Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan Dan Praktik Gizi Seimbang Pada Anak Sekolah Dasar Thresia Dewi Kartini, Manjilala, Suri Etika Yuniawati
Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan Dan Praktik Gizi Seimbang Pada Anak Sekolah Dasar Thresia Dewi Kartini, Manjilala, Suri Etika Yuniawati
Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan Dan Praktik Gizi Seimbang Pada Anak Sekolah Dasar Thresia Dewi Kartini, Manjilala, Suri Etika Yuniawati
*) E-mail [email protected]/08242054419
ABSTRACT
Nutrition counseling using the slogan 4 Healthy 5 Perfect since 1952, began to undergo
changes into the General Guidelines for Balanced Nutrition (PUGS) in 1992.
Counseling about health and nutrition to the community is not an easy thing because
it involves behavior change. Reduced knowledge will also reduce a person's ability to
apply nutritional information to everyday life. School children are the next generation
of the nation and constitute development capital, so that their health needs to be
improved. This study aims to determine the effect of counseling on balanced nutrition
knowledge and practices in children of Mandai Elementary School in Makassar City.
This study wanted to see the effect of balanced nutrition counseling on a group before
and after intervention. This research is an analytical study with quasi-experimental
design (quasi experimental), one group pretest posttest design approach. The sample
is the fifth grade students in the Mandai Elementary School in Makassar City who were
selected by simple random sampling of 46 samples. Data on balanced nutrition
knowledge and balanced nutrition practices before and after counseling were obtained
through interviews using questionnaires. Data analysis using the Wilcoxon test. Data
is presented using tables and narratives.The results showed that there was an influence
of knowledge (p = 0,000) and balanced nutrition practices (p = 0,001) of school
children before and after counseling. It is recommended for schools, especially
teachers, to be able to socialize repetitive balanced nutrition guidelines through
empowering School Health Enterprises (SHE).
201
Media Gizi Pangan, Vol. 26, Edisi 2, 2019 Penyuluhan, Pengetahuan, Praktik Gizi Seimbang
kurang baik pada anak sekolah dasar salah Magelang menunjukkan anak sekolah yang
satunya disebabkan oleh kurangnya mengonsumsi sayur dengan kategori cukup
pengetahuan gizi (Notoatmodjo, 2007). Hasil sebesar 32,6% dan yang mengonsumsi sayur
penelitian Tuzzahroh F (2015) di SDN dengan kategori kurang sebesar 67,4%.
Karangasem lll menunjukkan presentasi anak Pelaksanaan cuci tangan di SD MI
sekolah dasar dengan pengetahuan kategori Muhammadiyah Sebagian besar responden
kurang sebesar 29,4%, baik sebesar 5,9% dan adalah kategori kurang sebanyak 52%,
kategori cukup sebesar 64,7%. Hasil kategori cukup sebanyak 28%, dan kategori
penelitian Maulana, dkk (2012), di SD Inpres baik sebanyak 19% (Hadi, AM, 2017). Data-
Lasusua menunjukkan bahwa 53,7% tingkat data hasil penelitian diatas menunjukkan
pengetahuan anak tentang gizi tergolong bahwa sebagian besar anak sekolah dasar
kurang. belum sesuai dalam mempraktikkan pedoman
Penyuluhan gizi dengan slogan 4 gizi seimbang.
Sehat 5 Sempurna yang dimulai tahun 1952, Anak sekolah merupakan generasi
sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan penerus bangsa dan merupakan modal
ilmu dan permasalahan gizi dewasa ini, pembangunan, sehingga tingkat
sehingga perlu diperbarui dengan slogan dan kesehatannya perlu dibina dan ditingkatkan.
visual yang sesuai dengan kondisi saat ini. Upaya kesehatan tersebut adalah perbaikan
Prinsip Nutrition Guide for Balanced Diet gizi terutama diusia sekolah dasar yaitu usia
hasil kesepakatan konferensi pangan sedunia 7-12 tahun. Perbaikan gizi anak sekolah dasar
di Roma Tahun 1992 diyakini mampu merupakan langkah strategis karena
mengatasi beban ganda masalah gizi, baik dampaknya secara langsung berkaitan dengan
kekurangan maupun kelebihan gizi. Di pencapaian SDM yang berkualitas
Indonesia prinsip tersebut dikenal dengan (Tuzzahroh F, 2015).
Pedoman Gizi Seimbang (PGS) (Kemenkes, Berdasarkan data di atas, maka
2014). penulis melakukan penelitian tentang
Pendidikan dan penyuluhan tentang pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan
kesehatan dan gizi kepada masyarakat bukan dan praktik gizi seimbang pada anak SD
merupakan hal yang mudah karena Negeri Mandai Kota Makassar. Adapun
menyangkut perubahan perilaku. pertimbangan wilayah yang dijadikan tempat
Berkurangnya pengetahuan juga akan penelitian adalah sekolah dasar yang belum
mengurangi kemampuan seseorang untuk pernah diberikan penyuluhan gizi seimbang,
menerapkan informasi gizi dalam kehidupan yang merupakan hasil wawancara terhadap
sehari-hari (Nuryanto, 2014). Hasil penelitian kepala sekolah pada observasi awal.
Mulyani EY (2014) di SDN GU 12 Pagi
perilaku responden dengan kategori “Ya, METODE PENELITIAN
menerapkan gizi seimbang” sebanyak 13 atau Jenis penelitian yang dilakukan
38,2% dan yang “tidak menerapkan gizi merupakan penelitian analitik dengan desain
seimbang” sebanyak 16 responden atau eksperimen semu (quasi eksperimental) yang
sebanyak 55,2%. Hasil penelitian Meriska bertujuan untuk menganalisis pengaruh
(2014) menunjukkan bahwa anak sekolah penyuluhan terhadap perubahan pengetahuan
dasar yang melakukan sarapan pagi adalah dan praktik gizi seimbang pada anak SD
sebesar 52.8%, sedangkan yang tidak sarapan Negeri Mandai Kota Makassar,
pagi adalah sebesar 47.2%. Penelitian menggunakan pendekatan one group pretest
Daruwati MS (2017) di SD Pantekosta posttest design.
202
Media Gizi Pangan, Vol. 26, Edisi 2, 2019 Penyuluhan, Pengetahuan, Praktik Gizi Seimbang
Populasi pada penelitian ini adalah kurang dari atau sama dengan nilai rata-rata.
seluruh siswa kelas V berjumlah 84 orang Data praktik sampel diolah dengan
yang terdiri dari kelas A dan B. Besar sampel menjumlah skor setiap sampel, yaitu skoring
dihitung dan dipilih secara simple random tertinggi 4 dan skoring terendah 1. Kemudian
sampling dengan kriteria inklusi yaitu, nilai ditentukan sesuai kriteria objektif, yaitu
terdaftar sebagai siswa kelas V di SD Negeri baik apabila nilainya >60% dan kurang
Mandai, hadir pada saat penelitian dan apabila nilainya ≤60%. Data yang telah
bersedia menjadi sampel, sehingga besar diperoleh terdistribusi tidak normal, sehingga
sampel sebanyak 46 sampel. analisis data yang digunakan adalah uji
Data primer yang dikumpulkan yaitu Wilcoxon. Data disajikan dalam bentuk tabel,
identitas, pengetahuan dan praktik anak diagram dan narasi dengan berpedoman pada
sekolah tentang PGS. Data pengetahuan gizi teori-teori dan hasil penelitian yang sesuai.
seimbang sebelum dan sesudah penyuluhan
diperoleh dengan menggunakan kuesioner. HASIL PENELITIAN
Data praktik gizi seimbang sebelum dan Perilaku Sampel Sebelum dan Sesudah
sesudah penyuluhan diperoleh melalui diberikan Penyuluhan Gizi Seimbang
wawancara. Data pengetahuan sampel diolah Tabel 02 menunjukkan bahwa perilaku
dengan menjumlah skor setiap sampel yang sampel setelah penyuluhan gizi seimbang
telah ditentukan, yaitu skor 1 untuk jawaban seperti sarapan pagi mengalami kenaikan
benar dan skor 0 untuk jawaban salah. yaitu dari 90% menjadi 92%, namun
Kemudian nilai ditentukan sesuai kriteria mengalami penurunan pada praktik
objektif, yaitu, baik apabila jawaban membawa bekal yaitu dari 13% menjadi 9%.
kuesioner benar lebih besar dari nilai rata-rata
dan kurang apabila jawaban kuesioner benar
Tabel 02
Perilaku Sampel Sebelum dan Sesudah diberikan
Penyuluhan Gizi Seimbang
Sebelum Sesudah
Praktik Gizi Seimbang (n=46) (n=46)
n % n %
Sarapan Pagi
Ya 41 90 42 92
Tidak 5 10 4 8
Membawa Bekal
Ya 6 13 4 9
Tidak 40 87 42 91
Membawa Uang Saku
Ya 46 100 46 100
Tidak 0 0 0 0
Jumlah Uang Saku
>10.000,00 25 54 27 58
≤10.000,00 21 46 19 42
203
Media Gizi Pangan, Vol. 26, Edisi 2, 2019 Penyuluhan, Pengetahuan, Praktik Gizi Seimbang
Tabel 03
Pengetahuan Sebelum dan Sesudah Penyuluhan Gizi Seimbang
Tabel 04
Praktik Sebelum dan Sesudah Penyuluhan Gizi Seimbang
Sebelum Sesudah
Praktik Gizi Seimbang P
n % n %
Baik 45 98 46 100
0,001
Kurang 1 2 0 0
Total 46 100 46 100
204
Media Gizi Pangan, Vol. 26, Edisi 2, 2019 Penyuluhan, Pengetahuan, Praktik Gizi Seimbang
yaitu baik 24 siswa (52%) dan setelah subjek antara lain bunyi-bunyian, situasi atau
penyuluhan gizi yaitu 25 siswa (54%). kondisi ruangan (cahaya, temperatur, bau),
Adanya peningkatan pengetahuan gizi siswa serta orang-orang atau benda-benda di sekitar
setelah diberikan penyuluhan gizi subjek yang mengganggu subjek saat proses
menunjukkan bahwa ada pengaruh mengerjakan kuesioner pengetahuan gizi.
pemberian penyuluhan gizi terhadap Hasil penelitian oleh Ristraningsih GP
perubahan pengetahuan gizi yang dimiliki (2017) pada siswi SMP Negeri 28 Semarang,
oleh siswa. Hipotesis ini diperkuat oleh uji sebanyak 24 responden (42,1%) masih
statistik Wilcoxon dengan nilai p = 0,000 memiliki pengetahuan cukup, metode
(p<0,05). Hal ini sejalan dengan penelitian ceramah memiliki kekurangan yaitu apabila
yang dilakukan oleh Nuryanto,dkk (2014) tidak diberikan secara baik mungkin
pada SDN 01 Tembalang Kecamatan responden akan mudah bosan. Suasana bosan
Tembalang Kota Semarang, bahwa ada ini lah yang mempengaruhi responden masih
pengaruh pendidikan gizi terhadap memiliki pengetahuan yang cukup.
pengetahuan anak SD tentang gizi anak Pengetahuan seseorang dipengaruhi
sekolah dengan hasil uji statistik nilai p value oleh beberapa faktor antara lain adalah umur,
= 0,001 < 0,05. dalam penelitian ini anak sekolah yang
Alat bantu dalam penyuluhan akan dijadikan sampel sebagian besar berumur 11
semakin menarik dalam kemasan materi yang tahun yaitu 33 siswa (72%) dan berumur 12
disampaikan dalam ceramah. Penggunaan tahun yaitu 3 siswa (6%), dalam rentang usia
alat bantu visual efektif dalam meningkatkan 11-16 tahun dimana dalam rentang usia
pengetahuan karena dengan alat bantu visual tersebut anak sekolah masih sangat minim
lebih mudah dalam cara penyampaian dan pengetahuan dan belum adanya pengalaman
penerimaan informasi. Notoadmodjo (2007) tentang gizi. Anak sekolah masih
menjelaskan alat peraga atau media berpendidikan dasar (SD), namun perlu
penyuluhan disusun berdasarkan prinsip ditekankan bahwa seorang yang
pengetahuan pada manusia diterima dengan berpendidikan rendah tidak berarti mutlak
panca indera. Semakin banyak yang berpengetahuan rendah pula. Peningkatan
digunakan untuk menerima sesuatu maka pengetahuan tidak mutlak diperoleh di
semakin banyak dan semakin jelas pula pendidikan formal, akan tetapi juga dapat
pengertian atau pengetahuan yang diperoleh diperoleh pada pendidikan non formal,
sehingga mempermudah pemahaman. keterpaparan informasi, media, lingkungan
Hasil penelitian oleh Irnani H dan dan sosial budaya (Ningsih, 2018).
Sinaga T (2017) menjelaskan bahwa, nilai Praktik merupakan respon dari sebuah
pengetahuan siswa kurang disebabkan karena rangsangan setelah seseorang mengetahui
dipengaruhi oleh faktor internal, eksternal, stimulus atau objek, kemudian melakukan
dan teknik atau metode belajar yang berbeda- penilaian terhadap objek tersebut dan
beda yang dimiliki oleh setiap anak. Faktor selanjutnya dapat menerapkan pengetahuan
internal yang mempengaruhi terdiri atas fisik baru yang dinilai baik bagi dirinya.
dan psikis subjek. Aspek fisik meliputi Perubahan praktik seseorang terbentuk
keadaan alat indra, kesehatan jasmani, dan setelah ada perubahan pengetahuan serta
kondisi anggota tubuh. Aspek psikis meliputi sikap seseorang. Pemberian edukasi gizi yang
tingkat kecerdasan, pembawaan, keadaan dilakukan dengan pendekatan yang baik
emosi, kemauan, daya fantasi, dan logika. maka dapat meningkatkan pengetahuan dan
Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi sikap yang kemudian diikuti dengan
205
Media Gizi Pangan, Vol. 26, Edisi 2, 2019 Penyuluhan, Pengetahuan, Praktik Gizi Seimbang
206
Media Gizi Pangan, Vol. 26, Edisi 2, 2019 Penyuluhan, Pengetahuan, Praktik Gizi Seimbang
207
Media Gizi Pangan, Vol. 26, Edisi 2, 2019 Penyuluhan, Pengetahuan, Praktik Gizi Seimbang
208