Strategi Pengembangan Perikanan Tangkap
Strategi Pengembangan Perikanan Tangkap
Strategi Pengembangan Perikanan Tangkap
ABSTRACT
Squid resources are the fisheries potention has important economic value in South Bangka Regency.
Demand for this commodity in both fresh and processed forms is estimated to continue to increase in
the future. This study aims to analyze the contribution of squid fisheries, analyze their development
bases, and formulate development strategies in South Bangka Regency. This study used descriptive
method, LQ analysis, and AHP method. During the period of 2009-2016, the production of squid
fisheries in South Bangka Regency averaged 4187.87 tons with a contribution value of
Rp87,736,058,000.00 annually. This squid production follows a polynomial pattern y = -192.1x2 +
1624.x + 1745 (R² = 0.289). The base area for squid fisheries development uses: (1) liftnet is Tukak
Sadai District, Lepar Pogok District, and Toboali District, (2) boat liftnet is Pongok Islands District,
and (3) squid fishing is Simpang Rimba District, Batu Betumpang District, Toboali District, and Lepar
Pongok District. While the priority development strategy is the coaching of human resources for squid
fisheries (priority I) and improved management of the squid fisheries business (priority II) in each
base area.
ABSTRAK
Cumi merupakan potensi perikanan yang bernilai ekonomis penting di Kabupaten Bangka Selatan.
Permintaan komoditas ini baik dalam bentuk segar maupun olahan diperkirakan terus mengalami
peningkatan dimasa mendatang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kontribusi perikanan
cumi, menganalisis basis pengembangannya, serta merumuskan strategi pengembangannya di
Kabupaten Bangka Selatan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, analisis LQ, dan metode
AHP. Selama periode 2009-2016, produksi perikanan cumi di Kabupaten Bangka Selatan rata-rata
4187,87 ton dengan nilai kontribusi mencapai Rp87.736.058.000,00 setiap tahunnya. Wilayah basis
pengembangan perikanan cumi menggunakan: (1) bagan tancap adalah Kecamatan Tukak Sadai,
Kecamatan Lepar Pogok, dan Kecamatan Toboali, (2) bagan perahu adalah Kecamatan Kepulauan
Pongok, dan (3) pancing cumi adalah Kecamatan Simpang Rimba, Kecamatan Batu Betumpang,
Kecamatan Toboali, dan Kecamatan Lepar Pongok. Strategi prioritas pengembangan adalah
pembinaan sumberdaya manusia perikanan cumi (prioritas I) dan perbaikan manajemen usaha
perikanan cumi (prioritas II) di setiap wilayah basis pengembangan perikanan cumi.
Kata kunci: perikanan cumi, strategi prioritas, unggulan lokal, wilayah basis
Department of Marine Science and Technology FPIK-IPB, ISOI, and HAPPI 541
Strategi Pengembangan Perikanan . . .
542 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt
Baskoro et al.
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 11, No. 3, December 2019 543
Strategi Pengembangan Perikanan . . .
cumi di seluruh wilayah kecamatan yang ada diterima dan urutan prioritas strategi dapat
di Kabupaten Bangka Selatan. dipercaya bila mempunyai nilai RI < 0,1 dan
Untuk menginterpretasikan hasil urutan prioritas terpilih tidak terlalu sensitif.
analisis LQ, terdapat suatu kesepakatan Supaya berhasil maksimal, maka
sebagai berikut: strategi terpilih prioritas perlu didukung oleh
1. Jika nilai LQi > 1, maka terjadi pemusatan prinsip pengelolaan perikanan tangkap yang
intensitas pengembangan alat tangkap baik dan bertanggung jawab. Penentuan
cumi ke-i di suatu wilayah kecamatan prinsip pengelolaan tersebut selanjutnya
(wilayah basis). dilakukan secara teorits dengan memper-
2. Jika nilai LQi = 1, maka intensitas timbangkan kebutuhan dari strategi terpilih.
pengembangan alat tangkap cumi ke-i di
suatu wilayah kecamatan setara dengan III. HASIL DAN PEMBAHASAN
kondisi umum pengembangan alat
tangkap tersebut di Kabupaten Bangka 3.1. Perkembangan Produksi Cumi
Selatan (bukan wilayah basis). Berdasarkan pola pendaratannya,
3. Jika nilai LQi< 1, maka intensitas produksi cumi di Kabupaten Bangka Selatan
pengembangan alat tangkap cumi ke-i di terbagi atas tiga, yaitu dari produksi cumi
suatu wilayah kecamatan lebih rendah dari yang didaratkan di pangkalan pendaratan
kondisi umum pengembangan alat ikan (PPI) Sadai, produksi yang didaratkan di
tangkap tersebut di Kabupaten Bangka kecamatan kepulauan (Kec. Kepulauan
Selatan (bukan wilayah basis). Pongok dan Kec. Lepar Pongok), dan pro-
Metode AHP digunakan untuk me- duksi yang didaratkan di lokasi pendaratan
nentukan strategi pengembangan perikanan ikan yang tersebar di desa-desa nelayan di
cumi yang terpadu yang berbasis sumberdaya daratan Pulau Bangka. Produksi cumi yang
cumi. Pengembangan yang dimaksud adalah didaratkan di PPI Sadai dan di kecamatan
peningkatan jumlah (kuantitas) dan/atau kepulauan terdata dengan lebih baik
efektifitas (kualitas) operasi alat tangkap dibandingkan dengan di lokasi pendaratan
tertentu untuk penangkapan cumi pada ikan yang tersebar di desa-desa nelayan di
kecamatan yang menjadi wilayah basis daratan Pulau Bangka. Hal ini karena
berdasarkan hasil analisis sebelumnya. produksi cumi yang didaratkan di desa-desa
Strategi yang terpilih (prioritas) nantinya nelayan tersebut relatif banyak dan tersebar,
merupakan pertimbangan menyeluruh dari sehingga kurang terdeteksi. Gambar 1
semua kriteria pengembangan, harapan dari menyajikan data perkembangan produksi
stakeholders terkait, serta dan hal-hal cumi dalam tujuh tahun terakhir.
menjadi pembatas dalam pengembangan Berdasarkan Gambar 1, produksi
perikanan tangkap yang berbasis sumberdaya cumi di Kabupaten Bangka Selatan selama
cumi di Kabupaten Bangka Selatan. tahun terakhir (periode 2009-2016) ber-
Adapun tahapan analisis yang fluktuatif, dengan jumlah rata-rata mencapai
dilakukan adalah pendefinisian masalah 4187,87 ton setiap tahunnya. Dari jumlah
/komponen dalam pengembangan perikanan tersebut, sekitar 63,50 % merupakan
tangkap berbasis sumberdaya cumi, pe- kontribusi bagan perahu, sedangkan sisanya
nyusunan matriks hierarki dan pengumpulan berasal dari bagan tancap dan pancing,
data skala banding berpasangan, analisis masing-masing hanya sekitar 25,15 % dan
banding berpasangan. Penetapan skala 11,35 %. Namun demikian, trend produksi
banding berpasangan mengacu kepada Saaty produksi tersebut cenderung menurun setelah
(1993), pengujian hasil analisis, mencakup mencapai kondisi produksi optimal. Trend
pengujian rasio inconsistency (RI) dan produksi tersebut digambarkan dengan
sensitivity test. Hasil uji dinyatakan dapat persamaan polynomial y = -192.1x2 + 1624.x
544 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt
Baskoro et al.
+ 1745 (R² = 0,289). Pada persamaan baik, karena harga jual cumi yang cenderung
tersebut, y adalah produksi dan x adalah meningkat setiap tahunnya. Pada tahun
tahun. Hal ini dapat terjadi karena kegiatan 2009, harga cumi hasil tangkapan nelayan di
penangkapan yang berlebihan yang tidak Kabupaten Bangka Selatan rata-rata Rp
sesuai dengan daya dukung potensi 17.500/kg, sedangkan pada tahun 2013 dan
sumberdaya untuk pulih atau adanya tahun 2016 masing-masing mencapai rata-
intervensi kegiatan lain pada waktu-waktu rata Rp 21.500/kg dan Rp 25.000/kg. Nilai
tertentu yang merusak habitat cumi (Oktariza produksi cumi di Kabupaten Bangka Selatan
et al., 2016 dan Rosalina et al., 2011). rata-rata Rp 87.736.058 setiap tahunnya.
Nilai produksi cumi di Kabupaten Nilai produksi tertinggi terjadi pada tahun
Bangka Selatan mempunyai pola yang sama 2013, yaitu mencapai Rp 139.904.800.000
dengan jumlah produksinya (Gambar 2). dan terendah terjadi pada tahun 2014
Namun dengan trend peningkatan yang lebih mencapai Rp 37.018.326.250.
Gambar 1. Perkembangan produksi cumi di Kabupaten Bangka Selatan periode 2009 – 2016.
Gambar 2. Perkembangan nilai produksi cumi di Kabupaten Bangka Selatan periode 2009 -
2016.
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 11, No. 3, December 2019 545
Strategi Pengembangan Perikanan . . .
546 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt
Baskoro et al.
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 11, No. 3, December 2019 547
Strategi Pengembangan Perikanan . . .
548 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt
Baskoro et al.
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 11, No. 3, December 2019 549
Strategi Pengembangan Perikanan . . .
Gambar 3. Hasil analisis prioritas strategi pengembangan perikanan cumi sebagai komoditas
unggulan lokal di Kabupaten Bangka Selatan.
550 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt
Baskoro et al.
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 11, No. 3, December 2019 551
Strategi Pengembangan Perikanan . . .
552 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt
Baskoro et al.
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 11, No. 3, December 2019 553