Renal Trauma

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 23

Journal Reading

Renal Trauma : a 5-year


retrospective review in
single institution
Febyan Rasmin Kotto – C014192030

Residen Pembimbing : dr. Dian Lihawa

Supervisor Pembimbing : dr. Muh. Asykar A.Palinrungi, Sp.U

Departemen Ilmu Bedah


Divisi Urologi
Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin
Abstract
Background: Renal trauma occurs in up to 5% of all trauma cases and accounts for 24% of abdominal
solid organ injuries. Renal trauma management has evolved over the past decades, and current
management is transitioning toward more conservative approaches for the majority of hemodynamically
stable patients. The objective of this study was to analyze the mechanism of injury, management, and
outcome in renal trauma.
Methods: Patients diagnosed with renal trauma in Makassar, Indonesia, from January 2014 to
December 2018 were identified retrospectively by the ICD-10 code. Data were collected from medical
records. Imaging was classified by radiologists. Variables analyzed included age, sex, mechanism of
injury, degree of renal trauma, related organ injury, management, and outcome.
Results: Out of the 68 patients identified, the average age was 23.9 ± 0.6 years, and most were male
(83.8%). Blunt trauma accounted for 89.7% of all cases. The most common renal injuries were grade IV
(42.6%), and 14% of the cases had no hematuria. Most patients were treated with non-operative
management (NOM). Nephrectomy was performed in 16.2% of cases, and 5.9% of cases underwent
renorrhaphy. It was found that 58.8% of cases had isolated renal trauma, and the overall mortality rate
(2.9%) was due to related injuries.
Conclusions: The majority of blunt and penetrating renal trauma cases that are hemodynamically stable
have a good outcome when treated with NOM. The presence of injury in other important organs both
intra- and extra- abdominally aggravates the patient’s condition and affects the prognosis
Latar Belakang
Terdapat 245.000 kasus trauma ginjal
American Association for the Surgery
di dunia dan terdapat 5% kasus dari
of Trauma (AAST) merupakan
seluruh kasus trauma. Trauma tumpul
klasifikasi prediktor morbiditas pada
abdomen, flank, atau punggung
cedera ginjal tumpul dan penetrasi
adalah mekanisme cedera paling
serta mortalitas pada cedera tumpul.
sering dan dikarenakan kecelakaan
lalu lintas.

Penanganan untuk trauma ginjal terdiri Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
dari: manajemen konservatif, intervensi menganalisis demografi dan
invasif minimal (misalnya, karakteristik trauma ginjal .
angioembolisasi), penempatan stent
ureter, atau intervensi bedah terbuka
Metode
• Dilakukan secara deskriptif • Variabel analisa meliputi
menggunakan analisis retrospektif umur, jenis kelamin,
dengan data dikumpulkan dari mekanisme cedera, derajat
rekam medis di empat rumah sakit trauma, cedera organ terkait,
pendidikan di Makassar, Indonesia, manajemen, dan hasil
selama 5 tahun dari Januari 2014 -
Desember 2018.

• Analisis statistik deskriptif


dilakukan menggunakan
SPSS 21 for Windows.
Hasil

Gender Number of %
cases Data diperoleh 68 kasus
Male 57 83,8 trauma yang melibatkan
cedera ginjal, dan
Female 11 16,2
karakteristik pasien 83,8% (57
dari 68) pasien adalah laki-
laki, dan hanya 11 adalah
perempuan. (16,2%)
Hasil

Age group (years) Number of %


cases
1-10 5 7,4
Usia remaja dengan rentang
11-20 30 44,1 usia 11-20 tahun adalah
21-30 19 27,9
kelompok usia terbesar
masuk rumah sakit
31-40 4 5,9

41-50 6 8,8

51-60 3 4,4

61-70 1 1,5
Hasil
Trauma Type Number of %
cases Trauma ginjal tumpul
Blunt 61 89,7 adalah jenis yang paling
umum (89,7%), dan
Penetrant 7 10,3
kecelakaan lalu lintas
bertanggung jawab untuk
Mechanism of injury Number of %
cases sebagian besar
Traffic accidents 49 72,1 mekanisme cedera..

Fall 10 14,7

Fight 7 10,3

Iatrogenic 1 1,5
Hasil
Years Number of %
cases
• Peningkatan kejadian
2014 13 19,1
trauma ginjal dengan
2015 10 14,7 puncaknya pada 2018
2016 11 16,2 mencapai 21 kasus,
hampir dua kali lipat dari
2017 13 19,1
tahun-tahun sebelumnya.
2018 21 30,9 • Mayoritas kasus (58,8%)
dalam penelitian ini
Renal Side Number of %
cases
melibatkan ginjal kiri
Right 28 41,2

Left 40 58,8
Hasil

Hematuria Number of %
cases • Hematuria (baik mikroskopis
Gross 31 62 maupun makroskopis)
Microscopic 12 24
ditemukan pada 86% dari
semua trauma ginjal
Without hematuria 7 14 • Mayoritas kasus (89,7%)
dalam penelitian ini dengan
Hemodynamic Number of % hemodinamik stabil.
cases
Stable 61 89,7

Shock 7 10,3
Hasil
AAST grade Number of %
cases • Penilaian keparahan
I 17 25 trauma ginjal mengacu
II 10 14,7 pada rekomendasi dari
AAST. Sebagian besar
III 6 8,8
kasus (42,6%) memiliki
IV 29 42,6 trauma ginjal derajat IV,
V 6 8,8 dan 77,9% di antaranya
diobati dengan NOM.
Management Number of %
cases
NOM 53 77,9

OM 15 22,1
Hasil

Sebagian besar kasus (58,8%)


mengalami trauma ginjal terisolasi,
dan sisanya 41,2% adalah pasien
multitrauma yang mengalami cedera
pada organ utama lainnya
Hasil
Trauma ginjal tingkat
tinggi sering disertai
dengan cedera organ
intra-abdomen terkait
lainnya. limpa adalah
organ yang paling
sering mengalami
cedera akibat trauma
ginjal (9 kasus), diikuti
oleh hati (7 kasus).
Hasil

Intervensi nephrectomy
dilakukan 11 kasus dan
renorrhaphy dilakukan pada
4 kasus pada trauma ginjal
tingkat tinggi. Tingkat
kematian adalah 2,9%
Fig. 2 Type of operative management in renal trauma

Outcome Number %
of cases
Good 66 97,1
Poor 2 2,9
Diskusi

Jenis • Tingginya kasus pada laki-laki dikaitkan


dengan kebiasaan dan perannya sebagai
tulang punggung keluarga sehingga tingkat
Kelamin aktivitasnya lebih dominan daripada
perempuan.

• Remaja (rentang usia 11-20 tahun) adalah


kelompok usia terbesar. Dalam sebuah
penelitian oleh Patel et al., insiden tertinggi
Usia trauma ginjal terlihat pada kelompok berusia
11-20 tahun (usia rata-rata 22,76 tahun), dan
hampir 80% pasien berusia 10-39 tahun.
Diskusi

• Mayoritas pria di Indonesia menggunakan


motor sebagai transportasi dan lebih banyak
melakukan pekerjaan di luar ruangan dengan
risiko kecelakaan kerja yang lebih tinggi.
Mekanisme
• Remaja cenderung lebih agresif dengan
cedera emosi yang labil, dan kadang tidak
memperhatikan keselamatan terutama saat
berkendara. Hal ini mempengaruhi tingginya
angka kecelakaan lalu lintas sebagai
penyebab utama trauma ginjal
Diskusi

• Hasil menunjukkan bahwa trauma ginjal


terbanyak adalah grade IV 42,6%, diikuti oleh
Derajat 25% grade I, 14,7% grade II, dan masing-
masing 8,8% untuk derajat III dan V. Adanya
Trauma cedera organ lain secara bersamaan,
terutama pada kasus trauma multipel, sering
mempengaruhi penanganan trauma ginjal.

• Penelitian oleh Guareschi et al. di Brazil, yang


paling sering terjadi adalah trauma
Jenis terpenetrasi, yaitu sebesar 84,8%. Namun,
Voelzke dan Leddy menemukan 84% trauma
trauma ginjal orang dewasa dan 89% trauma ginjal
anak adalah akibat trauma tumpul.
Diskusi

• Sebagai organ intra-abdominal, hati dan limpa


sering mengalami cedera pada kasus trauma
Cedera ginjal. Selain letak anatomisnya yang
berbatasan langsung dengan ginjal, kedua
organ organ ini juga relatif tetap di rongga perut,
terkait sehingga rentan terhadap cedera jika terkena
transmisi langsung energi kinetik atau gaya
deselerasi cepat akibat trauma.
Diskusi

• Hematuria dan hipotensi adalah dua tanda klinis


penting yang terkait dengan peningkatan risiko
trauma ginjal yang signifikan.
Tanda • Adanya hematuria mikroskopis (>5 RBC per High
Power Field (RBC/HPF)) atau gross hematuria
Klinis merupakan indikator untuk suspek trauma saluran
kemih, termasuk trauma ginjal. Namun, tingkat
keparahan hematuria dan tingkat trauma ginjal tidak
berkorelasi secara konsisten
Diskusi

• Biasanya, eksplorasi trauma ginjal derajat


tinggi mengarah ke nephrectomy tetapi
banyak ahli merekomendasikan NOM yang
laporan hasil memuaskan.
• Namun, keputusan harus
Penatalaksanaan mempertimbangkan morbiditas organ terkait
dan kriteria yang tepat untuk memilih pasien.
• Intervensi bedah dilakukan pada pasien
dengan kondisi hemodinamik tidak stabil
perdarahan persisten (hematuria atau
peningkatan ukuran hematoma), atau
mereka yang diduga mengalami cedera
vaskular.
Diskusi

• Dalam studi meta-analisis oleh Mingoli et al.,


angka kematian pada trauma ginjal tumpul
Prognosis dan terpenetrasi lebih tinggi ditemukan pada
kasus yang ditangani oleh OM (17,1%,
274/1598) bila dibandingkan dengan NOM
(8,3%, 887/10,642 ).
Kesimpulan

Mayoritas trauma ginjal tumpul dan terpenetrasi yang


hemodinamik stabil memiliki hasil yang baik ketika diobati
dengan NOM. Adanya cedera diikuti organ penting intra dan
ekstra-abdomen lainnya memperburuk kondisi pasien dan
mempengaruhi prognosis.
Terima Kasih

You might also like