Pengaruh Motivasi Dan Pelatihan Terhadap Kinerja Perawat (Studi Kasus Perawat Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang)

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

PENGARUH MOTIVASI DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA PERAWAT

(Studi Kasus Perawat Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang)

Winda Kartika1, Hari Susanta2


Administrasi Bisnis,Universitas Diponegoro, Indonesia
Email: [email protected]

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of motivation and training on the performance of Nurses of Sultan Agung
Islamic Hospital Semarang. The type of research described is explanatory research with the Systemic Random
Sampling method as a sampling method. The study population was nurses at Sultan Agung Islamic Hospital
Semarang and the study sample were 84 respondents. This study uses quantitative analysis with validity, reliability,
correlation coefficient, coefficient of determination, simple and multiple regression, significance, t test and F test
with SPSS 21 application.

The results of this study indicate that there is a positive influence between motivation and training variables on
nurse performance which means that if an independent variable increases in the dependent variable there will be
an increase in the dependent variable. The correlation coefficient between the two independent variables with the
dependent variable has a strong relationship. The amount of contribution owned by the motivation variable shows
that both variables are able to explain and predict the dependent variable. The coefficient of determination of
motivational variables is worth 27.1% and the coefficient of determination of training is worth 42.5%.
Keywords: Motivation, Training, Performance, Human Resource Management

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh motivasi dan pelatihan terhadap kinerja Perawat Rumah Sakit
Islam Sultan Agung Semarang. Tipe penelitian yang dijelaskan adalah eksplanatory research dengan metode
Sistemik Random Sampling sebagai metode pengambilan sampel. Populasi penelitian adalah perawat di Rumah
Sakit Islam Sultan Agung Semarang dan sampel penelitian sebanyak 84 responden. Penelitian ini menggunakan
analisis kuantitatif dengan validitas, reabilitas, koefisien korelasi, koefisien determinasi, regresi sederhana dan
berganda, signifikansi, uji t dan uji F dengan aplikasi SPSS 21.0
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif antara variabel motivasi dan pelatihan terhadap
kinerja perawat yang berarti jika terjadi kenaikan variabel independent terhadap variabel dependen maka akan
terjadi kenaikan variabel dependen. Koefisien korelasi antara kedua variabel independent terhadap variabel
dependen memiliki hubungan yang kuat. Besarnya sumbangan yang dimiliki variabel motivasi menunjukkan kedua
variabel mempu menjelaskan dan memprediksi variabel dependen. Adapun koefisien determinasi variabel motivasi
bernilai 27,1% dan koefisien determinasi pelatihan yang bernilai 42,5%.
Kata Kunci: Motivasi, Pelatihan, Kinerja, Manajemen Sumber Daya Manusia

1 Winda Kartika, Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Diponegoro
2 Hari Susanta, Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Diponegoro

1
Pendahuluan

Pada era global seperti saat ini, perusahaan dituntut untuk memiliki daya saing dengan perusahaan
lainnya demi kelangsungan bisnisnya. Sumber daya manusia bagi perusahaan merupakan aset
terpenting yang wajib di pertahankan dan dikembangkan. Sumber daya manusia dapat menentukan
tercapainya visi misi perusahaan dan tujuan perusahaan. Menurut Colquitt, lepine dan Wesson dalam
Wibowo (2007), kinerja merupakan nilai serangkaian perilaku pekerja yang memberikan kontribusi
baik secara positif maupun negatif, pada penyelesaian tujuan organisasi. Definisi tersebut menjelaskan
bahwa kinerja mencakup sikap dan perilaku positif maupun negatif dalam melihat perilaku kerja
karyawan untuk melakukan aktivitas kerja dan target kualitas yang telah ditetapkan organisasi dengan
tepat.
Sebagai organisasi bisnis yang bergerak dibidang jasa pelayanan kesehatan, Rumah sakit Islam Sultan
Agung dituntut untuk melayani pasien dengan bermutu. Namun pada kenyataanya, dalam kurun waktu
3 tahun terakhir (2016-2018) mengalami fluktuasi dalam penilaian kinerja perawatnya. Beberapa
upaya yang dilakukan Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang untuk meningkatkan kinerja
perawatnya diantaranya adalah pemberian motivasi dan pelatihan. Semakin baik motivasi yang
dimiliki perawat, maka akan semakin baik pula kinerja perawat yang dihasilkan. Dan semakin baik
pelatihan yang diberikan, maka akan semakin baik pula kinerja perawat yang dihasilkan. Perlu
dilakukan strategi yang tepat untuk mencapai tujuan guna menghasilkan kinerja perawat yang
maksimal.

Kerangka Teori
Motivasi
Stephen P. Robbins (2017) menyatakan motivasi sebagai proses yang menyebabkan intensitas
(intentity), arah (direction), dan usaha terus-menerus (presistence) individu dalam mencapai tujuan.
Sedangkan menurut Robins dan Mary (2005) dalam Reza (2010) menyatakan bahwa motivasi adalah
kesediaan melakukan usaha tingkat tinggi guna mencapai sasaran organisasi yang dikondisikan oleh
kemampuan usaha tersebut untuk memuaskan kebutuhan sejumlah individu. Variabel motivasi dapat
diukur dengan menggunakan indikator: prestasi, afiliasi, dan kekuasaan.

Pelatihan
Menurut Widodo (2015), pelatihan merupakan serangkaian aktivitas individu dalam meningkatkan
keahlian dan pengetahuan secara sistematis sehingga mampu memiliki kinerja yang profesional di
bidangnya. Pelatihan adalah proses pembelajaran yang memungkinkan pegawai melaksanakan
pekerjaan yang sekarang sesuai dengan standar . Pelatihan (training) merupakan bagian dari suatu
proses pendidikan, yang tujuannya untuk meningkatkan kemampuan atau keterampilan khusus
seseorang. Variabel pelatihan dapat diukur dengan menggunakan indikator: tujuan, sasaran, waktu,
instruktur, materi, metode, dan peserta.

Kinerja

Hasibuan (2017) mengemukakan kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam
melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman
dan kesungguhan serta waktu. Menurut Nawawi Handari (2011) kinerja adalah hasil pelaksanaan
pekerjaan, baik bersifat fisik/ material maupun non-fisik/ non-material sesuai dengan tugasnya.
Variabel kinerjai dapat diukur dengan menggunakan indikator: kesetiaan, prestaso, kejujuran,
kerjasama, prakarsa, kecakapan, dan tanggung jawab.

2
Penelitian Terdahulu

No Judul Penulis Hasil

Pengaruh Motivasi Dan


Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Pelatihan Terhadap Kinerja
Galih Candra Motivasi dan Pelatihan kerja karyawan
1 (Studi pada Karyawan
Kusuma berpengaruh signifikan secara parsial dan
PT.PLN (Persero) Distribusi
simultan terhadap Kinerja Karyawan.
Jawa Timur Area Malang)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa


Pengaruh Program Pelatihan Maulia eka Pelatihan berpengaruh significant dan positif
Dan Motivasi Kerja riani, m. terhadap motivasi kerja karyawan. Pelatihan
2 Terhadap Kinerja Karyawan syamsul maarif berpengaruh significant dan positif terhadap
Pt. Td Automotive dan Joko kinerja karyawan. Sebaliknya, motivasi kerja
Compressor Indonesia affandi kerja berpengaruh signifikan dan positif
terhadap kinerja karyawan.

Hubungan Antara Pelatihan


Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak
Dan Motivasi Kerja Dengan Agrivani A.
ada hubungan yang bermakna antara
Kinerja Tenaga Soleman, F.J.O.
pelatihan dan kinerja tenaga keperawatan,
3 Keperawatan Di Rumah Pelealu,
dan tidak ada hubungan yang bermakna
Sakit Ibu Dan Anak Franckie R.R.
antara motivasi dan kinerja tenaga
Kasih Ibu Manado Tahun Maramis
keperawatan
2017

4 Analisis Pengaruh Hasil penelitian menunjukkan bahwa


Pelatihan,Motivasi Dan Cornelia pelatihan, motivasi dan disiplin kerja
Disiplin Kerja Terhadap Rumbewas, berpengaruh positif terhadap peningkatan
Kinerja Karyawan Bank Suharnomo kinerja karyawan.
BRI Wilayah I Jayapura
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Pelatihan dan pengembangan memiliki
Pengaruh Pelatihan-
sedikit pengaruh terhadap kinerja Pegawai
Pengembangan Dan
secara langsung sedangkan secara tidak
Motivasi terhadap
Yan Kurnia, langsung signifikan, motivasi dan komitmen
Peningkatan Kinerja
Hendrawan , organisasi memiliki pengaruh secara
5 Pegawai Dengan
Salamah signifikan terhadap kinerja pegawai baik
Mediasi Komitmen
Wahyuni secara langsung maupun tidak langsung, dan
Organisasi PT. PLN
komitmen organisasi memediasi pengaruh
(Persero) P3BJB APP
antara pelatihan dan pengembangan serta
Madiun.
motivasi pegawai terhadap kinerja pegawai
PT. PLN (Persero) P3BJB APP Madiun.

Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian (Sugiyono 2014). Setelah
mengemukakan teori-teori yang berkaitan dengan variabel penelitian, maka selanjutnya peneliti merumusakan
hipotesis penelitian. Hipotesis penelitian hanya bersifat sementara karena jawaban yang disusun belum
berdasarkan atas fakta atau data-data empiris melainkan hanya berdasarkan teori yang relevan. Hipotesis
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

3
Gambar 1
Model Hipotesis Penelitian

Motivasi(X1)
1
3
Kinerja (Y)

Pelatihan(X2) 2

H1: Terdapat pengaruh yang positif antara Motivasi terhadap Kinerja Perawat.
H2: Terdapat pengaruh yang positif antara Pelatihan terhadap Kinerja Perawat
H3: Terdapat pengaruh yang positif antara Motivasi dan Pelatihan terhadap Kinerja Perawat.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan tipe penelitian eksplanatori dengan pendekatan kuantitatif yang
menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel penelitian, kemudian menguji hipotesis yang
telah dirumuskan sebelumnya. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Perawat Rumah
Sakit Islam Sultan Agung Semarang dengan sampel sebanyak 84 Perawat dengan teknik
pengambilan sampel Sistemik Random Sampling.
Metode analisis data yang digunakan adalah uji validitas, uji reabilitas, koefisien korelasi, koefisien
determinasi, regresi sederhana dan berganda, signifikansi, uji t dan uji F dengan menggunakan
aplikasi SPSS versi 21.0

Hasil dan Pembahasan

Hasil

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, variabel independen yaitu motivasi dan pelatihan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependen Kinerja. Hal ini terbukti dari hasil
uji regresi linier berganda variabel motivasi dan pelatihan terhadap kinerja Perawat Rumah Sakit
Islam Sultan Agung Semarang:
Tabel 1
Hasil Uji Regresi Linear Berganda Motivasi dan Pelatihan terhadap Kinerja
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized T Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 11,403 2,683 4,250 ,000
1 Motivasi ,115 ,053 ,218 2,178 ,032
Pelatihan ,419 ,080 ,527 5,267 ,000
a. Dependent Variable: Kinerja
Sumber: Data primer yang diolah tahun 2020
4
Berdasarkan tabel 1, dapat diketahui bahwa variabel motivasi dan pelatihan terhadap kinerja perawat
sama-sama memiliki pengaruh positif. Hal ini didasari oleh nilai koefisien yang bernilai positif
yaituvariabel motivasi (X1) bernilai 0,419 dan variabel pelatihan (X 2) bernilai 0,115. Sedangkan
nilai konstanta sebesar 11,403 menunjukkan bahwa jika motivasi dan pelatihan bernilai 0, maka
nilai kinerja perawat sebesar 11,403.

Uji F

Berikut ini merupakan hasil uji-F motivasi dan Pelatihan terhadap kinerja Perawat:

Tabel 2
a
ANOVA

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.


b
Regression 392,124 2 196,062 34,047 ,000
1 Residual 466,447 81 5,759

Total 858,571 83

a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Constant), X2, X1

Sumber: Data primer yang diolah tahun 2020

Berdasarkan tabel 2, dapat diketahui nilai F hitung 34,047 dengan signifikansi 0,00 < 2,37. Dari
perhitungan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti
“terdapat pengaruh positif antara motivasi dan pelatihan terhadap kinerja perawat Rumah Sakit Islam
Sultan Agung Semarang”.

Pertama, hipotesis 1 yaitu “diduga terdapat pengaruh positif antara motivasi terhadap kinerja Perawat”
diterima. Hal ini sesuai dengan teori motivasi yang dikemukakan oleh Stephen P.Robbins (2017) yaitu
motivasi sebagai kesediaan tingkat tinggi seseorang yang menyebabkan intensitas (incentity), arah
(direction), dan usaha terus-menerus (presistence) individu dalam menuju pencapaian tujuan. Hal
tersebut membuat seseorang mengerahkan segala upaya untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai.
Dengan begitu motivasi yang dimiliki perawat akan berpengaruh terhadap kinerja perawat , maka
motivasi merupakan aspek yang penting bagi Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang untuk selalu
ditingkatkan dan dikembangkan. Pada penelitian ini, terdapat pengaruh signifikan dan positif dari
variabel motivasi terhadap kinerja perawat.Sebanyak 27,1% kinerja Perawat dapat dijelaskan oleh
variabel motivasi. Dari uji-t didapati pengaruh antara motivasi dan kinerja karena t hitung > t tabel.

Kedua, hipotesis 2 yaitu “diduga terdapat pengaruh positif antara pelatihan terhadap kinerja Perawat”
diterima. Hal ini didukung oleh pendapat menurut Widodo (2015) yang mengemukakan pelatihan
sebagai serangkaian aktivitas individu dalam meningkatkan keahlian dan pengetahuan secara
sistematis sehingga mampu memiliki kinerja yang profesional di bidangnya. Pelatihan yang tinggi,
akan menjadikan kinerja karyawan menjadi tinggi, namun sebaliknya, jika pelatihan rendah maka
kinerja karyawan akan rendah. Dengan begitu, pelatihan yang dimiliki perawat akan berpengaruh
terhadap kinerja perawar, maka pelatihan merupakan aspek yang penting bagi Rumah Sakit Islam
Sultan Agung Semarang untuk selalu ditingkatkan dan dikembangan. Pada penelitian ini, terdapat
pengaruh signifikan dan positif dari variabel pelatihan terhadap kinerja perawat.Sebanyak 42,5%
kinerja Perawat dapat dijelaskan oleh variabel pelatihan. Dari uji-t didapati pengaruh antara pelatihan
dan kinerja karena t hitung > t tabel.

Ketiga, hipotesis 3 yaitu “terdapat pengaruh positif antara motivasi dan pelatihan terhadap kinerja
Perawat” diterima. Semakin besar motivasi yang dimiliki perawat dan semakin tinggi pelatihan yang
diterima oleh perawat di tempat mereka bekerja maka juga akan berpengaruh terhadap kinerja perawat.
Pada penelitian ini, terdapat pengaruh signifikan dan positif dari variabel pelatihan terhadap kinerja
5
perawat.Sebanyak 45,7% kinerja perawat dapat dijelaskan oleh variabel motivasi dan pelatihan. Dari
uji-F didapati pengaruh antara motivasi dan pelatihan terhadap kinerja karena F hitung (34,07) > F
tabel (2,37).

Pembahasan

Dari hasil penelitian didapati bahwa motivasi yang dimiliki perawat di Rumah Sakit Islam Sultan
Agung tergolong sedang.

Motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perawat Rumah Sakit Islam Sultan Agung
Semarang. Pengujian hipotesis yang dilakukan antara variabel motivasi terhadap kinerja perawat
menghasilkan t hitung (5,516) > t Tabel (1,291). Dengan demikian apabila perawat memperoleh
motivasi yang baik maka akan memiliki kinerja yang tinggi. Sebaliknya, jika perawat kurang
mendapatkan motivasi yang baik maka akan berdampak semakin rendah kinerja yang dimiliki perawat.
Nilai koefisien yang dimiliki oleh variabel motivasi dilihat dari sumbangan yang diberikan oleh
variabel motivasi sebesar 27,1% sedangkan sisanya sebesar 72,9% diperoleh dari variabel lain yang
tidak dimasukkan ke dalam penelitian. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka hipotesis
pertama (H1) yang berbunyi: “ motivasi berpengaruh positif terhadap kinerja Perawat Rumah Sakit
Islam Sultan Agung Semarang” terbukti, maka dari hasil tersebut berarti motivasi mempunyai
sumbangan pengaruh terhadap kinerja perawat, sama dengan yang diutarakan oleh Cornelia
Rumbewas, Suharnomo tentang “Analisis Pengaruh Pelatihan, Motivasi, dan Disiplin Kerja Terhadap
Kinerja Karyawan Bank BRI Wilayah 1 Jayapura” yang menunjukkan bahwa ketiga variabel
independen tersebut memiliki pengaruh yang positif terhadap peningkatan kinerja karyawan.
Pemberian motivasi yang baik akan mampu memberikan semangat dalam melakukan pekerjaan para
perawat, sehingga tingkat kinerja suatu organisasi (perusahaan) menjadi semakin baik.

Pelatihan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perawat Rumah Sakit Islam Sultan
Agung Semarang. Pengujian hipotesis yang dilakukan antara variabel pelatihan terhadap kinerja
perawat menghasilkan t hitung (7,784) > t Tabel (1,291). Dengan demikian apabila perawat
memperoleh pelatihan yang baik maka akan memiliki kinerja perawat yang tinggi. Sebaliknya, jika
perawat kurang mendapatkan pelatihan yang baik maka akan berdampak semakin rendah kinerja yang
dimiliki perawat. Nilai koefisien yang dimiliki oleh variabel pelatihan dilihat dari sumbangan yang
diberikan oleh variabel pelatihan sebesar 42,5% sedangkan sisanya sebesar 57,5% diperoleh dari
variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam penelitian. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan
maka hipotesis pertama (H1) yang berbunyi: “ Pelatihan berpengaruh positif terhadap kinerja Perawat
Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang” terbukti, maka dari hasil tersebut berarti pelatihan kerja
mempunyai sumbangan pengaruh terhadap kinerja perawat, sama dengan yang diutarakan oleh Galih
Candra Kusuma tentang “Pengaruh Motivasi Dan Pelatihan Terhadap Kinerja (Studi pada Karyawan
PT.PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Malang)” yang menunjukkan bahwa Motivasi dan
Pelatihan kerja karyawan berpengaruh signifikan secara parsial dan simultan terhadap Kinerja
Karyawan. Pemberian pelatihan yang baik akan mampu meningkatkan kemampuan perawat dalam
melakukan pekerjaannya, sehingga tingkat kinerja suatu organisasi (perusahaan) menjadi semakin
baik.

Uji regresi berganda dalam penelitian ini dilakukan perhitungan antara variabel motivasi dan pelatihan
terhadap kinerja perawat. Hasil koefisien beta pada uji regresi berganda dari variabel motivasi (X1)
menunjukkan angka 0,218 dan pelatihan (X2) menunjukkan angka sebesar 0,527 yang artinya dalam
penelitian ini pengaruh paling besar terhadap kinerja Perawat (Y) adalah variabel pelatihan (X2).
Hasil analisa data menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang sedang antara motivasi, pelatihan, dan
kinerja perawat. Sehingga hipotesis ketiga (H3) yang berbunyi : “ motivasi dan pelatihan berpengaruh
positif terhadap kinerja Perawat Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang” terbukti. Karyawan
dengan motivasi yang baik diiringi pelatihan yang baik akan menstimulus perawat untuk dapat bekerja
secara efektif dan efisien, hal tersebut akan berdampak pada peningkatan kinerja Perawat semakin
tinggi.

6
Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan tentang pengaruh motivasi dan pelatihan terhadap
kinerja perawat (studi kasus perawat Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang) adalah sebagai
berikut:

Motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perawat Rumah Sakit Islam Sultan
Agung Semarang. Hal tersebut menunjukan bahwa semakin tinggi motivasi yang diberikan kepada
Perawat, maka akan semakin tinggi pula kinerja Perawat yang dihasilkan. Sebaliknya, jika motivasi
yang diberikan rendah, maka semakin rendah pula kinerja Perawat yang dihasilkan.

Pelatihan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perawat Rumah Sakit Islam Sultan
Agung Semarang. Hal tersebut menunjukan bahwa semakin baik pelatihan yang diberikan kepada
Perawat, maka akan semakin baik pula kinerja Perawat yang dihasilkan. Sebaliknya, jika pelatihan
yang diberikan rendah, maka semakin rendah pula kinerja Perawat yang dihasilkan.

Motivasi dan pelatihan secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
perawat Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang. Hal tersebut menunjukan bahwa semakin baik
kedua aspek yang diberikan, maka akan semakin baik pula kinerja Perawat yang dihasilkan.
Sebaliknya, jika semakin rendah kedua aspek tersebut diberikan, maka semakin rendah pula kinerja
Perawat yang dihasilkan.

Saran
Saran merupakan masukan dari peneliti untuk memecahkan masalah. Saran-saran yang dapat
diberikan untuk manajemen Rumah Sakit Islam Sultan Agung adalah sebagai berikut:

Diharapkan pimpinan rumah sakit memberikan motivasi lebih banyak lagi kepada para perawat baik
berbentuk moril maupun materiil dan menambah pelatihan yang diberikan agar semakin banyak
perawat yang mengikuti pelatihan.Selain itu, karena keterbatasan dalam penelitian maka diharapkan
manajemen Rumah Sakit juga melihat faktor apa saja yang mungkin dapat meningkatkan kinerja
perawat tersebut agar dapat menghasilkan kinerja perawat yang maksimal dan lebih baik lagi.

7
Daftar Pustaka

Dessler, Gary 2015. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba Empat

Hasibuan, Malayu S.P 2017. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara.

Mangkunegara, Anwar.P. 2013. Manajemen Sumber Saya Manusia, Bandung: Rosda

Mulyadi. 2007. Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen. Jakarta: Salemba Empat

Mondy, R.Wayne 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia jilid 1. Jakarta: Erlangga

Nawawi, Handari. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Bisnis Yang Kompetitif. Yogyakarta:
Universitas Gajah Mada Press

Sedarmayanti. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi. Bandung: PT. Refika Aditama

Simamora, Henry. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: STIE YKPN

Sugiyono.2014. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Robbins, Stephen P., dan Timothy Judge. 2017. Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat

Wibowo.2017. Manajemen Kinerja: Rajawali

Galih, C.(2015). Pengaruh Pelatihan dan Pelatihan Terhadap Kinerja (Studi Pada Karyawan PT.PLN
(Persero) Distribusi Jawa Timur Area Malang). Jurnal Administrasi Bisnis, XXI-XXII (21-
22), 6.

Eka M, Syamsul M, Affandi J. (2017). Pengaruh Program Pelatihan dan Pelatihan Kerja Terhadap
Kinerja Karyawan Pt. TD Automotive Compressor Indonesia. Jurnal Aplikasi Bisnis dan
Manajemen, III (2), 297.

Soleman A, Palelau F, Maramis F. (2017). Hubungan Antara Pelatihan dan Pelatihan Kerja Dengan
Kinerja Tenaga Keperawatan Di Rumah Sakit Ibu dan Anak Kasih Ibu Manado Tahun 2017.
Jurnal Universitas Sam Ratulangi

Kurnia Y, Wahyuni S.(2016). Pengaruh Pelatihan-Pengembangan dan Pelatihan Terhadap Peningkatam


Kinerja Pegawai Dengan Mediasi Komitmen Organsiasi. Jurnal Bisnis dan Manajemen
Universitas Sebelas Maret, XVI(1), 102.

Rumbewas C, Suharnomo. (2016). Analisis Pengaruh Pelatihan, Pelatihan dan Disiplin Kerja Terhadap
Kinerja Karyawan. Diponegoro Journal of Management, V (4), 8.

You might also like