload that was given so that he did not experience overload which could reduce the
performance of education personnel.
225 | P a g e
Abang, Nursiani and Fanggidae / JOURNAL OF MANAGEMENT (SME’s) Vol. 7, No.2, 2018, p225-246
Dalam persaingan saat ini semakin banyak organisasi berusaha untuk menempatkan
posisi sebagai pemimpin. Kompetisi ini organisasi harus benar – benar memperhatikan
peningkatan dan pengembangan sumber daya manusia. Sumber daya manusia pasti
menginginkan sebuah komitmen dalam menciptakan budaya organisasi agar kinerja dapat
diketahui dan diukur, individu atau sekelompok karyawan telah mempunyai kriteria atau
standar keberhasilan sebagai tolok ukur yang ditetapkan oleh organisasi. Proses manajemen
produktivitas yang efektif tidak layak tanpa komitmen dan perlibatan pekerja pada semua
tingkatan (Wibowo, 2012:127).
Keterlibatan pekerja diharapkan agar dapat bekerja sesuai target, tahapan dalam
melaksanakan tugas menuju kesuksesan merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh setiap
tenaga kependidikan untuk memperoleh kinerja yang baik. Penetapan standar kinerja
bukanlah hal yang mudah, tetapi penetapan haruslah dilakukan untuk menjadi acuan
keberhasilan pejabat melaksanakan tugas dan kewajibannya sesuai dengan uraian pekerjaan
Sinambela (2017:39). Tenaga kependidikan akan bekerja sesaui dengan pekerjaan yang
menjadi tugas pokoknya yang sehari – hari yang harus diselesaikan. Dalam hal ini tenaga
kependidikan akan bekerja pada pekerjaan yang sesuai dengan tanggung jawab yang
diberikan.
Beban kerja dibutuhkan untuk dapat membantu individu meningkatkan kinerjanya,
namun harus diwaspadai ketika tingkat beban kerja mencapai titik optimal atau tingkat
sedang, karena jika beban kerja meningkat dapat menggangu kinerja . Pasal 1 Undang-
undang No. 14 Tahun 1996, tenaga kerja adalah tiap orang yang mampu melakukan
pekerjaan baik didalam maupun diluar hubungan kerja agar dapat memenuhi kebutuhan.
Pekerjaan yang diterima oleh tenaga kependidikan memberikan dampak beban kerja yang
tinggi jika tidak sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki.
Dalam menjalankan tugas dan pekerjaannya tenaga kependidikan rentan terhadap
beban kerja. Seorang tenaga kependidikan dituntut harus selalu profesional dan berkualitas.
Semakin meningkatnya tuntutan tugas yang dihadapi tenaga kependidikan yang
dihadapkan dengan berbagai masalah yang bermacam-macam, beban kerja yang berat,
pekerjaannya kompleks dan monoton dan ditambah dengan latar belakang pendidikan yang
rendah dan pengetahuan yang terbatas. Menurut Munandar (2015) Beban kerja kualitatif,
meliputi: pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki karyawan tidak mampu
mengimbangi sulitnya pekerjaan, tanggung jawab yang tinggi harapan manajer terhadap
kualitas kerja yang optimal, tuntutan pekerjaan terhadap hasil kerja.
226 | P a g e
Abang, Nursiani and Fanggidae / JOURNAL OF MANAGEMENT (SME’s) Vol. 7, No.2, 2018, p225-246
227 | P a g e
Abang, Nursiani and Fanggidae / JOURNAL OF MANAGEMENT (SME’s) Vol. 7, No.2, 2018, p225-246
228 | P a g e
Abang, Nursiani and Fanggidae / JOURNAL OF MANAGEMENT (SME’s) Vol. 7, No.2, 2018, p225-246
dengan waktu yang tersedia. Tenaga kependidikan dituntut untuk bekerja dengan cepat.
Semakin cepat pekerjaan harus diselesaikan, semakin tinggi tingkat beban kerja.
229 | P a g e
Abang, Nursiani and Fanggidae / JOURNAL OF MANAGEMENT (SME’s) Vol. 7, No.2, 2018, p225-246
harus dipikul oleh tenaga kependidikan, Sedangkan beban kerja psikologis dapat berupa
sejauh mana tingkat keahlian dan prestasi kerja yang dimiliki individu dengan individu
lainnya.
Kinerja
Menurut Wibowo (2012:7), manajemen kinerja adalah manajemen tentang
menciptakan hubungan dan memastikan komunikasi yang efektif. Dalam mencapai suatu
tujuan yang sudah ditetapkan oleh lembaga baik lembaga pemerintah maupun lembaga
perusahaan ataupun yayasan harus melalui sarana dalam bentuk organisasi yang digerakan
oleh sekelompok orang yang berperan aktif sebagai pelaku. Disisi lain para pelaku
230 | P a g e
Abang, Nursiani and Fanggidae / JOURNAL OF MANAGEMENT (SME’s) Vol. 7, No.2, 2018, p225-246
organisasi atau lembaga adalah manusia yang mempunyai perbedaan dalam sikap,
perilaku, motivasi, pendidikan, kemampuan dan pengalaman antara satu individu dengan
individu lainnya. Dengan adanya perbedaan tersebut menyebabkan tiap individu yang
melakukan kegiatan dalam suatu organisasi mempunyai kinerja (perfomance) masing –
masing berbeda.
Dimensi kinerja
Bernardin dan Russel (1993:383) dalam mengukur kinerja karyawan dipergunakan sebuah
daftar pertanyaan yang berisikan beberapa dimensi kriteria tentang hasil kerja. Ada enam
dimensi dalam menilai kinerja karyawan, yaitu :
1. Kualitas (Quality)
Merupakan hasil kerja keras dari para karyawan yang sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan oleh pihak perusahaan sebelumnya. Jika hasil yang dicapai oleh karyawan
tersebut tinggi maka kinerja dari karyawan tersebut dianggap baik oleh pihak perusahaan
atau sesuai dengan tujuannya. Ini berarti merupakan suatu tingkatan yang menunjukkan
proses pekerjaan atau hasil yang dicapai atas suatu pekerjaan mendekati adanya
kesempurnaan.
2. Kuantitas (Quantity)
Merupakan hasil kerja keras dari karyawan yang bisa mencapai skala maksimal yang telah
ditentukan oleh pihak perusahaan.Dengan hasil yang telah ditetapkan oleh perusahaan
tersebut maka kinerja dari para karyawan sudah baik. Jika Quantity merupakan jumlah yang
diproduksi yang dinyatakan dalam nilai mata uang, jumlah unit produk atau jumlah siklus
aktivitas yang telah diselesaikan.
3. Ketepatan Waktu (Timeliness)
Karyawan dapat bekerja sesuai dengan standar waktu kerja yang telah ditetapkan oleh
perusahaan. Dengan bekerja yang sesuai dengan standar waktu yang telah ditentukan maka
kinerja dari karyawan tersebut sudah baik. Dengan timeliness yang merupakan suatu
tingkatan yang menunjukkan bahwa suatu pekerjaan dapat terselesaikan lebih cepat dari
waktu yang telah ditentukan maka kinerja karyawan tersebut sudah baik.
4. Keefektifan Biaya (Cost Effectiveness)
Merupakan penggunaan sumber daya dari karyawan yang digunakan secara optimal dan
efisien. Dengan penggunaan sumber daya yang efisien dan efektif maka akan bisa
mempengaruhi keefektifan biaya yang dikeluarkan oleh pihak perusahaan dan
231 | P a g e
Abang, Nursiani and Fanggidae / JOURNAL OF MANAGEMENT (SME’s) Vol. 7, No.2, 2018, p225-246
Indikator Kinerja
Sedangkan menurut Bernadin ada tiga indikator yang paling efektiv dalam bekerja
diantaranya:
1) Kualitas kerja
Dimana hasil aktivitas yang dilakukan mendekati sempurna dalam arti menyesuaikan
dalam beberapa cara yang ideal dari penampilan aktivitas ataupun memenuhi tujuan yang
diharapkan disuatu aktivitas kualitas kerja diukur dari persepsi karyawan terhadap kualitas
pekerjaan yang dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap ketrampilan dan kemampuan
karyawan.
232 | P a g e
Abang, Nursiani and Fanggidae / JOURNAL OF MANAGEMENT (SME’s) Vol. 7, No.2, 2018, p225-246
2) Kuantitas
Merupakan jumlah yang dihasilkan, dinyatakan dalam istilah seperti jumlah unit, jumlah
siklus aktivitas yang diselesaikan karyawan, dan jumlah aktivitas yang dihasilkan.
3) Ketepatan waktu
Tingkat suatu aktivitas diselesaikan pada awal waktu yang dininginkan dilihat dari sudut
koordinasi dengan hasil output serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas
lain. Ketepatan waktu diukur dari persepsi karyawan terhadap suatu aktivitas yang
diselesaikan diawal waktu sampai menjadi output.
Pengukuran dengan menggunakan persepsi karyawan dalam membina hubungan dengan
perusahaan dan tanggung jawab, loyalitas terhadap perusahaan.
Berdasarkan pendapat diatas, bahwa tenaga kependidikan yang ada di dalam lingkungan
suatu organisasi untuk bekerja, yang memiliki potensi untuk melaksanakan kegiatan
organisasi. Tenaga kependidikan yang dimiliki oleh suatu organisasi untuk menghasilkan
suatu potensi dalam bentuk hasil kerja yang nyata bagi kepentingan organisasi.
233 | P a g e
Abang, Nursiani and Fanggidae / JOURNAL OF MANAGEMENT (SME’s) Vol. 7, No.2, 2018, p225-246
234 | P a g e
Abang, Nursiani and Fanggidae / JOURNAL OF MANAGEMENT (SME’s) Vol. 7, No.2, 2018, p225-246
(Febrina, 2015) yang menunjukan bahwa terdapat hubungan antara beban kerja dengan
kinerja karyawan.
Menurut (Griffiths, 2008), faktor yang berpengaruh dalam risiko terjadinya
penurunan kinerja salah satunya yaitu beban kerja yang tidak sesuai dengan karyawan yang
tersedia. Beban kerja dapat berupa beban kerja kuantitatif maupun kualitatif. Mayoritas
yang menjadi beban kerja pada beban kerja kuantitatif adalah banyaknya pekerjaan yang
harus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sedangkan beban kualitatif adalah tanggung
jawab yang tinggi dalam melakukan pekerjaan. Menurut (Hasibuan, 2016:35), Jika
pekerjaan berat, sukar, beresiko besar, dan rangking jabatan semakin tinggi maka harga
atau gaji semakin besar, tetapi sebaliknya apabila pekerjaan mudah, ringan, risiko kecil,
tanggung jawab kecil, dan ranking jabatan rendah, maka harga atau gaji jabatanya semakin
kecil.
Kerangka berpikir
Beban kerja artinya setiap karyawan melaksanakan tugas pekerjaan yang
dipercayakan untuk dikerjakan dan dipertanggung jawabkan oleh satuan organisasi atau
seorang karyawan tertentu sesuai dengan kemampuan dan kesanggupan sehingga
efektivitas kerja akan berhasil dengan baik.
(Hussain, 2011) menyatakan tekanan beban kerja dapat menjadi positif, dan hal ini
mengarah ke peningkatan kinerja. Beban kerja yang tinggi menjadikan penilaian kinerja
yang dilakukan oleh supervisor menjadi sangat penting, karena berkaitan dengan kinerja
serta besaran bonus yang akan diterima karyawan.
Dalam penelitian ini penulis ingin mengkaji pendapat yang dikemukakan oleh
Manuaba (2000), Beban kerja dengan indikator adalah Faktor internal dan Faktor eksternal,
sementara kinerja karyawan didasarkan pada pendapat Bernadin (2013) indikator kinerja
karyawan terdiri atas : kualitas, kuantitas, ketepatan waktu. Untuk penerapan pada Kantor
Rektorat Undana Kupang sesuai dengan masalah pada objek yaitu dalam penerapan beban
kerja membuat karyawan dituntut untuk mengeluarkan seluruh potensi yang dimiliki.
Berdasarkan kajian teoritis dan kajian empiris, maka model kerangka pemikiran
adalah sebagai berikut:
235 | P a g e
Abang, Nursiani and Fanggidae / JOURNAL OF MANAGEMENT (SME’s) Vol. 7, No.2, 2018, p225-246
Kerangka berpikir
Hipotesis
Berdasarkan kajian empiris yang diperoleh serta didukung oleh penelitian –
penelitian terdahulu yang dapat menggambarkan pengaruh beban kerja terhadap kinerja
karyawan maka dapat dirumuskan hipotesis sementara sebagai berikut:
H0 : Beban Kerja tidak berpengaruh terhadap Kinerja Tenaga Kependidikan Pada Kantor
Rektorat Undana Kupang
Ha : Beban Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja Tenaga Kependidikan
Pada Kantor Rektorat Undana Kupang.
236 | P a g e
Abang, Nursiani and Fanggidae / JOURNAL OF MANAGEMENT (SME’s) Vol. 7, No.2, 2018, p225-246
237 | P a g e
Abang, Nursiani and Fanggidae / JOURNAL OF MANAGEMENT (SME’s) Vol. 7, No.2, 2018, p225-246
Dari tabel di atas maka dapat disimpulkan tiap item dari variabel dinyatakan valid,
dilihat dari Korelasi Pearson tiap item lebih besar dari 0,316. Uji validitas menunjukan
bahwa data layak dianalisis lebih lanjut dalam penelitian ini.
Dari Kedua Variabel yang diteliti, pengujian reliabilitas diatas terlihat nilai alpha
cronbach’s rata-rata diatas 0,60 ini berarti bahwa seluruh variabel dalam penelitian
dinyatakan reliabel, Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa tiap variabel dinyatakan
reliabel, dilihat dari Cronbach’s Alpha lebih besar dari 60, sehingga dapat digunakan dalam
pengujian hipotesis selanjutnya.
bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen. Berikut adalah analisis regresi linear
238 | P a g e
Abang, Nursiani and Fanggidae / JOURNAL OF MANAGEMENT (SME’s) Vol. 7, No.2, 2018, p225-246
sederhana menggunakan SPSS 21. Diperoleh hasil olahan yang dapat dirangkum dalam tabel 4.8
berikut ini :
Y = 17,615+ 0,312X
239 | P a g e
Abang, Nursiani and Fanggidae / JOURNAL OF MANAGEMENT (SME’s) Vol. 7, No.2, 2018, p225-246
1. Menentukan hipotesis
H0 : Beban Kerja tidak berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan
Ha : Beban Kerja berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan
2. Menentukan thitung
Dari tabel coefficient (tabel 4.8) diperolah output t hitung sebesar 4,258
3. Menentukan ttabel
Mencari t tabel dengan derajat kebebasan df= n-k-1 = 39-1-1=37, (n=jumlah data, k=jumlah
variabel bebas/independen)
α=5% = 0,05, pengujian 2 sisi, signifikansi = 0,05/2 = 0,025
maka diperoleh ttabel : 2,026 (lihat tabel t pada lampiran)
4. Kriteria pengujian
Jika t hitung ≥ t tabel maka H0 di tolak, Ha diterima.
Jika t hitung ≤ t tabel, maka H0 di terima, Ha ditolak
5. Membandingkan t hitung dengan t tabel
t hitung (4,258) > t tabel (2,026) maka H0 di tolak, Ha diterima.
6. Kesimpulan
Karena nilai thitung (4,258) > ttabel (2,026) maka H0 ditolak, artinya bahwa Beban Kerja
berpengaruh pada Kinerja tenaga kependidikan.
Pada tabel, nilai t hitung untuk beban kerja sebesar 4,258 sedangkan nilai t tabel
adalah sebesar 2,026 (df= n-k-1 = 39-1-1=37) selain itu nilai signifikannya adalah 0,025
lebih kecil dari alpha (α) 0,05. Karena nilai t hitung ≥ t tabel (4,258 ≥ 2,026) dan nilai
signifikannya lebih kecil dari alpha (α) 0,05 atau (2,026 < 0,05), maka hipotesis pertama
diterima artinya beban kerja berpengaruh terhadap kinerja tenaga kependidikan.
Koefisien Determinasi
Koefisien Determinasi digunakan untuk mengetahui persentase sumbangan pengaruh
variabel independen terhadap variabele dependen.
Dari tabel Model Summary, nilai Koefisien Determinasi R Square (R2) adalah
sebesar 0,329. Hal ini berarti berarti 32,9 % variabel Y (Kinerja Karyawan) dipengaruhi
oleh variabel X (Beban Kerja) sedangkan sisanya (67,1%) dipengaruhi oleh variabel lain
yang tidak dibahas dalam penelitian ini. Berikut ini merupakan perhitungan koefisien
determinasi dengan menggunakan bantuan perangkat lunak SPSS 21.
240 | P a g e
Abang, Nursiani and Fanggidae / JOURNAL OF MANAGEMENT (SME’s) Vol. 7, No.2, 2018, p225-246
241 | P a g e
Abang, Nursiani and Fanggidae / JOURNAL OF MANAGEMENT (SME’s) Vol. 7, No.2, 2018, p225-246
dimana pekerjaan yang terjadi karena pengurangan gerak akan menimbulkan kebosanan
dan rasa monoton. Kebosanan dalam kerja rutin sehari-hari karena tugas atau pekerjaan
yang terlalu sedikit mengakibatkan kurangnya perhatian pada pekerjaan sehingga secara
potensial membahayakan dan menurunkan kinerja tenaga kependidikan.
Tingkat pendidikan yang dimiliki pada tenaga kependidikan telah diperhatikan
dengan baik sehingga beban kerja yang diberikan mampu diselesaikan dengan baik
sehingga tercapainya kinerja seusai dengan tujuan organisasi. Tenaga kependidikan yang
meyakini serta merasa bahwa tugas yang diberikan adalah sebagai tantangan yang harus
dipecahkan meskipun tugas tersebut terlalu berlebihan maka tenaga kependidikan dapat
tetap merasa senang terhadap pekerjaannya. Sebaliknya jika tugas yang berlebihan tersebut
diyakini dan dirasakan sebagai sebuah beban maka lambat laun mereka akan mengalami
kelelahan baik kelelahan fisik maupun mental sehingga dapat menurunkan kinerja.
Sebuah organisasi dituntut untuk mengembangkan cara baru untuk
mempertahankan tenaga kependidikan pada kinerja tinggi serta mengembangkan
potensinya agar memberikan kontribusi maksimal pada kantor rektorat Undana Kupang.
Masalalah sumber daya menusia yang kelihatannya hanya merupakan masalah intern dari
suatu organisasi sesungguhnya mempunyai hubungan yang erat yang diukur dari kinerja.
Kinerja pada dasarnya merupakan tanggung jawab setiap individu yang berkeja dalam
organisasi. Kinerja merupakan cerminan dari kinerja individu dimana apabila setiap
individu bekerja dengan baik, berprestasi, bersemangat dan memberikan kontribusi terbaik
mereka yang merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan organisasi yang telah
ditetapkan
Salah satu bentuk perhatian terhadap tenaga kependidikan yaitu dengan menerapkan
suatu strategi pemberian kompensasi dalam bentuk remunerasi, hal ini dilakukan guna
memacu kinerja dari para tenaga kependidikan. Pemeberian remunerasi merupakan
imbalan yang diberikan kepada tenaga kependidikan berdasarkan grading atau posisi
jabatan dan kinerja yang dihasilkan. Pemberian remunerasi sangat penting bagi tenaga
kependidikan gunan merangsang tenaga kependidikan untuk melakukan pekerjaan melebihi
apa yang diinginkan oleh organisasi. Disamping itu pemberian remunerasi juga berfungsi
sebagai pengargaan dari tenaga kependidikan yang melakukan suatu pekerjaan yang telah
ditetapkan oleh pimpinan.
242 | P a g e
Abang, Nursiani and Fanggidae / JOURNAL OF MANAGEMENT (SME’s) Vol. 7, No.2, 2018, p225-246
243 | P a g e
Abang, Nursiani and Fanggidae / JOURNAL OF MANAGEMENT (SME’s) Vol. 7, No.2, 2018, p225-246
menunjukan bahwa 32,9% kinerja tenaga kependidikan pada Kantor Rektorat Universitas
Nusa Cendana Kupang dipengaruhi oleh beban kerja. sedangkan sisa pengaruh berjumlah
67,1% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Menurut
Wibowo (2012:101) pelaksanaan kinerja akan sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor baik
yang bersumber dari pekerja sendiri maupun yang bersumber dari organisasi. Dari pekerja
sangat dipengaruhi oleh kemampuan atau kompetensinya dan gaya kepemimpinan.
Menurut Gibson (2002:56) mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
karyawan adalah demografi, kompetensi dan psikologi.
244 | P a g e
Abang, Nursiani and Fanggidae / JOURNAL OF MANAGEMENT (SME’s) Vol. 7, No.2, 2018, p225-246
lain yang dapat mempengaruhi kinerja tenaga kependidikan yang telah dibahas dalam
pembahasan yaitu Kompetensi, Motivasi, Disiplin Kerja dan Lingkungan kerja.
DAFTAR RUJUKAN
Astianto,Suprihhadi. 2014. Pengaruh Stres Kerja Dan Beban kerja terhadap kinerja karyawan
PDAM Surabaya. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen Vol. 3 No. 7
Artadi. 2015 Pengaruh Kepuasan Kerja Dan Beban Kerja Terhadap Kinerja Karyawan. Program
Studi Manajemen. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta.
Ghozali, Imam. (2005). Aplikasi Analisis Multivariate dengan SPSS. Semarang: Badan
Penerbit UNDIP.
Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Griffiths, M.D.; Davies, M.N.; Chappell, D. (2004). Demographic factors and playing variables
in online computer gaming. Journal Psychology Division,
Hart, S.G., & Staveland, L.E. (1988). Development of NASA-TLX (Task Load Index) result of
empirical and theoretical research. Amsterdam: North-Holland.
Haryono. (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia Lanjutan. Jakarta : PT. Gramedia. Hal
75
Hasibuan 2016. Manajemen sumber daya manusia. Jakarta : PT. Bumi Aksara Jl. Sawo Raya
No. 18
Keputusan Menteri Pendayagunaan dan Aparatur Negara. 2004. Nomor.
KEP/75/M.PAN/7/2004 tentang Pedoman Perhitungan Kebutuhan Pegawai Berdasarkan
Beban Kerja dalam Rangka Penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil. www.menpan.go.id.
Diakses tanggal 27 Febuari 2015.
Mangkunegara, Anwar Prabu . 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Remaja
Rosdakarya. Bandung.
Mangkunegara, AP. (2004). Manajemen sumber daya manusia perusahaan. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya Offset.
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Remaja
Rosdakarya. Bandung.
Manuaba. 2000. Ergonomi, kesehatan dan Keselamatan Kerja. Dalam : Wigny Osverbroto, S
dan Wiranto, SE, Eds, Procendings Seminar Nasional Ergonomi. PT Guna Widya,
Surabaya. Artikel Jurnal (11 September 2015)
Munandar, A. S. 2001. Stres dan Keselamatan kerja “Psikologi Industri dan Organisasi. Penerbit
Universitas Indonesia.
Munandar, 2010. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta : UI Press
Munandar, S. Ashar. 2011. Psikologi Industri dan organisasi. Jakarta: (UI Press) Penerbit
Universitas indonesia.
Muslimah. (2015), Hubungan beban kerja dengan kinerja perawat. Akultas keperawatan,
Universitas Andalas.
Mathis, Robert L. Jackson, John H. (peng. bers.); Sadeli, Jimmy (penterj.);Hie,Bayu
Prawira (penterj.bers.). 2001. Manajemen sumber daya manusia buku I. Jakarta:Salemba
Empat.
Prahastari. 2011 Pengaruh Beban Kerja Dan komunikasi Terhadap Motivasi Serta Dampaknya
Pada Kinerja Karyawan. Bank Jateng Cabang Utama Semarang
Permendagri. 2008. Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2008.
www.depdagri.go.id. Diakses tanggal 20 Febuari 2015.
245 | P a g e
Abang, Nursiani and Fanggidae / JOURNAL OF MANAGEMENT (SME’s) Vol. 7, No.2, 2018, p225-246
Purbaninggrat Yo . Ida Bagus Ketut Surya . Pengaruh Beban Kerja Terhadap Kepuasan Kerja
Dengan Stres Kerja Sebagai Variabel Mediasi. E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 4,No. 5, 2015 :
1149-1165
Putra. 2012. Analisih Pengaruh Beban Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Divisi Marketing Dan
Kredit PT. Wom Finance Cabang Depok
Setiawan. 2016, Pengaruh Beban Kerja Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Keryawan.
Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri. Yogyakarta.
Sha, Syed Saad Hussain, et al. 2011. Workload and Performance of Employees. “Interdiscplinary
Journal of Contemporary Research in Bussines Vol 3, No. 5 September 200 (online)”,
(http;//journal-archieves8.webs.com/256-267.pdf Diakses 23 Pebuari 2013)
Sinambela, 2012. Kinerja Pegawai: Teori, Pengukuran dan Implikasinya. Yogyakarta: Graha
Ilmu
Sinambela. 2017. Sumber daya manusia -- Manajemen. Cetakan Ke-2. Jakarta : Bumi Askara
Sugiyono. (1999). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfa Beta.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfa Beta.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Cetakan Ke-13. Penerbit
Alfabeta. Bandung.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Penerbit Alfabeta.
Bandung.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Penerbit Alfabeta.
Bandung.
Tarwaka, (2011). Ergonomi Industri. Solo: Harapan Press
Warr, P. 2001. Psychology At Work. 5ᵀᴴ Ed. Penguin Books. England.
Wibowo. (2007). Manajemen Kinerja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Wibowo. 2012. Manajemen Kinerja. Cetakan ke-6 Jakarta : PT Rajagrafindo Persada.
Yusuf. 2016. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, & penelitian gabungan. Cetakan ke 3 Jl.
Tambra Raya No. 23 Rawamangun. Jakarta
246 | P a g e