Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Minat Pengunjung Pada Obyek Wisata Museum Kesehatan Dr. Adhyatma, MPH Surabaya

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 18

Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Minat Pengunjung

Pada Obyek Wisata Museum Kesehatan Dr. Adhyatma, MPH Surabaya

DISUSUN OLEH:
M.RIDHO SAPUTRA
KRISNA DWISAPUTRA
TIMOTHY GARED SIMANJUNTAK
FAKULTAS D3 EKONOMI, JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Abstract

The role of museums in Indonesian society is still very minimal. From a marketing
perspective, it can be said museum in Indonesia have not been utilizing the concept of
marketing communication. One of the museum in Surabaya is the Museum of Health Dr.
Adhyatma, MPH. For the manager of the museum 's need to pay attention to the factors
that can stimulate consumers are sourced from marketers or often called the marketing
mix, such as: product, price, promotion, place, people, process, physical evidence, so as
to improve customer service visit the visitor's interest Health Museum of Dr. Adhyatma,
MPH Surabaya. This research was conducted in order to determine and analyze the
influence of eight factors of marketing mix to interest visitors to visit the Museum of
Health Dr Adhyatma, MPH Surabaya. In terms of the method used, this study is a
conclusive studies with statistical hypothesis testing coupled with the aim to test the
hypotheses put forward. Form of survey research design, the research conducted by
distributing questionnaires. The samples were 135 visitors Museums of Health Dr.
Adhyatma, MPH Surabaya. The scale of measurement in this study is using a Likert
Scale. The analysis technique used Structural Equation Modeling ( SEM ). The
conclusion that can be drawn from this finding is variable product, price, promotion,
place, people, process, physical evidence, and customer service significant positive
effect on the interest of visitors to the Museum of Health Dr. Adhyatma, MPH
Surabaya. In connection with the matter, the manager of the museum needs to provide
training to employees on a regular basis and in accordance with their respective sectors,
respectively, so that later an employee is able to provide fast service and appropriate
expectations of visitors.
Keywords: product, price, promotion, place, people, process, physical evidence,
customer service and visitor interest

PENDAHULUAN dan budaya dikenalkan sebagai bagian dari


Latar Belakang Masalah pengetahuan melalui jenjang pendidikan for-
mal sedangkan aspeknya dapat dilihat dalam
Indonesia merupakan sebuah negara yang kehidupan sehari-hari melalui interaksi lang-
multikultural, yaitu suatu masyarakat yang sung dan berbagai macam media.
terdiri dari kelo mpok-kelo mpok yang Museum memiliki fungsi strategis dalam
ber- beda yang saling berakulturasi dan bidang sejarah dan budaya. Museum menam-
sangat menghargai pluralisme sebagai pilkan cuplikan potongan sejarah dan budaya
keragaman bu- daya. Keragaman budaya yang sehingga masyarakat dapat melihat langsung
dimiliki me la- lui perist iwa sejarah yang representasi tersebut. Museum dapat membe-
panjang sudah seharusnya diapresiasi rikan informasi tentang aspek kehidupan masa
masyarakat dan di- ketahui sebagai ident lampau yang masih bisa diselamatkan sebagai
itas bangsa. Sejarah
Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Minat Pengunjung Pada
Obyek Wisata Museum Kesehatan Dr. Adhyatma, MPH Surabaya
warisan budaya untuk menjadi bagian dari jati upayanya menarik pengunjung dan meng-
diri suatu bangsa. hasilkan revenue.
Museum merupakan bagian penting da- Pemerintah menyadari potensi museum
lam industri pariwisata. Sebagai representasi dan telah menunjukkan komitmennya
kekayaan sejarah dan budaya bangsa, sa- melalui
ngatlah wajar bagi w isat awan
mengun-
ju ng i museu m unt uk le bih
mengetahui tentang tempatnya berkunjung.
Hal ini se-
harusnya berlaku juga bagi masyarakat
lokal, mengunjungi museum lokal sebagai
alternatif untuk menghabiskan waktu luang
dan untuk menambah pengetahuan
umum.
Sayangnya, saat ini masih banyak
masyarakat yang memandang Museum
hanya berfungsi
sebagai tempat menyimpan dan memelihara
bendabenda peninggalan sejarah serta menja-
di monumen penghias kota. Akibatnya, ba-
nyak masyarakat yang enggan untuk me-
luangkan waktu berkunjung ke museum
dengan alasan kuno dan tidak prestis,
padahal
jika semua kalangan masyarakat sudi me-
luangkan waktu untuk datang menikmati
dan
mencoba memahami makna yang terkandung
dalam setiap benda yang dipamerkan mu-
seum, maka akan terjadi suatu transfomasi
nilai warisan budaya bangsa dari
generasi
terdahulu kepada generasi sekarang.
Terlebih fasilitas museum yang sebagian
besar kurang
terawat. Mantan Menteri Kebudayaan
dan
Pariwisata Jero Wacik bahkan menyatakan
90%
museum di Indonesia belum terurus dengan
baik dan belum layak kunjung. Candrawira
(2009) menyatakan bahwa sebagian besar
museum di Indonesia belum siap untuk mem-
fasilitasi lonjakan pengunjung museum yang
diukur dari sisi fisik, koleksi, informasi, mana-
jemen, dan sumber daya manusia.
Selain fungsi budaya sebagai penguat
iden-
titas bangsa dan juga fungsi edukasi, museum
sebenarnya juga memiliki potensi ekonomi.
Pendapatan yang diperoleh dari jumlah pe-
ngunjung seharusnya dapat membantu opera-
sional museum. Sehingga menurut Aegeson
(1999) upaya pemasaran museum menjadi
unik karena fungsi utama museum untuk
edukasi publik harus diseimbangkan dengan
Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata
Direk- torat Museum dengan memulai
Gerakan Nasi- onal Cinta Museum (GNCM)
yang dipro- gramkan dari tahun 2010 – 2014.
Direktorat museum sebagai penanggung
jawab program ini akan dihadapkan pada
pekerjaan yang berat selama lima tahun,
mengingat salah satu bagian dari program ini
adalah reposisi muse- um di Indonesia.
Peran museum dalam keseharian masyarakat
Indonesia dirasa masih sangat minim. Dari
perspektif pemasaran, dapat dikatakan
museum di Indonesia belum memanfaatkan
konsep pemasaran dalam upaya komunika-
sinya. Menurut Susatyo (2009) salah satu hal
yang menyebabkan kurang terkenalnya mu-
seum di Indonesia adalah kurangnya pro-
mosi. Program komunikasi pemasaran yang
terencana akan sangat bermanfaat bagi ini-
siasi reposisi museum yang direncanakan
pemerintah.
Surabaya sebagai ibukota Provinsi Jawa
Timur memiliki berbagai museum. Muse-
um House o f Sampoerna dan Museum 10
November Surabaya merupakan dua muse-
um yang paling dikenal di kota Surabaya.
Selain dua museum ini, sebenarnya Sura-
baya memiliki lebih banyak museum, ter-
dapat sekitar tujuh museum. Namun seperti
museum lainnya di Indonesia, sebagian
besar
museum di Surabaya kurang menarik minat
masyarakat luas dan mereka lebih memilih
obyek wisata yang lain. Salah satu museum
di
Surabaya yang berada dalam keadaan
tersebut
adalah Museum Kesehatan Dr.
Adhyatma, MPH. Hal ini sangat disayangkan
mengingat potensi yang dimiliki Museum
Kesehatan sebagai satu-satunya museum di
Indonesia yang memamerkan koleksi yang
berhubungan dengan kesehatan beserta sejarah
dan kebu- dayaan masyarakat pendukungnya.
Melihat fenomena tersebut pihak pengelola
museum perlu mengetahui faktor-faktor yang
mampu menarik minat masyarakat yang
belum opti- mal dan masih perlu
ditingkatkan untuk berkunjung ke Museum
Kesehatan Dr. Adhyatma, MPH. Berdasarkan
model perilaku konsumen yang
dikemukakan Kotler (2005;
202) mengatakan bahwa faktor-faktor yang
dapat menstimuli konsumen adalah faktor-

[Type text]
Ich Diana Sarah Dhiba dan Ayun Maduwinarti

faktor yang bersumber dari pemasar atau 6. Apakah Proses (Process) berpengaruh po-
sering disebut rangsangan pemasaran, seperti sitif terhadap minat pengunjung berkunjung
: product (produk), price (harga), place ke obyek wisata Museum Kesehatan Dr.
(tem- pat) dan promotion (promosi). Faktor- Adhyatma, MPH Surabaya ?
faktor tersebut dinamakan bauran pemasaran
7. Apakah Bukti Fisik (Physical Evidence)
(atau yang lebih dikenal dengan 4P).
berpengaruh positif terhadap minat pengun-
Dalam per- kembangan, sejumlah penelitian
jung berkunjung ke obyek wisata Museum
menunjukkan bahwa penerapan 4P
Kesehatan Dr. Adhyatma, MPH Surabaya ?
terlampau terbatas/ sempit untuk jasa, hal
ini dikarenakan karakteristik jasa yang 8. Apakah Layanan Pelanggan (Customer Ser-
berbeda dengan barang sehingga banyak pakar vice) berpengaruh positif terhadap minat
pemasaran mendefinisi- kan ulang bauran pengunjung berkunjung ke obyek wisata
pemasaran sedemikian rupa sehingga lebih Museum Kesehatan Dr. Adhyatma, MPH
aplikatif untuk sektor jasa. Hasilnya 4P yang Surabaya ?
lama/tradisional, diperluas dan ditambahkan Tujuan Penelitian
dengan empat unsur lainnya, yaitu people
(orang), process (proses), physical 1. Untuk mengetahui dan menganalisis apa-
evidence (bukti fisik) dan custo- mer kah Product berpengaruh positif terhadap
service (layanan pelanggan). minat pengunjung berkunjung ke obyek
Dalam penelitian ini kedelapan faktor wisata Museum Kesehatan Dr. Adhyatma,
bauran pemasaran tersebut yang akan diana- MPH Surabaya.
lisis, untuk dilihat pengaruhnya terhadap minat 2. Untuk mengetahui dan menganalisis apa-
berkunjung pada obyek wisata Museum Kese- kah Harga (Price) berpengaruh positif ter-
hatan Dr. Adhyatma, MPH. hadap minat pengunjung berkunjung ke
obyek wisata Museum Kesehatan Dr.
Rumusan Masalah Adhyatma, MPH Surabaya.
Dari latar belakang tersebut dapat dibuat 3. Untuk mengetahui dan menganalisis apa-
rumusan masalah sebagai berikut : kah Promosi (Promotion) berpengaruh
1. Apakah Produk (Product) berpengaruh po- positif terhadap minat pengunjung berkun-
sitif terhadap minat pengunjung berkunjung jung ke obyek wisata Museum Kesehatan
ke obyek wisata Museum Kesehatan Dr. Dr. Adhyatma, MPH Surabaya.
Adhyatma, MPH Surabaya ? 4. Untuk mengetahui dan menganalisis apa-
2. Apakah Harga (Price) berpengaruh positif kah Tempat (Place) berpengaruh positif
terhadap minat pengunjung berkunjung ke terhadap minat pengunjung berkunjung ke
obyek wisata Museum Kesehatan Dr. obyek wisata Museum Kesehatan Dr.
Adhyatma, MPH Surabaya ? Adhyatma, MPH Surabaya.
3. Apakah Promosi (Promotion) berpengaruh 5. Untuk mengetahui dan menganalisis apa-
positif terhadap minat pengunjung berkun- kah Orang (People) berpengaruh positif
jung ke obyek wisata Museum Kesehatan terhadap minat pengunjung berkunjung ke
Dr. Adhyatma, MPH Surabaya ? obyek wisata Museum Kesehatan Dr.
Adhyatma, MPH Surabaya.
4. Apakah Tempat (Place) berpengaruh positif
terhadap minat pengunjung berkunjung ke 6. Untuk mengetahui dan menganalisis apa-
obyek wisata Museum Kesehatan Dr. kah Proses (Process) berpengaruh positif
Adhyatma, MPH Surabaya ? terhadap minat pengunjung berkunjung ke
obyek wisata Museum Kesehatan Dr.
5. Apakah Orang (People) berpengaruh positif
Adhyatma, MPH Surabaya.
terhadap minat pengunjung berkunjung ke
obyek wisata Museum Kesehatan Dr. 7. Untuk mengetahui dan menganalisis apa-
Adhyatma, MPH Surabaya ? kah Bukti Fisik (Physical Evidence) ber-
Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Minat Pengunjung Pada
Obyek Wisata Museum Kesehatan Dr. Adhyatma, MPH Surabaya

pengaruh positif terhadap minat pengun- Menurut Kotler dan Keller (2006), mana-
jung berkunjung ke obyek wisata Museum jemen pemasaran adalah kegiatan mengana
Kesehatan Dr. Adhyatma, MPH Surabaya. lisa, merencanakan, mengi mplementasi,
8. Untuk mengetahui dan menganalisis apa- dan mengawasi segala kegiatan (program),
kah Layanan (Customer Service) berpe- guna memperoleh tingkat pertukaran yang
ngaruh positif terhadap minat pengunjung mengun- tungkan dengan pembeli sasaran
berkunjung ke obyek wisata Museum dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
Kesehatan Dr. Adhyatma, MPH Surabaya. Definisi lainnya dari Ben M. Etnis (1974:
28) menyatakan manajemen pemasaran ialah
Manfaat Penelitian proses untuk meningkatkan efisiensi dan efek-
1. Bagi obyek penelitian, dari hasil penelitian tivitas dari kegiatan pemasaran yang dilaku-
diharapkan dapat digunakan sebagai pija- kan oleh individu atau oleh perusahaan. Logi-
kan museum dalam membuat perencanaan ka dari definisi ini ialah apabila seseorang
program-program museum di masa datang, atau perusahaan, ingin memperbaiki pema-
khususnya untuk memasarkan obyek wisata sarannya, maka ia harus melakukan kegiatan
museum sehingga dapat meningkatkan jum- pemasaran itu sebaik mungkin.
lah kunjungan yang datang ke museum. Pemasaran Jasa
2. Bagi penulis merupakan tambahan penge- Perkembangan pemasaran berawal dari
tahuan yang kemudian dapat disinkronkan tukar menukar barang secara sederhana tanpa
dengan pengetahuan teoritis dan dapat di- menggunakan alat tukar berupa uang. Dengan
terapkan dalam pekerjaan, terutama kaitan- berkembangnya ilmu pengetahuan maka sema-
nya dengan masalah pemasaran industri kin dibutuhkan alat tukar yang berlaku umum,
pariwisata. yaitu uang. Di samping itu manusia juga me-
3. Bagi perkembangan ilmu untuk menambah merlukan jasa/pelayanan untuk mengurus hal-
khasanah pengetahuan khususnya dalam hal tertentu, sehingga jasa atau pelayanan
ilmu ekonomi dan pariwisata serta bahan menjadi bagian utama dalam pemasaran.
referensi dan informasi bagi para peneliti Penyaluran jasa, kebanyakan bersifat lang-
selanjutnya yang ingin mengetahui dan sung dari produsen kepada konsumen, seperti
meneliti tentang pemasaran industri pari- jasa perawatan, pengobatan, nasehat-nasehat,
wisata museum. hiburan, travel/perjalanan, laundry, museum,
beauty/shops, dan bermacam-macam service
4. Bagi Universitas, diharapkan karya tulis ini lainnya.
dapat dijadikan bahan studi literatur dan Adapun definisi jasa menurut Kotler dalam
tambahan koleksi perpustakaan yang ber- Lupiyoadi (2013:7) adalah setiap tindakan
manfaat untuk pembaca dan mahasiswa lain atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu
yang ingin meneliti tentang manajemen pihak kepada pihak lain, pada dasarnya tidak
pemasaran khususnya pemasaran museum. berwujud dan tidak mengaki batkan perpin-
dahan kepemi likan apa pun. Produksi jasa
TINJAUAN PUSTAKA mungkin berkaitan dengan produk fisik atau
Manajemen Pemasaran tidak.
Menurut Zeithaml dan Bitner (2003:3)
Aktivitas pemasaran memiliki peranan
dapat diartikan bahwa jasa/pelayanan meru-
sangat penting bagi suatu perusahaan, karena
pakan aktivitas yang ditawarkan oleh suatu
kegiatan pemasaran tidak hanya ditujukan
pihak kepada pihak lainnya dan pada dasarnya
untuk menciptakan suatu perputaran siklus
tidak berwujud, cepat hilang, lebih dapat di-
bisnis, namun lebih dari pada itu untuk mem-
rasakan daripada dimiliki, proses produksinya
pertahankan kelangsungan hidup perusahaan.
mungkin atau tidak dikaitkan dengan produk
Selain itu, kegiatan pemasaran juga dijadikan
fisik, serta pelanggan lebih dapat
perangkat untuk mengantar perusahaan men-
berpartisipasi aktif dalam proses
capai tujuan dan target yang diharapkan.
mengkonsumsi jasa.
Ich Diana Sarah Dhiba dan Ayun Maduwinarti

Menurut Lovelock & Wright (2005:5) jasa b. Harga (Price)


adalah tindakan atau kinerja yang
Menurut Kotler dan Amstrong (2007),
menciptakan manfaat bagi pelanggan dengan
harga adalah jumlah uang yang dibebankan
mewujudkan perubahan yang diinginkan
untuk sebuah produk atau jumlah nilai yang
dalam diri atau atas nama penerima. Namun
konsumen tukarkan untuk mendapatkan
dalam praktek- nya, tidaklah gampang
manfaat dari memiliki atau menggunakan
membedakan antara barang dan jasa, karena
produk atau jasa. Karakteristik intangible
sering pembelian barang dibarengi dengan
jasa menyebabkan harga menjadi indikator
unsur jasa/pelayanan, demikian juga
signifikan atas kualitas. Karakteristik per-
sebaliknya.
sonal dan non transferable pada beberapa
Berbagai riset dan literatur pemasaran
jasa tipe jasa memungkinkan diskriminasi harga
mengungkap bahwa jasa memiliki sejumlah dalam pasar jasa tersebut, sementara ba-
karaktersitik unik yang membedakannya dari nyak pula jasa yang dipasarkan oleh sektor
barang dan berdampak pada cara memasar- publik dengan harga yang disubsidi atau
kannya. Secara garis besar, karakteristik ter- bahkan gratis. Hal ini menyebabkan kom-
sebut adalah; intangibility, inseparability, pleksitas dalam penetapan harga jasa.
variability/heterogeneity, perishability, dan Strategi penentuan harga sangat signifikan
lack of ownership (Tjiptono, 2011: 25). dalam pemberian nilai kepada konsumen
dan mempengaruhi citra produk, dan kepu-
Bauran Pemasaran Jasa tusan konsumen untuk membeli. Penentuan
Dalam pemasaran jasa dikenal strategi harga juga berhubungan dengan pendapatan
bauran pemasaran atau marketing mix. dan turut mempengaruhi permintaan salu-
Menurut Tjiptono (2011:39) bauran pemasaran ran pemasaran. Yang paling penting adalah
jasa merupakan seperangkat alat yang dapat keputusan dalam penentuan harga harus
digunakan pemasar untuk membentuk karak- konsisten dengan startegi pemasaran secara
teristik jasa yang ditawarkan kepada pela- keseluruhan.
nggan yang meliputi: produk, harga, promosi, c. Promosi (Promotion)
tempat, orang, bukti fisik, proses dan layanan
Menurut Kotler dan Amstrong (2007), pro-
pelanggan. Kedelapan faktor tersebut disebut
mosi adalah suatu kegiatan yang meng-
dengan bauran pemasaran jasa, yang dapat
kombinasikan keunggulan produk dan me-
diuraikan sebagai berikut :
nunjuk konsumen untuk membeli. Meski-
a. Produk (Product) pun secara garis besar bauran promosi
Menurut Kotler (2000), produk adalah untuk barang sama dengan jasa, promosi
segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke jasa seringkali membutuhkan penekanan
pasar untuk mendapatkan perhatian, di beli, tertentu pada upaya meningkatkan kenam-
digunakan, atau dikonsumsi yang dapat pakan tangibilitas jasa. Selain itu, dalam
memuaskan keinginan atau kebutuhan. kasus pemasaran jasa, personal produksi
Dalam konteks ini, produk bisa berupa apa juga menjadi bagian penting dalam bauran
saja (baik yang berwujud fisik maupun promosi.
tidak) yang dapat ditawarkan kepada
pelanggan potensial untuk memenuhi d. Tempat (Place)
keinginan dan kebutuhan tertentu. Produk Tempat atau lokasi adalah sebuah titik
yang bagus juga memiliki keistimewaan tertentu yang dipilih oleh perusahaan untuk
tambahan yang dibutuhkan oleh konsumen. melaksanakan segala aktivitas usahanya,
Bauran produk yang dihadapi pemasar jasa dimana titik tersebut mempunyai pengaruh
bisa sangat berbeda dengan yang dihadapi terhadap strategi-strategi usaha dari pe-
pemasar barang. rusahaan yang bersangkutan (Tjiptono,
2011). Keputusan ini meliputi keputusan
Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Minat Pengunjung Pada
Obyek Wisata Museum Kesehatan Dr. Adhyatma, MPH Surabaya

lokasi fisik (misalnya keputusan mengenai Hurriyati (2005) merupakan suatu hal yang
dimana sebuah museum atau obyek wisata secara nyata ikut mempengaruhi
harus didirikan dan kemudahan akses keputusan konsumen untuk membeli
dalam mencapainya), kenyamanan suatu dan menggunakan produk layanan yang
lokasi dan keamanan kawasan. Selain itu, ditawarkan. Unsur-unsur yang termasuk
keputusan mengenai penggunaan di dalam fasilitas fisik antara lain
perantara untuk meningkatkan aksesbilitas lingkungan, dalam hal ini bangunan,
jasa bagi para pelanggan (misalnya, peralatan, perlengkapan, petunjuk
apakah akan menggunakan jasa agen pelayanan dan barangbarang lainnya yang
perjalanan ataukah harus memasarkan disatukan dengan service yang diberikan
sendiri paket liburan secara langsung seperti tiket, sampul, label, dan lain
kepada konsumen). sebagainya.
e. Orang (People) h. Layanan Pelanggan (Customer
Dalam hubungannya dengan pemasaran Service)
jasa “orang” yang berfungsi sebagai pe- Menurut Tjiptono (2011:42) dalam sektor
nyedia jasa sangat mempengaruhi kualitas jasa, layanan pelanggan dapat diartikan
jasa yang diberikan. Keputusan dalam sebagai kualitas total jasa yang dipersep-
faktor “orang” ini berarti berhubungan sikan oleh pelanggan. Layanan pelanggan
dengan seleksi, pelatihan, motivasi, dan pada pemasaran jasa lebih dilihat sebagai
manajemen sumber daya manusia, Lupi- hasil (outcome) dari kegiatan distribusi dan
yoadi (2013:97). Untuk mencapai kualitas logistik, di mana pelayanan diberikan
yang terbaik, pegawai harus dilatih untuk kepada konsumen untuk mencapai kepu-
menyadari pentingnya pekerjaan mereka, asan. Layanan pelanggan meliputi aktivitas
yaitu memberikan konsumen kepuasan untuk memberikan kegunaan waktu dan
dalam memenuhi kebutuhannya. Pen- tempat, termasuk pelayanan pratransaksi,
tingnya SDM dalam pemasaran jasa saat transaksi, dan pascatransaksi. Kegiatan
berkaitan erat dengan pemasaran int er- pratransaksi akan turut mempengaruhi kegi-
nal (internal marketing). atan saat dan pascatransaksi. Oleh karena
f. Proses (Process) itu, kegiatan pendahuluannya harus dilaku-
kan sebaik mungkin sehingga konsumen
Proses merupakan gabungan semua akti- memberikan respons yang positif dan me-
vitas, yang umumnya terdiri atas pro- nunjukkan loyalitas yang tinggi.
sedur, jadwal pekerjaan, mekanisme,
kar- yawan dan hal-hal rutin lainnya, Pengertian Minat
dimana jasa dihasilkan dan disampaikan Menurut Ismail (2004:92), minat konsumen
kepada konsu- men (Lupiyoadi 201 3;98). (interest) dapat juga didefinisikan sebagai
Proses produk- si atau operasi merupakan ketertarikan seseorang konsumen terhadap
faktor penting bagi konsumen high suatu produk/jasa. Konsumen tertarik kepada
contact service, yang seringkali juga suatu produk/jasa karena berbagai sebab,
berperan sebagai co producer jasa misalnya:
bersangkutan. Dalam bisnis jasa,
1. Karena produk/jasa feature
manajemen pemasaran dan manaje- men
operasi terkait erat dan sulit dibeda- kan Dalam hal ini konsumen tertarik kepada
dengan tegas. suatu produk/jasa karena penampakannya
menarik.
g. Bukti Fisik (Physical Evidence)
2. Karena produk/jasa benefits
Bukti fisik juga perlu dalam bauran pema-
saran, karena bentuk luar produk dan jasa Dalam hal ini konsumen tertarik kepada
berpengaruh terhadap persepsi orang ten- suatu produk/jasa karena manfaat yang
tang produk dan jasa tersebut. Bukti fisik diberikan oleh produk/jasa tersebut.
menurut Zeithaml dan Bitner dalam
Ich Diana Sarah Dhiba dan Ayun Maduwinarti

3. Karena informasi variabel terikat dan strategi harga, promosi,


Dalam hal ini informasi tentang produk, dan tempat sebagai variabel bebas.
produk/jasa yang sampai kepada konsumen Dengan mengambil sampel sebanyak 120
dari kelom- pok rujukan, influencer dan orang, sesuai dengan hasil analisis data yang
lain-lain. telah dilakukan melalui penghitungan analisis
regresi, hasil penelitian menunjukkan bahwa
Pengaruh Bauran Pemasaran hanya strategi harga saja yang berpengaruh
Jasa positif pada motif konsumen, sedangkan stra-
Terhadap Minat tegi promosi memiliki hubungan yang negatif
Menurut Dodds, Monroe & Grewal signifikan. Strategi produk dan tempat tidak
(1991) dalam Grewal, Monroe & Krishnan, berpengaruh bagi motif konsumen. Penemuan
1998), minat beli didefinisikan sebagai ke- ini menunjukkan bahwa konsumen tidak mem-
mungkinan seorang konsumen untuk berniat perhatikan karakteristik produk dan lokasi
membeli suatu produk. Minat beli konsu- ketika mereka membeli produk-produk di
men terhadap suatu produk sangat dipenga- TESCO, tetapi mereka termotivasi pada stra-
ruhi oleh beberapa faktor (Lamb, Hair, Mc tegi harga yang rendah. Oleh karenanya,
Daniel, 2001). semua TESCO yang ada di seluruh Malaysia
Ada dua dimensi dalam minat beli yaitu harus fokus pada konsep penjualan mereka,
attitude dan one social subjective norm. yaitu “Everyday Low-Pricing”.
Attitude atau sikap merupakan bagian dari Penelitian kedua adalah penelitian yang
Response Hierarcy Model (Kotler, 2003), dilakukan oleh Yulia Endah Sukma Purnama-
yaitu pada tahap Affective Stage, dimana sari (2011) melakukan sebuah penelitian di
merupakan perasaan terhadap produk tertentu Kota Semarang yang berusaha menganalisis
atau evaluasi menyeluruh terhadap objek, yang pengaruh bauran pemasaran terhadap kepu-
dipengaruhi juga oleh persepsi konsumen ter- tusan wisatawan asing berlibur di Kota
hadap produk atau jasa yang diteliti. Hal ini Semarang. Variabel independen dalam peneli-
biasanya dianggap sebagai sikap. Sehingga tiannya terdiri dari produk, tempat, harga, dan
sikap yang dalam penelitian ini adalah ukuran promosi (marketing mix), sedangkan variable
minat beli konsumen dipengaruhi oleh Exter- dependennya adalah keputusan wisatawan
nal Influences yaitu berupa marketing stimuli asing berlibur. Yulia menggunakan teknik
dan nonmarketing stimuli. Marketing stimuli nonprobability sampling dengan accidental
berupa bauran pemasaran yang terdiri dari sampling. Jumlah sampel 100 responden.
Product, Price, Place, Promotion, People, Phy- Hasil penelitian ini adalah variabel produk,
sical Evidence, and Process, atau yang disebut harga, tempat, dan promosi (marketing mix)
Firm’s Marketing. Sedangkan nonmarketing memiliki pengaruh positif dan signifikan
stimuli berupa misalnya kondisi ekonomi, terhadap keputusan wisatawan asing untuk
kelas sosial teknologi, politik, budaya (Schiff- berlibur ke Kota Semarang.
man & Kanuk, 2000:443). Penelitian ketiga yang dijadikan referensi
oleh penulis dalam tesis ini adalah penelitian
Penelitian Dwi Supranto (2007) yang meneliti tentang
Terdahulu pengaruh bauran pemasaran jasa terhadap per-
Sebagai dasar untuk melengkapi landasan formance pemasaran obyek wisata museum.
teori, berikut ini disajikan hasil-hasil pene- Penelitiannya dilakukan di Museum Mpu
litian terdahulu yang relevan dengan masalah Tantular dengan judul “Analisis Faktorfaktor
dalam penelitian ini. Penelitian pertama yang Mempengaruhi Performance Pemasaran
ada- lah penelitian dari Jayaraman Munusamy Obyek Wisata Museum (Studi Kasus Pengun-
(2008) dari Universitas Tun Abdul Razak, jung Obyek Wisata Museum Propinsi Jawa
Malaysia meneliti tentang hubungan antara Timur Mpu Tantular Sidoarjo)”. Variabel
marketing mix dengan motif konsumen di independen : produk, tempat, harga, promosi,
Tesco, Malaysia (Relationship Between Mar- proses, bukti fisik, orang dan layanan pe-
keting Mix Strategy And Consumer Motive:
An Empirical Study In Major Tesco Stores).
Dimana motif konsumen TESCO sebagai
Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Minat Pengunjung Pada
Obyek Wisata Museum Kesehatan Dr. Adhyatma, MPH Surabaya

langgan (marketing mix). Variable dependen : sampel yang digunakan dalam penelitian ini
performance pemasaran obyek wisata muse- adalah metode non-probability sampling,
um. Teknik penelitian ini adalah nonproba- yaitu convenience sampling. Jumlah sampel
bility sampling yaitu teknik pengambilan 394 responden/pengunjung. Hasil penelitian
sampel yang tidak memberi peluang/ ini adalah Minat pengunjung untuk memilih
kesempatan sama bagi setiap anggota populasi Taman Mini Indonesia Indah sebagai desti-
untuk dipilih menjadi sampel. Hasil pene- nasi wisata, dipengaruhi oleh sikap, norma
litiannya menunjukkan bahwa variabel pro- subyektif dan perceived behavior control
duk, tempat, harga, promosi, proses, bukti secara bersama-sama dan parsial.
fisik, orang dan layanan pelanggan (marketing Penelitian keenam yang dijadikan acuan
mix) memiliki pengaruh positif dan signifikan adalah penelitian yang dilakukan oleh Glenn
terhadap performance pemasaran obyek wisata Lyons et al (2010) dengan judul “The Travel
museum dan faktor proses mempunyai penga- Behaviour Intentions Of Young People In
ruh dominan terhadap performance pemasaran The Context Of Climate Change”. Variabel
obyek wisata museum. independen : Sikap, Norma Subyetif dan
Penelitian keempat sebagai bahan refe- Perceived Behavior Control. Variabel depen-
rensi adalah penelitian dari Rahayu Wida- den : Minat kunjungan wisatawan. Teknik
yanti (2013) dengan judul “Pengaruh Bauran pengambi lan sampel yang digunakan dalam
Promosi Terhadap Kunjungan Wisatawan penelitian ini adalah metode non-probability
Domestik (Studi Kasus Di Taman Rekreasi sampling, yaitu convenience sampling.
Sengkaling Malang)”. Variabel independen : Jumlah sampel 394 responden/pengunjung.
advertising, personal selling, sales promo- Teknik analisa data mrnggunkan analisa
tion, dan public relation. Variabel depen- regresi linear berganda. Hasil penelitian ini
den: kunjungan wisatawan domestik. Hasil adalah membangun pemahaman yang lebih
penelitiannya menyatakan bahwa variabel dalam pengaruh pada niat perilaku perjalanan
bauran pemasaran yang terdiri dari adver- anak muda untuk tidak bergantung dengan
tising, personal selling, sales promotion, dan mobil tetapi bergantung pada alternative
public relation secara parsial berpengaruh model lain (non-mobil).
terhadap keputusan berwisata di Taman Penelitian ketujuh yang dijadikan acuan
Rekreasi Sengkaling. Variabel advertising adalah penelitian yang dilakukan oleh Gopal
berpengaruh sebesar 0,350, sementara varia- Das (2013) dengan judul “Linkages Of Retai-
bel Personal selling berpengaruh sebesar ler Personality, Perceived Quality And
0,329, variabel sales promotion berpengaruh Purchase Intention With Retailer Loyalty: A
sebesar 0,298, sedangkan variabel public Study Of Indian Non-Food Retailing”.
relation berpengaruh 0,168. Besarnya Sampel yang digunakan adalah menggunakan
pengaruh tersebut menjadi bukti bahwa baik sam- pling sistematik yang diterapkan
adver- tising, personal selling, sales untuk me- ngumpulkan data dengan
promotion, dan public relation sangat kuesioner. Variabel independen : kepribadian
dibutuhkan bagi kepu- tusan wisatawan pembeli, persepsi kualitas pembeli, dan
domestik untuk berwisata di Taman Rekreasi loaylitas pembeli. Varia- bel dependen :
Sengkaling. minat pembeli non-food Indian. Teknik
Penelitian kelima sebagai penelitian ter- pengambilan sampel yang digunakan dalam
dahulu dari tesis ini adalah penelitian penelitian ini adalah analisis path. Hasil
Heriyanni Mashithoh (2009) dengan judul penelitian ini adalah kepribadian pembeli,
“Analisis Sikap, Norma Subyetif dan Percei- persepsi kualitas pembeli, dan minat pembeli
ved Behavior Control terhadap Minat harus digunakan untuk segmentasi pasar yang
Pengunjung (Studi Kasus Taman Mini heterogen dalam kelompok homo- geny target
Indonesia Indah)”. Variabel independen : sebagian segmen pelanggan yang
Sikap, Norma Subyektif dan Perceived Beha- menguntungkan dan menerapkan strategi pro-
vior Control. Variabel dependen : Minat mosi pemasaran yang efektif.
kunjungan wisatawan. Teknik pengambi lan
Ich Diana Sarah Dhiba dan Ayun Maduwinarti

Kerangka Konseptual Dan Hipotesis promosi, tempat, orang, bukti tisik, proses dan
Penelitian layanan pelanggan yang mempengaruhi minat
mereka untuk berkunjung ke obyek wisata
Kerangka Konseptual Museum Kesehatan Dr. Adhyatma, MPH
Kerangka Konseptual Skema kerangka Surabaya. Bauran pemasaran jasa yang di-
konseptual tersebut menjelaskan bahwa terapkan dinilai berhasil jika timbul keinginan
museum merupakan salah satu produk jasa pengunjung/wisatawan untuk datang dan
sehingga didalam memasarkannya memer- bertambahnya jumlah kunjungan ke Museum
lukan seperangkat alat yang dapat digunakan Kesehatan Dr. Adhyatma, MPH Surabaya.
oleh pemasar obyek wisata museum untuk
membentuk karakteristik jasa yang akan di- Hipotesis Penelitian
tawarkan kepada pengunjung. Seperangkat Hipotesis dalam penelitian ini adalah
alat tersebut menumt Tjiptono (2011 ;39) sebagai berikut:
sering disebut dengan bauran pemasaran, yang
merupakan seperangkat alat yang dapat
digunakan untuk menyusun strategi jangka H1 : Produk berpengaruh signinkan terhadap
panjang dan merancang program pemasaran minat pengunjung berkunjung ke
(taktik pemasaran) jangka pendek. Bauran obyek wisata Museum Kesehatan Dr.
pemasaran dalam sektor jasa yang akan Adhyatma, MPH Surabaya
mempengaruhi pemasaran jasa terdiri dari H2 : Harga berpengaruh signifikan terha-
product (jasa yang ditawarkan), price (tarif dap minat pengunjung berkunjung ke
yang dikenakan pada pengunjung museum), obyek wisata Museum Kesehatan Dr.
promotion (komunikasi pemasaran yang di- Adhyatma, MPH Surabaya
lakukan), place (letak museum), people
(kinerja sumber daya manusia), physical H3 : Promosi berpengaruh signifikan terha-
evidence (bukti fisik yang ditawarkan), pro- dap minat pengunjung berkunjung ke
cess (kinerja pelayanan) dan customer service obyek wisata Museum Kesehatan Dr.
(layanan pelanggan). Adhyatma, MPH Surabaya
H4 : Tempat berpengaruh signifikan terha-
dap minat pengunjung berkunjung ke
obyek wisata Museum Kesehatan Dr.
Adhyatma, MPH Surabaya
H5 : Orang berpengaruh signifikan terha-
dap minat pengunjung berkunjung ke
obyek wisata Museum Kesehatan Dr.
Adhyatma, MPH Surabaya
H6 : Proses berpengaruh signifikan terha-
dap minat pengunjung berkunjung ke
obyek wisata Museum Kesehatan Dr.
Adhyatma, MPH Surabaya
H7 : Bukti fisik berpengaruh signifikan ter-
hadap minat pengunjung berkunjung ke
obyek wisata Museum Kesehatan Dr.
Adhyatma, MPH Surabaya
Penelitian ini akan dilakukan pada obyek
H8 : Layanan pelanggan berpengaruh signifi-
wisata Museum Kesehatan Dr. Adhyatma,
kan terhadap minat pengunjung berkun-
MPH Surabaya, dengan meminta pengunjung
jung ke obyek wisata Museum Kese-
untuk melakukan penilaian terhadap bauran
hatan Dr. Adhyatma, MPH Surabaya
pemasaran jasa yang meliputi: produk, harga,
Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Minat Pengunjung Pada
Obyek Wisata Museum Kesehatan Dr. Adhyatma, MPH Surabaya

METODE penting dalam estimasi dan interprestasi hasil-


PENELITIAN Jenis hasil perhitungan SEM. SEM tidak menggu-
nakan skor data individual yang dikumpulkan,
Penelitian SEM hanya menggunakan matriks kovarians
Jenis penelitian yang digunakan adalah data sampel sebagai input untuk menghasilkan
penelitian kausal, yaitu menganalisis hubu- sebuah estimated population covariance
ngan hubungan antara satu variabel dengan matrix. Jadi dalam hal ini, observasi
variabel lainnya. Penelitian ini merupakan individual tetap digunakan, akan tetapi
penelitian konklusif dengan hipotesis yang input-input ini akan segera dikonversi ke
disertai pengujian statistik dengan tujuan dalam matriks kovarians atau matriks korelasi
untuk menguji hipotesis-hipotesis yang dike- sebelum di- lakukan estimasi. Hal ini
mukakan. Rancangan penelitian berbentuk disebabkan karena fokus dari SEM bukanlah
survei, yaitu penelitian yang dilakukan pada data indivi- dual, tetapi pada pola
dengan cara penyebaran kuesioner. hubungan antar respon- den (Ferdinand,
2002).
Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan
Sampel Populasi Pedoman pengukuran sampel menurut Hair
dalam Ferdinand (2002:.51), dapat ditentukan
Populasi adalah wilayah generalisasi yang
sebagai berikut:
terdiri dari obyek/subyek yang memiliki kua-
litas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan 1) Ukuran sampel dapat disekitar 100 – 200
oleh peneliti (Sugiyono, 2007: 61). Populasi sampel pada penelitian
dalam penelitian ini adalah pengunjung muse- 2) Tergantung pada jumlah paramete yang
um yang berusia 21 - 50 tahun yang diasum- diestimasi. Pedomannya adalah 5 kali
sikan oleh peneliti bisa menjawab pertanyaan jumlah parameter yang diestimasi.
penelitian dengan baik. Adapun jumlah yang
ditetapkan sebagai populasi dalam penelitian Teknik Pengumpulan
ini adalah taksiran rerata dari pengunjung pada Data
bulan November s/d Desember tahun 2013 Dalam penelitian ini pengumpulan data
yang berjumlah 239 (total N = 239) pengun- dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner
jung. kepada pengunjung obyek wisata Museum
Sampel dan Teknik Penarikan Sampel Kesehatan Dr. Adhyatma, MPH Surabaya
serta mengadakan wawancara dengan pihak
Menurut Sugiyono (2007: 62) sampel ada- manajemen Museum Kesehatan Dr. Adhyat-
lah bagian dari jumlah dan karakteristik yang ma, MPH sebagai informan kunci.
dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi
besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari PEMBAHASAN
semua yang ada pada populasi, maka peneliti
A. Pengaruh Produk Terhadap Minat
dapat menggunakan sampel yang diambil dari
Pengunjung
populasi. Apa yang dipelajari dari sampel itu,
kesimpulannya akan diberlakukan untuk popu- Berdasarkan hasil penelitian diketahui bah-
lasi. Untuk itu sampel yang diambil dari wa Produk mempunyai pengaruh terhadap
populasi harus betul-betul representatif Minat Pengunjung yang positif. Hal ini dapat
(mewakili). Sampel dalam penelitian ini ada- dilihat dari nilai tstatistik sebesar 2.123 yang
lah pengunjung obyek wisata Museum Kese- berarti lebih besar dari 1.96. Artinya ketika
hatan Dr. Adhyatma, MPH Surabaya yang Museum Kesehatan Dr. Adhyatma, MPH
ditemui peneliti selama melakukan penelitian Surabaya menerapkan bauran pemasaran pro-
lapangan sebanyak 135 pengunjung, yang duk dengan baik maka secara otomatis akan
diperoleh dari 5 x n = 5 x 27 indikator dalam dapat meningkatkan minat pengunjung. Kare-
penelitian ini = 135 (Ferdinand 2002:51). na dengan penerapan Produk yang baik dan
Dalam SEM (Structural Equation Mode- produk-produk tersebut memiliki nilai keisti-
ling), ukuran sampel mempunyai peranan yang mewaan, konsumen merasa akan lebih tertarik
untuk mengunjungi museum tersebut. Penga-
Ich Diana Sarah Dhiba dan Ayun Maduwinarti

ruh positif Produk terhadap minat pengunjung disimpulkan bahwa hipotesis kedua berbunyi “
ditunjukkan nilai estimate atau koefisien Harga berpengaruh signifikan terhadap minat
regresi sebesar 0.275, artinya jika produk me- pengunjung berkunjung ke obyek wisata
ningkat 0.275 satu satuan maka minat pengun- Museum Kesehatan Dr. Adhyatma, MPH
jung akan meningkat juga sebesar 0.275 satu Surabaya” adalah terbukti.
satuan dan sebaliknya.
C. Pengaruh Promosi Terhadap Minat
Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel
Pengunjung
produk memiliki pengaruh positif terhadap
minat pengunjung. Hal ini berarti bahwa minat Berdasarkan hasil penelitian diketahui bah-
pengunjung dapat dibentuk melalui bauran wa Promosi mempunyai pengaruh terhadap
pemasaran Produk. Dimana semakin baik Minat Pengunjung yang positif. Hal ini dapat
Produk maka minat pengunjung akan mening- dilihat dari nilai tstatistik sebesar 2.068 yang
kat. Berdasarkan uraian diatas maka dapat berarti lebih besar dari 1.96. Artinya ketika
disimpulkan bahwa hipotesis pertama ber- Museum Kesehatan Dr. Adhyatma, MPH
bunyi “Produk berpengaruh signifikan terha- Surabaya menerapkan bauran pemasaran
dap minat pengunjung berkunjung ke obyek Promosi dengan baik seperti menambah
wisata Museum Kesehatan Dr. Adhyatma, kuantitas penanyangan iklan di media promo-
MPH Surabaya” adalah terbukti. si, penyampaian pesan dalam penanyangan
iklan di media yang bagus dan jelas, me-
B. Pengaruh Harga Terhadap Minat
nambah promosi penjualan dengan penawaran
Pengunjung
paket-paket wisata di pameran maka secara
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bah- otomatis akan dapat meningkatkan minat
wa harga yang dalam penelitian ini adalah pengunjung. Karena dengan penerapan Pro-
tarif masuk mempunyai pengaruh terhadap mosi yang baik, akan membuat konsumen
Minat Pengunjung yang positif. Hal ini dapat lebih mengenal dan mengetahui museum
dilihat dari nilai t-statistik sebesar 2.517 yang sehingga merasa akan lebih tertarik untuk
berarti lebih besar dari 1.96. Artinya ketika mengunjungi museum tersebut. Pengaruh
Museum Kesehatan Dr. Adhyatma, MPH positif Promosi terhadap minat pengunjung
Surabaya me- nerapkan bauran pemasaran ditunjukkan nilai estimate atau koefisien
harga dengan baik yaitu kesesuaian tarif regresi sebesar 0.257, artinya jika Promosi
masuk dengan kualitas produkproduknya meningkat 0.257 satu satuan maka minat
maka secara otomatis akan dapat pengunjung akan meningkat juga sebesar
meningkatkan minat pengunjung. Kare- na 0.257 satu satuan dan sebaliknya.
dengan penerapan tarif masuk yang ter- Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel
jangkau dan sebanding dengan manfaat yang Promosi memiliki pengaruh positif terhadap
diperoleh akan membuat konsumen merasa minat pengunjung. Hal ini berarti bahwa minat
akan lebih tertarik untuk mengunjungi muse- pengunjung dapat dibentuk melalui bauran
um tersebut. Pengaruh positif Harga terhadap pemasaran Promosi. Dimana semakin baik
minat pengunjung ditunjukkan nilai estimate Promosi maka minat pengunjung akan me-
atau koefisien regresi sebesar 0.288, artinya ningkat. Berdasarkan uraian diatas maka dapat
jika Harga meningkat 0.288 satu satuan maka disimpulkan bahwa hipotesis ketiga berbunyi
minat pengunjung akan meningkat juga sebe- “ Promosi berpengaruh signifikan terhadap
sar 0.288 satu satuan dan sebaliknya. minat pengunjung berkunjung ke obyek wisata
Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel Museum Kesehatan Dr. Adhyatma, MPH
harga memiliki pengaruh positif terhadap Surabaya” adalah terbukti.
minat pengunjung. Hal ini berarti bahwa minat
pengunjung dapat dibentuk melalui bauran D. Pengaruh Tempat Terhadap Minat
Pengunjung
pemasaran harga. Dimana semakin terjangkau
tarif masuk dan sesuai dengan kualitas produk- Berdasarkan hasil penelitian diketahui bah-
produknya maka minat pengunjung akan me- wa Tempat mempunyai pengaruh terhadap
ningkat. Berdasarkan uraian diatas maka dapat
Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Minat Pengunjung Pada
Obyek Wisata Museum Kesehatan Dr. Adhyatma, MPH Surabaya

Minat Pengunjung yang positif. Hal ini dapat regresi sebesar 0.225, artinya jika Orang
dilihat dari nilai tstatistik sebesar 2.662 yang meningkat 0.225 satu satuan maka minat
berarti lebih besar dari 1.96. Artinya ketika pengunjung akan meningkat juga sebesar
Museum Kesehatan Dr. Adhyatma, MPH 0.225 satu satuan dan sebaliknya.
Surabaya menerapkan bauran pemasaran Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel
tempat dengan baik maka secara otomatis Orang memiliki pengaruh positif terhadap
akan dapat meningkatkan minat pengunjung. minat pengunjung. Hal ini berarti bahwa minat
Kare- na dengan penerapan lokasi yang baik, pengunjung dapat dibentuk melalui bauran
tempat yang nyaman dan kawasan yang aman pemasaran Tempat. Dimana semakin baik
akan membuat konsumen merasa akan lebih Orang maka minat pengunjung akan mening-
tertarik untuk mengunjungi museum tersebut. kat. Berdasarkan uraian diatas maka dapat
Penga- ruh positif Tempat terhadap minat disimpulkan bahwa hipotesis kelima berbunyi
pengunjung ditunjukkan nilai estimate atau “Orang berpengaruh signifikan terhadap minat
koefisien regresi sebesar 0.296, artinya jika pengunjung berkunjung ke obyek wisata
Tempat meningkat 0.296 satu satuan maka Museum Kesehatan DR. Adhyatma, MPH
minat pengunjung akan meningkat juga Surabaya” adalah terbukti.
sebesar
F. Pengaruh Proses Terhadap Minat
0.296 satu satuan dan sebaliknya.
Pengunjung
Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel
tempat memiliki pengaruh positif terhadap Berdasarkan hasil penelitian diketahui bah-
minat pengunjung. Hal ini berarti bahwa minat wa Proses mempunyai pengaruh terhadap
pengunjung dapat dibentuk melalui bauran Minat Pengunjung yang positif. Hal ini dapat
pemasaran Tempat. Dimana semakin baik dilihat dari nilai tstatistik sebesar 2.098 yang
Tempat maka minat pengunjung akan me- berarti lebih besar dari 1.96. Artinya ketika
ningkat. Berdasarkan uraian diatas maka dapat Museum Kesehatan Dr. Adhyatma, MPH
disimpulkan bahwa hipotesis keempat ber- Surabaya menerapkan bauran pemasaran
bunyi “Tempat berpengaruh signifikan terha- Proses dengan baik maka secara otomatis akan
dap minat pengunjung berkunjung ke obyek dapat meningkatkan minat pengunjung. Kare-
wisata Museum Kesehatan Dr. Adhyatma, na dengan adanya proses pelayanan yang
MPH Surabaya” adalah terbukti. cepat, prosedur wisata yang mudah dan kinerja
karyawan yang bagus akan membuat konsu-
E. Pengaruh Orang Terhadap Minat
men merasa akan lebih tertarik untuk mengun-
Pengunjung
jungi museum tersebut. Pengaruh positif Pro-
Berdasarkan hasil penelitian diketahui ses terhadap minat pengunjung ditunjukkan
bahwa Orang mempunyai pengaruh terhadap nilai estimate atau koefisien regresi sebesar
Minat Pengunjung yang positif. Hal ini dapat 0.201, artinya jika Proses meningkat 0.201
dilihat dari nilai tstatistik sebesar 2.034 yang satu satuan maka minat pengunjung akan
berarti lebih besar dari 1.96. meningkat juga sebesar 0.201 satu satuan dan
Artinya ketika Museum Kesehatan Dr. sebaliknya.
Adhyatma, MPH Surabaya menerapkan bau- Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel
ran pemasaran Orang dengan baik maka secara Proses memiliki pengaruh positif terhadap
otomatis akan dapat meningkatkan minat minat pengunjung. Hal ini berarti bahwa minat
pengunjung. Karena dengan adanya komponen pengunjung dapat dibentuk melalui bauran
orang dalam strategi bauran pemasaran seperti pemasaran Proses. Dimana semakin baik
kemampuan karyawan dalam menjelaskan Proses maka minat pengunjung akan mening-
koleksi mudah dimengerti, keramahan petugas kat. Berdasarkan uraian diatas maka dapat
dan penampilan karyawan yang rapi akan disimpulkan bahwa hipotesis keenam berbunyi
membuat konsumen merasa akan lebih tertarik “Proses berpengaruh signifikan terhadap minat
untuk mengunjungi museum tersebut. Penga- pengunjung berkunjung ke obyek wisata
ruh positif Orang terhadap minat pengunjung
ditunjukkan nilai estimate atau koefisien
Ich Diana Sarah Dhiba dan Ayun Maduwinarti

Museum Kesehatan Dr. Adhyatma, MPH jung. Karena dengan adanya komponen Laya-
Surabaya” adalah terbukti. nan Pelanggan dalam strategi bauran pema-
G. Pengaruh Bukti Fisik Terhadap saran akan membuat konsumen merasa akan
Minat lebih nyaman sehingga tertarik untuk mengun-
Pengunjung jungi museum tersebut. Pengaruh positif
Layanan Pelanggan terhadap minat pengun-
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bah-
jung ditunjukkan nilai estimate atau koefisien
wa Bukti Fisik mempunyai pengaruh terhadap
regresi sebesar 0.266, artinya jika Layanan
Minat Pengunjung yang positif. Hal ini dapat
Pelanggan meningkat 0.266 satu satuan maka
dilihat dari nilai tstatistik sebesar 2.136 yang
minat pengunjung akan meningkat juga sebe-
berarti lebih besar dari 1.96. Artinya ketika
sar 0.266 satu satuan dan sebaliknya.
Museum Kesehatan Dr. Adhyatma, MPH Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel
Surabaya menerapkan bauran pemasaran Bukti Layanan Pelanggan memiliki pengaruh positif
Fisik dengan baik maka secara otomatis akan terhadap minat pengunjung. Hal ini berarti
dapat meningkatkan minat pengunjung. Kare- bahwa minat pengunjung dapat dibentuk me-
na dengan adanya komponen bukti fisik yang lalui bauran pemasaran Layanan Pelanggan.
baik seperti ruangan yang nyaman, koleksi Dimana semakin baik Layanan Pelanggan
museum yang lengkap dan petunjuk pelayanan maka minat pengunjung akan meningkat.
yang mudah dimengerti akan membuat konsu- Berdasarkan uraian diatas maka dapat disim-
men merasa akan lebih tertarik untuk mengun- pulkan bahwa hipotesis kedelapan berbunyi “
jungi museum tersebut. Pengaruh positif Bukti Layanan pelanggan berpengaruh signifikan
Fisik terhadap minat pengunjung ditunjukkan terhadap minat pengunjung berkunjung ke
nilai estimate atau koefisien regresi sebesar obyek wisata Museum Kesehatan Dr. Adhyat-
0.273, artinya jika Proses meningkat 0.273
ma, MPH Surabaya” adalah terbukti.
satu satuan maka minat pengunjung akan
meningkat juga sebesar 0.273 satu satuan dan KESIMPULAN DAN
sebaliknya.
Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel SARAN Kesimpulan
Bukti Fisik memiliki pengaruh positif Berdasarkan analisis hasil penelitian dan
terhadap minat pengunjung. Hal ini berarti pembahasan yang telah dilakukan pada bab
bahwa minat pengunjung dapat dibentuk sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan
melalui bauran pemasaran Bukti Fisik. sebagai berikut :
Dimana semakin baik Bukti Fisik maka minat
pengunjung akan meningkat. Berdasarkan 1. Variabel produk berpengaruh positif signi-
uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa fikan terhadap minat pengunjung berkun-
hipotesis ketujuh berbunyi “ Bukti fisik jung ke obyek wisata Museum Kesehatan
berpengaruh signifikan terhadap minat Dr. Adhyatma, MPH Surabaya. Hal ini
pengunjung berkunjung ke obyek wisata menunjukkan bahwa produk yang ditawar-
Museum Kesehatan DR. Adhyat- ma, MPH kan oleh pihak manajemen museum memi-
Surabaya” adalah terbukti. liki daya tarik, dan keistimewaan serta
dapat memenuhi kebutuhan pengunjung
H. Pengaruh Layanan Pelanggan obyek wisata Museum Kesehatan Dr.
Terhadap Adhyatma, MPH Surabaya.
Minat Pengunjung
2. Variabel harga berpengaruh positif signi-
Berdasarkan hasil penelitian diketahui fikan terhadap minat pengunjung berkun-
bahwa Layanan Pelanggan mempunyai penga- jung ke obyek wisata Museum Kesehatan
ruh terhadap Minat Pengunjung yang positif. Dr. Adhyatma, MPH Surabaya. Hal ini
Hal ini dapat dilihat dari nilai t-statistik menunjukkan bahwa tarif masuk yang
sebesar 2.432 yang berarti lebih besar dari ditawarkan oleh pihak manajemen museum
1.96. Artinya ketika Museum Kesehatan Dr. dapat dijangkau, dan memiliki kesesuaian
Adhyatma, MPH Surabaya menerapkan Laya-
nan Pelanggan dengan baik maka secara oto-
matis akan dapat meningkatkan minat pengun-
Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Minat Pengunjung Pada
Obyek Wisata Museum Kesehatan Dr. Adhyatma, MPH Surabaya

kualitas serta manfaat yang dirasakan 8. Variabel layanan berpengaruh positif signi-
pengunjung obyek wisata Museum Kese- fikan terhadap minat pengunjung berkun-
hatan Dr. Adhyatma, MPH Surabaya. jung ke obyek wisata Museum Kesehatan
3. Variabel promosi berpengaruh positif Dr. Adhyatma, MPH Surabaya. Hal ini
signi- fikan terhadap minat pengunjung menunjukkan bahwa layanan yang disedia-
berkun- jung ke obyek wisata Museum kan oleh pihak manajemen museum dapat
Kesehatan Dr. Adhyatma, MPH Surabaya. membentuk kepuasan pengunjung obyek
Hal ini menunjukkan bahwa promosi yang wisata Museum Kesehatan Dr. Adhyatma,
ditawar- kan dapat membentuk minat MPH Surabaya.
pengunjung obyek wisata Museum SARAN
Kesehatan Dr. Adhyatma, MPH Surabaya.
Berdasarkan hasil penelitian secara kese-
4. Variabel tempat berpengaruh positif signi- luruhan dan simpulan yang diperoleh, dapat
fikan terhadap minat pengunjung berkun- dikembangkan beberapa saran bagi pihak–
jung ke obyek wisata Museum Kesehatan pihak yang berkepentingan dalam
Dr. Adhyatma, MPH Surabaya. Hal ini penelitian ini. Adapun saran–saran yang
menunjukkan bahwa lokasi atau tempat dikemukakan adalah sebagai berikut:
yang disediakan oleh pihak manajemen
museum dapat membentuk minat berkun- 1. Berdasarkan temuan hasil penelitian untuk
jung ke obyek wisata Museum Kesehatan meningkatkan jumlah pengunjung pihak
Dr. Adhyatma, MPH Surabaya. pengelola Museum Kesehatan Dr. Adhyat-
ma, MPH hendaknya mengintegrasikan ke
5. Variabel orang berpengaruh positif signi- delapan bauran pemasaran jasa (produk,
fikan terhadap minat pengunjung berkun- harga, promosi, tempat, orang, proses,
jung ke obyek wisata Museum Kesehatan bukti fisik dan layanan pelanggan) dalam
Dr. Adhyatma, MPH Surabaya. Hal ini kegiatan pemasarannya.
menunjukkan bahwa pelayanan yang di-
tawarkan oleh pihak manajemen museum 2. Museum perlu bekerjasama dengan travel
melalui petugas dapat membentuk minat agent dan Dinas Pariwisata setempat untuk
berkunjung ke obyek wisata Museum Kese- memasukkan Museum Kesehatan Dr.
hatan Dr. Adhyatma, MPH Surabaya. Adhyatma, MPH sebagai salah satu desti-
nasi wisata dalam paket-paket tournya dan
6. Variabel proses berpengaruh positif signi- pameran-pameran yang dilakukan.
fikan terhadap minat pengunjung berkun-
jung ke obyek wisata Museum Kesehatan 3. Museum Kesehatan Dr. Adhyatma, MPH
Dr. Adhyatma, MPH Surabaya. Hal ini perlu memanfaatkan perkembangan tekno
menunjukkan bahwa proses pelayanan oleh logi dan informasi yang semakin berkem-
pihak manajemen museum dapat memben- bang untuk menciptakan nuansa baru yang
tuk kepuasan pengunjung obyek wisata lebih modern dan lebih mengena sehingga
Museum Kesehatan Dr. Adhyatma, MPH kesan mistis dapat berkurang.
Surabaya. 4. Diperlukan kerjasama museum dengan
7. Variabel bukti fisik berpengaruh positif Dinas Pendidikan dan sekolah-sekolah da-
signifikan terhadap minat pengunjung ber- lam rangka peningkatan pengetahuan dan
kunjung ke obyek wisata Museum Kese- edukasi bagi pengunjung yang berkesan
hatan Dr. Adhyatma, MPH Surabaya. Hal lebih rekreatif dan inspiratif.
ini menunjukkan bahwa bukti fisik yang 5. Museum Kesehatan Dr. Adhyatma, MPH
ditunjukkan oleh pihak manajemen muse- perlu menyusun program-program yang
um dapat membentuk kepuasan pengunjung memiliki muatan ilmiah yang baik sehi-
obyek wisata Museum Kesehatan Dr. ngga dapat digunakan oleh para akademisi
Adhyatma, MPH Surabaya. dan peneliti yang ingin membedah koleksi
dan menjadikannya sebagai materi pe-
Ich Diana Sarah Dhiba dan Ayun Maduwinarti

ngembangan program publik, terutama Ferdinand, A, 2002, Structural


yang terkait dengan program pendidikan. Equation
6. Diperlukan kajian yang lebih spesifik ter- Modelling Dalam Peneltian Manajemen.
th
hadap upaya pemasaran museum di Indo- 2 ed, Seri Pustaka Kunci 03/BPUNDIP.
nesia, yaitu konsepkonsep pemasaran Ghozali, Imam, 2006, Aplikasi Analisis
dalam pengelolaan museum yang Multivariate Dengan Program. SPSS.
spesifik Semarang : Badan Penerbit Undip.
pada tiap museum secara individual dan
, 2008, Structural Equation Modeling
program yang disusun spesifik per muse- dengan Lisrel 8.80 edisi II. Semarang.
um sebaiknya selaras dengan program
Penerbit : Universitas Diponegoro.
yang ditetapkan pemerintah.
, 2009, Aplikasi Analisis Multivariate
dengan Program SPSS. Semarang :
DAFTAR PUSTAKA
Universitas Diponegoro.
Ardiwidjaja, Roby, 2009, Gerakan Nasional Grewal, D., Monroe K. B., dan Krishnan R,
Cinta Museum: Penguat Identitas dan Jati 1998, The Effect Of Price –
Comparison
Diri Bangsa. Museografia, Vol. III, No. 4,
Advertising On Buyer Perception Of
pp. 79-88. Jakarta: Direktorat Museum.
Acquisition Value, transaction Value, and
Berman, Barry dan Evans J. R, 2004, Retail Behaviour Intentions. Journal Of Marke-
th
Management A Strategic Apporoach. 9 ting, Vol. 62, pp. 46 – 59.
ed. New Jersey : Pearson Education.
Hurriyati, Ratih, 2005, Bauran
Candrawira, V, 2009, Gerakan Nasional Pemasaran dan Loyalitas Konsumen.
Cinta Museum: Gerakan siapa? Bandung : CV. Alfabeta.
Museografia, Vol. III, No. 4, pp. 55-78.
Ismail, Zurida., dan Ali M, 2004, Assessing
Jakarta: Direk- torat Museum
student Teachers Understanding Of The
Christoper, Lovelock, 2005, Manajemen Biology Syllabus Through Concept Map-
Pemasaran Jasa. Jakarta: Kelompok ping, Proceesding Of The First Int. Con-
Gramedia, Indeks. ference On Concept Mapping. A.J., Canas,
Christoper, Lovelock., and Lauren K. Wright, J.D., Novak, F.M., Gonzalez, Eds, Pam-
2005, Principles of Service Marketing plona, Spain.
Management. New Jersey : Prentice-Hall, Kartajaya, H, 2008, Mark Plus On Strategi.
Inc. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka
Utama.

th
Kotler, P, 2000, Manajemen Pemasaran. Edisi
, 2007. Manajemen Pemasaran Jasa. 2 ed . JakartMa:iPleTn.iIunmde. ksJ. ilid 1 &2.
Jakarta : PT.
Das, Gopal, 2013, Linkages Of “Retailer Prenhalindo.
Personality, Perceived Quality And th
, 2003, Marketing Management. 11 ed.
Purchase Intention With Retailer
New Jersey : Prentice Hall.
Loyalty:
th
A Study Of Indian Non-Food Retailing”,
Journal of Retailing and Consumer , 2005, Manajemen Pemasaran. 11 ed.
Services. Jakarta: PT. INDEKS
Direktorat Museum, 2008, Pedoman Kelompok Gramedia.
Museum
Indonesia. Jakarta : Departemen Kebuda- Kotler, P., & Amstrong G, 2007, Manajemen
yaan dan Pariwisata. Fandy, Tjiptono, th
Pemasaran 12 ed,: Jilid 2. Jakarta : PT.
th
2007, Strategi Pemasa ran. 2 ed. Indeks.
Yogyakarta : Andi.
Lamb, Chales W., Hair, Joseph F., and Mc
, 2011, Pemasaran Jasa. Malang : Bayumedia. Daniel Carl, 2001, Pemasaran. Penerje-
mah David Octarevia. Jakarta : Salemba
Empat.

[Type text]
Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Minat Pengunjung Pada
Obyek Wisata Museum Kesehatan Dr. Adhyatma, MPH Surabaya

Lin S M, 2011, Marketing mix (7P) and Schiffman, L. G., dan L.L Kanuk, 2004,
performance assessment of western fast th
Consumer Behaviour, 7 ed. New
food industry in Taiwan: An application Jersey: Prentice Hall International, Inc.
by associating DEMATEL and ANP.
Sekaran, Uma, 2000, Research Methods for
African Journal of Business th
Management Vol. Business,A Akill-Building Approach. 3
5(26), pp. 10634-10644, 28 October, 2011. Edition, America: John Wiley & Sons, Inc.

Lupiyoadi, Rambat, 2013, Manajemen Pema- Sugiyono, 2007, Metode Penelitian Bisnis.
saran Jasa. Jakarta : PT. Salemba Empat. Bandung : CV Alfabeta.

Lyons, Glenn, et al, 2010, The Travel Beha- Supranto, Dwi, 2007, Analisis Faktor-faktor
viour Intentions Of Young People In The Yang Mempengaruhi Performance
Context Of Climate Change, Journal of Pema- saran Obyek Wisata Museum
Transport Geography 18 (2010) 238-240. (Studi Kasus Pengunjung Obyek Wisata
Muse- um Propinsi Jawa Timur Mpu
Mashithoh, Heriyanni, 2009, Analisis Sikap, Tantular Sidoarjo). Tesis Magister
Norma Subyetif dan Perceived Behavior Manajemen, Universitas DR. Soetomo.
Control terhadap Minat Pengunjung (Stu-
di Kasus Taman Mini Indonesia Indah). Susatyo, D, 2009, Museum dalam perspektif
Tesis Magister Manajemen, Universitas jurnalistik. Museografia, Vol. III, No. 4,
Sahid Jakarta. pp. 121-123. Jakarta : Direktorat Museum.

Mowen, J, C., dan Minor M, 2002, Perilaku Yazid, 2003, Pemasaran Jasa dan Konsep
th Implementasi, Ekonisia. Yogyakarta.
Konsumen Jilid 1, 5 ed, terjemahan. Jakar-
ta : Erlangga. Zeithaml., dan Bitner, 2005, Relationship
Marketing. Jurnal Dr.Sudirman Zaid,
Mukhlis, Akhadi., dan M. Thoyib Thamrin,
2006. Jurnal Marketing Fakultas Ekono-
1998, Fenomena Termoluminesensi dan mi. Kendari : Universitas Haluoleo.
Pemanfaatan Dalam Disimetri. PTKMR
– BATAN. Jakarta : Cinere Pasar Jumat. Zoraida, Faika Rahima, 2010, Museum
Dalam Benak Warga Jakarta Perspektif:
Munusamy, Jayaraman, 2008, Relationship
Moti- vasi Mengunjungi Museum. Tesis
Between Marketing Mix Strategy And
Magis- ter Manajemen, Universitas
Consumer Motive: An Empirical Study In
Indonesia.
Major Tesco Stores. Unitar E-Journal
Vol. 4, No. 2, June 2008.
Purnamasari, Yulia Endah Sukma, 2011,
Analisis Pen garuh Bauran Pemasaran
Terhadap Keputusan wisara wan Asing
Berlibut Ke Kota Semarang. Tesis
Magister Manajemen, Universitas Dipo-
negoro.

You might also like