Dinasti Saljuk Dalam Sejarah Peradaban Islam
Dinasti Saljuk Dalam Sejarah Peradaban Islam
Nuraini H. A. Manan
Dosen Tetap pada Fakultas Adab dan Humaniora
Universitas Islam Negeri Ar-Raniry
Banda Aceh - Indonesia
E-mail: [email protected]
Abstract: Dynasty of Saljuk is a group of Turks originating from the tribe Ghuzz. Dynasty of Saljuk attributed to their ancestors named
Saljuk ibn Tuqaq (Dukak). Their home country is located in the northern region of the Caspian sea and the Aral Sea and they embraced Islam
at the end of the 4th century H / 10M and more to the Sunni school. The development of the Dynasty of Saljuk was aided by the political
situation in the Transoksania region. At that time there was a political rivalry between the Dynasty of Samaniyah and the Dynasty of Khani-
yyah. In this competition Saljuk tended to help the Dynasty of Samaniyah. When the Dynasty of Samaniyah was defeated by the Dynasty of
Ghaznawi, Saljuk declared independence. Thugrul proclaimed the establishment of the Dynasty of Saljuk. In 432 H/1040 AD this dynasty
received recognition from the Abbasid Caliphate in Baghdad. At the time of Thugrul Bek’s leadership, in 1055 CE the Saljuks entered
Baghdad in the place of the Buwaihi dynasty. Previously Thugrul managed to seize the area of Marwa and Naisabur from Ghaznawi power,
Balkh, Jurjan, Tabaristan, Khawarizm, Ray and Isfahan. This year Thugrul Bek also got the title of the Abbasid caliph with Rukh al-Daulah
Yamin Amir al-Muminin. Although Baghdad can be controlled, but not used as a center of government. Thugrul Bek chose the city of
Naisabur and then the city of Ray as the center of govern- ment. These earlier dynasties broke away, having been conquered by the Saljuq
dynasty again recognizing the position of Baghdad. In fact they established the integrity and security of the Abbasids.
Abstrak: Dinasti Saljuk merupakan kelompok bangsa Turki yang berasal dari suku Ghuzz. Dinasti Saljuk
dinisbatkan kepada nenek moyang mereka yang bernama Saljuk ibn Tuqaq (Dukak). Negeri asal mereka
terletak di kawasan utara laut Kaspia dan laut Aral dan mereka memeluk agama Islam pada akhir abad ke 4
H/10M dan lebih kepada mazhab sunni. Perkembangan Dinasti Saljuk dibantu oleh situasi politik di wilayah
Transoksania. Pada saat itu terjadi persaingan politik antara dinasti Samaniyah dengan dinasti Khaniyyah,
dalam persaingan ini Saljuk cenderung untuk membantu dinasti Samaniyah. Ketika dinasti Samaniyah
dikalahkan oleh dinasti Ghaznawiyah, Saljuk menyatakan memerdekakan diri. Thugrul memproklamirkan
berdirinya dinasti Saljuk. Pada tahun 432 H/1040 M dinasti ini mendapat pengakuan dari khalifah Abbasi -
yah di Baghdad. Disaat kepemimpinan Thugrul Bek inilah, pada tahun 1055 M dinasti Saljuk memasuki
Baghdad menggantikan dinasti Buwaihi. Sebelumnya Thugrul berhasil merebut daerah Marwa dan Nais -
abur dari kekuasaan Ghaznawi, Balkh, Jurjan, Tabaristan, Khawarizm, Ray dan Isfahan. Pada tahun ini
juga Thugrul Bek mendapat gelar dari khalifah Abbasiyah dengan Rukh al-Daulah Yamin Amir al-Muminin.
Meskipun Bagdad dapat dikuasai, namun tidak dijadikan pusat pemerintahan. Thugrul Bek memilih kota
Naisabur dan kemudian kota Ray sebagai pusat pemerintahan. Dinasti-dinasti ini sebelumnya memisahkan
diri, setelah ditaklukkan dinasti Saljuk kembali mengakui kedudukan Bagdad. Bahkan mereka menjalin ke-
utuhan dan keamanan Abbasiyah.
7
Mughni, Syafiq A., Sejarah Kebudayaan …, hal. 19.
15. Badri Yatim, Sejarah Peradaban…, hal. 74
10
8 11
C. E. Boswort, Dinasti-DinastiIslam(Bandung: Mahayudin Dkk, Sejarah Islam (Kuala
Mizan, 1980), hal. 141. Lumpur: Fajar Bakti, 1993), hal. 310.
dan juga pemprakarsa berdirinya Madrasah departemen. Keberhasilan Bani Saljuq dalam
Nizamiyah (1065 H). Pada awalnya ia menja- mempertahankan kekuasaannya, tak lepas
dikan Naisabur sebagai ibukota Saljuk, tetapi dari para wazir (menteri) yang senantiasa loy-
kemudian memindahkannya ke Ray, ibukota al dan patuh terhadap sultan serta kecintaan
yang lama. Setelah ia naik tahta, ia melaku- mereka terhadap ilmu pengetahuan. Di antara
kan tiga hal: pertama, melakukan sentralisa- si mereka yang telah berjasa dalam membangun
kekuasaan politik, kedua, menjaga wilayah dan mempertahankan dinasti Bani saljuq ada-
yang diwariskan oleh ayah dan kakeknya, lah:
dan ketiga, memperluas wilayah politik kesul-
1. Abu Nasr Muhammad bin Manshur
tanan Saljuk ke hampir seluruh wilayah Islam.
al-Kundari, wazir pada masa Sultan
Pada masa Maliksyah wilayah kekuasaan Tughrul Bek dan Alp Arselan.
Dinasti Saljuk ini sangat luas, membentang 2. Tajuddin Abu al-Ghanayim, wazir pada
dari Kashgor sebuah daerah di ujung daerah masa Sultan Sanjar.
Turki sampai ke Yerussalem. Wilayah yang 3. Ali bin al-Hasan al-Tughra, wazir pada
luas itu dibagi menjadi lima bagian. 12 Yaitu : masa Sultan Sanjar.
4. Sa’ad bin Ali bin Isa, wazir pada masa
1. Saljuk Besar, yang menguasai Khu-
Sultan Mahmud.
rasan, Ray, Jabal, Irak, Persia dan Ah-
5. Al-Ustadz al-Tughra’i, wazir pada
waz. Ia merupakan induk dari yang
masa Sultan Mas’ud bin Muhammad
lain.
di Irak.
2. Saljuk Kirman, berada di bawah kekua-
6. Nizam al-Mulk, wazir pada masa Sul-
saan keluarga Qowurt Bek ibn Dawud
tan Malik Syah
ibn Mikail, ibn Saljuk.
3. Saljuk Irak dan Kurdistan, Pemimp- Setelah Maliksyah dan juga Nizam al-Mulk
in pertamanya adalah Mughirs al-Din wafat, pemerintahan Saljuk mengalami ke-
Mahmud. munduran. Dinasti Saljuk dilanda konflik in-
4. Saljuk Siria, diperintah oleh keluarga ternal, perebutan kekuasaan di antara anggota
Tutush ibn Alp Arselan ibn Daud ibn keluarga timbul. Dan akhirnya wilayah kekua-
Mikail ibn Saljuk. saan dibagi-bagi menjadi kesultanan-kesul-
5. Saljuk Rum, diperintah oleh keluarga tanan.13 Setiap propinsi berusaha melepaskan
Quthlumish ibn Israil ibn Saljuk. diri dari pusat. Konflik-konflik dan peperangan
antar anggota keluarga melemahkan pemer-
Di samping membagi wilayah menja-
intahan Saljuk. Kelemahan Saljuk diperparah
di lima bagian, yang dipimpin oleh gubernur
dengan adanya gerakan Dinasti Khawarizm
yang bergelar Syaikh, penguasa Saljuk juga
yang berusaha merebut Daulat Abasiah dari
mengembalikan jabatan perdana menteri
tangan Saljuk.14
yang sebelumnya dihapus oleh penguasa Bani
Buwaih. Jabatan ini membawahi beberapa 13
Jaih Mubarak, Sejarah Peradaban Is- lam
(Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2004), hal. 98
12 14
Badri Yatim, SejarahPeradaban…, hal. 75. Ibid, hal. 98
yang cukup baik. Dengan sistem sentralis- dan adminstrasi di samping lembaga untuk
tik, semua kurikulum, metode pembelajaran, mengajarkan syari’ah dalam rangka mengem-
sistem belajar, pengangkatan guru dan semua bangkan ajaran sunni. Madrasah Nizamiyah
keperluan madrasah diatur oleh Pusat. Para diterima oleh masyarakat karena sesuai den-
pelajar Madrasah Nizhamiyyah diberikan gan lingkungan dan keyakinannya dilihat dari
berbagai fasilitas dan kemudahan, terlebih segi sosial keagamaan, hal ini disebabkan oleh
bagi mereka yang berprestasi. Aliran beasiswa beberapa faktor antara lain :
sangat besar dari pemerintah siap menjamin
a. Ajaran yang diberikan di Madrasah Ni-
kesejahteraannya. Diantara fasilitas yang dise-
zamiyah adalah ajaran sunni, sesuai
diakan di Nizhamiyyah adalah perpustakaan
dengan ajaran yang dianut oleh seba-
yang menyediakan buku sebanyak 6000 jud-
gian besar masyarakat pada saat itu.
ul Para guru (Syekh)pun mendapat perhatian
b. Madarasah Nizamiyah diajar oleh ula-
khusus. Di Madrasah Nizamiyah ini muncul
ma yang terkemuka.
sejumlah ulama besar, di antaranya:19 Imam
c. Madrasah ini memfokuskan pada aja-
al-Haramain al-Juwaini, Imam al-Ghazali,
ran fiqh yang dianggap sesuai dengan
Imam Fakhr al-razi (ahli tafsir), Zamakhsyari,
kebutuhan masyarakat umumnya da-
dan juga Imam al-Qusyairi. Dalam bidang ilmu
lam rangka hidup dan kehidupan yang
eksaskta, muncul sejumlah ulama. Di antara
sesuai dengan ajaran dan kehidupan
mereka adalah Umar ibn Khayam (ahli as-
mereka.
tronomi dan ilmu pasti), Ali Yahya al-Haslah
(ahli ilmu kedokteran), Abu Hasan al-Mukhtar
(ahli ilmu kedokteran), Muhammad Ali al-Sa- Jatuhnya Bagdad
marqandi (ahli ilmu kedokteran).
Kehancuran Daulah Abbasiyah sudah
2. Pengaruh Madrasah Nizamiyah terlihat pada masa-masa awal. Ada bebera-
pa faktor yang melatar belakangi kehancuran
Madrasah Nizamiyah telah banyak mem- Daulah Abbasiyah yaitu faktor internal seperti
berikan pengaruh terhadap masyarakat, baik perebutan kekuasaan, munculnya dinasti-di-
bidang politik, ekonomi maupun bidang so- nasti kecil yang memerdekakan diri, kemero-
sial keagamaan. Nizam al-Mulk sebagai peja- sotan dalam bidang ekonomi serta munculnya
bat pemerintah memiliki andil besar dalam aliran-aliran sesat dan fanatisme keagamaan.
pendirian dan penyebaran madrasah, kedudu- Di samping faktor internal tersebut, faktor ek-
kan dan kepentingannya dalam pemerintah sternal juga tidak kalah penting dalam mewu-
merupakan sesuatu yang sangat menentukan. judkan kehancuran Daulah Abbasiyah seperti
Dalam batas ini madrasah merupakan kebi- perang salib dan serangan dari tentara Mongol
jakan religio-politik penguasa. Dalam bidang yang meluluhlantakkan Baghdad.
ekonomi madrasah Nizhamiyah memang di-
maksudkan untuk mempersiapkan pegawai Sebagai awal penghancuran Baghdad dan
pemerintah, khususnya dilapangan hukum Khilafah Islam, orang-orang Mongolia men-
guasai negeri-negeri Asia Tengah Khurasan
Jaih Mubarak, Sejarah…, hal. 96
19
dan Persia dan juga menguasai Asia kecil. Pada jumlahnya berlipat-lipat dibandingkan pasu-
bulan September 1257 M, Hulaku mengirim- kan muslim tak tertahankan lagi menerobos
kan ultimatum kepada khalifah agar menyer- kota Bagdad. Ratusan ribu jiwa, laki-laki, per-
ah dan mendesak agar tembok kota sebelah empuan, anak-anak, orang tua habis dibunuh.
luar diruntuhkan. Tetapi khalifah tetap eng- Atas perintah Hulaku, ratusan ribu manuskrip
gan memberikan jawaban. Maka pada Janu- buku karya ulama Islam yang tersimpan rapi
ari 1258 M, pasukan Hulaku bergerak untuk di rak perpustakaan-perpustakaan dibuang
menghancurkan tembok ibukota. Sementara ke sungai Dajlah. Manuskrip-manuskrip yang
itu Khalifah al-Mu’tashim langsung menyerah merupakan akumulasi peradaban Islam-Ar-
dan berangkat ke base camp pasukan mongo- ab terdahulu hilang tanpa ampun. Kelompok
lia. Setelah itu para pemimpin dan fuqaha juga keilmuan, universitas, masjid-masjid tak ada
keluar, sepuluh hari kemudian mereka semua lagi, hilang ditelan bumi. Bagdad pun menja-
dibunuh. Hulaku mengizinkan pasukannya di kota mati. Dengan jatuhnya Baghdad ke
untuk melakukan apa saja di Bagdad. Mere- tangan tentara Mongol maka kondisi tersebut
ka menghancurkan kota, dan membakarnya. dianggap sebagai akhir kekuasaan Daulah Ab-
Pembunuhan berlangsung selama 40 hari den- basiyah.
gan jumlah korban sekitar dua juta orang.
dari khalifah Abbasiyah di Baghdad. Disaat Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam, (Ja-
kepemimpinan Thugrul Bek inilah, pada ta- karta: RajaGrafindo Persada, 1997).
hun 1055 M dinasti Saljuk memasuki Baghdad Yunus, Mahmud, Sejarah Pendidikan Islam,
menggantikan dinasti Buwaihi. Sebelumnya (Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 1990).
Thugrul berhasil merebut daerah Marwa dan Abu Su’ud, Islamologi, (Jakarta:PT. Rineka
Naisabur dari kekuasaan Ghaznawi, Balkh, Cip- ta, 2003)., cet.I.
Jurjan, Tabaristan, Khawarizm, Ray dan Isfa- Ahmad al-Usyairy, at-Tarikh al-Islami, Terj.
han. Pada tahun ini juga Thugrul Bek mendap- Samson Rahman, (Jakarta: Akbar,
at gelar dari khalifah Abbasiyah dengan Rukh 2003).
al-Daulah Yamin Amir al-Muminin. Meskipun Ahmad Amin, Dhuha al-Islam, Jil. I, (Kairo:
Bagdad dapat dikuasai, namun tidak dijadikan La- jnah al-Ta’lifwa al-Nasyr)
pusat pemerintahan. Thugrul Bek memilih Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakar-
kota Naisabur dan kemudian kota Ray sebagai ta: PT. Raja Grafindo: 2006).
pusat pemerintahan. Dinasti-dinasti ini sebel-
Philip K. Hitti, History of the Arabs, Terj. R.
umnya memisahkan diri, setelah ditaklukkan Cecep Lukman Yasin, (Jakarta:
dinasti Saljuk kembali mengakui kedudukan Seram- bi, 2008).
Bagdad. Bahkan mereka menjalin keutuhan
Sir William Muir, The Caliphat, (New
dan keamanan Abbasiyah. York: AMS Inc, 1975).
W. Montgomery Watt, Kejayaan Islam: Kajian
Daftar Pustaka Kritis Orientalis, alih bahasa oleh
Hartono Hadikusumo (Yogyakarta: PT.
Tiara Wa- cana Yogya, 1990).
Al-Futuh, Abd al-Majid, Tarikh al-Siyasi wa al-Fikri, Yusuf al-Isy, Tarikh ‘Ashy al-Khilafah al-Abbasi-
(Al- Mansur: Mathabi’ al-Wafa, 1988). yyah, Terj. Arif Munandar, (Jakarta
Pusta- ka Al-Kautsar, 2007).
Al-Usairy, Ahmad, al-Tarikh al-Islami, Terj. Samson
rahman, (Jakarta: Akbar, 2003).
Boswort, C. E, Dinasti-Dinasti Islam, (Band- ung:
Mizan, 1980).
Mahayudin, Sejarah Islam, (Kuala Lumpur: Fajar
Bakti, 1993).
Mubarak, Jaih, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung:
Pustaka Bani Quraisy, 2004).
Mughni, Syafiq A., Sejarah Kebudayaan Islam di Kawasan
Turki, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997).
Nizar, Samsul, Sejarah Pendidikan Islam, (Ja- karta:
Kencana Pranada Media).