Ilmu Administrasi Negara Universitas Slamet Riyadi Surakarta
Ilmu Administrasi Negara Universitas Slamet Riyadi Surakarta
Ilmu Administrasi Negara Universitas Slamet Riyadi Surakarta
By :
The purpove of this research is to know the level of quality of health service in the health
Gondangrejo, Gondangrejo District, Karanganyar Regency. Researchers use research approach was
qualitative. Qualitative methods are descriptive. Data types and sources of data that researchers use are
primary data and secondary data with techniques of data and collecting through interviews to the patient
and the medical officer at the health Gondangrejo, as well as survey directly to obtain the required data is
data about how the quality of health services tn the health Gondangrejo. The method of collecting
informants researchers use is purposive sampling with informan 1 person administrative sub division
chair, 1 person nurse, 2 person midwife, 1 person chairman the ER, 1 person doctor, 1 officer and 18 man
pharmacists patients.
The results of research on the quality of health services in the health Gondangrejo, Gondangrejo
District, Karanganyar Regency, measured using the 5 public service quality indicator : Tangibles,
Reliability, Responsiveness, Assurance, and Empaty.
The ministry of public health conducted by the gondangrejo’ve been effective because it was
getting a good asseaament indicators are used, this is indicated by the quote the results of interviews with
researchers patients and some medical officer in the health Gondangrejo. These five indicators of the
quality of service that has already been examined by researchers, based on the results of interviews
indicate that the quality of health services provided is already “ GOOD” and as expected by the patients.
1
KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS GONDANGREJO
KECAMATAN GONDANGREJO KABUPATEN KARANGANYAR
Oleh :
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas pelayanan kesehatan di Puskesmas
Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar. Pendekatan penelitian yang peneliti gunakan adalah kualitatif.
Dengan metode kualitatif yang bersifat deskriptif. Jenis data dan sumber data yang peneliti gunakan
adalah data primer dan data sekunder dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara kepada pasien
dan para petugas medis di Puskesmas Gondangrejo, serta survey langsung untuk memperoleh data-data
yang diperlukan tentang bagaimana kualitas pelayanan kesehatan di Puskesmas Gondangrejo. Tehnik
pengumpulan informan yang peneliti gunakan adalah Purposive Sampling dengan informan 1 orang
Ketua Sub Bagian Tata Usaha, 1 orang Perawat, 2 orang bidan, 1 orang ketua UGD, 1 orang dokter, 1
orang bagian apoteker, 18 orang pasien.
Hasil Penelitian terhadap kualitas pelayanan kesehatan di Puskesmas Gondangrejo, Kecamatan
Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar, diukur dengan menggunakan 5 indikator kualitas pelayanan
publik yakni Bukti Langsung (Tangibles), Kehandalan (Reliability), Daya Tanggap (Responsiveness),
Jaminan (Assurance), dan Empati (Empaty).
Pelayanan yang dilakukan oleh Puskesmas Gondangrejo sudah efektif karena sudah
mendapatkan penilaian yang baik dari pasien-pasiennya, berdasarkan kelima indikator penilaian yang
digunakan, hal ini ditunjukan dengan kutipan hasil wawancara peneliti dengan pasien dan beberapa
petugas medis di Puskesmas Gondangrejo. Kelima indikator kualitas pelayanan yang sudah diteliti oleh
peneliti, berdasarkan hasil wawancara menunjukan bahwa kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan
sudah baik dan sesuai dengan yang diharapkan oleh pasiennya.
2
Pendahuluan
Menurut Undang-undang Nomor 25 tahun 2009 tentang pelayanan publik, pelayanan publik
adalah Undang-Undang yang mengatur tentang prinsip-prinsip pemerintahan yang baik yang
merupakan efektivitas fungsi-fungsi pemerintahan itu sendiri. Pelayanan publik yang dilakukan oleh
pemerintahan atau korporasi yang efektif dapat memperkuat demokrasi dan hak asasi manusia,
perlindungan lingkungan, bijak dalam pemanfaatan sumber daya alam, memperdalam kepercayaan
Negara berkewajiban melayani setiap warga negara dan penduduk untuk memenuhi hak dan
kebutuhan dasar dalam kerangka pelayanan publik yang merupakan amanat Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, membangun kepercayaan masyarakat atas pelayanan publik
yang dilakukan penyelenggara pelayanan publik merupakan kegiatan yang harus dilakukan seiring
dengan harapan dan tuntutan seluruh warga negara dan penduduk tentang peningkatan pelayanan
publik.
Sebagai upaya untuk mempertegas hak dan kewajiban setiap warga negara dan penduduk
serta terwujudnya tanggung jawab negara dan korporasi dalam penyelenggaraan pelayanan publik,
diperlukan norma hukum yang member pengaturan secara jelas, sebagai upaya untuk meningkatkan
kualitas dan menjamin penyediaan pelayanan publik sesuai dengan asas-asas umum pemerintahan
dan korporasi yang baik serta untuk member perlindungan bagi setiap warga negara dan penduduk
Pembangunan nasional dalam pelaksanaanya tidak terlepas dari Sumber Daya Manusia
(SDM) dimana manusia adalah motor penggerak dalam pembangunan dan merupakan sasaran dari
Dalam mencapai tujuan nasional seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945
3
pembangunan yang menyeluruh terarah dan terpadu.Upaya pembangunan ini diharapkan dapat
mewujutkan suatu tingkat kehidupan masyarakat secara optimal, termasuk peningkatan kesehatan.
Tujuan pembangunan kesehatan sebagai komitmen nasional dapat dilihat pada pasal 3
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara
keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang
untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Setiap orang berhak untuk memperoleh pelayanan
kesehatan, oleh karena itu setiap elemen masyarakat baik individu, keluarga, berhak memperoleh
menyelenggarakan dan mengawasi penyelengaraan kesehatan secara merata dan terjangkau oleh
masyarakat.
Manusia adalah faktor kunci keberhasilan dari suatu pembangunan. Untuk menciptakan
manusia yang berkualitas diperlukan suatu derajat kesehatan manusia yang prima sehingga dalam hal
kesehatannya. Salah satu fasilitas kesehatan yang banyak dimanfaatkan masyarakat adalah
Puskesmas. Sebagai ujung tombak pelayanan dan pembangunan kesehatan di Indonesia maka
Puskesmas perlu mendapatkan perhatian terutama berkaitan dengan mutu pelayanan kesehatan
Puskesmas sehingga dalam hal ini Puskesmas terlebih pada Puskesmas yang dilengkapi dengan unit
rawat inap dituntut untuk selalu meningkatkan keprofesionalan dari para pegawainya serta
4
meningkatkan fasilitas/sarana kesehatannya untuk memberikan kepuasan kepada masyarakat
Dalam penelitian ini, peneliti mencoba melakukan pengukuran mengenai kualitas pelayanan
peneliti memilih Puskesmas Gondangrejo sebagai obyek penelitian karena Puskesmas Gondangrejo
Berdasarkan standar yang telah ditetapkan seorang dokter gigi seharusnya dibantu oleh 2
orang perawat gigi, tetapi dalam kenyataan di Puskesmas Gondangrejo hanya ada 1 orang perawat
gigi. Selain itu Puskesmas Gondangrejo hanya memiliki seorang analis padahal dibutuhkan 2 orang
analis. Puskesmas Gondangrejo juga hanya memiliki 6 Bidan, sedangkan seharusnya jumlah bidan
Jumlah obat generik yang tersedia belum mampu mencukupi kebutuhan yang ada sedangkan
Pada bangunan fisik terlihat bahwa di Puskesmas Gondangrejo pada ruang tunggu masih
kekurangan kursi untuk pasien, fasilitas ruang rawat inap hanya terdapat 8 tempat tidur dan hanya di
pisahkan dengan triplek dan korden penutup depan saja, dengan pendingin ruangan hanya ada 2 kipas
angin.
Adanya unit pelayanan rawat inap ini tentunya akan menambah beban kerja dari Puskesmas
keprofesionalan dari para pegawainya serta meningkatkan fasilitas/sarana kesehatan yang ada karena
untuk menyelenggarakan Unit Rawat Inap bagi sebuah Puskesmas bukan suatu hal yang mudah dan
5
membutuhkan komitmen dari segenap elemen-elemen di dalam Puskesmas Gondangrejo untuk
Kerangka Teori
1. Teori Kualitas.
Menurut Kotler (2005 : 57) mendefinisikan kualitas adalah keseluruhan kualitas suatu
produk atau pelayanan yang berpengaruh pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan
yang dinyatakan atau tersirat. Berdsarkan pengertian diatas dapat diketahui bahwa suatu barang
atau jasa akan dinilai bermutu dan berkualitas apabila dapat memenuhi ekspektasi konsumen akan
nilai produk yang di berikan kepada konsumen tersebut. Mutu atau kualitas dapat diartikan
2. Teori Pelayanan.
Menurut Moenir (2005 : 47) menjelaskan bahwa pelayanan adalah proses pemenuhan
Menurut Parangin Angin (2001 : 38) mengatakan bahwa pelayanan merupakan suatu
proses keseluruhan dari pembentukan citra perusahaan, baik melalui media berita, membentuk
budaya perusahaan secara internal, maupun melalui komunikasi tentang pandangan perusahaan
Dalam konteks pelayanan publik menurut Monier dalam Kurniawan (2005 : 7) adalah
kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan landasan faktor material
melalui sistem, prosedur dan metode tertentu dalam usaha memenuhi kepentingan orang lain
sesuai dengan haknya. Pemberial pelayanan publik oleh aparatur pemerintah kepada masyarakat
sebenarnya merupakan implikasi dari fungsi aparat negara sebagai pelayanan masyarakat.
Kualitas pelayanan menurut J Supranto (2006 : 226), adalah sebuah hasil yang harus
dicapai dan dilakukan dengan sebuah tindakan. Namun tindakan tersebut tidak berwujud dan
6
mudah hilang, namun dapat dirasakan dan mudah diingat. Dampaknya adalah konsumen dapat
lebih aktif dalam proses mengkonsumsi produk dan jasa suatu perusahaan.
Menurut Fandy Tjiptono (2005), kualitas pelayanan adalah suatu keadaan dinamis yang
berkaitan erat dengan produk, jasa, sumber daya manusia, serta proses dan lingkungan yang
setidaknya dapat memenuhia tau malah dapat melebihi kualitas pelayanan yang diharapkan.
Menurut Tjiptono, definisi kualitas pelayanan ini adalah upaya pemenuhan kebutuhan yang
dibarengi dengan keinginan konsumen serta ketepatan cara penyampaian agar dapat memenuhi
Kualitas pelayanan memiliki beberapa dimensi atau unsure kualitas pelayanan. Unsur-
unsur kualitas pelayanan merupakan hasil temuan penelitian dari kualitas pelayanan yang
disampaikan oleh Zeithamal, Parasuraman, dan Berry dalam Hardiansyah (2011 : 46). Sebagai
tokoh yang menulis tentang pengukuran kualitas pelayanan, Parasuraman mencetuskan dimensi
Servqual.Dimensi ini dibuat untuk mengukur kualitas pelayanan dengan menggunakan suatu
kuisioner.Teknih servqual dapat mengetahui seberapa besar jarak harapan pelanggan dengan
1) Tangibles
2) Reliability
3) Responsiveness
4) Assurance
5) Empathy
diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan
7
Sedangkan menurut Soekidjo Notoadmojo (2007 : 97) pelayanan kesehata adalah sub
(pemulihan) kesehatan perorangan, kelompok keluarga atau masyarakat dan lingkungan. Maksud
dari sub sistem disini adalah sub sistem dalam pelayanan kesehatan adalah meliputi : input,
7. Teori Puskesmas.
fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata
dapata diterima dan terjangkau oleh masyarakat, dengan peran serta aktif masyarakat dan
menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya
yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan yang
Masih menurut Departemen Kesehatan (2011), Puskesmas adalah unit pelaksana teknis
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan menggunakan jenis penelitian diskriptif kualitatif dengan metode
studi kasus. metode studi kasus (case study method)yaitu suatu pendekatan penelitian yang
penelaaahannya diarahkan pada satu kasus secara intensif, mendetail dan mendalam. dengan
Karanganyar, dengan objek yang diteliti adalah kualitas pelayanan kesehatan di puskesmas Gondangrejo
dan subjeknya beberapa petugas medis dan para pasien yang ada di puskesmas Gondangrejo.
8
Sedangkan untuk penentuan informan itu sendiri menggunakan teknik purposive sampling
pengambilan sample didasarkan atas tujuan tertentu (orang yang dipilih betul-betul memiliki kriteria
sebagai sampel). Informan ini di butuhkan untuk mengetahui kondisi yang sesuai dengan Kualitas
Kesehatan di Puskesmas Gondangrejo, yang dalam hal ini sebagai informan pertama atau informan kunci
yang paling sesuai adalah Ibu Suprapti, S.Sos, selaku kepala sub bagian tata usaha. Adapun kriteria
informan yang ditunjuk atau dipilih dalam penelitian ini adalah informan yang :
1. Subyek/Orang yang beraktivitas dalam kesehariannya dilingkungan/obyek yang peneliti pilih dalam
2. Subyek/Orang yang menjadi pengelola pasar dan pengguna layanan pasar kecamatan purwantoro
3. Subyek/Orang yang diambil sebagai informan benar-benar merupakan subjek yang paling sesuai
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan 3 cara: pertama, Wawancara adalah
metode pengumpulan data yang dilakukan peneliti dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara
pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai. Wawancara dalam penelitian ini dalam
bentuk wawancara yang mendalam dengan menggunakan kerangka atau daftar pertanyaan sebagai
pedoman wawancara mengenai apa yang ingin ditanyakan, hal ini dilakukan supaya lebih mudah dan
terarah. Kedua, Observasi merupakan metode penelitian dimana peneliti melakukan pengamatan secara
langsung pada obyek penelitian, yang mana dalam Observasi yang digunakan oleh peneliti adalah
observasi terus terang atau tersamar. Ketiga, Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data yang
dilakukan dengan mengumpulkan beberapa sumber data yang digunakan untuk melengkapi penelitian,
baik berupa sumber tertulis, tulisan peneliti mengenai hasil wawancara, film, gambar (foto), dan dokumen
lainnya.
9
Hasil dan Pembahasan Penelitian
Adapun kerangka pikir yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan indikator
milik Zeithmal, Parasuraman, dan Berry dalam Hardiansyah (2011 : 46) maka kerangka piker dapat
INDIKATOR
Tangible ( berwujud)
Reliabeility (kehandalan)
PELAYANAN KESEHATAN Responsiviness (ketanggapan) KUALITAS PELAYANAN
Assurance (jaminan)
Emphaty (empati)
Dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa kualitas pelayanan kesehatan di puskesmas
Gondangrejo secara garis besar sudah baik dan sesuai dengan harapan pengguna layanan dalam hal ini
pasien puskesmas Gondangrejo. Adapun beberapa indikator kinerja yang digunakan menunjukkan hasil
sebagai berikut :
1. Bukti langsung (Tangible) yaitu, sebagai fasilitas yang dapat dilihat digunakan Puskesmas dalam
upaya memenuhi kepuasan pasien, seperti gedung Puskesmas, peralatan kesehatan, penambilan
Indikator ini mencakup bagaimana fasilitas yang dapat dilihat di Puskesmas tersebut dalam
memberikan pelayanan guna untuk memberikan kepuasan kepada pasien. Indikator ini merupakan
bentuk bukti nyata dari apa yang ada di Puskesmas, mengenai fasilitas yang mencukupi untuk
memberikan yang terbaik kepada pasien agar pasien tersebut merasa puas dengan apa yang mereka
dapatkan. Dalam indikator ini penilaian peneliti meliputi kondisi bangunan, kondisi ruang tunggu,
Dari petanyaan-pertanyaan yang sudah peneliti tanyakan baik kepada pasien ataupun kepada
para tenaga medis di sana mengenai indikator Tangibles atau keadaan fisik baik fasilitas bangunan,
ruang tunggu, wc, ketersediaan air, kelengkapan peralayan medis sampai dengan penampilan para
10
tenaga medis disana di nilai sudah BAGUS, meskipun ada sedikit yang harus ditingkatkan lagi seperti
2. Indikator yang kedua yaitu Kehandalan (Reliability), yaitu kemampuan memberikan pelayanan
kepada pelanggan sesuai dengan yang diharapkan, seperti kemampuan dalam menepati janji,
Indikatot ini untuk mengukur bagaimana pelayanan yang telah diberikan oleh puskesmas
kepada pasiennya, apakah sudah sesuai dengan standar yang ada atau sudah sesuai dengan yang
diharapkan oleh pasien. Dalam hal ini peneliti mewawancarai beberapa pegawai puskesmas dan
Dalam hal ini, kehandalan yang dimaksut adalah bagaimana kemapuan Puskesmas dalam
memberikan pelayanan kepada pasien sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pasien.
Untuk mengetahui hal tersebut, peneliti merumuskan beberapa pertanyaan yang peneliti
tujukan untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang peneliti buat, pertanyaan itu
meliputi ketelitian dan ketepat waktuan pelayanan yang diberikan petugas medis kepada pasiennya,
membantu permasalahan yang dialami oleh para pasiennya, memberi informasi yang dibutuhkan oleh
pasiennya dan memberi jawaban yang dapat memuaskan dan meyakinkan pasien-pasiennya.
Dari petanyaan-pertanyaan yang sudah peneliti tanyakan baik kepada pasien ataupun kepada
para tenaga medis di sana mengenai indikator Reability atau kehandalan mulai dari memberikan
pelayanan dengan tepat waktu, membantu pasien yang sedang dalam kesusahan, dokter-dokter
memberitahu diaknosis ayau jenis penyakit dengan baik dann benar kepada para pasiennya, petugas
apoteker juga memberii tahuu cara mengkonsumsi obat-obatanya, sampai memberikan informasi
kepada para pasien sebelum mendapatkan pemeriksaan disana di nilai sudah BAGUS, meskipun ada
sedikit yang harus ditingkatkan lagi seperti meningkatkan kualitas pelayanan sehingga waktu
pelayanan akan lebih cepat. Jadi tidak ada pasien yang komplen atau merasa tidak puas.
11
3. Daya Tanggam (Responsiveness), yaitu sebagai sikap tanggap, mau mendengarkan dan merespon
pasien dalam upaya memuaskan pasien, misalnya : mampu memberikan informasi secara benar dan
tepat, tidak menunjukkan sikap sok sibuk dan mampu memberikan pertolongan dengan segera.
Dalam indikator tentang daya tanggap, bagaimana sikap pegawai atau dokter terhadap
pasien, apakan Puskesmas Gondangrejo ini cekat dalam menangani pasien dan mampu menunjukkan
sikap terbaiknya kepada setiap pasien yang datang. Maka peneliti memutuskan untuk melakukan
wawancara dengan beberapa pasien dengan memegang panduan wancara meliputi, daya tanggap
petugas medis dalam memberikan bantuan, para petugas melakukan bantuan dengan cepat dan tepat,
Dari petanyaan-pertanyaan yang sudah peneliti tanyakan kepada para pasien yang ada di
sana mengenai indikator Responsiveness atau daya tanggap para petugas medis kepada para
pasiennya mulai dari para petugas medis tanggap dalam memberikan pelayanan kepada pasiennya,
memberikan tindakan medis dengan cepat dan tepat sampai menerima pasien dan memebrikan
pelayanan pasien dengan baik dan ramah, menurut peneliti disana di nilai sudah BAGUS.
4. Jaminan (Assurance), yaitu kemampuan karyawan dalam menimbulkan kepercayaan dan keyakinan
Dalam indikator ini, tentang jaminan yaitu bagaimana kemampuan pegawai atau perawat
dalam menimbulkan kepercayaan dan keyakinan pasien dengan melalui pengetahuan dokter,
kesopanan dalam melayani serta menghargai perasaan pasien yang datang ke Puskesmas tersebut.
Dalam hal ini, peneliti melakukan wawancara kepada pegawai, perawat dan beberapa pasien
Puskesmas untuk melihat apakah jaminan Puskesmas sudah memuaskan atau belum.
Untuk lebih menjabarkan tentang indikator ini maka peneliti mempunyai beberapa
pertanyaan yang peneliti gunakan sebagai panduan wawancara, pertanyaan mengenai : diagnosis yang
dilakukan petugas, catatan medis, kelengkapan peralatan medis, dan kenyamanan yang didapatkan
12
Dari petanyaan-pertanyaan yang sudah peneliti tanyakan kepada para pasien dan para
petugas medis yang ada di sana mengenai indikator Assurance atau jamina yang diberikan para
petugas medis kepada para pasiennya mulai dari kemampuan dokter dan bidan dalam memberikan
diagnosis dengan benar serta menjawab pertanyaan-pertanyaan pasiennya dengan meyakinkan, para
petugas medis memiliki catatan medis atau rekam medis dari setiap pasien-pasien yang datang
berobat kesana, kemudian ketersediaan dan kelengkapan 0bat-obtan dan beralatan medis disana, serta
pelayanan yang diberikan dengan sepenuh hati sehingga membuat pasien merasa aman dan nyaman
untuk berobat diisanan, menurut peneliti disana di nilai sudah BAGUS, tetapi ada yang perlu
ditambah seperti melengkapi peralatan medis yang belum ada sehingga jika ada pasien yang
membutuhkan perawatan lebih lanjut tidak perlu dirujuk kerumah sakit besar, karena mengingat
rumah sakit besar yang selalu penuh dengan pasien-psien. Jadi diharapkan jika puskesmas
melengkapi peralatan-peralatan medis dan fasilitas, puskesmas bisa menjadi alternatif pilihan jika
5. Empati (Emphaty), yaitu kemapuan atau kesediaan karyawan memberikan perhatian yang bersifat
pribadi, seperti bersikap ramah, memahami kebutuhan pasiennya dan peduli kepada pasiennya.
Dalam indikator yang terakhir ini, mengenai empati yaitu tentang kemampuan dan kesediaan
pegawai, pperawat dan dokter di Puskesmas Gondangrejo dalam memberikan perhatian kepada
pasiennya, sikap perawat kepada pasien, serta kepedulian perawat atau dokter terhadap pasiennya,
Untuk mengetahui hal tersebut, peneliti membuat beberapa pertanyaan untuk lebih
mengetahui lebih lanjut yang berkaitan dengan indikator empati ini, berikut adalah beberapa
pertanyaan yang peneliti buat sebagai panduan mengenai, apakah petugas menerima keluhan pasien
dengan baik, memberikan bantuan dan pelayanan dengan sungguh-sungguh, sikap ramah dan sopan
yang diberikan oleh para petugas medis kepada pasiennya, dan pelayanan sesuai dengan harapan
pasien.
13
Dari petanyaan-pertanyaan yang sudah peneliti tanyakan kepada para pasien yang ada di
sana mengenai indikator Emphaty atau empati dari petugas medis untuk para pasiennya mulai dari
tenaga medis yang mendengarkan dan menerima keluhan atau komplen dari pasiennya, perawat yang
memberikan perhatiannya dengan sungguh-sungguh, keramahan dan sopan santun para petugas medis
kepada pasiennya dan pelayanan yang dilakukan sesuai dengan yang diharapkan dari pasiennya atau
tidak, menurut peneliti disana di nilai sudah BAGUS. Sikap empati perawat dan dokter di Puskesmas
Gondangrejo sudah bagus atau dapat dikatakan sudah memenuhi standar dalam memberikan
pelayanan. Sikap perawat dan dokter yang ramah dan sopan serta murah senyum dalam memberikan
pelayanan kepada pasiennya dapat memuaskan pasien yang datang dan di rawat di Puskesmas
Gondangrejo.
Kesimpulan.
Kabupaten Karanganyar, sesuai dengan hasil wawancara peneliti dengan beberapa informan di
Puskesmas Gondangrejo berdasarkan indikator-indikator yang diteliti dapat dikatakan bahwa Kuatilas
Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Gondangrejo sudah Bagus. Karena sudah sesuai dengan yang
diharapkan oleh pasien dan sudah dapat memuaskan keinginan para pasiennya.
Daftar Pustaka
Buku
Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran. Edisi 11 Jilid 1 dan 2 Pemasaran. Jakarta: PT. Indeks
Gramedia
Perangin Angin, Loina. 2001. Hubungan Masyarakat Membina Hubungan Baik Dengan Publik.
Soekidjo Noto Admojo. 2007. Kesehatan masyarakat Ilmu Dan Seni. Jakarta:Bineka Chipta
14
Supranto J.2006. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan Cetakan Ketiga. Jakarta: Rineka Chipta
Sumber Lain
Jurnal
Manisha Nair, D.Phil. a, *, 1, Valentina Baltag, Ph.D. b, 1, Krishna Bose, Ph.D. b, 2015, Meningkatkan
a, b Universitas Durres "Aleksander Moisiu", Durres 2000, Albania, "Aldo Moro", Bari
Penilaian Kualitas Layanan di Sektor Perawatan Kesehatan Khusus Rumah Sakit Umum Durres.
Webside
http://www.sciencedirect.com
15