PASPALUM: Jurnal Ilmiah Pertanian: Vol. 9 No. 1 Bulan Maret Tahun 2021
PASPALUM: Jurnal Ilmiah Pertanian: Vol. 9 No. 1 Bulan Maret Tahun 2021
PASPALUM: Jurnal Ilmiah Pertanian: Vol. 9 No. 1 Bulan Maret Tahun 2021
ABSTRACT
Kale and catfish are the most popular vegetables and fish in Indonesia. The production of these two
commodities can be done using an aquaponics system. This study aims to determine the growth of water
spinach plants and the survival of catfish in the aquaponic system. Plant growth parameters were measured
every three days which included plant height, leaf width, leaf length, number of leaves and plant weight after
harvest. The development of catfish that was observed every three days included the number of dead catfish
and the weight of catfish measured every nine days. The data obtained were then tabulated and processed in
graphical form and analyzed descriptively. The results showed The growth rate of kale planted in the
aquaponic system includes plant height, leaf length, and leaf width, respectively, 2.51 cm / three days, 0.75
cm / three days and 0.24 cm / three days, while in kale plants (control) 1.30 / three days, 0.5 cm / three days,
and 0.12 cm / three days, respectively. The yield of water spinach planted with the aquaponics system
weighed 350 grams / pot, while the control water spinach was only 135 grams / pot. During 30 days of
maintenance there was an increase in weight of catfish as much as 11.25 grams / head with the survival rate
(SR) of catfish seeds by 93%.
ABSTRAK
Tanaman kangkung dan ikan lele merupakan sayuran dan ikan yang paling digemari di Indonesia. Produksi
kedua komoditas tersebut dapat lakukan dengan sistem akuaponik. Artikel ini bertujuan untuk mengetahui
pertumbuhan tanaman kangkung dan kelangsungan hidup ikan lele pada sistem akuaponik. Parameter
pertumbuhan tanaman diukur setiap tiga hari yang meliputi tinggi tanaman, lebar daun, panjang daun,
jumlah daun dan berat tanaman setelah panen. Perkembangan ikan lele yang diamati setiap tiga hari meliputi
jumlah ikan lele yang mati dan berat ikan lele yang diukur setiap sembilan hari. Data yang diperoleh
selanjutnya ditabulasi dan diolah dalam bentuk grafik serta dianalisis secara deskriptif. Hasil artikel
menunjukkan laju pertumbuhan tanaman kangkung yang ditanam pada sistem akuaponik meliputi tinggi
tanaman, panjang daun, dan lebar daun secara beruruatan adalah 2,51 cm/tiga hari., 0,75 cm/tiga hari dan
0,24 cm/tiga hari sedangkan pada tanaman kangkung (kontrol) secara berurutan 1,30 /tiga hari, 0,5 cm/tiga
hari., dan 0,12 cm/tiga hari. Hasil panen kangkung yang ditanam dengan sistem akuaponik diperoleh berat
350 gram/pot sedangkan pada tanaman kangkung kontrol hanya 135 gram/pot. Selama 30 hari pemeliharaan
terdapat pertambahan berat pada ikan lele sebanyak 11,25 gram/ekor dengan kelangsungan hidup (SR) benih
ikan lele sebesar 93%.
METODE
Sumber : diolah dari Wibowo, dkk (2021) Sumber : diolah dari Wibowo, dkk (2021)
Gambar 11. Tinggi Tanaman Kangkung Pada Gambar 12. Panjang Daun Tanaman
Sistem Akuaponik Kangkung Pada Sistem Akuaponik
Berdasarkan Gambar 11 diketahui bahwa
laju pertumbuhan tinggi tanaman kangkung
yang ditanam pada sistem akuaponik adalah
2,51 cm pertiga hari sedangkan pada tanaman
kangkung (kontrol) hanya 1,30 cm pertiga
hari. Penambahan tinggi tanaman disebabkan
akibat dari hasil metabolisme tanaman yang
dipengaruhi oleh faktor lingkungan di daerah
penanaman seperti air, sinar matahari dan
nutrisi.
Pertumbuhan yang ditanam dengan sistem
akuaponik menunjukkan hubungan linier Sumber : diolah dari Wibowo, dkk (2021)
dengan hari setelah tanam hal tersebut berarti Gambar 13. Lebar Daun Tanaman Kangkung
tinggi tanaman kangkung akan semakin Pada Sistem Akuaponik
bertambah seiring dengan bertambahnya Pada saat pemeliharaan, pertumbuhan
waktu. kangkung tidak tumbuh maksimal dalam 30
Pertambahan tinggi tanaman tersebut hari pemeliharaan diakibatkan kurang asupan
diikuti dengan panjang daun pada tanaman cahaya matahari pada tanaman diakibatkan
yang ditanam dengan sistem akuaponik rata- cuaca yang mendung setiap harinya.
rata 0,75 cm pertiga hari sedangkan pada Pertumbuhan tanaman dipengaruhi adanya
tanaman kangkung (kontrol) hanya 0,5 cm aktifitas fotosintesis. Aktifitas fotosintesis
pertiga hari (Gambar 12). Bertambahnya yang terhambat dapat membuat tanaman
panjang daun aka menyebakan semakin menjadi kerdil pada semua bagian dari
bertambahnya lebar daun. Laju pertumbuhan tanaman. Menurut Somervilla et al. 2014, suhu
lebar daun pada tanaman kangkung yang air pada sistem akuaponik tidak hanya
ditanam dengan sistem akuaponik akan berpengaruh terhadap jenis ikan yang
bertambah sebanyak 0,24 cm pertiga hari dipelihara, akan tetapi berpengaruh juga
sedangkan pada tanaman kontrol hanya terhadap pertumbuhan tanaman dan kinerja
bertambah 0,12 cm pertiga hari (Gambar 13) bakteri nitrifikasi.
.
74 | P a s p a l u m : J u r n a l I l m i a h P e r t a n i a n , V o l u m e 9 N o 1 M a r e t 2 0 2 1
Selama 30 hari pemeliharaan dengan oleh virus, bakteri atau parasit lainnya (infeksi
sistem akuaponik akan diperoleh akan sekunder) (Dooley et al., 1985).
diperoleh jumlah daun tanaman kangkung
sebanyak 8 helai pertanaman dengan berat 350
gram/pot tanaman sedangkan pada tanaman
kangkung (kontrol ) akan diperoleh jumlah
daun sebanyak 6 helai dengan berat 135
gram/pot (Gambar 14). Pembentukan daun
oleh tanaman sangat dipengaruhi oleh
ketersedian unsur hara nitrogen dan fosfor
pada medium dan yang tersedia bagi tanaman
(Rahmah et al.2014). Sumber : diolah dari Wibowo, dkk (2021)
Gambar 15. Pertambahan Berat Ikan Lele
Menurut Suwedi (2015) kematian massal
terjadi pada saat hujan dengan intensitas
tinggi. Penurunan suhu air akibat hujan dengan
intensitas tinggi menyebabkan kondisi benih
lemah. Benih lele yang berukuran kecil
memiliki peluang mortalitas yang besar.
Pengobatan ikan yang terserang penyakit
dengan pemberian ekstrak daun papaya. Hal
Sumber : diolah dari Wibowo, dkk (2021) ini telah dibuktikan oleh Haryani et al., (2012)
Gambar 14. Jumlah Daun Tanaman Kangkung bahwa pemberian larutan daun papaya pada
Pada Sistem Akuaponik ikan yang terserang bakteri Aeromonas
hydrophila mampu memberikan nilai
Berdasarkan Gambar 14 terlihat bahwa
kelangsungan hidup sebesar 73,33 %.
kedua sistem budidaya tersebut menunjukkan
Menurut Siregar et al. (2013), tingkat
hubungan yang linier seiring dengan
kelangsungan hidup ikan dapat dipengaruhi
pertambahan hari setelah tanam.
oleh faktor dalam dan luar ikan. Faktor dalam
Perkembangan dan Kelangsungan Hidup terdiri dari umur dan kemampuan ikan dalam
Ikan Lele menyesuaikan diri dengan lingkungan. Faktor
Selain berpengaruh positif terhadap luar terdiri dari kondisi abiotik antara lain
pertumbuhan tanaman kangkung, sistem ketersediaan makanan dan kualitas media
akuaponik juga berpengaruh positif terhadap hidup. Menurut Saptarini (2010) dengan
kelangsungan hidup ikan lele yang adanya akuaponik dalam sistem resirkulasi
dibudidayakan. Hasil pengamatan yang membuat kualitas air dapat dipertahankan dan
dilakukan selama 30 hari, terdapat memberi peluang untuk bakteri dapat tumbuh
pertambahan berat pada ikan lele sebanyak dan berkembang mengurai bahan-bahan
11,25 gram/ekor dengan kelangsungan hidup organik dan anorganik yang berbahaya bagi
(SR) benih ikan lele sebesar 93% (Gambar kelangsungan hidup ikan. Dengan kata lain,
15). menjaga kualitas media dengan sistem
Kematian sebagian ikan dikarenakan ikan akuaponik dalam proses perbaikan kualitas air
terserang bakteri Aeromonas hydrophila. dapat berpengaruh terhadap kelangsungan
Infeksi Aeromonas hydrophila dapat terjadi hidup benih ikan lele.
akibat perubahan kondisi lingkungan, stres,
perubahan temperatur air yang terkontaminasi
dan ketika host (inang) tersebut telah terinfeksi
75 | P a s p a l u m : J u r n a l I l m i a h P e r t a n i a n , V o l u m e 9 N o 1 M a r e t 2 0 2 1