0% found this document useful (0 votes)
38 views6 pages

Pengetahuan Perawat Berhubungan Dengan Pelaksanaan Discharge Planning Di RSUD Dr. M. Haulussy Ambon Dene Fries Sumah

This study aimed to determine the relationship between nurses' knowledge and the implementation of discharge planning at Dr. M. Haulussy Ambon Hospital. A total of 60 nurses were surveyed using questionnaires and observation sheets. The results showed that 71.7% of nurses had good knowledge of discharge planning while 28.3% had sufficient knowledge. 68.3% of nurses implemented discharge planning well while 31.7% did not. A chi-square test found a significant relationship between nurses' knowledge and the implementation of discharge planning. The study recommends regular discharge planning to motivate patient recovery and shorten hospital stays.

Uploaded by

Merlin
Copyright
© © All Rights Reserved
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
Download as pdf or txt
0% found this document useful (0 votes)
38 views6 pages

Pengetahuan Perawat Berhubungan Dengan Pelaksanaan Discharge Planning Di RSUD Dr. M. Haulussy Ambon Dene Fries Sumah

This study aimed to determine the relationship between nurses' knowledge and the implementation of discharge planning at Dr. M. Haulussy Ambon Hospital. A total of 60 nurses were surveyed using questionnaires and observation sheets. The results showed that 71.7% of nurses had good knowledge of discharge planning while 28.3% had sufficient knowledge. 68.3% of nurses implemented discharge planning well while 31.7% did not. A chi-square test found a significant relationship between nurses' knowledge and the implementation of discharge planning. The study recommends regular discharge planning to motivate patient recovery and shorten hospital stays.

Uploaded by

Merlin
Copyright
© © All Rights Reserved
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1/ 6

2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan, Volume 9 Nomor 4, November 2019

p-ISSN 2089-4686 e-ISSN 2548-5970

DOI: http://dx.doi.org/10.33846/2trik9411
Pengetahuan Perawat Berhubungan dengan Pelaksanaan Discharge Planning di RSUD Dr. M. Haulussy Ambon
Dene Fries Sumah
Program Studi Keperawatan, Universitas Kristen Indonesia Maluku; [email protected]
(koresponden)
Ritje Andriana Nendissa
Program Studi Kesehatan Masyarakat, Universitas Kristen Indonesia Maluku; e-mail: [email protected]

ABSTRACT

Discharge planning is planning the patient's return, to provide information to patients and their families about
things that need to be avoided and carried out in connection with the conditions. Discharge planning written on
paper which is the purpose of patient care planning. Discharge planning can motivate patients to achieve
recovery, can have an impact on shortening patient care in hospital, lowering the budget for hospital care
needs, reducing recurrence rates, and allowing interventions to return plans can be done on time. This study
aims to determine the relationship between nurses' knowledge and the implementation of discharge planning in
Dr. M. Haulussy Ambon. This study used a cross-sectional design. The sample size of this study was 60
respondents, selected by total sampling technique. Research instruments in the form of questionnaires and
observation sheets. The collected data was analyzed by Chi square test. Based on the results of the study note
that respondents who had knowledge in the "good" category were 43 people (71.7%) and respondents who had
knowledge in the "sufficient" category were 17 people (28.3%). Respondents who carried out discharge
planning well were 41 people (68.3%) and respondents who were not good at carrying out discharge planning
were 19 people (31.7%). Based on the Chi square test results it was known that the p-value was 0.000, so it
could be concluded that there was a relationship between the knowledge of nurses and the implementation of
discharge planning in RSUD Dr. M. Haulussy Ambon in 2019. This study recommends the need for discharge
planning for patients on a regular basis so that patients are motivated to achieve recovery, as well as a
shortening of patient care in the hospital, and it is possible to intervene in a timely discharge plan.
Keywords: knowledge; discharge planning

ABSTRAK

Discharge planning merupakan perencanaan kepulangan pasien, untuk memberikan informasi kepada pasien
dan keluarganya tentang hal-hal yang perlu dihindari dan dilakukan sehubungan dengan kondisinya. Discharge
planning yang ditulis di kertas yang merupakan tujuan perencanaan perawatan pasien. Discharge planning dapat
memberikan motivasi kepada pasien untuk mencapai kesembuhan, dapat memberikan dampak terhadap
pemendekan lama perawatan pasien di rumah sakit, menurunkan anggaran kebutuhan perawatan di rumah sakit,
menurunkan angka kekambuhan, dan memungkinkan intervensi rencana kepulangan bisa dilakukan tepat waktu.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan perawat dengan pelaksanaan discharge
planning di RSUD Dr. M. Haulussy Ambon. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional. Ukuran sampel
penelitian ini adalah 60 responden, yang dipilih dengan teknik total Sampling. Instrumen penelitian berupa
kuesioner dan lembar observasi. Data yang telah terkumpul dianalisis dengan uji Chi square. Berdasarkan hasil
penelitian diketahui bahwa responden yang memiliki pengetahuan dalam kategori “baik” adalah 43 orang
(71.7%) dan responden yang memiliki pengetahuan dalam kategori “cukup” adalah 17 orang (28.3%).
Responden yang melaksanakan discharge planning dengan baik adalah 41 orang (68.3%) dan responden yang
kurang baik dalam melaksanakan discharge planning adalah 19 orang (31.7%). Berdasarkan hasil Chi square
test diketahui bahwa p-value adalah 0,000, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara
pengetahuan perawat dengan pelaksanaan discharge planning di RSUD Dr. M. Haulussy Ambon pada tahun
2019. Penelitian ini merekomendasikan perlunya pelaksanaan discharge planning bagi pasien secara rutin
sehingga pasien termotivasi untuk mencapai kesembuhan, serta terjadi pemendekan lama perawatan pasien di
rumah sakit, dan dimungkinkan untuk intervensi rencana pulang secara tepat waktu.
Kata kunci: pengetahuan; discharge planning

PENDAHULUAN

Pelayanan keperawatan menuntut tenaga kesehatan pada Rumah Sakit untuk wajib memberi pelayanan
kesehatan yang aman, bermutu, antidiskriminasi, dan efektif. Perawat merupakan tenaga kesehatan yang

352 http://2trik.jurnalelektronik.com/index.php/2trik
2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan, Volume 9 Nomor 4, November 2019
p-ISSN 2089-4686 e-ISSN 2548-5970

mempunyai kontribusi besar dalam meningkatkan pelayanan kesehatan. Dalam tugasnya perawat berperan
sebagai: kolaborator, konselor, change agent, peneliti, dan pendidik(1).
Perawat dalam menjalankan peran memberikan pendidikan, juga menjadi bagian dalam perencanaan
pulang (discharge planning). Pasien masih membutuhkan bantuan dalam memahami situasi mereka, membuat
keputusan perawatan kesehatan, dan mempelajari perilaku kesehatan baru. Perawat memberikan informasi
melalui pendidikan kesehatan kepada pasien yang membutuhkan perawatan diri untuk memastikan kontinuitas
pelayanan dari Rumah Sakit ke rumah(2),(3). Perawat mempunyai tanggung jawab utama untuk memberi instruksi
kepada pasien tentang sifat masalah kesehatan, hal-hal yang harus dihindari, penggunaan obat-obatan di rumah,
jenis komplikasi, dan sumber bantuan yang tersedia(4).
Discharge planning (perencanaan pulang) merupakan komponen sistem pelayanan yang diperlukan
pasien secara berkelanjutan dalam bentuk bantuan untuk perawatan dan membantu keluarga menemukan jalan
pemecahan masalah dengan baik, pada saat tepat dan sumber yang tepat dengan harga yang terjangkau(5).
Discharge planning adalah suatu rencana pulang pada pasien yang ditulis di kertas yang merupakan tujuan
perencanaan perawatan pasien. Discharge planning pada pasien dapat memberikan motivasi untuk mencapai
kesembuhan pasien, memberikan dampak terhadap pemendekan lama perawatan pasien di Rumah Sakit,
menurunkan anggaran kebutuhan, menurunkan angka kekambuhan, dan memungkinkan intervensi rencana
pulang dilakukan tepat waktu.(6),(7),(8)
Discharge planning dilaksanakan selama perawatan dan evaluasi pada saat pasien dipersiapkan untuk
pulang, dengan mengkaji kemungkinan rujukan atau perawatan lanjut di rumah sesuai kebutuhan. Pengetahuan
perawat tentang discharge planning diperlukan untuk mengkaji setiap pasien dengan mengumpulkan dan
menggunakan data yang berhubungan untuk mengidentifikasi masalah aktual dan potensial(9),(10). Kegagalan
untuk memberikan dan mendokumentasikan discharge planning akan beresiko terhadap beratnya penyakit,
ancaman hidup, dan disfungsi fisik(11). Idealnya discharge planning di mulai saat penerimaan pasien masuk
hingga tindakan pada hari pemulangan. Perawat mengkaji semua perubahan kondisi pasien, dan harus terdapat
bukti tentang keterlibatan pasien dan keluarga dalam proses perencanaan pulang. Pasien perlu mempunyai
informasi dan sumber yang diperlukan untuk kembali ke rumah. Setelah itu perawat memberikan resume atau
format perencanaan pulang secara rinci dan diberikan kepada pasien, keluarga atau perawat komunitas. Hal ini
mampu meningkatkan kontinuitas perawatan yang terbaik untuk pasien, meningkatkan kemandirian dan
kesiapan pasien serta keluarga saat dirumah.(12),(13),(14)
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan penulis di RSUD Dr. M. Haulussy Ambon melalui wawancara
dan observasi bahwa discharge planning tidak terlaksana sesuai standar dan belum maksimal dilakukan.
Misalnya dalam pemberian obat, perawat tidak mengedukasi penggunaan obat tersebut. Berdasarkan uraian latar
belakang masalah maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang Hubungan Pengetahuan Perawat Dengan
Pelaksanaan Discharge Planning di RSUD Dr. M. Haulussy Ambon. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat
sebagai bahan masukan dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan cepat dan dapat membantu dalam
mendokumentasi pelaksanaan discharge planning dengan baik.

METODE

Pelaksanaan penelitian ini bertempat di ruang Hemodialisa, ruang Interna wanita, ruang bedah wanita
dan ruang cenderawasih RSUD dr. M. Haulussy Ambon dan dilakukan pada tanggal 13 Juni sampai dengan 13
Juli 2019. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi analitik kuantitatif dengan desain cross-sectional.
Teknik pengambilan sampel yaitu Total sampling yang melibatkan 60 responden. Instrumen penelitian yang
digunakan yakni kuisioner untuk mengukur pengetahuan responden tentang discharge planning dan lembar
observasi digunakan untuk mengobservasi pelaksanaan discharge planning oleh responden ketika pasien masuk
sampai pasien pulang. Analisis yang digunakan berupa analisis univariat untuk mengetahui distribusi
karakteristik responden dalam frekuensi dan presentasese. Sedangkan anailisis bivariat menggunakan uji chi-
square test dengan tingkat kemaknaan 95% (α=0,05), sehingga apabila ditemukan hasil analisis statistik p <0,05
maka variabel tersebut dinyatakan berhubungan secara signifikan.

HASIL

Analisis deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik responden dan masing-masing variabel
penelitian yang dapat dijelaskan dalam bentuk tabel dan narasi. Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin
di tempat penelitian dapat dilihat pada Tabel 1.

353 http://2trik.jurnalelektronik.com/index.php/2trik
2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan, Volume 9 Nomor 4, November 2019
p-ISSN 2089-4686 e-ISSN 2548-5970

Tabel 1. Distribusi karateristik responden berdasarkan jenis kelamin di RSUD Dr. M. Haulussy Ambon

Karakteristik responden Frekuensi Persentase


Jenis kelamin
Laki-laki 3 5,0
Perempuan 57 95,0
Umur
28 – 35 Tahun 21 35,0
36 – 45 Tahun 30 50,0
46 – 52 Tahun 9 15,0
Pendidikan
Ners 7 11,7
S1 Keperawatan 6 10,0
DIII Keperawatan 47 78,3
Pengalaman kerja
5-10 tahun 7 11,7
11-20 tahun 20 33,3
21-30 tahun 33 55,0
Pengetahuan perawat
Baik 43 71,7
Cukup 17 28,3
Pelaksanaan discharge planning
Baik 41 68,3
Kurang baik 19 31,7
Total 60 100,0

Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa distribusi responden berdasarkan jenis kelamin terbanyak pada
jenis kelamin perempuan yaitu 19 orang (90.5 %), kelompok umur terbanyak pada kelompok umur 36-45 tahun
yaitu sebanyak 30 orang (50.0%), pendidikan terbanyak pada jenjang DIII sebanyak 47 orang (78.3%),
pengalaman kerja terbanyak yaitu 21-30 Tahun sebanyak 33 orang (55.0%), mayoritas responden memiliki
pengetahuan baik sebanyak 43 orang (71.7%), dan responden yang melaksanakan discharge planning dengan
baik sebanyak 41 orang (68.3%).
Uji Chi square digunakan untuk mengetahui hubungan pengetahuan perawat dengan pelaksanaan
discharge planning dapat dilihat pada tabel 2 sebagai berikut.

Tabel 2. Hasil analisis uji Chi square tentang hubungan pengetahuan perawat dengan pelaksanaan discharge
planning di RSUD Dr. M. Haulussy Ambon

Pelaksanaan discharge
Pengetahuan perawat planning Total p-value
Baik Kurang Baik
n % n % n %
Baik 41 95,3 2 4,7 43 100
Cukup 0 0 17 100 17 100 0,000
Total 41 68,3 19 31,7 60 100

Berdasarkan Tabel 2 dapat disimpulkan bahwa semakin baik pengetahuan perawat tentang discharge
planning maka semakin baik pula pelaksanaannya. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji statistik Chi square test
didapatkan nilai p = 0,000 (<α = 0,05).

PEMBAHASAN

Pengetahuan Perawat tentang Discharge Planning di RSUD Dr. M. Haulussy Ambon

Beberapa teori mengemukakan bahwa faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah umur, pendidikan,
dan pengalaman kerja. Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa responden yang mayoritas memiliki pengetahuan

354 http://2trik.jurnalelektronik.com/index.php/2trik
2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan, Volume 9 Nomor 4, November 2019
p-ISSN 2089-4686 e-ISSN 2548-5970

baik sebanyak 43 orang (71.7%), rata-rata responden memiliki umur 36-45 tahun yaitu sebanyak 30 orang
(50.0%), sedangkan rata-rata tingkat pendidikan terbanyak yaitu pada jenjang DIII sebanyak 47 orang (78.3%),
dan rata-rata pengalaman kerja responden terbanyak yaitu 21-30 Tahun sebanyak 33 orang (55.0%). Peneliti
dapat menganalisis bahwa perawat yang memiliki umur bertambah cenderung memiliki pengetahuan atau
mengetahui dan memahami lebih dalam tentang apa itu discharge planning dan begitu juga pengalaman kerja
perawat yang lebih dari 3 tahun maka pengetahuan tentang apa itu discharge planning lebih baik dalam
melakukan tindakan tersebut. Pengetahuan perawat tentang discharge planning diperlukan untuk mengkaji
setiap pasien dengan mengumpulkan dan menggunakan data yang berhubungan untuk mengidentifikasi masalah
aktual dan potensial, menentukan tujuan dengan atau bersama pasien dan keluarga, memberikan tindakan
khusus untuk mengajarkan dan mengkaji secara individu dalam mempertahankan atau memulihkan kembali
kondisi pasien secara optimal dan mengevaluasi kesinambungan asuhan keperawatan. Discharge planning
didapatkan dari suatu proses interaksi dimana perawat profesional dapat memberikan perawatan dengan baik.
Discharge Planning merupakan bagian penting dari program keperawatan klien yang dimulai segera setelah
klien masuk rumah sakit. Hal ini merupakan suatu proses yang menggambarkan usaha kerjasama antara tim
kesehatan, keluarga, klien, dan orang yang penting bagi pasien. Discharge Planning yang berhasil adalah suatu
proses yang terpusat, terkoordinasi, dan terdiri dari berbagai disiplin ilmu yang memberi kepastian bahwa pasien
mempunyai suatu rencana untuk memperoleh perawatan yang berkelanjutan setelah meninggalkan rumah sakit.
Pasien yang perlu diberikan perawatan di rumah adalah mereka yang memerlukan bantuan selama masa
penyembuhan dari penyakit akut atau untuk mencegah atau mengelola penurunan kondisi akibat penyakit
kronis.(1),(2),(3)

Pelaksanaan Discharge Planning di RSUD Dr. M. Haulussy Ambon

Diketahui bahwa rata-rata responden melaksanakan discharge planning dengan baik sebanyak 41 orang
(68.3%). Hal ini dapat di analisis bahwa tindakan atau cara melakuakan prosedur discharge planning yang
dilakukan perawat bagi pasien dan keluarga sangat baik dilihat dari perawat yang memiliki pengetahuan yang
baik, usia perawat dan lamanya berkerja perawat tesebut. Tindakan merupakan kecenderungan sikap untuk
bertindak (praktik). Sikap belum tentu terwujud dalam tindakan, sebab untuk terwujudnya tindakan perlu faktor
lain, yaitu antara lain adanya fasilitas/sarana dan prasarana. Dalam pelaksanaan discharge planning, perawat
mempunyai tanggung jawab utama untuk memberi instruksi kepada pasien tentang sifat masalah kesehatan, hal-
hal yang harus dihindari, penggunaan obat-obatan di rumah, jenis komplikasi, dan sumber bantuan yang
tersedia. Berdasarkan hal ini, perawat mempunyai peran penting dalam perencanaan pulang pasien, dimana
pelaksanaannya memerlukan komunikasi yang baik dan terarah sehingga apa yang disampaikan dapat
dimengerti dan berguna untuk proses perawatan dirumah. Saat ini Rumah Sakit sudah membuat format
discharge planning supaya terwujudnya pelaksanaan discharge planning yang baik diharapkan menghasilkan
tenaga keperawatan profesional yang mampu mengadakan pembaharuan dan perbaikan mutu pelayanan atau
asuhan keperawatan serta penataan perkembangan kehidupan profesi keperawatan. Pelaksanaan discharge
planning pada perawat di RSUD Dr. M. Haulussy Ambon sudah dilaksanakan meskipun belum sempurna dan
perawat dapat melaksanakan discharge planning dengan menggunakan format yang telah tersedia, akan tetapi
dalam pelaksanaannya perawat masih belum maksimal melakukannya karena waktu yang tergesa-gesa dan
banyak kegiatan yang harus dilakukan sehingga Rumah Sakit harus ikut serta dalam menyikapi hal ini karena
kualitaspun harus dipertimbangkan untuk mendapatkan hasil yang baik(4).

Hubungan Antara Pengetahuan Perawat dengan Pelaksanaan Discharge Planning di RSUD Dr. M.
Haulussy Ambon

Tabel 2 menunjukkan bahwa responden yang memilki pengetahuan baik dengan pelaksanaan discharge
planning baik sebanyak 41 orang (95.3%) dan responden yang memilki pengetahuan baik dengan pelaksanaan
discharge planning kurang baik sebanyak 2 orang (4.7%). Sedangkan responden yang memiliki pengetahuan
cukup tetapi pelaksanaan discharge planning baik sebanyak 0 (0%) dan responden yang memiliki pengetahuan
cukup tetapi pelaksanaan discharge planning kurang baik sebanyak 17 orang (100%).
Berdasarkan hasil analisis uji Chi square test diketahui bahwa ada hubungan pengetahuan perawat
dengan pelaksanaan discharge planning. Penelitian ini diperkuat dengan beberapa peneltiian terdahulu yang
menjelaskan bahwa peran educator perawat dengan pelaksanaan discharge planning pada pasien yakni ada
hubungan antara peran educator perawat dengan pelaksanaan discharge planning. Hal ini berarti pelaksanaan
discharge planning akan semakin baik jika peran perawat sebagai educator atau pendidik tersebut juga baik(5).

355 http://2trik.jurnalelektronik.com/index.php/2trik
2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan, Volume 9 Nomor 4, November 2019
p-ISSN 2089-4686 e-ISSN 2548-5970

Discharge planning merupakan suatu cara yang dinamis bagi tim kesehatan dalam mendapatkan kesempatan
yang cukup untuk menyiapkan pasien sehingga mampu melakukan perawatan mandiri di rumah.
Dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa responden yang memilki pengetahuan baik
dengan pelaksanaan discharge planning baik sebanyak 41 orang (95.3%). Menurut penulis sebagian besar
perawat sudah memiliki pengetahuan yang baik tentang apa itu discharge planning dan prosedur atau langkah-
langkah tindakan yang di dapat melalui proses belajar di bangku pendidikan, media massa sehinga pengetahuan
perawat dalam melakukan tindakan tersebut sangatlah baik bagitu juga usia perawat yang semakin meningkat
maka pengetahuan dan tindakan yang di aplikasikan kepada pasien dan kelurga semakin baik, kemudian dilihat
dari hasil kuisioner dan observasi yang dilakukan peneliti ternyata banyak yang memiliki nilai yang baik di
tambah juga dengan memahami tentang apa itu pengkajian sampai pada tahap evaluasi maka perawat bisa
melakukannya atau mengaplikasikannya sesuai dengan pengetahuan yang di dapatkan dan lamanya usia
berkerja pada pasien dengan baik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengetahuan yang baik dan tindakan yang
baik sesuai dengan langkah-langkah atau prosedur maka pelayanan perawat tersebut menjadi yang terbaik.
Sebaliknya responden yang memilki pengetahuan baik dengan pelaksanaan discharge planning kurang baik
sebanyak 2 orang (4.7%). Menurut analisis penulis hal ini mengidentifikasikan bahwa pengetahuan yang baik
belum sepenuhnya dapat mempengaruhi responden dalam melakukan praktik pelaksanaan discharge planning
yang baik pula karena di dalam tindakan persiapan kepulangan pasien ada beberapa faktor yang mempengaruhi
tindakan discharge planning yaitu : seperti lamanya usia berkerja, perawat yang memiliki usia berkerja di atas 5
tahun memiliki pengalaman berkerja atau tindakan dalam proses kepulangan pasien dan kelurganya lebih baik
dibandingkan dengan perawat yang memiliki usia atau lamanya berkerja di bawah 5 tahun tidak memiliki
ketrampilan atau praktik yang baik dalam melakukan prosedur kepulangan pasien. Dilihat dari observasi peneliti
ada sebagian yang masih menyikapi dengan berbagai alasan karena malas dan terburu-buru dalam melaksanakan
tugas hingga tidak dilakukan discharge planning. Sedangkan responden yang memilki pengetahuan kurang baik
tetapi pelaksanaan discharge planning baik sebanyak 2 orang (28.6%) menurut analisis penulis hal ini sangat
berkaitan dengan faktor karakteristik lama kerja yang didapatakn perawat yang bekerja lebih banyak diatas 5
Tahun. Dengan adanya faktor ini pengalaman perawat sangat penting dan sangat berguna. Sehingga walaupun
pengetahuan kurang baik tetapi dalam pelaksanaan dircharge planning baik. Responden yang memiliki
pengetahuan cukup tetapi pelaksanaan discharge planning kurang baik sebanyak 17 orang (100%). Menurut
penulis hal ini mengidentifikasikan bahwa pengetahuan berperan aktif dalam perilaku dan sikap seseorang
dalam melakukan suatu tindakan atau praktik. Usia yang mempengaruhi kematangan dalam berfikir dan
bertindak. Namun pengetahuan yang cukup tidak bisa menjamin perawat di RSUD Dr. M. Haulussy Ambon
dapat melaksanakan discharge planning dengan baik, karena perawat mempunyai peran penting dalam
discharge planning pasien, dimana pelaksanaannya memerlukan pengetahuan yang baik sehingga apa yang
disampaikan dapat dimengerti dan berguna untuk proses perawatan dirumah.

KESIMPULAN

Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa pengetahuan perawat memiliki hubungan yang signifikan
dengan pelaksanaan discharge planning bagi pasien. Oleh karena itu, perawat perlu meningkatkan perannya
sebagai educator dalam discharge planning untuk meningkatkan pengetahuan pasien sehingga kepatuhan
untuk kontrol kembali dapat terlaksana untuk mencegah atau mengurangi kekambuhan pasien. Perawat juga
dapat memberikan media pembelajaran yang dapat digunakan oleh pasien ketika sudah meninggalkan rumah
sakit, melakukan supervise secara berkala pada pelaksanaan discharge planning terhadap penerapan dan
aplikasi di ruangan, serta sosialisasikan kembali petunjuk tekhnis mengenai discharge planning.

DAFTAR PUSTAKA

1. Darma KK. Metode Penelitian Keperawatan. Jakarta: Trans Info Media; 2011.
2. Direktorat Pelayanan Keperawatan. Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Keperawatan di Rumah Sakit.
Jakarta: Direktorat Pelayanan Keperawatan Kemenkes RI; 2011.
3. Hariyati RTS, Rofi’I M, Pujasari H. Perjanjian dan konsensus dalam pelaksanaan perencanaan pulang pada
perawat rumah sakit. Jurnal Keperawatan Indonesia. 2013;15(3).
4. Herlambang S, Murwani A. Manajemen Kesehatan dan Rumah Sakit. Yogyakarta: Gosyen Publishing;
2012.
5. Kozier B, et al. Fundamental of Nursing: Concepts Process and Practice. 1-st Volume, 6-th Edition. New
Jersey: Pearson/Prentice Hall; 2011.

356 http://2trik.jurnalelektronik.com/index.php/2trik
2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan, Volume 9 Nomor 4, November 2019
p-ISSN 2089-4686 e-ISSN 2548-5970

6. Octaviani KR in Dadang. Hubungan Antara Pengetahuan Perawat Dengan Pelaksanaan Discharge


Planning di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Tk. Ii Dustira Cimahi 2015. 2015.
7. Morris J, Winfield L, Young K. Registered nurse’s perception of the discharge planning process for adult
patients in an acute hospital. Journal of Nursing and Practice. 2012;2(1).
8. Notoatmmodjo. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2010.
9. Nursalam. Manajemen Keperawatan: Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta: Salemba
Medika; 2010.
10. Potter PA, Perry AG. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses,& Praktik (Volume 1, Edisi
4). (Alih Bahasa: Yasmin Asih, et al.; Editor Edisi Bahasa Indonesia: Yulianti D, Ester M). Jakarta: EGC;
2011.
11. Rofi’I M, Hariyati RTS, Pujasari H. Faktor Personil dalam pelaksanaan discharge planning perawat rumah
sakit di Semarang. Jurnal Managemen Keperawatan. 2013;1(2).
12. Rosdah CB, Mary TK. Textbook of Basic Nursing 9th. Philadelphia: Lippincott William & Wilkins; 2011.
13. Sastroasmoro. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi ke-4. Jakarta: Sagung Seto; 2011.
14. Siboro T. Hubungan Pelayanan Perawatan dengan Tingkat Kepuasan Pasien di Ruang Unit Gawat Darurat
Rumah Sakit Advent Bandung. Bandung: Universitas Advent Indonesia Bandung; 2014.
15. Swanburg. Motivasi. Jakarta: Bintang Pustaka; 2013.

357 http://2trik.jurnalelektronik.com/index.php/2trik

You might also like