Pengaruh Kepuasan Kerja Dan Komitmen Organisasi Terhadap Turnover Intention
Pengaruh Kepuasan Kerja Dan Komitmen Organisasi Terhadap Turnover Intention
Pengaruh Kepuasan Kerja Dan Komitmen Organisasi Terhadap Turnover Intention
Abstrak
Turnover intention merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari oleh suatu perusahaan dan sangat
merugikan perusahaan karena banyak waktu serta biaya yang terbuang untuk menyeleksi dan mentraining
karyawan baru. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti merasa perlu untuk mengembangkan penelitian-
penelitian sebelumya, sehingga peneliti mengambil tiga variabel yaitu kepuasan kerja, komitmen organisasi
dan turnover intention dengan menggunakan 162 kuesioner. Data yang diperoleh diolah dan dianalisis
menggunakan alat uji statistik SPSS. Hasil pengujian menunjukkan kepuasan kerja tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap turnover intention namun komitmen organisasi berpengaruh signifikan terhadap turnover
intention. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa turnover intention karyawan
dipengaruhi oleh tingkat komitmen organisasinya, oleh karena itu perusahaan harus mempertahankan dan
meningkatkan komitmen organisasi karyawannya.
Abstract
Turnover is one of the problem can’t be avoided all the companies due to those are being affect to company
expenses such involve for hiring new manpower and wasting time for . Based on the problem is being faced ,
The researcher is initiatively to develop a research on previously within three great methods , they are : work
satisfaction , organization's commitment and intensity of turnover which is use 162 questioners . The datas
have been received from the several people will be analyzed using SPSS statistic measurement. The result show
that work satisfaction did not significantly affect to turnover intention .But, organization commitment gives a
big deal for turnover intention. So, based on the researching we could make a conclusion for turnover intention
was affected how much the company put an effort for the commitment in organization. However the company
should keep in maintenance of the commitment in organization and make continuous improvement.
105 | Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis | Vol. 5 No. 1, July 2017, 105-110 | E-ISSN: 2548-9836
perusahaan tersebut. Terhadap kinerja berarti jika komitmen organisasi merefleksi loyalitas karyawan
perputaran karyawannya tinggi, maka dapat pada organisasi dan proses berkelanjutan dimana
mengganggu proses kinerja perusahaan. Terhadap anggota organisasi mengekspresikan perhatiannya
biaya, semakin tinggi perputaran karyawan maka terhadap organisasi dan keberhasilan serta kemajuan
semakin tinggi pula biaya yang akan dikeluarkan yang berkelanjutan.
perusahaan, baik untuk merekrut maupun untuk Meyer dan Allen, dalam buku (Luthans, 2006)
mentrainingnya. menyebutkan ada tiga dimensi dalam komitmen
Untuk itu perusahaan harus mengetahui faktor apa organisasi, yaitu: (1) Komitmen afektif yaitu
saja yang membuat karyawan ingin berpindah dari keterikatan emosional karyawan, identifikasi dan
perusahaan tersebut. Berdasarkan permasalahan keterlibatan dalam organisasi. (2) komitmen
tersebut, maka dapat dirumuskan pertanyaan kelanjutan adalah komitmen berdasarkan kerugian
penelitian sebagai berikut: (a) Bagaimanakah yang berhubungan dengan keluarnya karyawan. Hal
pengaruh antara kepuasan kerja terhadap turnover ini mungkin karena kehilangan senioritas atas
intention, (b) Bagaimanakah pengaruh antara promosi atau benefit. (3) komitmen normatif adalah
komitmen organisasi terhadap turnover intention. perasaan wajib untuk tetap berada dalam organisasi
karena memang harus begitu (Tindakan tersebut
merupakan hal benar yang harus dilakukan).
2. KERANGKA TEORI
106 | Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis | Vol. 5 No. 1, July 2017, 105-110 | E-ISSN: 2548-9836
c. Sikap selalu memiliki objek kerja mempunyai hubungan yang signifikan
Artinya selalu mempunyai sesuatu hal yang terhadap turnover intention. Hal ini menunjukkan
dianggap penting.Objek sikap dapat berupa konsep jika kepuasan kerja yang dirasakan tinggi, maka
abstrak seperti konsumerisme atau berupa sesuatu turnover intention akan rendah .
yang nyata.
d. Sikap merupakan proses yang dipelajari Pengaruh komitmen organisasi dan turnover
Artinya sikap dibentuk dari pengalaman individu intention
terhadap realitas, dimana pengalaman tersebut Komitmen berkelanjutan mempunyai hubungan
dapat bersifat langsung maupun tidak langsung. dengan turnover intention, karena terkait dengan
Icek Ajzen dan Martin Fishbein dalam Brehm dan biaya yang dikeluarkan (Cohen dan Ronit,
Kassin (1990) mengemukakan Teori Tindakan 2007).Hasil penelitian yang dilakukan oleh Warner
Beralasan (theory of reasoned action) yang (2001) menyatakan bahwa ada hubungan yang
menyatakan bahwa sikap mempengaruhi perilaku positif antara komitmen organisasi dan turnover
lewat suatu proses pengambilan keputusan yang intention.Artinya jika komitmen tinggi maka
teliti dan beralasan dan dampaknya terbatas hanya turnover intention rendah.
pada tiga hal ; pertama, perilaku tidak banyak
ditentukan oleh sikap umum tapi oleh sikap yang 2.5 Hipotesis
spesifik terhadap sesuatu. Kedua, perilaku Kepuasan kerja merupakan perasaan atas hasil dari
dipengaruhi tidak hanya oleh sikap tapi juga oleh pekerjaan yang telah dicapai. Menurut hasil
norma-norma objektif (subjective norms) yaitu penelitian yang dilakukan oleh Mahdi et al (2012)
keyakinan kita engenai apa yang orang lain menyatakan bahwa terrdapat hubungan yang kuat
inginkan agar kita perbuat. Ketiga, sikap terhadap antara kepuasan kerja dan turnover intention.
suatu perilaku bersama norma-norma subjektif Penelitian lain yang dilakukan oleh Gishelle et al
membentuk suatu intensi atau niat berperilaku (2001) menunjukkan bahwa kepuasan kerja
tertentu. Teori perilaku beralasan diperluas dan cenderung meningkat jika gaji meningkat. Hal ini
dimodifikasi oleh Ajzen (1988) dan dinamai Teori sesuai dengan Equity Theory yang menyatakan
Perilaku Terencana, inti dari teori ini mencakup bahwa kepuasan kerja tergantung pada keadilan
tiga hal yaitu; keyakinan tentang kemungkinan yang dirasakan oleh karyawan. Berdasarkan teori
hasil dan evaluasi dari perilaku tersebut (behavioral dan hasil penelitian sebelumnya, maka diajukan
beliefs), keyakinan tentang norma yang diharapkan hipotesis sebagai berikut:
dan motivasi untuk memenuhi harapan tersebut H1: Kepuasan kerja memiliki pengaruh
(normative beliefs), serta keyakinan tentang adanya terhadap turnover intention.
faktor yang dapat mendukung atau menghalangi Komitmen organisasi adalah keadaan seseorang
perilaku dan kesadaran akan kekuatan faktor untuk menilai sejauh mana prinsip dan tujuannya
tersebut (control beliefs) (www.academia.edu). sesuai dengan prinsip dan tujuan perusahaan. Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Holland (1992)
2.4Pengembangan Hipotesis menunjukkan bahwa ada hubungan antara
Pengaruh kepuasan kerja dan komitmen organisasi komitmen organisasi terhadap turnover intention.
Pada dasarnya ketika seseorang telah memutuskan Dari penjelasan tersebut maka diajukan hipotesis
untuk bergabung dengan organisasi tertentu, berarti sebagai berikut:
mereka telah berkomitmen terhadap organisasi H2: Komitmen organisasi memiliki pengaruh
tersebut. Seiring berjalannya waktu ketika mereka terhadap turnover intention.
telah merasakan puas atau tidak puas terhadap
pekerjaannya baik dari segi gaji, kondisi kerja
ataupun pekerjaan itu sendiri akan mempengaruhi
komitmen organisasinya. Seperti penelitian yang
telah dilakukan oleh Despandhe et al.(2013)
menyebutkan bahwa kepuasan kerja mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap komitmen
organisasi.
108 | Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis | Vol. 5 No. 1, July 2017, 105-110 | E-ISSN: 2548-9836
Berdasarkan hasil olahan data, maka dapat tingkat turnover intention yang akan terjadi, serta
dirumuskan persamaan regresi linear berganda mampu menjadi rujukan untuk pengambilan
sebagai berikut: keputusan terkait kebijakan-kebijakan yang akan
Y = 14,155 + (-0,035)X1 + (-0,181)X2 dikeluarkan perusahaan untuk karyawannya.
Interpretasi dari hasil tersebut adalah nilai Berdasarkan hasil yang diperoleh bahwa tidak ada
konsistensi Y yatu 14,155 jika X1 dan X2 tetap hubungan antara kepuasan kerja dan turnover
(nilainya tidak berubah). Kepuasan keja intention, artinya ada variabel lain yang tidak
menunjukkan hasil -0,035 yang berarti jika diteliti yang lebih berpengaruh terhadap turnover
kepuasan kerja bertambah maka turnover intention intention. Hasil untuk komitmen organisasi adalah
signifikan terhadap turnover intention , artinya
akan berkurang sebesar -0,035, Komitmen
komitmen organisasi cukup mempengaruhi tingat
organisasi menunjukkan hasil -0,181 yang berarti
turnover intention karyawan. Perusahaan harus
jika komitmen organisasi bertambah maka turnover
meningkatkan komitmen karyawannya seperti
intention akan berkurang sebesar -0,181. dengan penambahan insentif atau penambahan
kepedulian terhadap karyawan dengan jaminan
kesehatan, keselamatan kerja atau rekreasi rutin
5.KESIMPULAN untuk para karyawan.
Penelitian selanjutnya dapat menambah variabel
Turnover intention yang tinggi pada suatu lain yang belum ada pada penelitian ini serta men
perusahaan dapat mempengaruhi serta mengganggu generalisasikan karyawan yang ada pada
kinerja perusahaan tersebut, karena banyak waktu perusahaan tersebut, artinya tidak hanya karyawan
serta materi yang terbuang untuk menyeleksi serta kontrak atau tetap saja. Memperhatikan tingkat
melatih karyawan baru.Mempertimbangkan hal pendidikan terakhir karyawan serta gaji yang
tersebut, peneliti merasa perlu untuk melakukan diperolehnya.
penelitian lebih lanjut terkait kepuasan kerja dan
komitmen organisasi terhadap turnover intention.
Berdasarkan penelitian terdahulu, peneliti dapat
DAFTAR REFERENSI
menarik dua hipotesis yang dimulai dari
penyebaran terhadap 162 responden pada karyawan [1] Ajzen. (1988). Teori Intensi. Academia Web Site.
kontrak yang berada di kawasan industri Panbil
kota Batam, yang selanjutnya data diolah dengan [2] APPLEBAUM, D. H. (2008). the relationship between
menggunakan alat statistik SPSS dan menghasilkan physical work environmenal factors, perceived stess, job
kesimpulan sebagai berikut; satisfaction and turnover intention among inpatient acute care
Pertama, kepuasan kerja tidak berpengaruh nurses. UMI Microform 3323284, 17.
terhadap turnover intention.Masih ada karyawan
[3] Bajwa, E. U., Yousaf, M., & Rizwan, M. (2014). Employee
yang merasa tidak puas dengan pekerjaan ataupun
Turnover Intention in services sector of Pakistan. International
perusahaan namun ingin tetap tinggal atau tetap Journal of Human Resource Studies, 2162-3058.
bekerja pada perusahaan tersebut. Berdasarkan
hasil pengamatan terhadap situasi kerja di kota [4] Brehm, & Kassin. (1990). Teori Intensi. Academia Web Site.
Batam, karyawan tentu masih membutuhkan
pekerjaan walaupun pada kenyataannya mereka [5] Fawzy, A. G. (2012). Pengaruh Stres Kerja, Kepuasan Kerja
tidak puas dengan pekerjaan atau perusahaannya, Dan Komitmen Karyawan.
hal ini dikarenakan semakin sulitnya mencari
pekerjaan baru. [6] Fu, W., & Deshpande, S. P. (2014). The Impact of Caring
Climate, Job Satisfaction,and Organizational Commitment on
Kedua, semakin tinggi komitmen organisasi
Job Performance of Employees in a China’s Insurance
seseorang terhadap perusahaan, maka turnover
Company. J Bus Ethics, 339-349.
intention akan semakin rendah yang artinya sangat
penting sebuah komitmen terhadap perusahaan [7] Golan, A. C. (2007). Predicting absenteeism and turnover
tersebut, karyawan menganggap bahwa perusahaan intentions by past absenteeism and work attitudes An empirical
atau pekerjaan mereka merupakan hal yang penting examination of female employees in long term nursing care
untuk kehidupannya. facilities. Career Development International, 12, 416-432.
110 | Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis | Vol. 5 No. 1, July 2017, 105-110 | E-ISSN: 2548-9836