Glauca, DAN Cassia Fistula: Fenologi Perubahan Warna Daun Pada Termalia Catappa, Ficus
Glauca, DAN Cassia Fistula: Fenologi Perubahan Warna Daun Pada Termalia Catappa, Ficus
Glauca, DAN Cassia Fistula: Fenologi Perubahan Warna Daun Pada Termalia Catappa, Ficus
17-25
dalam penelitian ini juga dilakukan analisis citra daun Metode Pengumpulan dan Analisis Data
secara digital. Analisis citra digital merupakan metode
Dalam penelitian ini, perubahan warna daun diukur
analisis yang dapat dipercaya untuk mengukur warna
dengan dua metode, yaitu metode analisis digital dan
daun (Murakami et al., 2005). Tetapi, metode tersebut
pengukuran kandungan pigmen klorofil. Untuk
belum pernah dicoba pada ketiga spesies yang diamati.
menganalisis perubahan warna, dilakukan pengambilan
Jika hasil analisis citra digital menunjukkan adanya
sampel daun dari tiap pohon yang diamati. Sampel daun
korelasi dengan hasil analisis klorofil, pengamatan
yang diambil adalah daun dari cabang terbawah pohon
fenologi warna daun di masa yang akan datang dapat
yang mendapatkan sinar matahari. Dari cabang tersebut
mempertimbangkan metode ini sehingga tidak perlu
diambil 3-5 helai daun tergantung pada ukurannya.
melakukan analisis klorofil di laboratorium yang
Sampel daun yang sama digunakan pada kedua tipe
memakan waktu dan biaya.
analisis. Sampel daun diambil pada pagi hari, yaitu antara
Hubungan antara timing fase fenologi tanaman dengan pukul 6 hingga 10. Setelah diambil dari pohon, sampel
iklim begitu erat (Fitchett et al., 2015). Timing fase fenologi daun disimpan dalam plastik. Pengambilan sampel dan
merupakan hasil respon tanaman terhadap perubahan proses analisis, baik digital maupun klorofil, dilakukan
iklim di lingkungan tempat tinggalnya. Perubahan jumlah pada hari yang sama untuk menghindari terjadinya
klorofil daun spesies yang berbeda mungkin dipengaruhi degradasi klorofil.
oleh faktor iklim yang berbeda pula. Oleh karena itu,
Daun yang sudah diambil lalu dipindai dengan scanner
penelitian ini bertujuan untuk (1) mengobservasi fenologi
Canon LiDE 120 pada resolusi 600 dpi dan disimpan
perubahan warna daun tiga spesies, yaitu Ficus glauca,
dalam format Joint Photographic Experts Group (JPEG/JPG).
Terminalia catappa, dan Cassia fistula; (2) membandingkan
Metode yang digunakan mengikuti metode analisis citra
hasil analisis warna daun melalui pengujian kandungan
digital (digital image analysis) yang dikembangkan oleh
klorofil dan analisis citra digital; dan (3) menganalisis
Murakami et al. (2005) dengan modifikasi. Analisis ini
hubungan antara kandungan klorofil daun dan faktor
bertujuan untuk membuktikan ada atau tidaknya korelasi
iklim.
antara nilai warna digital dengan kandungan klorofil. Jika
terbukti ada korelasi yang kuat, pengamatan fenologi
METODE
perubahan warna daun pada penelitian fenologi yang
Lokasi dan Waktu Penelitian akan datang tidak perlu mengamati hingga kandungan
klorofil, tetapi cukup dengan melakukan analisis citra
Penelitian ini dilakukan dengan metode survei terhadap
digital.
tiga spesies pohon deciduous, yaitu F. glauca, T. catappa, dan
C. fistula, yang masing-masing terdiri atas lima sampel Gambar daun yang sudah dipindai dimasukkan ke
pohon. Sampel pohon dipilih secara sengaja dengan program ImageJ. ImageJ merupakan perangkat lunak
mencari pohon yang kondisinya relatif seragam: pohon ilmiah yang dikembangkan untuk analisis citra (Schneider
dewasa dan tiap spesies berada pada lingkungan hidup et al., 2012). Dalam program tersebut, area daun yang akan
yang mirip. Kedekatan lokasi masing-masing pohon juga dianalisis ditandai. Area yang ditandai adalah permukaan
dipertimbangkan agar proses analisis dapat dilakukan daun dikurangi area yang tidak menempel pada
pada hari yang sama dengan pengambilan sampel. permukaan scanner dengan sempurna dan bayangan daun
sehingga nilai galatnya dapat dikurangi. Histogram warna
Lokasi penelitian merupakan tempat tumbuhnya sampel
RGB (red, green, blue) daun tersebut dianalisis
pohon yang mencakup beberapa lokasi di Kota dan
menggunakan fitur analisis histogram yang tersedia pada
Kabupaten Bogor. Satu lokasi di Kabupaten Bogor adalah
perangkat lunak. Fitur analisis histogram menampilkan
lapangan parkir Fakultas Peternakan Kampus IPB
hasil berupa berupa nilai tiap saluran warna Red (merah),
Dramaga yang merupakan tempat tumbuhnya T. catappa.
Green (hijau), dan Blue (biru).
Lokasi lainnya berada di Kota Bogor, yaitu jalur hijau Jalan
Dr. Semeru dan Jalan Ir. H. Juanda yang merupakan Setelah daun dipindai untuk keperluan analisis digital,
tempat tumbuh F. glauca, serta Kebun Percobaan Balai daun dibawa ke Laboratorium Fisiologi Tumbuhan
Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro) Departemen Biologi IPB Kampus Dramaga untuk analisis
Cimanggu yang merupakan tempat tumbuh C. fistula. kandungan klorofil. Analisis ini dilakukan dengan metode
Arnon (1949) dengan modifikasi. Sebanyak 0,2 g daun tiap
Lokasi penelitian merupakan lokasi bercurah hujan tinggi
spesies dihaluskan dengan mortar sambil ditambahkan 5
dan transisi musim yang tidak jelas. Rata-rata curah hujan
ml aseton 80%. Kemudian, daun yang sudah dihaluskan
total bulanan selama penelitian berkisar antara 308,3–379,9
dimasukkan ke dalam tabung centrifuge volume 15 ml dan
mm dengan curah hujan tertinggi dapat mencapai 742,7
ditambah aseton 80% hingga volumenya 10 ml. Setelah itu,
mm dalam satu bulan. Suhu rata-ratanya sekitar 25,9oC
tabung dimasukkan ke dalam centrifuge dan diputar pada
dan kelembaban rata-ratanya sekitar 84,4%. Lama
suhu 4 oC selama 10 menit dengan kecepatan 3000 rpm.
penyinaran matahari (12 jam) rata-rata adalah 43,9%
Hasil ekstraksi yang telah diendapkan tumbukan daunnya
dengan radiasi matahari rata-rata 305,4 kal cm/menit.
kemudian ditutup dengan plastik hitam dan diinkubasi
Rata-rata kecepatan angin adalah 4,3 km/jam. Data
dalam lemari pendingin bersuhu -2 oC semalaman.
tersebut merupakan data rata-rata bulanan selama periode
Kandungan klorofil (mg/g daun) diukur berdasarkan
penelitian yang diperoleh dari BMKG (2017).
nilai absorbansi ekstrak klorofil dengan spektrofotometer
Pengamatan dilakukan setiap dua minggu sekali selama visible (Genesys 20 USA) pada panjang gelombang 645 nm
enam bulan dari September 2016 hingga Februari 2017. dan 663 nm. Hasil baca spektrofotometer dicatat untuk
Tetapi, karena adanya kesalahan alat yang terjadi pada kemudian dihitung konsentrasi klorofilnya mengikuti
bulan September, data pada bulan tersebut tidak persamaan berikut.
digunakan. Pada akhirnya, data yang digunakan adalah
data dari bulan Oktober 2016 hingga Februari 2017.
2.5 2.29
2.17
2.06 2.04 2.07
1.97 1.89
Klorofil (mg/g daun)
0.5
0.0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21
--- Okt --- -------- Nov -------- --- Des --- --- Jan --- --- Feb ---
Minggu ke-
lokasinya yang berbeda pula. Data CH untuk F. glauca digital dengan Image juga dilakukan untuk melihat
menggunakan data dari stasiun klimatologi Kebun Raya perubahan nilai pada saluran RGB daun. Hasil analisis
Bogor (KRB), untuk T. catappa menggunakan data stasiun digital ini sudah digunakan untuk mengidentifikasi
Dramaga, dan untuk C. fistula menggunakan data stasiun perubahan warna pada Cichorium intybus (Zhang et al.,
Cimanggu. Data iklim diperoleh dari Badan Meteorologi, 2003) dan Codiaeum variegatum (Shimoji et al., 2006). Nilai
Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dramaga. green dan red pada daun dapat digunakan sebagai alat
ukur perubahan warna daun pada tanaman (Murakami et
HASIL DAN PEMBAHASAN al., 2005). Hal ini didukung dengan hasil analisis korelasi
Pearson yang menunjukkan adanya korelasi signifikan
Ficus glauca
antara klorofil total dan nilai RGB daun F. glauca (Tabel 1).
Selama periode penelitian, daun F. glauca mengalami Saat kandungan klorofil menurun, nilai Red (merah) dan
perubahan warna dari hijau menjadi kuning menjelang Green (hijau) cenderung meningkat.
gugur daun. Perubahan warna daun yang terjadi pada F.
glauca dilihat dari kandungan klorofil dan nilai RGB yang Tabel 1. Hasil Analisis Korelasi Pearson antara Klorofil
diukur setiap dua minggu sekali sehingga data yang Total dan Nilai RGB Daun F. glauca
diperoleh adalah data pada minggu nomor ganjil. Red Green Blue
Berdasarkan hasil penelitian, proses perubahan warna Klorofil Pearson
-.809** -.772** .305
daun F. glauca diduga terjadi lebih cepat daripada interval Total Correlation
waktu pengamatan. Sig. (2-tailed) .003 .005 .362
Grafik perubahan kandungan klorofil pada F. glauca ** Korelasi signifikan pada selang kepercayaan 99%
disajikan pada Gambar 1. Kandungan klorofil dari pada
bulan Oktober dan November relatif stabil dengan
fluktuasi yang kecil. Penurunan kandungan klorofil terjadi
a) Dua belas minggu b) Minggu tepat c) Minggu saat mulai d) Minggu saat daun e) Sepuluh minggu
sebelum gugur daun, sebelum gugur daun, gugur daun, klorofil tumbuh kembali, setelah daun tumbuh
klorofil = 2,55 mg/g klorofil = 0,34 mg/g = 0,20 mg/g daun klorofil = 1,02 mg/g kembali, klorofil =
daun daun daun 2,72 mg/g daun
Gambar 2. Perubahan Warna Daun F. glauca dari Sebelum Daun Gugur hingga Tumbuh Kembali
110.0 2.5
100.0 2.0
90.0
1.5
80.0
1.0
70.0
60.0 0.5
50.0 0.0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21
--- Okt --- -------- Nov -------- --- Des --- --- Jan --- --- Feb ---
Minggu ke-
Nilai Red Nilai Green Klorofil Total
Gambar 3. Grafik Nilai Saluran Warna RGB F. glauca dengan Klorofil Total
3.0
2.43
Klorofil (mg/g daun)
1.39
1.5
1.0 0.82
0.5
0.0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21
--- Okt --- -------- Nov -------- --- Des --- --- Jan --- --- Feb ---
Minggu ke-
Klorofil A Klorofil B Klorofil Total
penelitian, perubahan warna daun F. glauca tidak terjadi serupa dengan hasil pada spesies F. glauca. Jumlah
secara serentak antarindividu, tetapi serentak kandungan klorofil dari minggu pertama bulan Oktober
intraindividu. Daun pada pohon yang sama berubah hingga minggu pertama bulan Desember relatif stabil,
warna di waktu yang sama, tetapi berbeda dari sampel kemudian dari minggu awal menuju akhir bulan
pohon yang satu dengan yang lainnya. Hal ini diduga Desember mulai terjadi penurunan hingga pada minggu
terjadi karena sifat genus Ficus yang fenologinya pertama bulan Januari. Kandungan klorofil perlahan
cenderung asinkron antarindividu. Fenologi asinkron ini kembali meningkat di minggu ketiga bulan Januari hingga
sebelumnya pernah diteliti pada spesies lain, yaitu F. akhir pengamatan di minggu akhir bulan Februari.
yoponensis dan F. insipida yang mempunyai fenologi
Daun T. catappa mengalami perubahan warna dari warna
pembuahan asinkron antarindividu (Milton et al., 1982).
hijau mengilap menjadi kuning, oranye, atau merah
Terminalia catappa menjelang gugur daun. Berdasarkan hasil penelitian, saat
daun dewasa, kandungan klorofilnya berkisar antara 2,20
Perubahan warna daun T. catappa berpotensi menjadi daya
mg/g daun hingga 3,20 mg/g daun. Saat warna daun
tarik visual utama karena warna daunnya lebih mencolok
berubah menjadi oranye atau merah, kandungan klorofil
dibandingkan dengan F. glauca. Jika F. glauca berubah
terus menurun mendekati 0 mg/g daun. Saat tumbuh
warna menjadi kuning, T. catappa dapat berubah warna
kembali, daun berwarna hijau muda kekuningan, lebih
menjadi oranye sampai merah. Warna ini sangat mencolok
tipis, dan lebih lunak dibandingkan dengan daun dewasa.
terutama ketika sebagian besar daun sudah berubah
Bulu-bulu pada permukaan daunnya pun lebih jelas.
warna. Meski demikian, selama penelitian, tidak
Proses perubahan warna daun yang terekam selama
ditemukan fenomena perubahan warna daun secara
penelitian dapat dilihat pada Gambar 5.
serempak. Daun cenderung berubah warna sedikit demi
sedikit. Daun T. catappa berubah warna secara perlahan di Pada saat pengamatan, daun pada cabang-cabang bawah
awal, lalu beberapa waktu kemudian berubah warna pohon mengalami perubahan warna terlebih dahulu.
dalam tempo yang lebih cepat. Perubahan warna daun yang terjadi selama daun menua
berhubungan langsung dengan mobilisasi nutrien dan
Jika dilihat dari klorofilnya, titik kandungan klorofil
penyerapan air dari sel di daun (Ougham et al., 2005).
terendah berada pada minggu awal bulan Januari . Hal ini
a) Dua belas b) Empat minggu c) Minggu saat d) Dua minggu e) Enam minggu
minggu sebelum sebelum gugur daun, sedang gugur daun, setelah gugur daun, setelah gugur daun,
gugur daun, klorofil = 1,70 mg/g klorofil = 0,05 mg/g klorofil = 1,50 mg/g klorofil = 1,96 mg/g
klorofil = 2,23 daun daun daun daun
mg/g daun
Gambar 5. Perubahan Warna Daun T. catappa dari Sebelum Daun Gugur hingga Tumbuh Kembali
130.0 3.0
120.0
2.5
110.0
Klorofil (mg/g daun)
Nilai saluran warna
2.0
100.0
90.0 1.5
80.0
1.0
70.0
0.5
60.0
50.0 0.0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21
--- Okt --- -------- Nov -------- --- Des --- --- Jan --- --- Feb ---
Minggu ke-
Nilai Red Nilai Green Klorofil Total
Gambar 6. Grafik Nilai Saluran Warna RGB T. catappa dengan Klorofil Total
Nutrien dan penyerapan air pada daun-daun di cabang kering dan tanahnya berkerikil (Thomson & Evans, 2006).
bawah lebih dulu berhenti dibandingkan cabang atasnya. Kondisi tersebut berbeda dengan lokasi penelitian yang
Air dan nutrien yang diserap akar terus ditransport ke cenderung termasuk dalam area basah bercurah hujan
bagian atas pohon. Ketika transport dari akar sudah tinggi (BMKG, 2017).
berkurang, bagian pertama yang merasakannya adalah
Cassia fistula
bagian cabang terbawah karena transport dari cabang
bawah ke atas masih berlanjut. Hal tersebut yang diduga Kandungan klorofil C. fistula relatif stabil dari awal hingga
menjadi penyebab daun di cabang bawah mengalami akhir periode penelitian (Gambar 7). Rata-rata tertingi
penuaan dan perubahan warna lebih dahulu. klorofilnya terjadi pada minggu akhir bulan Januari (3,52
mg/g daun) dan terendahnya terjadi pada minggu akhir
Serupa dengan hasil analisis pada F. glauca, kandungan
bulan Desember (2,80 mg/g daun). Warna daun C. fistula
klorofil daun T. catappa juga berkorelasi signifikan dengan
memang tidak mengalami perubahan yang mencolok
nilai RGB-nya, hanya saja pada T. catappa, nilai Blue (biru)
sepanjang tahun. Pohon ini sering ditanam di dalam
berkorelasi nyata pada selang kepercayaan 95% (Tabel 2).
lanskap karena bunganya yang berwarna kuning. Tetapi,
Nilai korelasi negatif menggambarkan bahwa saat
selama periode pengamatan, C. fistula tidak sedang
kandungan klorofil menurun, nilai Red dan Green
berbunga. Penelitian lanjutan pada bulan-bulan yang
meningkat.
belum diamati mungkin dapat membantu untuk
Puncak nilai Red terjadi pada minggu ke-15 (Gambar 6), melengkapi hasil studi ini.
yaitu minggu saat kandungan klorofil pada titik terendah.
Tabel 3. Hasil Analisis Korelasi Pearson antara Klorofil
Tren antara nilai Red dan Green serupa dari awal
Total dan Nilai RGB Daun C. fistula
pengamatan hingga minggu ke-13. Tetapi, pada minggu
Red Green Blue
ke-15, di saat nilai Red meningkat drastis, nilai Green
meningkat lebih sedikit sehingga puncak kedua nilai Klorofil Pearson
-.117 -.434 .202
tersebut tidak terjadi pada waktu yang sama. Puncak nilai Total Correlation
Green terjadi pada minggu ke-17. Hal ini diduga terjadi
Sig. (2-tailed) .731 .183 .551
karena daun T. catappa yang berubah warna menjadi
merah sehingga saluran warna merah menangkap warna
lebih kuat. Perubahan warna daun yang terjadi pada C. fistula hanya
berkisar dari hijau muda hingga hijau tua (Gambar ).
Tabel 2. Hasil Analisis Korelasi Pearson antara Klorofil
Ketika daun baru tumbuh, warna daun adalah hijau muda
Total dan Nilai RGB Daun T. catappa
yang cerah, daun sedikit lebih tipis dan lentur
Red Green Blue dibandingkan dengan daun dewasa. Daun dewasa
Klorofil Pearson Correlation -.897** -.782** .731* memiliki kandungan klorofil lebih banyak sehingga warna
Total Sig. (2-tailed) .000 .004 .011 hijaunya menjadi lebih gelap. Selain itu, daun cenderung
** Korelasi signifikan pada selang kepercayaan 99% terasa lebih kaku dibandingkan daun muda.
* Korelasi signifikan pada selang kepercayaan 95% Berbeda dengan F. glauca dan T. catappa yang
menunjukkan adanya korelasi signifikan antara
Selama pengamatan, dalam satu individu pohon, terdapat kandungan klorofil dan nilai RGB, C. fistula tidak memiliki
daun yang masih berwarna hijau tua, tetapi ada juga yang korelasi signifikan di antara keduanya (Tabel 3). Meski
sudah menjadi oranye meskipun berada pada cabang demikian, sama seperti spesies lainnya, nilai Red dan Green
yang sama. Tidak adanya pohon yang berubah warna berkorelasi negatif dengan kandungan klorofil total daun
serempak dapat terjadi karena T. catappa tidak tumbuh di sehingga saat kandungan klorofil meningkat, nilai Red dan
habitat aslinya di daerah pantai yang cenderung lebih Green akan menurun. Tidak signifikannya korelasi antara
keduanya diduga terjadi karena tidak ada perubahan yang universal dan tergantung pada spesies. Pada F. glauca,
berarti antardata setiap minggunya. Tren yang terlihat kelembaban udara mungkin dapat meningkatkan
dari hasil analisis digitalnya disajikan pada Gambar 9. kandungan klorofil.
Pada T. catappa, faktor yang korelasinya paling kuat adalah
faktor radiasi matahari dan korelasinya negatif. Saat
radiasi matahari meningkat, kandungan klorofil pada
daun akan menurun. Dengan kata lain, daun akan
mengalami perubahan warna menjadi kuning, oranye,
hingga merah. Perubahan warna merupakan respon atau
gejala awal sebelum gugur daun sehingga secara tidak
langsung, faktor yang mendorong terjadinya perubahan
warna juga mendorong proses gugur daun, meskipun
terdapat mekanisme fisiologis berbeda di dalamnya.
Daun T. catappa berubah warna menjadi oranye atau
merah karena pigmen karotenoid yang ada di dalamnya
a) Minggu ke-3 b) Minggu ke-17, terekspose. Keberadaan pigmen karotenoid
penelitian, klorofil penelitian, klorofil berdampingan dengan pigmen klorofil tetapi dominansi
terendah sampel 4, tertinggi sampel 4, klorofil klorofil menutupi warna karotenoid. Adanya paparan
klorofil = 2,15 mg/g = 3,89 mg/g daun sinar matahari disertai gelombang ultraviolet yang terlalu
daun tinggi dapat merusak klorofil dan menyulitkan daun
untuk kembali memproduksinya (Chaney, 1997). Oleh
Gambar 8. Perubahan Warna Daun C. fistula saat karena itu, tingginya radiasi matahari menurunkan
Klorofil Rendah (a) dan Tinggi (b) kandungan klorofil dalam daun.
90.0 4.0
85.0 3.5
80.0 3.0
75.0 2.5
70.0 2.0
65.0 1.5
60.0 1.0
55.0 0.5
50.0 0.0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21
--- Okt --- -------- Nov -------- --- Des --- --- Jan --- --- Feb ---
Minggu ke-
Nilai Red Nilai Green Klorofil Total
Gambar 9. Grafik Nilai Saluran Warna RGB C. fistula dengan Klorofil Total
Korelasi Kandungan Klorofil dengan Faktor Iklim Pada C. fistula, faktor iklim yang korelasinya paling kuat
adalah curah hujan dan korelasinya negatif. Saat curah
Fenologi tanaman berkaitan erat dengan faktor iklim.
hujan tinggi, kandungan klorofil daun C. fistula akan
Untuk memeriksa hubungan antara perubahan warna
menurun. Curah hujan diketahui dapat mempengaruhi
daun dengan faktor iklim, analisis Korelasi Pearson
klorofil pada daun (Li et al., 2018), tetapi penelitian yang
dilakukan terhadap kandungan klorofil dan delapan
sudah ada menunjukkan adanya hubungan positif antara
faktor iklim berbeda. Hasil analisis korelasi tersebut dapat
klorofil dan curah hujan. Rendahnya curah hujan
dilihat pada Tabel 4.
cenderung membuat kandungan klorofil menurun dan
Berdasarkan hasil analisis korelasi, tidak ada unsur iklim menyebabkan daun menguning. C. fistula mungkin
yang berpengaruh nyata terhadap perubahan warna daun memiliki sifat berbeda atau diperlukan adanya penelitian
ketiga spesies yang diamati. Pada F. glauca, unsur iklim lanjutan untuk memastikan pengaruh curah hujan
yang berpengaruh paling besar adalah kelembaban udara terhadap kandungan klorofilnya.
dan nilai korelasinya adalah positif. Hal ini berarti saat
SIMPULAN
kelembaban udara meningkat, kandungan klorofil dalam
daun pun meningkat. Kelembaban udara diketahui dapat Warna daun dewasa ketiga spesies yang diamati adalah
mempengaruhi fenologi daun. Pada spesies Betula pendula, hijau, kemudian mengalami perubahan warna saat
peningkatan kelembaban udara dapat memperlambat daunnya akan gugur. Spesies yang perubahan warnanya
waktu terjadinya gugur daun (Godbold et al., 2014). Meski
demikian, respon yang ditunjukkan tanaman tidak
Tabel 4. Hasil Analisis Korelasi Kandungan Klorofil Total Ketiga Spesies dengan Iklim
mencolok adalah F. glauca dan T. catappa. Daun F. glauca Agustus 2016 hingga Februari 2017. [Tidak
berubah warna menjadi kuning, sedangkan daun T. dipublikasi]
catappa berubah menjadi oranye atau merah. Warna daun
Chaney, W.R. 1997. Why Leaves Change Color - The
C. fistula hanya berkisar dari hijau muda hingga hijau tua.
Physiological Basis. The Department of Forestry and
Secara rata-rata, perubahan warna daun pada F. glauca dan
Natural Resources. https://www.extension.purdue.
T. catappa terjadi pada awal bulan Januari, sedangkan C.
edu/extmedia/fnr/fnr-faq-5.pdf (diakses 20 Apr
fistula terjadi pada akhir bulan Desember. Penelitian
2019).
lanjutan pada bulan Maret–September diperlukan untuk
mengobservasi frekuensi terjadinya perubahan warna Fitchett, J.M., Grab, S.W., Thompson, D.I. 2015. Plant
dalam setahun. phenology and climate change. Progress in Physical
Geography: Earth and Environment. 39(4): 460–482.
Terdapat korelasi yang kuat antara nilai Red, Green dan
https://doi.org/10.1177/0309133315578940
kandungan klorofil pada daun. Saat kandungan klorofil
meningkat, nilai Red dan Green akan menurun. Gilman, E.F., Watson, D.G., Klein, R. W., Koeser, A. K.,
Berdasarkan hasil ini, penelitian fenologi perubahan Hilbert, D. R., McLean, D. C. 2018. Terminalia catappa:
warna daun di waktu yang akan datang tidak perlu West Indian-Almond. https://edis.ifas.ufl.edu/pdffil
menganalisis kandungan klorofil, tetapi cukup dengan es/ST/ST62600.pdf (diakses 24 Apr 2019).
memindai daun dan menganalisis nilai RGB-nya. Metode
ini dapat digunakan apabila penelitian hanya bertujuan Godbold, D., Tullus, A., Kupper, P., Sõber, J., Ostonen, I.,
untuk mengamati perubahan visual, tanpa menganalisis Godbold, J.A., Lukac, M., Ahmed I.U., Smith, A.R.
perubahan fisiologis tanaman. 2014. Elevated atmospheric CO2 and humidity delay leaf
fall in Betula pendula, but not in Alnus glutinosa or
Belum ditemukan faktor iklim yang memiliki korelasi Populus tremula × tremuloides. Annals of Forest
nyata dengan kandungan klorofil pada daun. Tetapi, Science. 71(8): 831–842. https://doi.org/10.1007/s1
faktor iklim yang memiliki nilai korelasi paling besar 3595-014-0382-4
dengan kandungan klorofil daun pada F. glauca adalah
Lee, D.W., Gould, K. S. 2002. Why leaves turn red. American
kelembaban udara, klorofil akan meningkat saat
Scientist. 90(6): 524–531. https://doi.org/10.1511/2
kelembaban udara meningkat, Pada T. catappa adalah
002.39.794
radiasi matahari, klorofil akan menurun saat radiasi
meningkat. Pada C. fistula adalah curah hujan, klorofil Li, Y., He, N., Hou, J., Xu, L., Liu, C., Zhang, J., Wang Q.,
akan menurun saat curah hujan meningkat. Zhang X., Wu, X. 2018. Factors Influencing Leaf
Chlorophyll Content in Natural Forests at the Biome
DAFTAR PUSTAKA
Scale. Frontiers in Ecology and Evolution. 6: 1–10.
Arnon, D. I. 1949. Copper Enzymes in Isolated Chloroplasts. https://doi.org/10.3389/fevo.2018.00064
Polyphenoloxidase in Beta vulgaris. Plant Physiology.
Milton, K., Windsor, D.M., Morrison, D.W., Estribi, M.A.
24(1): 1–15. https://doi.org/10.1104/pp.24.1.1
1982. Fruiting Phenologies of Two Neotropical Ficus
[BMKG] Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. Species. Ecology. 63(3): 752–762. https://doi.org/10.
2017. Data iklim Kota Bogor dan sekitarnya bulan 2307/1936796