STIS Syarif Abdurrahman Pontianak, Indonesia

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 20

JRTIE: Journal of Research and Thought of Islamic Education

Vol. 1, No. 1, 2018

KOMPETENSI MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DALAM


MENGEMBANGKAN SEKOLAH EFEKTIF DI MTS
MUHAMMAD BASIUNI IMRAN SAMBAS

Alhadi
STIS Syarif Abdurrahman Pontianak, Indonesia
[email protected]

Abstract: Madrasah is one of the educational institutions of Islam to educate the next
generation and the most important element is the leader. As a leader, the head of the
madrasah plays an important role in determining the direction of policy. In order to
make the madrasah that they lead become madrasah that have competitiveness in the
melinial era, these madrasah must develop effective schools. By using descriptive
methods and equipped with a qualitative approach, this paper describes the effective
school that has been implemented by the Head of MTs Muhammad Basaranai Imran
Sambas as stated in Minister of National Education Regulation No. 19/2007
concerning Education Management Standards by Primary and Secondary Education
Units. First, program planning, including; the initial planning process, the strategy of
designing program planning, standards or indicators of success in achieving goals, the
influence of planning on the managerial course of the principal. Second, program
implementation, including; share tasks and routine explanations about work and
responsibilities, build communication with all school residents well, provide motivation
to colleagues so that they can work effectively and efficiently in achieving goals,
running managerial based on school management guidelines, managing human
resources, managing relationships with parents and the community, overcoming
managerial constraints. Third, program evaluation, including; the method used in
evaluating, follow-up program, the things discussed in the evaluation, and the perceived
influence after evaluation.

Keywords: Competence, Managerial, Principal, Effective Schools, MTs Muhammad


Basiuni Imran Sambas

Abstrak: Madrasah merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam yang menjadi
wadah untuk mendidik generasi penerus bangsa dan elemen terpentingnya ialah
pemimpin. Sebagai seorang pemimpin, kepala madrasah memegang peranan penting
dalam menentukan arah kebijakan. Untuk menjadikan madrasah yang dipimpinnya
menjadi madrasah yang memiliki daya saing di era melinial, madrasah tersebut harus
mengembangkan sekolah efektif. Dengan menggunakan metode deskriptif dan
dilengkapi dengan pendekatan kualitatif, tulisan ini menggambarkan sekolah efektif
yang telah diterapkan oleh Kepala MTs Muhammad Basiuni Imran Sambas
sebagaimana yang tertuang dalam Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang
Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Pertama, perencanaan program, meliputi; proses awal perencanaan, strategi merancang
perencanaan program, standar atau indikator keberhasilan dalam pencapaian tujuan,
pengaruh perencanaan terhadap jalannya manajerial kepala sekolah. Kedua,
pelaksanaan program, meliputi; membagi tugas dan penjelasan rutin mengenai
[ 42 ]
JRTIE: Journal of Research and Thought of Islamic Education
Vol. 1, No. 1, 2018

pekerjaan dan tangung jawab, membangun komunikasi dengan seluruh warga sekolah
dengan baik, pemberian motivasi kepada rekan-rekan kerja agar dapat bekerja secara
efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan, menjalankan manajerial berdasarkan
pedoman pengelolaan sekolah, mengelola SDM, mengelola hubungan dengan orang tua
dan masyarakat, mengatasi kendala-kendala dalam manajerial. Ketiga, evaluasi
program, meliputi; metode yang digunakan dalam melakukan evaluasi, program tindak
lanjut, hal-hal yang dibicarakan dalam evaluasi, dan pengaruh yang dirasakan setelah
evaluasi.

Kata Kunci: Kompetensi, Manajerial, Kepala Sekolah, Sekolah Efektif, MTs


Muhammad Basiuni Imran Sambas

A. Pendahuluan
Pendidikan adalah suatu kegiatan yang secara sadar dan disengaja, serta
penuh tanggung jawab yang dilakukan oleh orang dewasa kepada anak
sehingga timbul interaksi dari keduanya agar anak tersebut mencapai
kedewasaan yang dicita-citakan dan berlangsung terus-menerus.77 Tujuan
pendidikan adalah suatu perencanaan yang dilaksanakan secara matang dalam
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka menyejahterakan
manusia sehingga dapat bertanggung jawab untuk perkembangan dan
kemajuan bangsa.78
Di antara wadah untuk memperoleh pendidikan adalah madrasah.
Madrasah merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam yang menjadi
wadah untuk menempa generasi penerus bangsa. Namun semua itu akan dapat
terwujud apabila didukung oleh komponen-komponen yang memadai di
madrasah tersebut, seperti fasilitas belajar mengajar maupun tenaga pengajar,
serta seluruh komponen yang ada di madrasah tersebut. Salah satu faktor yang
paling penting dan mendukung kemajuan suatu lembaga pendidikan, dalam
hal ini madrasah, ialah pemimpin. Pemimpin atau kepala madrasah memegang
peranan penting yang menentukan arah kebijakan di madrasah yang
dipimpinnya. Menurut Hikmat,79 pemimpin adalah subjek atau pelaku dari

77 Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), hlm. 70.
78 Jerry H. Makawimbang, Supervisi dan Peningkatan Mutu Pendidikan, (Bandung: Alfabeta,
2011), hlm. 9.
79 Hikmat, Manajemen Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2009), hlm. 247.

[ 43 ]
JRTIE: Journal of Research and Thought of Islamic Education
Vol. 1, No. 1, 2018

unsur-unsur yang terdapat dalam kepemimpinan, yaitu adanya kekuasaan,


pengaruh, kekuatan dan pemegang tanggung jawab utama bagi seluruh
kegiatan yang dilakukan oleh bawahannya. Oleh karena itu, seorang pemimpin
di sekolah sangat menentukan maju mundurnya suatu madrasah.
Adapun yang menjadi tantangan bagi para pimpinan di madrasah untuk
dapat menjadikan madrasah yang dipimpinnya menjadi madrasah yang
memiliki daya saing. Hal ini dapat diwujudkan dengan mengarahkan
madrasah kepada sekolah efektif. Menurut Aan Komariah dan Cepi Triatna,80
sekolah efektif adalah sekolah yang mampu mengoptimalkan semua masukan
dan proses bagi ketercapaian output pendidikan, yaitu prestasi sekolah,
terutama prestasi siswa yang ditandai dengan dimilikinya semua kemampuan
berupa kompetensi yang dipersyaratkan di dalam belajar.
Hal ini tentunya merupakan tanggung jawab bersama dalam sebuah
madrasah, dan tidak bisa hanya menitikberatkan pada guru, namun kepala
madrasah juga sangat memegang peranan yang sangat penting dalam
membawa arah madrasah yang dipimpinnya. Dalam hal ini dituntut
keterampilan seorang kepala madrasah dalam melakukan manajemen di
madrasah. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa sudah menjadi suatu
keharusan bagi seorang pemimpin untuk memiliki keterampilan manajemen
pendidikan. Menurut Sudarwan Danim dan Yunan Danim,81 manajemen
pendidikan merupakan suatu proses mengoptimasi sumber daya kependidikan
yang tersedia dan dapat diakses untuk mencapai tujuan pendidikan secara
efektif dan efisien.
Selanjutnya Mackenzie menjelaskan bahwa ada tiga unsur dasar
manajemen yang patut diingat. Pertama, unsur ide-ide (Ideas) yang berkaitan
dengan pemikiran konseptual di mana perencanaan merupakan suatu bagian
terpenting. Kedua, unsur sesuatu (things) yang berkaitan dengan administrasi.

80 Aan Komariah dan Cepi Triatna, Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2005), hlm. 36.
81 Sudarwan Danim dan Yunan Danim, Administrasi Sekolah dan Manajemen Kelas, (Bandung:

Pustaka Setia, 2010), hlm. 18.


[ 44 ]
JRTIE: Journal of Research and Thought of Islamic Education
Vol. 1, No. 1, 2018

Ketiga, unsur manusia (people) yang berkaitan dengan bagaimana cara


mengarahkan manusia (kepemimpinan).82 Ketiga ini setidaknya harus dimiliki
oleh kepala madrasah dalam memanagemen lembaga pendidikannya.
Namun, saat ini masih menjadi sebuah fenomena khususnya di
Kabupaten Sambas, berdasarkan pengamatan penulis selama beberapa tahun
terakhir, bahwa masih banyak orang tua yang enggan menyekolahkan anaknya
ke madrasah dengan berbagai alasan. Tidak bisa dipungkiri bahwa banyak
masyarakat yang cenderung memasukkan anaknya ke sekolah negeri yang
notabene adalah sekolah umum. Hal ini tentunya mengharuskan sekolah
agama untuk lebih giat meningkatkan mutu pendidikan di sekolah agar
mampu bersaing dengan sekolah lain untuk menarik sebanyak-banyaknya
peserta didik untuk dibina dan diajarkan tentang keislaman.
Salah satu sekolah agama di Kabupaten Sambas yang menjadi sorotan
peneliti adalah Madrasah Tsanawiyah (MTs) Muhammad Basiuni Imran
Sambas. Peneliti telah menemukan, bahwa apa yang dijalankan di MTs M.
Basiuni Imran sudah mendekati sekolah efektif sebagaimana yang tertuang
dalam Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan
Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, meliputi;
Perencanaan program, pelaksanaan rencana kerja, pengawasan dan evaluasi,
kepemimpinan sekolah atau madrasah, sistem informasi manajemen, dan
penilaian khusus.83 Peneliti dapat mengetahui hal tersebut karena peneliti
pernah mengajar di madrasah tersebut selama hampir dua semester pada tahun
ajaran 2012-2013, selama mengajar di madrasah tersebut, peneliti sekaligus
melakukan pengamatan terhadap manajemen kepala madrasah dan iklim di
madrasah tersebut. Dalam hal ini, madrasah yang ingin diteliti memiliki
keunikan tersendiri. Dalam skala Kabupaten Sambas, MTs Muhammad Basiuni
Imran berbeda dari MTs lainnya, baik dari segi prestasi sekolah, prestasi siswa,

82 Azhar Arsyad, Pokok-pokok Manajemen Pengetahuan Praktis bagi Pimpinan dan Eksekutif,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), hlm. 17.
83 Dedy Mulyasana, Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2011), hlm. 98.


[ 45 ]
JRTIE: Journal of Research and Thought of Islamic Education
Vol. 1, No. 1, 2018

tingkat kebersihan lingkungan sekolah, sampai kepada jumlah siswa yang


semakin meningkat tiap tahunnya. Inilah yang menurut hemat penulis, tulisan
ini penting untuk dikaji. Harapannya, MTs Muhammad Basiuni Imran dapat
menjadi contoh bagi madrasah-madrasah yang lain dalam menerapkan sekolah
efektif untuk menghadapi tantangan zaman.

B. Perencanaan Program Sekolah Efektif


Kepala sekolah adalah seorang tenaga fungsional guru yang diberikan
tugas untuk memimpin suatu sekolah yang di dalamnya menyelenggarakan
proses belajar mengajar atau tempat terjadi interaksi antara guru yang
memberikan pelajaran dan murid yang menerima pelajaran.84 Kepala sekolah
merupakan element utama yang memiliki peran dalam memanagemen proses
pendidikan di sekolah, sehingga menghasilkan prestasi belajar peserta didik.
Apabila prestasi belajar dalam sekolah yang dipimpinnya baik, maka secara
otomatis mutu yang ada dalam sekolah tersebut juga baik.
Setiap kepala sekolah pasti menginginkan sekolah yang efektif, akan
tetapi hal itu sulit dilakukan tanpa adanya komitmen dan kerja keras serta kerja
sama seluruh warga sekolah dan bahkan kerjasama dengan berbagai pihak dan
masyarakat. Sebagaimana yang dikemukakan oleh H. E. Mulyasa85 sedikitnya
terdapat sembilan aspek dalam menciptakan sekolah efektif Kesembilan aspek
tersebut berkaitan dengan: perencanaan pengembangan sekolah,
pengembangan guru dan staf, pengembangan peserta didik, pelibatan orang
tua dan masyarakat, penghargaan dan intensif, tata tertib dan disiplin,
pengembangan kurikulum dan pembelajaran, manajemen keuangan dan
pembiayaan, serta pendayagunaan sarana dan prasarana sekolah. Karakter
tersebut saling mendukung satu sama lain dalam mendorong terciptanya
sebuah sekolah efektif.

84 Arif Jamali dan Lantip Diat Prasojo, “Pengaruh Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah,
Lingkungan, Motivasi Guru, terhadap Prestasi Siswa SMA Muhammadiyah Kota Yogyakarta,”
dalam Jurnal Akutabilitas Manajemen Pendidikan, Volume 1, Nomor 1, 2013, hlm. 10.
85 H. E. Mulyasa, Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012),

hlm. 68.
[ 46 ]
JRTIE: Journal of Research and Thought of Islamic Education
Vol. 1, No. 1, 2018

Hal tersebut di atas, telah diterapkan oleh Kepala MTs Muhammad


Basiuni Imran di madrasah. Kepala madrasah M. Basiuni Imran telah
melakukan perencanaan sebelum melaksanakan atau menjalankan program
kerja. Semua direncanakan di awal tahun pembelajaran dan perencanaan
tersebut mengacu kepada visi dan misi sekolah, yang mana perencanaan
tersebut dilaksanakan untuk menentukan tujuan agar dapat tercapai dengan
sebaik mungkin.
Berikut ini, penulis paparkan secara lebih rinci tentang aspek-aspek
dalam perencanaan program yang dilakukan oleh Kepala MTs Muhammad
Basiuni Imran Sambas, antara lain:86

1. Proses Awal Perencanaan


Perencanaan program merupakan hal dasar yang harus dilakukan dalam
sebuah lembaga, agar lembaga tersebut dapat mencapai tujuan dengan tepat.
Perencanaan merupakan komponen penting untuk mencapai tujuan. Proses
awal perencanaan program yang dilaksanakan di Madrasah M. Basiuni Imran
Sambas adalah setiap awal tahun ajaran baru. Adapun yang dilakukan diawal
perencanaan adalah memperkirakan potensi sumber daya di sekolah dan
memperkirakan waktu yang akan datang untuk pelaksanaan program yang
dirancang. Di kemudian hari, hal ini bisa saja dievaluasi pada waktu yang tidak
ditentukan (kondisional) sesuai dengan ide-ide yang muncul kemudian yang
menjawab kebutuhan sekolah. Bentuk dari perencanaan tersebut termuat
dalam visi, misi, tujuan, dan program kerja.
Adapun visi, misi, dan tujuan yang didapat dari hasil observasi dapat
dipaparkan sebagai berikut:87

Visi:
“Unggul dalam Prestasi ,teladan dalam pelayanan berdasarkan Iman
dan Taqwa.”

86 Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Madrasah Tsanawiyah Muhammad Basiuni


Imran Sambas, Dra. Komala Sari, M.Pd., pada 5 Agustus 2014.
87 Hasil observasi di Madrasah Tsanawiyah Muhammad Basiuni Imran Sambas pada 9-10

Juli 2014.
[ 47 ]
JRTIE: Journal of Research and Thought of Islamic Education
Vol. 1, No. 1, 2018

Misi:
a. Selalu berorientasi dalam proses pembinaan nilai-nilai Agama dalam
kehidupan sehari-hari.
b. Menyelenggarakan proses belajar mengajar dan bimbingan secara
optimal, efektif, dan efesien.
c. Menyelenggarakan kegiatan pembinaan ekstrakurikuler sekolah.
d. Selalu berorientasi dalam menumbuhkan semangat keunggulan dan
prestasi pada seluruh insan yang ada di Sekolah.
e. Selalu menjaga hubungan yang harmonis sesama insan baik internal
maupun eksternal.
Tujuan:
a. Meningkatkan daya saing MTs M. Basiuni Imran Sambas dengan
lembaga pendidikan umum lainnya yang memang telah terlebih dahulu
maju.
b. Meningkatkan kemampuan para santri yang berada di lingkungan MTs
M. Basiuni Sambas khususnya dalam bidang Teknologi Telekomunikasi
khususnya Internet.
c. Meningkatkan Persatuan dan Kesatuan mengingat 90 % santri berbagai
daerah di luar kecamatan Sambas yang menyebar diberbagai kecamatan
di Kabupaten Sambas yang kering dengan informasi aktual berkenaan
dengan berbagai peristiwa dan kebijakan Pemerintah, tidak jarang
terkadang dapat menimbulkan kesalahfahaman yang apabila dibiarkan
akan menjadi hambatan dalam usaha mewujudkan persatuan dan
kesatuan bangsa dan sekaligus dapat mengganggu ketahanan Nasional
yang menjadi syarat utama dalam melaksanakan pembangunan.
d. Meningkatkan pengetahuan, wawasan kebangsaan, serta keterampilan
yang dapat membawa peningkatan kesejahteraan dan taraf hidup.

2. Strategi Merancang Perencanaan Program


Terdapat beberapa langkah dalam merancang perencanaan program
yang dilakukan Kepala MTs Muhammad Basiuni Imran Sambas. Langkah
pertama, menetapkan tujuan dan melakukan pembagian tugas yang dilakukan
pada awal tahun ajaran baru. Langkah kedua, merumuskan program jangka
pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Langkah ketiga, perbaikan
komponen mutu yang mendukung peningkatan mutu, menuangkan
perencanaan tersebut dalam dokumen yang mudah bibaca pihak-pihak terkait.
Langkah-langkah yang telah dilakukan oleh kepala MTs Muhammad
Basiuni Imran Sambas dalam hal strategi merancang program telah sesuai
dengan teori yang dikemukakan oleh Wahyu Sumidjo tentang efektivitas suatu
[ 48 ]
JRTIE: Journal of Research and Thought of Islamic Education
Vol. 1, No. 1, 2018

perencanaan.88 Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan di sekolah,


strategi-strategi yang dirancang juga menyesuaikan dengan kondisi lingkungan
sekolah, dan dalam membuat strategi juga dilaksanakan bersama seluruh
dewan guru dan staf di sekolah tersebut.

3. Indikator Keberhasilan dalam Pencapaian Tujuan


Adapun yang menjadi indikator utama keberhasilan suatu program
adalah dapat melaksanakan program tersebut, sehingga tujuan yang
diinginkan dapat tercapai, maka hal ini dapat dikatakan berhasil. Hal ini sesuai
dengan hasil wawancara dengan kepala MTs Muhammad Basiuni Imran
Sambas,89 bahwa indikator keberhasil suatu program ada pada program itu
sendiri, yaitu pada saat pelaksana program dapat menikmati hasil dari
program tersebut atau segala tujuan program dapat dicapai dengan baik, maka
itulah yang menjadi indikator keberhasilan suatu program.
Di MTs Muhammad Basiuni Imran Sambas telah banyak menghasilkan
siswa-siswi yang berprestasi, tidak hanya berprestasi di lingkungan sekolah,
akan tetapi dapat membawa nama baik sekolah di luar daerah bahkan tingkat
provinsi. Hal ini menunjukkan bahwa program yang dilaksanakan MTs
Muhammad Basiuni Imran Sambas telah mampu menghasilkan siswa-siswi
yang berprestasi, dan hal ini tentunya dapat dijadikan sebagai sebuah tolak
ukur atau indikator keberhasilan suatu program.

4. Pengaruh Perencanaan terhadap Jalannya Manajerial Kepala Sekolah


Pada dasarnya perencanaan yang baik dapat membawa suatu organisasi
atau lembaga ke arah yang lebih baik, karena aktifitas perencanaan itu sendiri

88 Perencanaan yang efektif diawali dengan perincian tujuan secara lengkap dan jelas.
Setelah tujuan ditetapkan maka langkah berikutnya adalah perumusan kebijaksanaan. Langkah
ketiga ialah analisis dan penetapan cara dan sarana untuk mencapai tujuan dalam kerangka
kebijaksanaan yang telah dirumuskan. Akhirnya langkah dalam perencanaan meliputi pula
penentuan sistem pengendalian yang memungkinkan pengukuran dan perbandingan apa yang
harus dicapai dengan apa yang telah tercapai berdasarkan kriteria yang ditetapkan. Lihat:
Supardi dan Darwyan Syah, Perencanaan Pendidikan Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Diadit
Media, 2010), hlm. 31-32.
89 Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Madrasah Tsanawiyah Muhammad Basiuni

Imran Sambas, Dra. Komala Sari, M.Pd., pada 5 Agustus 2014.


[ 49 ]
JRTIE: Journal of Research and Thought of Islamic Education
Vol. 1, No. 1, 2018

memiliki keuntungan atau keunggulan. Hal ini sebagaimana yang dirasakan


oleh Kepala MTs Muhammad Basiuni Imran Sambas yang mengatakan bahwa
dengan melakukan perencanaan, maka akan memudahkan kita untuk
melaksanakan program tersebut, karena perencanaan yang nantinya dapat
mengarahkan kita kepada tujuan yang akan dicapai, bahkan perencanaan
bagaikan kompas yang menuntun kepada tujuan.90

C. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif, karena di
dalamnya menggambarkan keadaan atau kejadian objek penelitian secara
aktual dan akurat sesuai dengan fakta yang tampak dilapangan. Sedangkan
pendekatan yang digunakan ialah pendekatan kualitatif. Hal ini dikarenakan,
penelitian ini lebih cenderung berhubungan dengan gejala sosial atau perilaku
sosial yang terjadi di lapangan. Alasan peneliti tersebut berdasarkan pendapat
M. Subana dan Sudrajat,91 bahwa pendekatan kualitatif cenderung berkembang
dan banyak digunakan dalam ilmu-ilmu sosial yang berhubungan perilaku
social atau manusia, dengan berbagai argumentasi tertentu.
Penelitian ini dilaksanakan di MTs M. Basiuni Imran yang terletak di Jl.
Pembangunan No. 13, Desa Dalam Kaum, Kec. Sambas, Kab. Sambas.
Penentuan subjek penelitian yang digunakan peneliti adalah dengan seleksi
sederhana dengan mencari subjek yang sesuai dengan kedudukannya atau
jabatannya yang disandang serta melihat keikutsertaan dalam masalah yang
diteliti. Sumber data yang digunakan dalam tulisan ini ada dua, sumber data
primer dan sekunder. Seumber data primer berupa hasil wawancara dengan
Kepala MTs Muhammad Basiuni Imran Sambas, dewan guru, dan beberapa
siswa yang merupakan perwakilan tiap kelas. Sedangkan sumber data
primernya ialah berupa dokumen-dokumen dan karya ilmiah yang berkaitan

90 Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Madrasah Tsanawiyah Muhammad Basiuni


Imran Sambas, Dra. Komala Sari, M.Pd., pada 5 Agustus 2014.
91 M. Subana dan Sudrajat, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Pustaka Setia, 2009), hlm.

13.
[ 50 ]
JRTIE: Journal of Research and Thought of Islamic Education
Vol. 1, No. 1, 2018

dengan kompetensi manajerial kepala sekolah dalam mengembangkan sekolah


efektif. Ada tiga teknik yang digunakan dalam penelitian ini. Pertama, teknik
observasi. Teknik observasi digunakan untuk melihat gejala yang tampak di
lokasi penelitian. Kedua, teknik komunikasi. Teknik wawancara yang
digunakan dalam penelitian ini adalah teknik wawancara semi terstruktur.
Ketiga, teknik documenter. Cara mengumpulkan data melalui peninggalan
tertulis, sebagai arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat,
teori, dalil atau hukum-hukum, dan lain-lain yang berhubungan dengan
masalah penelitian disebut teknik dokumenter atau studi dokumenter.92
Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan pada saat
pengumpulan data dan setelah data dikumpulkan. Analisis data adalah proses
mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil
wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara
mengorganisasikan data ke dalam suatu kategori, menjabarkan ke dalam unit-
unit, melakukan sintesis, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang
penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah
dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.93

D. Pelaksanaan Manajerial Sekolah Efektif


Dalam melaksanakan menajemen di sekolah, kepala sekolah harus
mampu untuk menggerakkan seluruh warga sekolah dan unsur-unsur yang
dapat menunjang keberhasilan suatu program, agar rencana program dapat
dilaksanakan secara realistis. Kepala MTs Muhammad Basiuni Imran Sambas
telah melakukan berbagai upaya dalam melaksanakan manajemen di sekolah,
yaitu sebagai penggerak dan pemberi contoh, baik yang dimualai dari
perencanaan program, pelaksanaan program, sampai kepada evaluasi program.
Semuanya harus dikuasai oleh kepala sekolah.94

92 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm. 181.
93 Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian, (Bandung: Pustaka Setia, 2008), hlm. 199.
94 Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Madrasah Tsanawiyah Muhammad Basiuni

Imran Sambas, Dra. Komala Sari, M.Pd., pada 5 Agustus 2014.


[ 51 ]
JRTIE: Journal of Research and Thought of Islamic Education
Vol. 1, No. 1, 2018

1. Membagi Tugas, Penjelasan Rutin Mengenai Pekerjaan dan Tanggung


Jawab
Dalam pelaksanaan manajemen, sudah pasti tidak mungkin semua
pekerjaan dilakukan sendiri oleh kepala sekolah, sudah tentu ada pembagian
tugas. Pelaksanaan manajemen kepala sekolah MTs Muhammad Basiuni Imran
Sambas dengan membagi atau memberikan tugas dan tanggung jawab kepada
seluruh dewan guru dan staf sesuai dengan jabatan dan fungsinya di sekolah,
dengan cara memberdayakan ketenagaan yang ada di sekolah. Setelah kepala
sekolah membagi tugas dan tanggung jawab kepada guru dan staf, maka
kepala sekolah tidak lepas tangan, artinya kepala sekolah tetap memberikan
arahan dan penjelasan program kepada dewan guru dan staf.
Pemberdayaan ketenagaan yang ada di sekolah ini sesuai dengan yang
disampaikan oleh salah satu dewan guru MTs Muhammad Basiuni Imran
Sambas. Darman mengatakan, “Setiap jabatan yang dipegang oleh guru sudah ada
tugas pokok dan fungsinya masing-masing. Kita dilibatkan biasanya ketika ada tugas
tambahan seperti pelaksanaan kegiatan-kegiatan sekolah, atau aktivitas sekolah yang
bersifat ekstrakurikuler maka kita akan menjalankan tugas dan tujuan yang telah
direncanakan.”95
Selain itu, Kepala MTs Muhammad Basiuni Imran selalu berusaha
membangun komunikasi dengan seluruh warga sekolah, agar segala keluhan
dan kebutuhan yang dirasakan oleh seluruh warga sekolah tentang jalannnya
proses pembelajaran dan hal yang menunjang pembelajaran dapat diketahui
oleh kepala sekolah dan selanjutnya agar dapat dicarikan jalan keluarnya,
untuk penjelasan tentang komunikasi kepala sekolah akan dibahas lebih lanjut
pada pembahasan selanjutnya.
Kegiatan yang dilakukan oleh kepala Madrasah tersebut, sejalan dengan
teori yang dikemukakan oleh Spanbaeur bahwa aspek kunci peran
kepemimpinan dalam pendidikan adalah memberdayakan para guru untuk

Berdasarkan hasil wawancara dengan Salah satu Guru Madrasah Tsanawiyah


95

Muhammad Basiuni Imran Sambas, Darman, S.Ag, pada 5 Agustus 2014.


[ 52 ]
JRTIE: Journal of Research and Thought of Islamic Education
Vol. 1, No. 1, 2018

memberi mereka kesempatan secara maksimum guna mengembangkan belajar


siswanya.96 Walaupun dalam pelaksanaannya masih terdapat kekurangan,
seperti kurangnya ketenagaan di sekolah, sehingga setiap guru punya tugas
dan tanggung jawab ganda. Namun, semua itu tetap dapat dijalankan dengan
kegigihan.

2. Membangun Komunikasi dengan Seluruh Warga Sekolah


Kepala MTs Muhammad Basiuni Imran Sambas berusaha membagun
komunikasi dengan seluruh warga sekolah dan masyarakat serta stakeholder.
Sebagai mana hasil wawancara dengan kepala sekolah, beberapa dewan guru
dan beberapa siswa, bahwa komunikasi yang dilakukan oleh kepala madrasah
adalah komunikasi yang sifatnya kekeluargaan. Kepala sekolah membangun
hubungan komunikasi yang harmonis pada seluruh warga sekolah, sehingga
dalam menjalankan program dapat dilaksanakan dengan lancar.
Kepala MTs Muhammad Basiuni Imran Sambas yang komunikatif
sangat membantu dewan guru dan staf dalam melaksanakan program-program
sekolah yang sudah dirancang sedemikian rupa. Hal ini sesuai dengan salah
satu indikator keberhasilan kepala sekolah dalam mengembangkan guru dan
staf adalah sekolah menciptakan hubungan kerja kesejawatan di antara semua
guru, dan staf dengan seluruh warga sekolah.97 Selain itu, para pelajar juga
merasa diperhatikan oleh Kepala Madrasah.

3. Pemberian Motivasi kepada Rekan-Rekan Kerja agar Dapat Bekerja Secara


Efektif dan Efisien dalam Pencapaian Tujuan
Payaman J. Simanjuntak menyatakan bahwa peranan manajemen sangat
penting dan dominan dalam peningkatan kinerja karyawan, baik dalam
meningkatkan kompetensi dan motivasi kerja karyawan, maupun dalam
membangun sistem kerja yang efektif dan menciptakan kondisi dan suasana

96 Rohiat, Manajemen Sekolah-Teori Dasar dan Praktik, (Bandung: Refika Aditama, 2010), hlm.
37-38.
97 Mulyasa, Manajemen dan……, hlm. 68.

[ 53 ]
JRTIE: Journal of Research and Thought of Islamic Education
Vol. 1, No. 1, 2018

kerja yang harmonis, aman dan menyenangkan.98 Oleh karena itu, Kepala MTs
Muhammad Basiuni Imran Sambas memberikan motivasi kepada para rekan
kerjanya untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Dalam memberikan
motivasi kerja kepada para rekan kerja, Kepala MTs Muhammad Basiuni Imran
Sambas menumbuhkan kesadaran akan tugas dan tanggung jawabnya dengan
cara memberikan contoh yang baik kepada rekan-rekan yang lain, dan selalu
terlibat dalam setiap pelaksanaan program. Hal ini sesuai dengan yang
disampaikan oleh salah satu dewan guru MTs Muhammad Basiuni Imran
Sambas. Ummi Mursalina mengatakan:99
“Untuk kepemimpinan beliau, dari segi disiplin beliau selalu memberikan contoh
dengan selalu datang lebih awal dari guru lainnya, dan kami semua jadi ikut seperti
beliau, kita disini pada jam 6.30 sudah pada datang semua. Dari segi keikutsertaan
dalam kegiatan, selain beliau menunjuk koordinator kegiatan, beliau juga turun
langsung ke lapangan. Kemudian dari segi etos kerja guru, beliau selalu berkoordinasi
dengan dewan guru yang lainnya mengenai perkembangan pembelajaran, jadi beliau
tidak lepas tangan, kontrol tetap dijalankan.”

4. Menjalankan Manajerial Berdasarkan Pedoman Pengelolaan Sekolah


Dalam menjalankan manajerial, Kepala MTs Muhammad Basiuni Imran
Sambas menggunakan pedoman pengelolaan sekolah, seperti kalender
pendidikan, kurikulum, struktur organisasi sekolah, pembagian tugas, tata
tertib sekolah, dan biaya operasional sekolah.100 Hal tersebut di atas sejalan
dengan teori yang dikemukakan oleh Dedy Mulyasana bahwa pedoman dasar
pengelolaan sekolah adalah petunjuk pelaksanaan operasional. Kemudian ia
menambahkan, pedoman pengelolaan sekolah atau madrasah meliputi;
Kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan atau akademik,
struktur organisasi, pembagian tugas diantara guru, pembagian tugas diantara
tenaga kependidikan, peraturan akademik, tata tertib sekolah atau madrasah,

98 Payaman J. Simanjuntak, Manajemen dan Evaluasi Kinerja, (Jakarta: Lembaga Penerbit


Fakultas Ekonomi, 2005), hlm. 98.
99 Berdasarkan hasil wawancara dengan Salah satu Guru Madrasah Tsanawiyah

Muhammad Basiuni Imran Sambas, Ummi Mursalina, pada 5 Agustus 2014.


100 Hal ini diperkuat dengan hasil observasi yang dilakukan penulis pada tanggal 9-10 Juli

2014, bahwa terdapat hal-hal yang disebutkan diatas, seperti kelender pendidikan, struktur
organisasi, pembagian tugas guru-guru, tata tertib sekolah, biaya operasional sekolah.
[ 54 ]
JRTIE: Journal of Research and Thought of Islamic Education
Vol. 1, No. 1, 2018

kode etik sekolah atau madrasah, dan biaya operasional sekolah atau
madrasah.101

5. Mengelola Sumber Daya Manusia


Kepala MTs Muhammad Basiuni Imran Sambas dalam mengelola
sumber daya manusia adalah dengan cara memberikan kesempatan kepada
seluruh dewan guru untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab dengan
cara bergantian setiap tahunnya, dengan tujuan untuk menambah pengetahuan
dan pengalaman dewan guru untuk mengelola sekolah, menjalankan program,
dan pengetahuan-pengetahuan lainnya. Selain itu, disesuaikan juga dengan
potensi yang dimiliki oleh dewan guru sehingga dapat diberdayakan untuk
peserta didik.

6. Mengelola Hubungan dengan Orang Tua dan Masyarakat


Pada dasarnya, hubungan dengan orang tua dan masyarakat merupakan
suatu hal yang sangat penting bagi tumbuh kembangnya suatu madrasah.
Adapun yang dilakukan oleh pihak madrasah dalam menjalin kerjasama
dengan orang tua murid dan masyarakat adalah dengan melibatkan mereka
dalam kegiatan-kegiatan sekolah dan dalam membuat suatu keputusan.
Sebagai salah satu contoh misalnya dalam hal perbaikan sarana dan prasaran
yang menunjang pembelajaran, hal itu dapat dirapatkan dengan pihak orang
tua murid dan masyarakat.
Selain itu, kepala MTs Muhammad Basiuni Imran Sambas juga
melakukan tur dakwah bersama dewan duru dan siswa-siswi dengan cara
menyebar ke desa-desa untuk memberikan ceramah atau kultum dan
mengadakan bakti sosial di masyarakat, khususnya pada bulan Ramadhan.
Hal tersebut di atas, sejalan dengan yang dikemukakan oleh H.E.
Mulyasa bahwa pelibatan orang tua dan masyarakat dalam program sekolah
bertujuan antara lain. Pertama, untuk memajukan kualias pembelajaran dan
pertumbuhan peserta didik. Kedua, untuk memperkokoh tujuan serta

101 Dedy Mulyasana, Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2011), hlm. 101.
[ 55 ]
JRTIE: Journal of Research and Thought of Islamic Education
Vol. 1, No. 1, 2018

meningkatkan kualitas hidup dan penghidupan masyarakat. Ketiga, untuk


menggairahkan masyarakat untuk menjalin hubungan dengan sekolah.102

7. Mengatasi Kendala-Kendala dalam Manajerial


Dalam melaksanakan manajerial, sudah pasti terdapat kendala-kendala
dilapangan. Pada dasarnya, kendala-kendala tersebut dapat diatasi, asalkan
adanya kerjasama dan komunikasi yang baik antara pimpinan dan karyawan.
Menurut Schermerhorn, J.R (dalam dalam proses penyelesaian masalah
terdapat lima tahapan, yaitu: Penentuan dan pendefinisian masalah,
pengembangan alternative solusi, evaluasi dan pemilihan solusi, implementasi
solusi, dan evaluasi hasil.103
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala MTs Muhammad Basiuni
Imran Sambas, dijelaskan bahwa dari berbagai kendala yang terjadi, terdapat
beberapa jalan penyelesaian antara lain dengan membangun sistem, sehingga
jika kepala sekolah sedang tidak sehat (sakit) atau berhalangan hadir ke sekolah
maka sistem tetap berjalan, kemudian untuk mengatasi kendala-kendala
lainnya adalah dengan melakukan evaluasi kinerja secara berkelanjutan. Hal ini
sudah sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Schermerhorn, J.R.

E. Manajemen Evaluasi Sekolah Efektif


Evaluasi merupakan unsur penting dalam manajemen yang tidak bisa
terpisahkan dari unsur-unsur lainnya. Karena dengan evaluasi, maka kita dapat
mengetahui di mana celah atau kekurangan suatu program atau
pelaksanaannya, sehingga dapat dilakukan perbaikan.
Menurut Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar, evaluasi
adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu,

102 Mulyasa, Manajemen dan……, hlm. 75.


103 Dian Wijayanto, Pengantar Manajemen, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2012), hlm.
121.

[ 56 ]
JRTIE: Journal of Research and Thought of Islamic Education
Vol. 1, No. 1, 2018

yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif


yang tepat dalam mengambil sebuah keputusan.104
Sedangkan menurut Gronlund & Linn sebagaimana yang dikutip oleh
Sugiyanto, evaluasi adalah proses yang sistematis yang bertujuan
mengumpulkan informasi, diinterpretasi guna mengetahui tingkat keberhasilan
sasaran.105 Di MTs Muhammad Basiuni Imran Sambas, evaluasi yang dilakukan
oleh kepala madrasah biasanya disesuaikan dengan kondisi di lapangan,
kadang evaluasi dilakukan perbulan, atau bahkan mingguan, dan bahkan
hampir setiap hari dilakukan evaluasi, yaitu pada saat terdapat hal-hal yang
janggal, maka kepala sekolah langsung memberikan arahan untuk perbaikan
kinerja.
Setidaknya terdapat beberapa aspek penting yang dilakukan oleh Kepala
MTs M. Basiuni Imran Sambas dalam melakukan evaluasi sekolah yang efektif,
yaitu:

1. Metode Evaluasi
Dalam melaksanakan evaluasi juga memerlukan suatu metode, agar
evaluasi yang dilaksanakan dapat berjalan lancar dan membuahkan hasil. Oleh
karena itu, kepala sekolah harus memiliki metode dalam melaksanakan
evaluasi. Kepala MTs M. Basiuni Imran Sambas menggunakan sistem
kondisional, yakni dengan langsung menegur dan langsung mengevaluasi
ditempat ketika terdapat hal yang melenceng. Kemudian, kepala sekolah juga
mengagendakan rapat khusus untuk melakukan evaluasi kinerja untuk staf dan
dewan guru atau kepala sekolah juga biasanya menyelipkan evaluasi dalam
setiap rapat-rapat, pada saat upacara bendera. Selain untuk evaluasi siswa,
kepala sekolah biasanya memberikan pengarahan setelah shalat dzuhur
berjamaah ketika berada di masjid.

104 Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar, Evaluasi Program Pendidikan
Pedoman Teoritis Praktis Bagi Praktisi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004), hlm. 1.
105 Sugiyanto, dkk., “Pengembangan Model Evaluasi Proses Pembelajaran Matematika di

SMP Berdasarkan Kurikulum 2013,” dalam Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, Volume 19,
No 1, Juni 2015, hlm. 85.
[ 57 ]
JRTIE: Journal of Research and Thought of Islamic Education
Vol. 1, No. 1, 2018

Evaluasi yang dilakukan oleh Kepala MTs Muhammad Basiuni Imran


Sambas memiliki komponen yang terdapat pada teori yang dipaparkan oleh
Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar. Suharsimi Arikunto dan
Cepi Safruddin Abdul Jabar mengkategorikan evaluasi program menjadi empat
jenis, yaitu evaluasi reflektif, evaluasi rencana, evaluasi proses, dan evaluasi
hasil.106

2. Program Tindak Lanjut


Program tindak lanjut yang dilakukan di MTs Muhammad Basiuni
Imran Sambas adalah dilakukan tidak terjadwal, akan tetapi disesuaikan
dengan kondisi yang terjadi atau kondisional. Evaluasi akan dilakukan kembali
jika masih terdapat hal-hal yang tidak sesuai dengan aturan yang berlaku di
sekolah, bahkan kita tergantung pada besar kecilnya permasalahan yang
dihadapai. Apabila permasalahannya besar, maka ada kemungkinan sampai
kepada memperbaharui visi, misi dan tujuan madrasah. Hasil evaluasi ini
nantinya akan digunakan untuk program yang akan datang.
Hal ini sejalan dengan teori tentang upaya tindak lanjut evaluasi kinerja
yang dikemukakan oleh Payaman J. Simanjuntak107 bahwa tindak lanjut
evaluasi tergantung pada intensitas permasalahan yang dihadapi sebagai hasil
analisis dari evaluasi kinerja. Program tindak lanjut evaluasi kinerja yang
dilakukan oleh Kepala MTs Muhammad Basiuni Imran Sambas telah sesuai
dengan teori bahwa melakukan tindak lanjut berdasarkan intensitas
permasalahan yang dihadapi.

3. Hal-Hal yang Dibicarakan dalam Evaluasi


Terdapat beberapa hal yang dianggap mendasar oleh Kepala MTs
Muhammad Basiuni Imran Sambas dalam melakukan pembahasan dalam
evaluasi. Hal-hal tersebut ialah proses pelaksanaan kegiatan belajar mengajar,
terkadang juga membahas permasalahan-permasalahan siswa, kemudian
membahas kinerja guru dan staf, serta membahas kondisi-kondisi yang

106 Ibid., hlm. 85.


107 Simanjuntak, Manajemen dan……, hlm. 178.
[ 58 ]
JRTIE: Journal of Research and Thought of Islamic Education
Vol. 1, No. 1, 2018

berkembang di sekolah dan lingkungan sekolah. Hal ini sejalan dengan teori
yang dikemukakan oleh Farida Yusuf Tayibnapis bahwa evaluasi lengkap
terhadap evaluasi pendidikan meliputi manfaat tujuannya, mutu rencana,
sampai sejauh mana tujuan dijalankan, dan mutu hasilnya.108 Jadi, dapat
disimpulkan bahwa evaluasi hendaknya berfokus pada tujuan dan kebutuhan,
desain training, implementasi, transaksi, dan hasil training.

4. Pengaruh yang Dirasakan setelah Evaluasi


Evaluasi memiliki pengaruh yang besar terhadap pencapaian program,
karena evaluasi merupakan sarana untuk mencari dan memperbaiki program,
memperbaiki kinerja dalam menjalankan program, dan lain-lain. Berdasarkan
hasil wawancara dengan Kepala MTs Muhammad Basiuni Imran Sambas,
bahwa setelah dilakukan evaluasi, maka akan membuat perubahan kinerja ke
arah yang lebih baik, karena selain memperbaiki kinerja yang lalu, evaluasi
juga dapat memberikan isi ulang spirit bagi dewan guru di MTs Muhammad
Basiuni Imran Sambas.

E. Kesimpulan
Manajerial Kepala Sekolah MTs Muhammad Basiuni Imran Sambas
dalam mengembangkan sekolah efektif telah sesuai dengan prosedur yang ada.
Pertama, perencanaan program, meliputi; proses awal perencanaan, strategi
merancang perencanaan program, standar atau indikator keberhasilan dalam
pencapaian tujuan, pengaruh perencanaan terhadap jalannya manajerial kepala
sekolah. Kedua, pelaksanaan program, meliputi; membagi tugas dan penjelasan
rutin mengenai pekerjaan dan tangung jawab, membangun komunikasi dengan
seluruh warga sekolah dengan baik, pemberian motivasi kepada rekan-rekan
kerja agar dapat bekerja secara efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan,
menjalankan manajerial berdasarkan pedoman pengelolaan sekolah, mengelola
SDM, mengelola hubungan dengan orang tua dan masyarakat, mengatasi

108Farida Yusuf Tayibnapis, Evaluasi Program dan Instrumen Evaluasi, (Jakarta: Rineka Cipta,
2008), hlm. 5.
[ 59 ]
JRTIE: Journal of Research and Thought of Islamic Education
Vol. 1, No. 1, 2018

kendala-kendala dalam manajerial. Ketiga, evaluasi program, meliputi; metode


yang digunakan dalam melakukan evaluasi, program tindak lanjut, hal-hal
yang dibicarakan dalam evaluasi, dan pengaruh yang dirasakan setelah
evaluasi.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2001.
Arikunto, Suharsimi dan Cepi Safruddin Abdul Jabar, Evaluasi Program
Pendidikan Pedoman Teoritis Praktis Bagi Praktisi Pendidikan, Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2004.
Arsyad, Azhar, Pokok-pokok Manajemen Pengetahuan Praktis bagi Pimpinan dan
Eksekutif, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003.
Danim, Sudarwan dan Yunan Danim, Administrasi Sekolah dan Manajemen Kelas,
Bandung: Pustaka Setia, 2010.
Hikmat, Manajemen Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia, 2009.
Jamali, Arif dan Lantip Diat Prasojo, “Pengaruh Kompetensi Manajerial Kepala
Sekolah, Lingkungan, Motivasi Guru, terhadap Prestasi Siswa SMA
Muhammadiyah Kota Yogyakarta,” dalam Jurnal Akutabilitas Manajemen
Pendidikan, Volume 1, Nomor 1, 2013.
(http://dx.doi.org/10.21831/amp.v1i1.2309)
Komariah, Aan dan Cepi Triatna, Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif,
Jakarta: Bumi Aksara, 2005.
Makawimbang, Jerry H., Supervisi dan Peningkatan Mutu Pendidikan, Bandung:
Alfabeta, 2011.
Margono, S., Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2000.
Mulyasa, H. E., Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah, Jakarta: Bumi
Aksara, 2012.
Mulyasana, Dedy, Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2011.

[ 60 ]
JRTIE: Journal of Research and Thought of Islamic Education
Vol. 1, No. 1, 2018

Rohiat, Manajemen Sekolah-Teori Dasar dan Praktik, Bandung: Refika Aditama,


2010.
Saebani, Beni Ahmad, Metode Penelitian, Bandung: Pustaka Setia, 2008.
Simanjuntak, Payaman J., Manajemen dan Evaluasi Kinerja, Jakarta: Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi, 2005.
Subana, M. dan Sudrajat, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, Bandung: Pustaka Setia,
2009.
Sugiyanto, dkk., “Pengembangan Model Evaluasi Proses Pembelajaran
Matematika di SMP Berdasarkan Kurikulum 2013,” dalam Jurnal
Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, Volume 19, No. 1, Juni 2015.
(http://dx.doi.org/10.21831/pep.v19i1.4558)
Supardi dan Darwyan Syah, Perencanaan Pendidikan Suatu Pendekatan Praktik,
Jakarta: Diadit Media, 2010.
Tayibnapis, Farida Yusuf, Evaluasi Program dan Instrumen Evaluasi, Jakarta:
Rineka Cipta, 2008.
Wijayanto, Dian, Pengantar Manajemen, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
2012.

[ 61 ]

You might also like