Edukasi Penyuluhan Anemia

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

Health education about anemia KOLABORASI

in family Inspirasi Jurnal


Keperawatan
Edukasi kesehatan tentang penyakit anemia dalam keluarga
Vol. XXX, No. XXX
PP. 1-10
Risa Lutfiatul1, Neng Wiwin2, Nur Ash3, Rini Fitriani4, Riza Nuraeni5 EISSN: xxxx - xxxx
1,2,3,4,5
STIKes Muhammadiyah Ciamis, Ciamis, Indonesia

Korespondensi:
Email:
[email protected]
Alamat :
Bojong, Langkaplancar, Pangandaran, 46391, Jawa Barat, 088971056462

ABSTRACT

Anemia is a disease where there is a lack of that function red blood cells to distribute
the body oxygen throughout, but in practice it cannot be fulfilled properly.Lack of energy intake,
iron, protein intake, and vitamin C intake are some of the factors that cause anemia. Usually
people who have anemia have low physical endurance, difficulty concentrating, and decrease
physical activity caused by insufficient blood binding and air or oxygen transport flowing from
the lungs to all members of the lungs.Anemia symptoms in general are weak, signs of a
hyperdynamic state (strong and rapid pulse, palpitations, and sound disturbance in the
ear).Many factors can cause anemia, namely iron deficiency, namely increased needs, iron
deficiency, infectional bleeding and other factors.Women are more susceptible to anemia than
men because women experience menstruation every month and adult women, especially those
who are married, will experience pregnancy, require three times as much red blood cells as
usual.So, counseling was carried out to families that aimed to provide prevention education
against anemia.This education prevention is carried out by the observation method where
materials are presented through brochures and power points.After delivering the material,
then a question and answer session and evaluation were to find out how far the family
understanding of the material has been delivered.In accordance with the evaluation results,
health promotion activities with anemia prevention counseling counseling group, namely
timeliness, participation, and problem solving.

Keywords: counseling, anemia, prevention.

1
Pendahuluan
Penyakit anemia merupakan penyakit dimana sel darah merah (eritrosit) yang fungsinya
untuk menyalurkan oksigen kesemua bagian tubuh dalam masa hemoglobin, namun dalam
pelaksanaannya tidak dapat terpenuhi dengan baik. Pada wanita hamil atau menyusui terutama
dalam masa reproduksi dalam usia dewasa sering terjadi defisiensi besi. Dalam kasus Anemia,
kehamilan dapat terjadi pada trimester I, trimester II dalam kadar < 10 gr% dan trimester III
dengan 11% kadar hemoglobin (Juliarti, 2017).
Dalam penelitian tersebut menunjukkan jika anemia terhadap ibu hamil dialami lebih
besar oleh keluarga dengan tingkat penghasilan kurang dibandingkan keluarga dengan
penghasilan yang tinggi. Penghasilan yang berkaitan erat dengan status ekonomi. Selain itu juga
anemia bisa terjadi pada ibu hamil karena banyak faktor yang dapat menyebabkan anemia
misalnya pada faktor tingkat pendidikan dan status ekonomi (Ari Madi Yanti et al., 2015).
Faktor terjadinya anemia diantaranya yaitu asupan energi, zat besi, protein, vitamin c,
investasi cacing, kebiasaan minum kopi atau teh, pendapatan dalam keluarga, jenis pekerjaan
maupun pendidikan dari orang tua, seta pola terjadinya menstruasi . Anemia ini mengakibatkan
tidak cukupnya pengikatan darah dan pengangkutan udara atau oksigen yang dialirkan dari
tubuh yaitu paru-paru ke seluruh anggota tubuh. Jika pengangkutan oksigen keseluruh tubuh
tidak tercukupi dengan baik bisa berakibatkan daya tahan fisik rendah, dalam berkonsentrasi
sulit, seta menurunnya aktivitas fisik. (Budiarti et al., 2021).
Penyebab anemia zat besi yaitu makanan yang dimakan setiap hari tidak
mengandung unsur besi yang diperlukan oleh tubuh, tubuh akan memerlukan zat besi lebih
banyak pada keadaan dimasa remaja yang mengalami proses haid dan terjadi pengeluaran
unsur besi dari tubuh seperti keadaan disebabkan perdarahan diakibatkan trauma,
kehilangan darah yang diakibatkan penyakit malaria, cacingan dan menstruasi (DinKes
Provinsi Jawa Timur, 2010). Selain itu, anemia juga dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan
orang tua, tingkat ekonomi, konsumsi Fe, Vitamin C (Hartati et al., 2011).
(Wijaningsih et al., 2019) World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa dalam
27% prevalensi anemia di negara – negara berkembang banyak menderita penyakit anemia.
Makanan nabati dibanding hewani biasanya lebih banyak dikonsumsi oleh orang Indonesia,
yang menyebabkan penderita anemia banyak dijumpai. Biasanya, pada perempuan kebutuhan
zat besi lebih besar 3 kali lipat dari pada pada laki-laki karena setiap bulan perempuan yang
mengalami pengeluaran darah. Oleh sebab itu zat besi pada perempuan dan laki-laki sangat
dibutuhkan untuk mengembalikan tubuh ke keadaan semula. Maka dari itu perempuan yang
ingin mendapatkan tubuh yang ideal biasanya sering melakukan diet.
Anemia biasanya memiliki gejala umum seperti lemah, pusing, dan lelah. Anemia dapat
terjadi dikarenakan oleh beberapa faktor penyebab diantaranya yaitu meningkatnya kebutuhan,
berkurangnya asupan zat besi, infeksi, pada saluran cerna terjadi pendarahan, terdapat faktor
lainnya juga. Dengan cara anamnesis anemia defisiensi dapat didiagnosis, pemeriksaan
penunjang dan pemeriksaan fisik. Pemberian secara oral terhadap zat besi, kemudian dengan
cara intramuskular serta transfusi darah dapat dilakukan sebagai bentuk penatalaksanaan pada
anemia defisiensi (Fitriany & Saputri, 2018).
Defisiensi besi pada anemia terdiri atas defisiensi vitamin anemia (vitamin B9 & B12),
anemia aplastik (pembentukan darah terganggu), sel darah merah lebih cepat hancur (anemia
hemolitik), sel darah merah berbentuk sabit dan lebih mudah mati (anemia sel sabit), anemia

2
peradangan (rheumatoid arthritis HIV/AIDS, kanker, penyakit Crohn's , penyakit ginjal),
leukemia & myelofibrosis (anemia yang berkaitan dengan penyakit tulang sumsum). Dalam
setiap macam anemia terdapat defisiensi zat gizi tersendiri, dan setiap defisiensi mempunyai
efeknya sendiri (Farhan & Dhanny, 2021).

Tujuan
Tujuan dari penyuluhan ini adalah untuk memberikan edukasi kepada keluarga terkait
pencegahan penyakit anemia.

Metode
Kegiatan penyuluhan kepada keluarga yang dilaksanakan merupakan kerjasama team
kelompok 6 mahasiswa D3 Keperawatan Tingkat II Stikes Muhammadiyah Ciamis dengan
keluarga masyarakat. Kegiatan diawali dengan mencari satu target keluarga yang bersedia
untuk untuk melakukan kegiatan penyuluhan. Edukasi pencegahan ini dilakukan dengan
metode observasi dimana disajikan sebuah materi melalui media brosur dan power point.
Setelah dilakukan penyampaian materi, kemudian dilakukan sesi tanya jawab dan evaluasi
untuk mengetahui sejauh mana pemahaman keluarga tersebut dari materi yang telah
disampaikan.
Pembukaan
Mengucapkan salam.
Pengantar
Moderator memperkenalkan diri dan membacakan susunan acara.
Evaluasi Pra-Implementasi
Evaluasi pada bagian ini bertujuan untuk menggali pengetahuan peserta tentang topik
yang akan diangkat meliputi pengertian anemia, penyebab, dampak, tanda dan gejala, dan
penanggulangan. Metode yang digunakan adalah tanya jawab langsung antara informan dan
narasumber.
Materi utama
Penyampaian materi utama dilakukan dengan metode presentasi secara langsung
dengan menampilkan layar in-fokus serta membagikan brosur dan tanya jawab dengan peserta.
Bahan utama yang disajikan adalah meliputi pengertian anemia, penyebab, dampak, tanda dan
gejala, penanganan dan pencegahan.
Diskusi
Setelah penyampaian materi, moderator membuka kesempatan kepada peserta untuk
bercerita tentang riwayat penyakit yang pernah dialami oleh keluarganya dan mengajukan
pertanyaan tentang materi yang masih memerlukan penjelasan. Sesi diskusi dilakukan sebanyak
satu termin, dengan tiga pertanyaan dan tiga jawaban.
Evaluasi pasca implementasi
Evaluasi Pasca Pelaksanaan bertujuan untuk menggali pengetahuan peserta setelah
penyuluhan diberikan. Pada tahap pertama, Panitia menanyakan beberapa pertanyaan yang
telah disiapkan untuk dijawab oleh peserta. Sedangkan pada tahap kedua, Panitia memberik
kesempatan peserta untuk menjawab pertanyaan.

3
Penutup
Moderator menyampaikan kesimpulan dari seluruh rangkaian acara dan ditutup dengan
doa dan salam penutup. Tahap terakhir adalah evaluasi. Semua tim yang terlibat dalam
kegiatan penjangkauan melakukan evaluasi berdasarkan pada indikator dan kriteria hasil yang
tercantum dalam SAP. Daftar periksa atau lembar evaluasi disiapkan oleh pengamat untuk
mengendalikan rangkaian kegiatan penyuluhan sehingga catatan evaluasi akan dibahas dalam
kegiatan evaluasi (Parulian et al., 2016)
Salam penutup
Tahap terakhir adalah evaluasi. Semua tim yang terlibat dalam kegiatan penjangkauan
melakukan evaluasi berdasarkan pada indikator dan kriteria hasil yang tercantum dalam SAP.
Daftar periksa atau lembar evaluasi adalah disiapkan oleh pengamat untuk mengendalikan
rangkaian kegiataan peserta penyuluhan.

• Penyusunan panitia pelaksana dan jobdescription


• penentuan lokasi, waktu, materi, dan kelengkapan kegiatan penyuluhan
Perencanaan • kordinasi dan sosialisasi

• Pembukaan dan introduksi


• Evaluasi pre-implementasi
• penyampaian materi pokok
• Diskusi
Pelaksanaan
• Evalusi pos-implementasi
• Penutup

• Lembar observasi
Evaluasi

Gambar 1 . konsep kelompok dalam kegiatan penyuluhan.

Hasil dan Pembahasan


Hasil evaluasi menunjukkan bahwa penyelenggaraan kegiatan ini telah dilaksanakan
sangat baik sesuai dengan indikator dan kriteria hasil pada instrumen lembar evaluasi. Lembar
evaluasi didasarkan pada lima hal, yaitu ketepatan waktu dan durasi, partisipasi, pengetahuan,
pekerjaan deskripsi dan pemecahan masalah. Lembar evaluasi diisi oleh seluruh anggota
kelompok.
Ketepatan waktu dan durasi
Ketepatan waktu dan durasi merupakan salah satu hal penting dalam mengukur
keberhasilan suatu Kejadian. Bahkan dalam beberapa aktivitas penting, waktu adalah kunci

4
paling standar kinerja untuk mengukur keberhasilan suatu kegiatan. kegiatan selama 40 menit
yang secara lebih jelas dapat dilihat di tabel 1.

Tabel 1. Evaluasi waktu dan durasi

Indikator Waktu Plot Evaluasi Skala Likert


Salam dan perkenalan 09.00-09.05 5” -3” 4
09.00 – 09.05
Evaluasi pre implementasi 09.05 - 09.08 3” 0“ 4
09.05 – 09.08
Materi utama 09.08 - 09.20 12” -2” 4
09.08 – 09.18
Diskusi 09.20 – 09.25 5” -2” 4
09.18 – 09. 21
Evaluasi pasca 09.25 - 09.30 5” 0” 4
implementasi 09.21 – 09.26
Hasil dan penutupan 09.30 - 09.35 5” -2” 4
09.26 – 09.31
Total durasi 40” 31” 3
Total point 27

Parameter
 Tidak tepat waktu > 16'
 Kurang tepat waktu 11-15'
 Cukup Tepat Waktu 6-10'
 Sangat Tepat Waktu < 5'

Tabel 1. menunjukkan bahwa total plot durasi yang direncanakan untuk kegiatan
penyuluhan adalah 40 menit. Namun dalam prakteknya kegiatan tersebut selesai dalam waktu
30 menit. Jadi, secara umum bisa disimpulkan bahwa kegiatan penyuluhan cukup tepat waktu
dengan total 27 poin. Walaupun kegiatan penyuluhan lebih cepat 10 menit dari target yang
telah ditentukan, kepatan dan kelebihan durasi dalam setiap sesi masih dalam kisaran yang
wajar. Kelebihan durasi terpanjang terjadi selama sesi Evaluasi pasca implementasi (+2 menit)
karena evaluasi dilakukan secara kritis bersama panitia/anggota kelompok (Sukmawati et al.,
2019).
Partisipasi
Partisispasi yang dimaksud dalam kegiatan ini adalah keterlibatan sasaran atau subyek
fisik dan kegiatan sosialisasi. Tujuan dari partisipasi adalah keberhasilan atau pencapaian suatu
sasaran dan tujuan masyarakat. Partisispasi adalah keberhasilan atau pencapaian suatu sasaran
dan tujuan masyarakat. Hadir secara fisik dikegiatan (Priyatno et al., 2018).
Dalam penyelenggaraan kegiatan ini jumlah peserta yang diundang sebanyak 5 orang
dalam satu keluarga pada target awal. Namun, dalam pelaksanaannya terdapat 7 orang yang
mengikuti kegiatan penyuluhan dalam satu keluarga.

5
Tabel 2. Partisipasi evaluasi

Indikator Target Partisipan Point Skala Likert


Jumlah kehadiran 5 7 100% 4
umpan balik 5 7 100% 4
evaluasi pra-
implementasi
Diskusi umpan 5 7 100% 4
balik
Umpan balik 5 7 100% 4
evaluasi
TOTAL 5 7 100% 4

Parameter:
1 : Tidak Berpartisipasi dengan poin partisipasi < 25%
2 : Kurang Berpartisipasi dengan poin partisipasi 26% - 50%
3 : Cukup Berpartisipasi dengan poin partisipasi 50% - 75%
4 : Tinggi Berpartisipasi dengan poin partisipasi > 75%

Indikator pada dimensi partisipasi tertinggi mendapatkan skor 100% pada sesi evaluasi
pasca pelaksanaan. Hal ini menunjukkan motivasi yang tinggi untuk menjawab semua
pertanyaan yang diberikan oleh narasumber kepada peserta. Yang menyatakan bahwa bertanya
dan berdiskusi dalam pembelajaran merupakan strategi untuk meningkatkan motivasi (Hidayat
et al., 2016).
Dalam sesi diskusi, dua istilah yang direncanakan untuk dua orang penanya ternyata
lebih, melainkan diisi oleh tiga orang penanya. Memenuhi target, dan pertanyaan tersebut bisa
terjawab.
Pengetahuan
Pengetahuan adalah rangkaian kegiatan studi untuk menemukan penjelasan, atau suatu
metode untuk memperoleh pemahaman empiris yang rasional tentang dunia dalam berbagai
aspek, termasuk kesehatan. Promosi kesehatan dengan konseling merupakan salah satu
kegiatan yang dapat diamati untuk menjadi pengetahuan baru atau penguatan dan
memperjelas pengetahuan lama. Pengetahuan atau informasiyang suatu objek yang benar
merupakan bentuk suatu konsep paling utama yang sangat benar sehingga terbentuknya
dengan optimal karena proses perubahan perilaku yang berurutan (Zaman, 2021).
Hasil observasi yang didokumentasikan dalam lembar evaluasi menunjukkan adanya
peningkatan pengetahuan peserta. Evaluasi Pra-Pelaksanaan menunjukkan bahwa dua dari lima
orang yang memberikan tanggapan atas pertanyaan yang diberikan, dapat menjawab
pertanyaan dengan benar. Namun, setelah pendidikan kesehatan, enam peserta yang
memberikan umpan balik menjawab dengan benar. Hal ini menunjukkan perubahan status
pengetahuan, sebelum dan sesudah penyuluhan dilakukan (Sunarsih & et al, 2019).

6
Uraian Tugas
Uraian tugas merupakan upaya untuk mengontrol peran setiap orang yang terlibat
dalam suatu kegiatan. Uraian tugas dan fungsi setiap orang menjadi lebih tertata sehingga
mendukung keberhasilan suatu acara (Nasruddin et al., 2021).
Penyelesaian masalah
Dalam suatu kegiatan, potensi dan risiko masalah tidak dapat dihindari. Namun, hati-
hati perlu dilakukan persiapan untuk memprediksi berbagai kemungkinan yang akan terjadi
sehingga dapat mengurangi inti dari suatu peristiwa. Prediksi ini berhubungan dengan solusi
yang disiapkan. Namun, kegiatan ini dapat berlangsung tanpa kendala dan hambatan yang
esensial. Jadi, Dalam kemampuan penyelesaian masalah merupakan proses berfikir tingkat
tinggi dalam mengelola pengetahuan yang sudah dimiliki sebelum masuk dalam keadaan baru
(Kudus), 2016).

Dokumentasi

Gambar 1. Gambar brosur media dalam penyuluhan

7
Gambar 2. Gambar dokumentasi penyuluhan

8
Kesimpulan
Sesuai dengan hasil evaluasi, kegiatan penyuluhan/promosi kesehatan dengan
penyuluhan pencegahan anemia telah berhasil dengan indikator ketepatan waktu dan durasi,
partisipasi, pengetahuan, deskripsi pekerjaan dan pemecahan masalah.

Ucapan Terima Kasih


Dalam penulisan laporan penyuluhan ini, penulis berterima kasih kepada keluarga Tn. M
yang telah memberikan waktu dan tempat untuk kegiatan ini, dan kepada Bapak Henri
Setiawan, S.Kep., Ners., M.SI., Med yang telah memberikan tugas penyuluhan kepada kami.

9
Daftar Pustaka

Ari Madi Yanti, D., Sulistianingsih, A., & Keisnawati. (2015). Faktor-Faktor Terjadinya Anemia
pada Ibu Primigravida di Wilayah Kerja Puskesmas Pringsewu Lampung. Jurnal
Keperawatan, 6(2), 79–87.
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=424747&val=278&title=FAKTOR-
FAKTOR TERJADINYA ANEMIA PADA IBU PRIMIGRAVIDA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
PRINGSEWU LAMPUNG
Budiarti, A., Anik, S., & Wirani, N. P. G. (2021). Studi Fenomenologi Penyebab Anemia Pada
Remaja Di Surabaya. Jurnal Kesehatan Mesencephalon, 6(2).
https://doi.org/10.36053/mesencephalon.v6i2.246
Farhan, K., & Dhanny, D. R. (2021). Anemia Ibu Hamil dan Efeknya pada Bayi. Muhammadiyah
Journal of Midwifery, 2(1), 27. https://doi.org/10.24853/myjm.2.1.27-33
Fitriany, J., & Saputri, A. I. (2018). Anemia Defisiensi Besi. Jurnal. Kesehatan Masyarakat,
4(1202005126), 1–30.
Hartati, S., Kebidanan, A., & Negeri, S. (2011). The Effect of Iron ( Fe ) Tablets to the Anemia
Status of Adolescent Women. 1, 55–59.
Hidayat, R., Azmi, S., & Pertiwi, D. (2016). Hubungan Kejadian Anemia dengan Penyakit Ginjal
Kronik pada Pasien yang Dirawat di Bagian Ilmu Penyakit Dalam RSUP dr M Djamil Padang
Tahun 2010. Jurnal Kesehatan Andalas, 5(3), 546–550.
https://doi.org/10.25077/jka.v5i3.574
Juliarti, W. (2017). Hubungan faktor penyebab dengan kejadian anemia di Puskesmas Melur.
Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes, VII(1), 25–28.
https://web.archive.org/web/20180422182638id_/http://forikes-
ejournal.com/index.php/SF/article/viewFile/81/sf8106
Kudus), U. H. (pendidikan G. S. dasar U. M. (2016). Profil Kemampuan Pemecahan Masalah
Siswa Bermotivasi Belajar Tinggi Berdasarkan Ideal Problem Solving. Jurnal Konseling
GUSJIGANG, 2(1), 90–96.
Nasruddin, H., Syamsu, R. F., & Permatasari, D. (2021). Angka Kejadian Anemia Pada Remaja Di
Indonesia. Journal Ilmiah Indonesia CERDIKIA, 1(April), 357–364.
Parulian, I., Roosleyn, T., Tinggi, S., Kesehatan, I., & Widya, J. I. (2016). Strategi dalam
penanggulangan pencegahan anemia pada kehamilan. Jurnal Ilmiah Widya, 3(3), 1–9.
Priyatno, D., Salikun, S., Irmanita, I., & Purlinda, D. E. (2018). Pemeriksaan Kadar Hemoglobin
Dan Nilai Hematokrit Sebagai Screening Anemia Pada Lansia Di Asrama Tni-Ad Mrican
Semarang. Link, 13(2), 49. https://doi.org/10.31983/link.v13i2.2927
Sukmawati, Mamuroh, L., & Nurhakim, F. (2019). Pengaruh Edukasi Pencegahan dan
Penanganan Anemia Terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil. Jurnal Keperawatan BSI,
VII(1), 42–47.
Sunarsih, & et al. (2019). Penyuluhan Tentang Anemia pada Remaja Sman 14 Bandar Lampung
Kemiling Permai Tanjung Karang Barat Lampung Tahun 2020. Jurnal Perak Malahayati, 2(1),
29–33.
Wijaningsih, W., Gizi, J., & Kemenkes, P. (2019). Pengaruh Pemberian Edukasi Gizi Terhadap
Pengetahuan Dan Sikap Mengenai Anemia Pada Remaja Putri. Jurnal Riset Gizi, 7(2), 75–78.

10
Zaman, M. K. (2021). Jurnal Pengabdian Kesehatan Komunitas (Journal of Community Health
Service). Jurnal Pengabdian Kesehatan Komunitas, 01(1), 20–31.
https://jurnal.htp.ac.id/index.php/jpkk/article/view/716/309

11

You might also like