Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Manado

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

KUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR PADA SARANA AIR BERSIH

DESA PANGERAN DAN DESA PANNULAN KEC. KABARUAN


KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD

Mokoginta Jusran
Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Manado

Abstract. The water used for public water supply must meet the requirements of both quality and quantity. Based on the
initial survey conducted, the source of water used by the villagers of the Prince and the Village Pannulan for the provision
of clean water from springs that are thought to be contaminated by the bacterium E. coli for their human activity on water
resources such as bathing, washing and even defecating big. The purpose of this research was to determine the
bacteriological quality of water in the water supply system in the village of Prince and the Village Pannulan. This type of
research used in this research is descriptive which aims to describe the bacteriological quality of water at water facilities
and the village of Desa Prince Pannulan. The research population is spring water and tap water consumers. The sampling
method in this study is purporsif sampling, with six (6) sample point that is the first sample in the spring, the second
sample on the vessel distribution, third sample at public taps, sample four, five and six on tap private location where most
are people with diarrhea, and samples were taken during the dry season. Processing and analysis of research data
analyzed dekskriptif. Laboratory results showed total coliform number is as high as 240-540 MPN / 100 ml of water. This
figure has exceeded the limits required by Permenkes 416 of 1990 on quality standards for total coliform MPN type water
piping 10/100 ml of water. In conclusion, the water contained in the water supply system in the village of Prince and the
Village Pannulan proved ineligible bacteriological. Suggestions, for sanitation workers in addition to counseling, as well
the importance of supervision, both the ingredients and the retrieval and examination of water samples to the laboratory,
especially the bacteriological quality.

Keywords: Bacteriological Quality of Water

Abstrak. Air yang digunakan masyarakat untuk air bersih harus memenuhi syarat baik kualitas maupun kuantitas.
Berdasarkan survey awal yang dilakukan, sumber air yang digunakan oleh masyarakat Desa Pangeran dan Desa
Pannulan untuk penyediaan air bersih berasal dari mata air yang diduga sudah tercemar oleh bakteri E. coli karena
adanya kegiatan manusia pada sumber air tersebut seperti mandi, cuci dan bahkan buang air besar. Tujuan dalam
penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas bakteriologis air pada sarana air bersih di Desa Pangeran dan Desa
Pannulan. Jenis penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan
kualitas bakteriologis air pada sarana air bersih Desa Pangeran dan Desa Pannulan. Populasi dalam penelitian adalah air
mata air, dan air kran konsumen. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purporsif sampling, dengan
jumlah 6 (enam) titik sampel yaitu sampel pertama pada mata air, sampel kedua pada bak distribusi, sampel ketiga pada
kran umum, sampel keempat, lima dan enam pada kran pribadi dimana lokasi terbanyak terdapat penderita diare, dan
sampel diambil pada musim kemarau. Pengolahan dan analisa data hasil penelitian dianalisis secara dekskriptif. Hasil
laboratorium menunjukkan angka total coliform sangat tinggi yaitu MPN 240-540/100 ml air. Angka ini telah melampaui
batas yang telah disyaratkan oleh Permenkes 416 tahun 1990 tentang baku mutu total coliform untuk air jenis perpipaan
MPN 10/100 ml air. Kesimpulan, air yang terdapat pada sarana air bersih di Desa Pangeran dan Desa Pannulan terbukti
tidak memenuhi syarat bakteriologis. Saran, bagi petugas sanitasi selain melakukan penyuluhan, juga pentingnya
pengawasan, baik sarananya maupun pengambilan dan pemeriksaan sampel air ke laboratorium, terutama kualitas
bakteriologis.

Kata Kunci : Kualitas bakteriologis Air

Latar Belakang. Kebutuhan air bersih dari yang terus berkembang. Akibatnya pemenuhan
waktu ke waktu semakin meningkat dengan kebutuhan air yang mutunya baik dan dalam
pesat, sejalan dengan bertambahnya jumlah jumlah yang mencukupi untuk berbagai
penduduk dan semakin meningkatnya kegiatan keperluan dari waktu ke waktu dihadapkan
manusia sesuai dengan tuntutan kehidupan pada permasalahan yang sangat mendasar

1
yaitu belum dapat terpenuhinya kebutuhan air Air yang digunakan masyarakat untuk air
bersih khususnya air minum bagi masyarakat, bersih harus memenuhi syarat baik kualitas
yang memenuhi syarat – syarat kesehatan. Air maupun kuantitas seperti ketentuan yang
menjadi masalah yang perlu mendapat tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan
perhatian yang seksama dan cermat. Untuk RI Nomor. 416/MENKES/PER/IX/1990
mendapatkan air yang baik, sesuai dengan tentang persyaratan kualitas air bersih,
standar tertentu, saat ini menjadi barang yang Peraturan daerah Propinsi Sulawesi Utara
mahal karena air sudah banyak tercemar oleh nomor. 38 tahun 2003 pasal 1 ayat 4, “Daerah
bermacam – macam limbah hasil kegiatan Aliran Sungai adalah suatu kawasan yang
manusia, baik limbah dari kegiatan rumah dibatasi oleh dua punggung gunung di mana
tangga, limbah kegiatan industri dan kegiatan curah hujan yang jatuh ke daerah tersebut
lainnya (Wardhana, 1995). mengalir melalui satu saluran tertentu, yaitu
Hampir setengah penduduk dunia yang sungai atau aliran air lainnya”. Hal ini
seluruhnya tinggal di negara berkembang menunjukkan bahwa adanya keseriusan baik
menderita penyakit yang diakibatkan oleh pemerintah pusat maupun daerah akan
kekurangan air atau oleh air tercemar. Menurut pentingnya kebutuhan air.
WHO (Nuryahya 2011) 2 (dua) miliar Sarana air bersih yang terdapat di Desa
penduduk dunia saat ini menyandang resiko Pangeran dan Desa Pannulan di bangun pada
menderita penyakit diare yang disebabkan oleh tahun 2004 oleh pemerintah daerah, dan
air dan makanan. Penyakit ini merupakan merupakan satu - satunya sarana sumber air
penyebab utama kematian lebih dari 5 (lima) bersih yang digunakan untuk keperluan sehari-
juta anak-anak setiap tahun. hari masyarakat di kecamatan Kabaruan
Di Indonesia penduduk pedesaan yang terutama di dua Desa yaitu Desa Pangeran dan
menggunakan air bersih baru mencapai 67,3 Desa Panulan.
%. Dari angka tersebut hanya separuhnya Berdasarkan survey awal yang dilakukan,
(51,4 %) yang memenuhi syarat bakteriologis, sumber air yang digunakan oleh masyarakat
sedangkan penduduk yang menggunakan Desa Pangeran dan Desa Pannulan untuk
jamban sehat hanya 54 %. Itulah sebabnya penyediaan air bersih berasal dari mata air
penyakit diare sebagai salah satu penyakit yang diduga sudah tercemar oleh bakteri E.
yang ditularkan melalui air masih merupakan coli karena adanya kegiatan manusia pada
masalah kesehatan dengan angka kesakitan sumber air tersebut seperti mandi, cuci dan
374 per 1000 penduduk. Selain itu diare bahkan buang air besar. Air dikumpul dengan
merupakan penyebab kematian nomor 2 pada menggunakan bak sebagai tempat
balita dan nomor 3 bagi bayi serta nomor 5 penampungan sekaligus pendistribusian yang
bagi semua golongan umur. Penyakit diare dialirkan melalui perpipaan. Sarana air bersih
merupakan penyakit yang menempati urutan ini menggunakan sistim grafitasi dan dalam
ke – 3 dari 10 penyakit menonjol di Iandonesia pendistribusiannya banyak mengalami
(Sutrisno dkk, 2004). kerusakan dan kebocoran khususnya pada pipa
Air merupakan kebutuhan dasar yang distribusi yang tidak diperbaiki dan
keberadaanya dijamin oleh konstitusi yaitu mengakibatkan banyaknya tempat genangan
pasal 33 UUD 1945 ayat 3, yang berbunyi air, sehingga diduga air tersebut tercemar oleh
“Bumi dan air dan kekayaan alam yang bakteri pathogen, menjadi tempat berkembang
terkandung didalamnya dikuasai oleh negara biaknya vektor yang dapat menimbulkan
dan dipergunakan untuk sebesar- besarnya penyakit, seperti penyakit demam berdarah
untuk kemakmuran rakyat”. Oleh karena itu, yang terjadi pada tahun 2008 dan penyakit
sumber daya air harus di lindungi agar dapat diare yang terjadi pada tahun 2011.
dimanfaatkan dengan baik oleh manusia dan Demikian juga dapat dilihat dari tidak
mahluk hidup lainnya. Disamping itu juga air adanya sistim pengolahan air secara lengkap
menjadi perantara penular penyakit (Razif, dan hanya mengandalkan proses pengolahan
1985). akhir yaitu dengan pemberian kaporit pada bak
distribusi. Sementara bila musim hujan air

2
menjadi keruh dan berwarna sehingga untuk METODE
keperluan air minum masyarakat Jenis penelitian yang di gunakan dalam
menggunakan air isi ulang yang biayanya penelitian ini bersifat deskriptif yang bertujuan
sangat mahal, sehingga masyarakat yang tidak untuk menggambarkan kualitas bakteriologis
mampu tetap menggunakan air yang ada pada air pada sarana air bersih Desa Pangeran dan
sarana air bersih walaupun keruh dan Desa Pannulan.
berwarna. Sejak dibangun sampai saat ini Populasi dalam penelitian adalah air mata
belum pernah dilakukan pemeriksaan sampel air, dan air kran konsumen. Metode
air baik secara kimia maupun secara pengambilan sampel dalam penelitian ini
bakteriologis. adalah purporsif sampling, dengan jumlah 6
Data yang ada pada Puskesmas Mangaran (enam) titik sampel yaitu sampel pertama pada
Kecamatan Kabaruan bahwa angka penderita mata air, sampel kedua pada bak distribusi,
penyakit diare dari tahun ke tahun tetap ada, sampel ketiga pada kran umum, sampel
dan puncaknya pada bulan Agustus tahun keempat, lima dan enam pada kran pribadi
2011, dengan jumlah penderita KLB sebanyak dimana lokasi terbanyak terdapat penderita
20 orang, yang kebanyakan adalah anak - diare, dan sampel diambil pada musim
anak. Data juga menunjukkan bahwa Penyakit kemarau. Pengolahan dan analisa data hasil
diare ini justru terjadi pada saat musim penelitian setelah hasil pemeriksaan
kemarau, dimana air kalau dilihat secara fisik laboratorium diperoleh, maka data diolah dan
sangat jernih dan tidak berwarna. Kebiasaan disajikan dalam bentuk tabel, dianalisis secara
masyarakat yang mengkonsumsi air tidak dekskriptif dan ditarik suatu kesimpulan.
dimasak diduga adalah salah satu penyebab
penyakit diare, dengan tidak menutup Hasil Dan Pembahasan
kemungkinan adanya faktor lain yang menjadi Hasil
penyebab penyakit tersebut. Hasil penelitian yang sudah
Penyakit diare menempati urutan ke 6 dilaksanakan terhadap kondisi bakteriologis
(enam) dari 10 (sepuluh) penyakit menonjol air yang terdapat pada sarana air bersih di
di Puskesmas Mangaran. Peran serta petugas Desa Pannulan, dan pengambilan sampel air
dalam penanganan masalah tersebut diatas bersih, serta pemeriksaan laboratorium pada
telah dilakukan secara optimal, baik melalui Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL)
tindakan nyata berupa pembersihan lokasi Manado pada untuk kualitas bakteriologis air
mata air maupun melalui penyuluhan langsung bersih didapatkan hasil sebagai berikut : titik I
kepada masyarakat, namun angka penderita pipa outlet bak penangkap/sarana air bersih
penyakit diare tetap ada. Berdasarkan uraian total coliform yaitu MPN 240/100 ml, titik II
diatas maka penulis ingin meneliti tentang pipa outlet bak distribusi total coliform yaitu
kualitas bakteriologis air pada sarana air bersih MPN 240/100ml, titik III air kran umum total
di Desa Pangeran dan Desa Pannulan. Tujuan coliform yaitu MPN 350/100 ml. Untuk lebih
dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui jelas mengenai pemeriksaan hasil laboratorium
kualitas bakteriologis air pada sarana air bersih tersebut dapat di lihat pada tabel 1 di bawah
di Desa Pangeran dan Desa Pannulan. ini :

Tabel 1. Hasil pengambilan dan pemeriksaan sampel bakteriologis titik I, II dan III di Desa Pannulan,

No No Sampel Jam Pengambilan Jam Pemeriksaan Total Coliform MPN /100 ml


1 892 14.00 wita 09.10 wita 240
2 893 14.15 wita 09.15 wita 240
3 894 14.25 wita 09.27 wita 340

3
Hasil pengambilan sampel air bersih konsumen total coliform yaitu MPN 240/100
Desa Pangeran pada tanggal 17 April 2012, ml, titik V outlet air kran konsumen total
dan pemeriksaan laboratorium pada Balai coliform yaitu MPN 350/100 ml, titk VI outlet
Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL) air kran konsumen total coliform yaitu MPN
Manado pada tanggal 18 April 2012, untuk 540/100 ml. Untuk lebih jelas mengenai
kualitas bakteriologis air bersih didapatkan pemeriksaan hasil laboratorium tersebut dapat
hasil sebagai berikut : titik IV outlet air kran di lihat pada tabel 2 di bawah ini.

Tabel 2. Hasil pengambilan dan pemeriksaan sampel bakteriologis


titik IV, V dan VI di Desa Pangeran

No No Sampel Jam Pengambilan Jam Pemeriksaan Total Coliform MPN/100 ml


1 895 14.35 wita 09.29 wita 240
2 896 14.45 wita 09.32 wita 350
3 897 14.55 wita 09.38 wita 540

Pembahasan bahkan buang air besar merupakan faktor


Kebutuhan air untuk keperluan sehari – penyebab utama pencemaran tersebut.
hari, berbeda untuk tiap tempat dan tiap Titik pengambilan sampel air II, yaitu
tingkatan kehidupan. Yang jelas semakin pada pipa outlet bak distribusi angka total
tinggi taraf kehidupan, semakin meningkat coliform menunjukkan MPN 240/100 ml, hal
jumlah kebutuhan air. Air merupakan ini juga tidak berbeda dengan angka total
kebutuhan utama bagi setiap insan di coliform yang terdapat pada titik I, tingkat
permukaan bumi baik manusia, hewan dan pencemaran ini terjadi karena adanya kegiatan
tumbuh – tumbuhan. Kualitas air dapat masyarakat pada hulu sungai yang dijadikan
berubah karena adanya pencemaran, sebab mata air, dan tidak adanya proses pengolahan
semakin tinggi pencemaran maka kulaitas air airpada bak distiribusi sebelum air tersebut
yang dimiliki semakin munurun / rendah didistrbusikan kepada masyarakat.
(Budiman, 2007). Titik pengambilan sampel air III, yaitu
Saat ini, masalah utama yang dihadapi pada kran umum dengan total coliform yaitu
adalah sumber daya air yang sudah tidak MPN 350/100 ml tingkat pencemaran ini
mampu untuk memenuhi kebutuhan yang terus terjadi karena adanya kebocoran-kebocoran
meningkat dan kualitas air untuk keperluan yang terjadi baik pada pipa distribusi maupun
domestik yang semakin menurun. Kegiatan pada pipa kran-kran umum. Dan juga
industri, domestik, dan kegiatan lain disebabkan kurang terpeliharanya kran umum
berdampak negatif terhadap sumber daya air, tersebut.
antara lain menurunkan kualitas air. Titik pengambilan sampel air IV, yaitu
Sesuai dengan hasil penelitian, pada outlet kran konsumun dengan total
pengambilan dan pemeriksaan sampel yang coliform yaitu MPN 240/100 ml, pada titik ini
dilakukan terhadap kualitas bakteriologis air terjadi penurunan angka dan angka tersebut
pada sarana air bersih di Desa Pangeran dan sama dengan angka yang terdapat pada titik I
Desa Pannulan Kecamatan Kabaruan dan II, hal ini disebabkan karena pada jalur
Kabupaten Kepulauan Talaud pada tanggal 17 pipa utama yang menghubungkan dengan pipa
dan 18 April 2012, menunjukkan bahwa : konsumen pada titik II kurang adanya
Titik pengambilan sampel air I, yaitu pada kebocoran.
pipa oulet bak penangkap total coliform Titik pengambilan sampel air V, yaitu
menunjukkan angka MPN 240/100 ml, hal ini pada outlet pipa konsumen total coliform yaitu
menunjukkan bahwa tingkat pencemaran yang MPN 350/100 ml peningkatan angka ini
terjadi pada hulu sungai akibat adanya disebakan oleh adanya kebocoran pada pipa
kegiatan masyarakat berupa mandi, mencuci induk dan pipa kran konsumen. Pada titik ini
salah satu sumber terjadinya penyakit diare.

4
Titik pengambilan sampel air VI, yaitu dijalankan mulai dari screening,
pada outlet kran konsumen dengan total prasedimentasi, koagulasi, sedimentasi, filtrasi
coliform yaitu MPN 540/100 ml, tingginya (SPL), netralisasi, desinfeksi. Hal ini harus
total coliform ini disebabkan oleh ada dilakukan agar air yang didistribusikan ke
kerusakan pada pipa kran konsumen yang masyarakat benar-benar air bersih dan tidak
tidak diperbaiki dan kerusakan pada pipa menyebabkan penyakit.( Dit Jen PPM & PLP.
induk yang dibiarkan sehingga menjadi (1986). 3. Pelestarian lingkungan dimana
genangan air bercampur tanah dan genangan sumber air harus dilakukan. Karena adanya
air ini dijadikan oleh hewan sebagai tempat kegiatan masyarakat petani pada hulu sungai
mandi dan bahkan buang air besar. Titik tersebut maka perlu adanya jamban agar
sampel ini merupakan basis terjadinya kotoran manusia dan limbah lainya tidak
penyakit diare pada tahun 2011. langsung masuk ke badan air yang dijadikan
Hasil pemeriksaan tersebut diatas sumber air. ( Sutrisno, C.T & Sucianti, E.
menunjukkan bahwa air bersih yang terdapat (2004).
pada sarana air bersih tersebut tidak menenuhi Keberhasilan dari seluruh program
syarat bakteriologis, mulai dari sumber air diatas tentunya harus mendapat dukungan baik
sampai pada air yang terdapat pada dalam bentuk moril maupun materil dari
konsumen, dimana angka total coliform seluruh masyarakat, pengelolah air itu sendiri
berkisar antara MPN 240 – 540 /100 ml air, dan pemerintah yang ada.
dan ini sudah melampaui batas yang di
syaratkan oleh Permenkes 416 tahun 1990, Kesimpulan Dan Saran
yaitu MPN 10/100 ml air jenis air perpipaan.
Meningkatnya kasus penyakit diare Kesimpulan
dari tahun ketahun dan memuncak pada tahun Air yang terdapat pada sarana air bersih
2011 dengan adanya kejadian luar biasa (KLB) di Desa Pangeran dan Desa Pannulan terbukti
di Desa Pangeran sudah merupakan tolak ukur tidak memenuhi syarat bakteriologis. Hasil
bahwa air yang terdapat pada sarana air bersih laboratorium menunjukkan angka total
tersebut benar-benar sudah tidak memenuhi coliform sangat tinggi yaitu MPN 240-
syarat kesehatan lagi karena sudah tercemar 540/100 ml air. Angka ini telah melampaui
oleh bakteri E.Coli. Bakteri jenis ini telah batas yang telah disyaratkan oleh Permenkes
sejak lama dikenal penyebaranya melalui air, 416 tahun 1990 tentang baku mutu total
terutama air dalam keadaan kotor. coliform untuk air jenis perpipaan MPN
Sejak diketahui bahwa jasad tersebut 10/100 ml air.
tersebar pada semua individu, maka analisis
bakteriologis air bersih ditujukan pada Saran
kehadiran jasa tersebut. Walaupun adanya 1. Perlu di buatkan jamban sederhana di
jasad tersebut tidak dapat memastikan adanya mana daerah aliran sungai yang dibuatkan
jasad pathogen secara langsung, tetapi dari bak penangkap air sarana air bersih agar
hasil yang didapat, memberikan kesimpulan kotoran manusia tidak langsung masuk ke
bahwa bakteri E.Coli dalam jumlah tertentu sungai dan mencemari sungai.
didalam air, dapat digunakan sebagai indikator 2. Bagi pengelolah air bersih agar dapat
adanya jasad patogen. (Suriawiria, 2008). memperhatikan serta melestarikan
Pencegahan dan penanganan yang lingkungan dimana sumber air berada,
perlu dilakukan agar masalah pencemaran air memperbaiki kebocoran-kebocoran agar
dapat diatasi yaitu antara lain : 1. Harus tidak menjadi tempat masuknya bakteri
dilakukan perbaikan-perbaikan kebocoran pipa yang dapat menimbulkan ganguan
yang ada untuk dapat mengurangi bahkan kesehatan, perlu adanya sistim pengolahan
menghilangkan genangan air sehingga dapat air secara baik dan benar sebelum air
menghindarkan adanya kontak secara didistribusikan ke konsumen seperti
langsung antara air dengan tanah. 2. Proses pembuatan saringan pasir lambat ( SPL )
pengolahan air secara lengkap harus diantara bak penangkap dan bak distribusi

5
dengan ukuran panjang 3 meter, lebar 1 Poltekkes Depkes Manado Jurusan
meter dan tinggi 1 meter dan juga Kesehatan Lingkungan Program Studi
pemberian kaporit secara rutin yaitu 3 Diploma III.
bulan sekali . Layuk, S. (2011). Manual Pedoman Penulisan
3. Bagi petugas sanitasi selain melakukan Karya Tulis Ilmiah/Skripsi. Kemenkes
penyuluhan, juga pentingnya pengawasan, Kesehatan R.I. Politeknik Kesehatan
baik itu sarananya maupun pengambilan Kemenkes Manado.
dan pemeriksaan sampel air ke Mulia, R.M. (2005). Kesehatan Lingkungan.
laboratorium, terutama kualitas Graha Ilmu Candi Gerbang Permai Jokyakarta.
bakteriologis. Nuryahya, A. (2011). Sumber Daya Air Dan
4. Bagi masyarakat yang menggunakan air Kesejahteraan Publik. PT Penerbit IPB
sarana air bersih Desa Pangeran dan Desa Press Taman Kencana Bogor.
Pannulan diharapkan dapat mengkonsumsi Rasif, M. (1985). Perencanaan bangunan dan
air minum dengan dimasak terlebih Sistem Pengolahan Air Minum. Diktat
dahulu. PBSPAM Jilid I Surabaya.
Slamet, J.S. (2009). Kesehatan Lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA Gadjah Mada University Press.
Jokjakarta.
Budiman, C, (2007). Pengantar kesehatan Suriawiria U.(2008). Mikrobiologi Air,
lingkungan, cetakan I penerbit buku Penerbit P.T ALUMNI, Bandung
kedokteran Sutrisno, C.T & Sucianti, E. (2004). Teknologi
Dit. Jen PPM & PLP. (1986). Petunjuk Penyediaan Air bersih. PT Rineka
Pelaksanaan Pengawasan Kualitas Air Cipta Jakarta.
Tanah dan Hujan. Depkes R.I. Waluyo, L. (2004). Mikrobiologi Umum.
Depkes RI. (1990). Salinan Peraturan Universitas Mohamadya Malang.
Menteri Kesehatan Nomor : Wardhana, A.W. (1995). Dampak
416/MEN.KES/PER/IX/1990 Pencemaran Lingkungan. Andi
Jasman, Cara Pengambilan Sampel Air Jokjakarta
Secara Bakteriologis. Manual Praktek

You might also like