STIS Syarif Abdurrahman Pontianak, Indonesia
STIS Syarif Abdurrahman Pontianak, Indonesia
STIS Syarif Abdurrahman Pontianak, Indonesia
Alhadi
STIS Syarif Abdurrahman Pontianak, Indonesia
[email protected]
Abstract: Madrasah is one of the educational institutions of Islam to educate the next
generation and the most important element is the leader. As a leader, the head of the
madrasah plays an important role in determining the direction of policy. In order to
make the madrasah that they lead become madrasah that have competitiveness in the
melinial era, these madrasah must develop effective schools. By using descriptive
methods and equipped with a qualitative approach, this paper describes the effective
school that has been implemented by the Head of MTs Muhammad Basaranai Imran
Sambas as stated in Minister of National Education Regulation No. 19/2007
concerning Education Management Standards by Primary and Secondary Education
Units. First, program planning, including; the initial planning process, the strategy of
designing program planning, standards or indicators of success in achieving goals, the
influence of planning on the managerial course of the principal. Second, program
implementation, including; share tasks and routine explanations about work and
responsibilities, build communication with all school residents well, provide motivation
to colleagues so that they can work effectively and efficiently in achieving goals,
running managerial based on school management guidelines, managing human
resources, managing relationships with parents and the community, overcoming
managerial constraints. Third, program evaluation, including; the method used in
evaluating, follow-up program, the things discussed in the evaluation, and the perceived
influence after evaluation.
Abstrak: Madrasah merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam yang menjadi
wadah untuk mendidik generasi penerus bangsa dan elemen terpentingnya ialah
pemimpin. Sebagai seorang pemimpin, kepala madrasah memegang peranan penting
dalam menentukan arah kebijakan. Untuk menjadikan madrasah yang dipimpinnya
menjadi madrasah yang memiliki daya saing di era melinial, madrasah tersebut harus
mengembangkan sekolah efektif. Dengan menggunakan metode deskriptif dan
dilengkapi dengan pendekatan kualitatif, tulisan ini menggambarkan sekolah efektif
yang telah diterapkan oleh Kepala MTs Muhammad Basiuni Imran Sambas
sebagaimana yang tertuang dalam Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang
Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Pertama, perencanaan program, meliputi; proses awal perencanaan, strategi merancang
perencanaan program, standar atau indikator keberhasilan dalam pencapaian tujuan,
pengaruh perencanaan terhadap jalannya manajerial kepala sekolah. Kedua,
pelaksanaan program, meliputi; membagi tugas dan penjelasan rutin mengenai
[ 42 ]
JRTIE: Journal of Research and Thought of Islamic Education
Vol. 1, No. 1, 2018
pekerjaan dan tangung jawab, membangun komunikasi dengan seluruh warga sekolah
dengan baik, pemberian motivasi kepada rekan-rekan kerja agar dapat bekerja secara
efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan, menjalankan manajerial berdasarkan
pedoman pengelolaan sekolah, mengelola SDM, mengelola hubungan dengan orang tua
dan masyarakat, mengatasi kendala-kendala dalam manajerial. Ketiga, evaluasi
program, meliputi; metode yang digunakan dalam melakukan evaluasi, program tindak
lanjut, hal-hal yang dibicarakan dalam evaluasi, dan pengaruh yang dirasakan setelah
evaluasi.
A. Pendahuluan
Pendidikan adalah suatu kegiatan yang secara sadar dan disengaja, serta
penuh tanggung jawab yang dilakukan oleh orang dewasa kepada anak
sehingga timbul interaksi dari keduanya agar anak tersebut mencapai
kedewasaan yang dicita-citakan dan berlangsung terus-menerus.77 Tujuan
pendidikan adalah suatu perencanaan yang dilaksanakan secara matang dalam
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka menyejahterakan
manusia sehingga dapat bertanggung jawab untuk perkembangan dan
kemajuan bangsa.78
Di antara wadah untuk memperoleh pendidikan adalah madrasah.
Madrasah merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam yang menjadi
wadah untuk menempa generasi penerus bangsa. Namun semua itu akan dapat
terwujud apabila didukung oleh komponen-komponen yang memadai di
madrasah tersebut, seperti fasilitas belajar mengajar maupun tenaga pengajar,
serta seluruh komponen yang ada di madrasah tersebut. Salah satu faktor yang
paling penting dan mendukung kemajuan suatu lembaga pendidikan, dalam
hal ini madrasah, ialah pemimpin. Pemimpin atau kepala madrasah memegang
peranan penting yang menentukan arah kebijakan di madrasah yang
dipimpinnya. Menurut Hikmat,79 pemimpin adalah subjek atau pelaku dari
77 Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), hlm. 70.
78 Jerry H. Makawimbang, Supervisi dan Peningkatan Mutu Pendidikan, (Bandung: Alfabeta,
2011), hlm. 9.
79 Hikmat, Manajemen Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2009), hlm. 247.
[ 43 ]
JRTIE: Journal of Research and Thought of Islamic Education
Vol. 1, No. 1, 2018
80 Aan Komariah dan Cepi Triatna, Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2005), hlm. 36.
81 Sudarwan Danim dan Yunan Danim, Administrasi Sekolah dan Manajemen Kelas, (Bandung:
82 Azhar Arsyad, Pokok-pokok Manajemen Pengetahuan Praktis bagi Pimpinan dan Eksekutif,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), hlm. 17.
83 Dedy Mulyasana, Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
84 Arif Jamali dan Lantip Diat Prasojo, “Pengaruh Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah,
Lingkungan, Motivasi Guru, terhadap Prestasi Siswa SMA Muhammadiyah Kota Yogyakarta,”
dalam Jurnal Akutabilitas Manajemen Pendidikan, Volume 1, Nomor 1, 2013, hlm. 10.
85 H. E. Mulyasa, Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012),
hlm. 68.
[ 46 ]
JRTIE: Journal of Research and Thought of Islamic Education
Vol. 1, No. 1, 2018
Visi:
“Unggul dalam Prestasi ,teladan dalam pelayanan berdasarkan Iman
dan Taqwa.”
Juli 2014.
[ 47 ]
JRTIE: Journal of Research and Thought of Islamic Education
Vol. 1, No. 1, 2018
Misi:
a. Selalu berorientasi dalam proses pembinaan nilai-nilai Agama dalam
kehidupan sehari-hari.
b. Menyelenggarakan proses belajar mengajar dan bimbingan secara
optimal, efektif, dan efesien.
c. Menyelenggarakan kegiatan pembinaan ekstrakurikuler sekolah.
d. Selalu berorientasi dalam menumbuhkan semangat keunggulan dan
prestasi pada seluruh insan yang ada di Sekolah.
e. Selalu menjaga hubungan yang harmonis sesama insan baik internal
maupun eksternal.
Tujuan:
a. Meningkatkan daya saing MTs M. Basiuni Imran Sambas dengan
lembaga pendidikan umum lainnya yang memang telah terlebih dahulu
maju.
b. Meningkatkan kemampuan para santri yang berada di lingkungan MTs
M. Basiuni Sambas khususnya dalam bidang Teknologi Telekomunikasi
khususnya Internet.
c. Meningkatkan Persatuan dan Kesatuan mengingat 90 % santri berbagai
daerah di luar kecamatan Sambas yang menyebar diberbagai kecamatan
di Kabupaten Sambas yang kering dengan informasi aktual berkenaan
dengan berbagai peristiwa dan kebijakan Pemerintah, tidak jarang
terkadang dapat menimbulkan kesalahfahaman yang apabila dibiarkan
akan menjadi hambatan dalam usaha mewujudkan persatuan dan
kesatuan bangsa dan sekaligus dapat mengganggu ketahanan Nasional
yang menjadi syarat utama dalam melaksanakan pembangunan.
d. Meningkatkan pengetahuan, wawasan kebangsaan, serta keterampilan
yang dapat membawa peningkatan kesejahteraan dan taraf hidup.
88 Perencanaan yang efektif diawali dengan perincian tujuan secara lengkap dan jelas.
Setelah tujuan ditetapkan maka langkah berikutnya adalah perumusan kebijaksanaan. Langkah
ketiga ialah analisis dan penetapan cara dan sarana untuk mencapai tujuan dalam kerangka
kebijaksanaan yang telah dirumuskan. Akhirnya langkah dalam perencanaan meliputi pula
penentuan sistem pengendalian yang memungkinkan pengukuran dan perbandingan apa yang
harus dicapai dengan apa yang telah tercapai berdasarkan kriteria yang ditetapkan. Lihat:
Supardi dan Darwyan Syah, Perencanaan Pendidikan Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Diadit
Media, 2010), hlm. 31-32.
89 Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Madrasah Tsanawiyah Muhammad Basiuni
C. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif, karena di
dalamnya menggambarkan keadaan atau kejadian objek penelitian secara
aktual dan akurat sesuai dengan fakta yang tampak dilapangan. Sedangkan
pendekatan yang digunakan ialah pendekatan kualitatif. Hal ini dikarenakan,
penelitian ini lebih cenderung berhubungan dengan gejala sosial atau perilaku
sosial yang terjadi di lapangan. Alasan peneliti tersebut berdasarkan pendapat
M. Subana dan Sudrajat,91 bahwa pendekatan kualitatif cenderung berkembang
dan banyak digunakan dalam ilmu-ilmu sosial yang berhubungan perilaku
social atau manusia, dengan berbagai argumentasi tertentu.
Penelitian ini dilaksanakan di MTs M. Basiuni Imran yang terletak di Jl.
Pembangunan No. 13, Desa Dalam Kaum, Kec. Sambas, Kab. Sambas.
Penentuan subjek penelitian yang digunakan peneliti adalah dengan seleksi
sederhana dengan mencari subjek yang sesuai dengan kedudukannya atau
jabatannya yang disandang serta melihat keikutsertaan dalam masalah yang
diteliti. Sumber data yang digunakan dalam tulisan ini ada dua, sumber data
primer dan sekunder. Seumber data primer berupa hasil wawancara dengan
Kepala MTs Muhammad Basiuni Imran Sambas, dewan guru, dan beberapa
siswa yang merupakan perwakilan tiap kelas. Sedangkan sumber data
primernya ialah berupa dokumen-dokumen dan karya ilmiah yang berkaitan
13.
[ 50 ]
JRTIE: Journal of Research and Thought of Islamic Education
Vol. 1, No. 1, 2018
92 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm. 181.
93 Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian, (Bandung: Pustaka Setia, 2008), hlm. 199.
94 Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Madrasah Tsanawiyah Muhammad Basiuni
96 Rohiat, Manajemen Sekolah-Teori Dasar dan Praktik, (Bandung: Refika Aditama, 2010), hlm.
37-38.
97 Mulyasa, Manajemen dan……, hlm. 68.
[ 53 ]
JRTIE: Journal of Research and Thought of Islamic Education
Vol. 1, No. 1, 2018
kerja yang harmonis, aman dan menyenangkan.98 Oleh karena itu, Kepala MTs
Muhammad Basiuni Imran Sambas memberikan motivasi kepada para rekan
kerjanya untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Dalam memberikan
motivasi kerja kepada para rekan kerja, Kepala MTs Muhammad Basiuni Imran
Sambas menumbuhkan kesadaran akan tugas dan tanggung jawabnya dengan
cara memberikan contoh yang baik kepada rekan-rekan yang lain, dan selalu
terlibat dalam setiap pelaksanaan program. Hal ini sesuai dengan yang
disampaikan oleh salah satu dewan guru MTs Muhammad Basiuni Imran
Sambas. Ummi Mursalina mengatakan:99
“Untuk kepemimpinan beliau, dari segi disiplin beliau selalu memberikan contoh
dengan selalu datang lebih awal dari guru lainnya, dan kami semua jadi ikut seperti
beliau, kita disini pada jam 6.30 sudah pada datang semua. Dari segi keikutsertaan
dalam kegiatan, selain beliau menunjuk koordinator kegiatan, beliau juga turun
langsung ke lapangan. Kemudian dari segi etos kerja guru, beliau selalu berkoordinasi
dengan dewan guru yang lainnya mengenai perkembangan pembelajaran, jadi beliau
tidak lepas tangan, kontrol tetap dijalankan.”
2014, bahwa terdapat hal-hal yang disebutkan diatas, seperti kelender pendidikan, struktur
organisasi, pembagian tugas guru-guru, tata tertib sekolah, biaya operasional sekolah.
[ 54 ]
JRTIE: Journal of Research and Thought of Islamic Education
Vol. 1, No. 1, 2018
kode etik sekolah atau madrasah, dan biaya operasional sekolah atau
madrasah.101
101 Dedy Mulyasana, Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2011), hlm. 101.
[ 55 ]
JRTIE: Journal of Research and Thought of Islamic Education
Vol. 1, No. 1, 2018
[ 56 ]
JRTIE: Journal of Research and Thought of Islamic Education
Vol. 1, No. 1, 2018
1. Metode Evaluasi
Dalam melaksanakan evaluasi juga memerlukan suatu metode, agar
evaluasi yang dilaksanakan dapat berjalan lancar dan membuahkan hasil. Oleh
karena itu, kepala sekolah harus memiliki metode dalam melaksanakan
evaluasi. Kepala MTs M. Basiuni Imran Sambas menggunakan sistem
kondisional, yakni dengan langsung menegur dan langsung mengevaluasi
ditempat ketika terdapat hal yang melenceng. Kemudian, kepala sekolah juga
mengagendakan rapat khusus untuk melakukan evaluasi kinerja untuk staf dan
dewan guru atau kepala sekolah juga biasanya menyelipkan evaluasi dalam
setiap rapat-rapat, pada saat upacara bendera. Selain untuk evaluasi siswa,
kepala sekolah biasanya memberikan pengarahan setelah shalat dzuhur
berjamaah ketika berada di masjid.
104 Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar, Evaluasi Program Pendidikan
Pedoman Teoritis Praktis Bagi Praktisi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004), hlm. 1.
105 Sugiyanto, dkk., “Pengembangan Model Evaluasi Proses Pembelajaran Matematika di
SMP Berdasarkan Kurikulum 2013,” dalam Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, Volume 19,
No 1, Juni 2015, hlm. 85.
[ 57 ]
JRTIE: Journal of Research and Thought of Islamic Education
Vol. 1, No. 1, 2018
berkembang di sekolah dan lingkungan sekolah. Hal ini sejalan dengan teori
yang dikemukakan oleh Farida Yusuf Tayibnapis bahwa evaluasi lengkap
terhadap evaluasi pendidikan meliputi manfaat tujuannya, mutu rencana,
sampai sejauh mana tujuan dijalankan, dan mutu hasilnya.108 Jadi, dapat
disimpulkan bahwa evaluasi hendaknya berfokus pada tujuan dan kebutuhan,
desain training, implementasi, transaksi, dan hasil training.
E. Kesimpulan
Manajerial Kepala Sekolah MTs Muhammad Basiuni Imran Sambas
dalam mengembangkan sekolah efektif telah sesuai dengan prosedur yang ada.
Pertama, perencanaan program, meliputi; proses awal perencanaan, strategi
merancang perencanaan program, standar atau indikator keberhasilan dalam
pencapaian tujuan, pengaruh perencanaan terhadap jalannya manajerial kepala
sekolah. Kedua, pelaksanaan program, meliputi; membagi tugas dan penjelasan
rutin mengenai pekerjaan dan tangung jawab, membangun komunikasi dengan
seluruh warga sekolah dengan baik, pemberian motivasi kepada rekan-rekan
kerja agar dapat bekerja secara efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan,
menjalankan manajerial berdasarkan pedoman pengelolaan sekolah, mengelola
SDM, mengelola hubungan dengan orang tua dan masyarakat, mengatasi
108Farida Yusuf Tayibnapis, Evaluasi Program dan Instrumen Evaluasi, (Jakarta: Rineka Cipta,
2008), hlm. 5.
[ 59 ]
JRTIE: Journal of Research and Thought of Islamic Education
Vol. 1, No. 1, 2018
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2001.
Arikunto, Suharsimi dan Cepi Safruddin Abdul Jabar, Evaluasi Program
Pendidikan Pedoman Teoritis Praktis Bagi Praktisi Pendidikan, Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2004.
Arsyad, Azhar, Pokok-pokok Manajemen Pengetahuan Praktis bagi Pimpinan dan
Eksekutif, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003.
Danim, Sudarwan dan Yunan Danim, Administrasi Sekolah dan Manajemen Kelas,
Bandung: Pustaka Setia, 2010.
Hikmat, Manajemen Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia, 2009.
Jamali, Arif dan Lantip Diat Prasojo, “Pengaruh Kompetensi Manajerial Kepala
Sekolah, Lingkungan, Motivasi Guru, terhadap Prestasi Siswa SMA
Muhammadiyah Kota Yogyakarta,” dalam Jurnal Akutabilitas Manajemen
Pendidikan, Volume 1, Nomor 1, 2013.
(http://dx.doi.org/10.21831/amp.v1i1.2309)
Komariah, Aan dan Cepi Triatna, Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif,
Jakarta: Bumi Aksara, 2005.
Makawimbang, Jerry H., Supervisi dan Peningkatan Mutu Pendidikan, Bandung:
Alfabeta, 2011.
Margono, S., Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2000.
Mulyasa, H. E., Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah, Jakarta: Bumi
Aksara, 2012.
Mulyasana, Dedy, Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2011.
[ 60 ]
JRTIE: Journal of Research and Thought of Islamic Education
Vol. 1, No. 1, 2018
[ 61 ]