Penarikan Personal Guarantee/Corporate Guarantee Sebagai Pihak Dalam Permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Di Indonesia
Penarikan Personal Guarantee/Corporate Guarantee Sebagai Pihak Dalam Permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Di Indonesia
Penarikan Personal Guarantee/Corporate Guarantee Sebagai Pihak Dalam Permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Di Indonesia
Zulfina Susanti
Jendela Informasi dan Gagasan Hukum, p-ISSN No. 2337-4667, e-ISSN NO. 1359957835
PENARIKAN PERSONAL
GUARANTEE/CORPORATE GUARANTEE SEBAGAI
PIHAK DALAM PERMOHONAN PENUNDAAN
KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG DI INDONESIA
Zulfina Susanti
Abstract : The guarantee aims to minimize the risk which is a means of protection for
the creditor's security in the form of legal certainty regarding the repayment of
debtor debts. Provision of guarantees, a Personal Guarantee / Corporate Guarantee
has special privileges that creditors can usually request to be released to give a sense
of security to creditors. The involvement of a Personal Guarantee / Corporate
Guarantee as a guarantor often results in the Personal Guarantee / Corporate
Guarantee being made by the Party by the creditor in the process of postponing the
Obligation of Debt Payment as an alternative debt settlement solution. The research
method used in this study is a normative legal research method. The results of the
study indicate that the position of Corporate Guarantee and Personal Guarantee that
voluntarily relinquishes their privileges can only be submitted as a party in a
bankruptcy application together with the Main Debtor but cannot be submitted as a
Party in the PKPU application. The parties wishing to make Corporate Guarantee or
Personal Guarantee as parties to the PKPU application require in-depth
understanding related to the position of Corporate Guarantee and Personal
Guarantee in order to provide optimal legal understanding.
Keywords : Personal Guarantee, deft repayment delays
PENDAHULUAN
Jaminan terbagi atas dua jenis, yaitu jaminan yang dilakukan oleh pribadi
(personal guarantee) dan pemberian garansi yang dilakukan oleh badan hukum
(corporate guarantee). Pada dasarnya keduanya memiliki prinsip yang sama dimana
hak dan kewajiban yang dimiliki pemberi garansi (penjamin) pada kedua jenis
penanggungan tersebut identik, hanya saja subjek pelakunya berbeda.
Jaminan perorangan atau borgtocht ini jaminan yang diberikan oleh debitor
bukan berupa benda melainkan berupa pernyataan oleh seorang pihak ketiga
1
Sutan Remy Sjahdeini, Hukum Kepailitan Memahami Undang-Undang No. 37 Tahun 2004
Tentang Kepailitan, Jakarta: Grafiti, 2010, hlm. 295
Krisis ekonomi terjadi pada tahun 1997 di Asia dan pada tahun 2009
diseluruh dunia, menyebabkan perusahaan yang sehat (solvent) berubah menjadi
tidak sehat (insolvent) bukan karena kesalahan manajemen atau faktor internal
perusahaan, tetapi karena pengaruh gejolak melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap
Dollar Amerika Serikat, yang menyebabkan utang perusahaan meningkat yang dapat
menimbulkan masalah utang piutang bagi perusahaan sebagai debitor dan pihak
pemberi dana pinjaman atau kreditor.3
Proses PKPU sebagai alternatif penyelesaian utang piutang baru baru ini
menjadi pembicaraan dibeberapa media terkait karena dijadikannya jaminan
perorangan (personal guarantee) sebagai pihak yang dimohonkan PKPU atas utang
fasilitas kredit yang belum juga dibayarkan, PT. Ucoal Sumberdaya dimohonkan
PKPU oleh dua krediturnya, yakni PT Bank CIMB Niaga Tbk (Bank CIMB) dan PT
Bank ICBC Indonesia (Bank ICBC). Menariknya, dalam perkara Nomor
45/PDT.SUS- PKPU/ 2019/ PN. JKT. PST, itu para kreditur tak hanya menarik PT.
Ucoal Sumberdaya, namun turut menyeret dua entitas corporate guarantee sebagai
termohon dalam PKPU, yakni PT Astaka Dodol dan PT Baturona Adimulya.
2
Ibid.
3
Darminto Hartono, Economic Analysis Of Law Atas Putusan PKPU Tetap, Univesitas
Indonesia: Lembaga Studi Hukum dan Ekonomi, 2009, hlm. xi
Mengutip dari pernyataan alasan ditariknya dua entitas corporate guarantee sebagai
termohon dalam PKPU dikarenakan menurut kuasa hukum dari kreditor terdapat 10
putusan PKPU yang pernah ditangani dengan melibatkan guarantee sebagai pihak
dalam PKPU yang berhasil dikabulkan.4
PEMBAHASAN
Pada perjanjian utang piutang, terdapat 2 (dua) pihak yaitu debitor dan
kreditor. Pengertian kreditor adalah “orang yang mempunyai piutang karena
perjanjian atau undang-undang yang pelunasannya dapat ditagih di muka
pengadilan.”5 Sedangkan debitor adalah “orang yang mempunyai utang karena
perjanjian atau undang-undang yang pelunasannya dapat ditagih di muka
pengadilan.”6
4
https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5c91eb929f1f5/penarikan-i-corporate-
guarantee-i- dipermasalahkan-dalam-pkpu-ucoal di akses tanggal 30 April 2019, pukul 13.50 wib
5
Pasal 1 angka 2 UU Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan PKPU
6
Pasal 1 angka 3 UU Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan PKPU
7
Jamaslin Purba, Perlindungan Hukum Terhadap Kreditor Kecil Melalui Penundaan
Kewajiban Pembayaran Utang Berdasarkan Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang
Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (Pkpu) Sebagai Sarana Restrukturisasi
Utang Debitor (Studi Kasus Pada PT Mandala Airlines), Tesis, Fakultas Hukum Universitas Gadjah
Mada, 2013, hlm. 2
8
Zainal Asikin, Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran di Indonesia,
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2002, hlm.102
9
Sri Soedewi Masjchoen Sofwan, Hukum Jaminan di Indonesia Pokok-Pokok Hukum Jaminan
dan Jaminan Perorangan, ditulis dalam rangka kegiatan Badan Pembinaan Hukum Nasional Berupa
Proyek Penulisan Karya Ilmiah,Tahun 2001, hlm. 47
baik terhadap kreditur maupun debitur. Borgtocht ini lain daripada jaminan yang
merupakan gadai, hipotik, atau fidusia, karena borgtocht ini merupakan jaminan
yang dilakukan oleh seseorang atau jaminan pihak ketiga (Persoonlijk). Pihak
ketiga ini dapat berupa pribadi kodrati yaitu orang (Personal guarantee) atau dapat
berupa badan hukum (Corporate guarantee).
Pengaturan mengenai borgtocht ini diatur dalam Buku III Bab 17 KUH
Perdata Pasal 1820-1850 tentang Penanggungan. Pasal 1820 KUH Perdata
berbunyi:
10
Frieda Husni Hasbullah, Hukum Kebendaan Perdata Hak-Hak yang Memberi Jaminan
Jilid 2, Jakarta: Ind-Hill Co, 2002, hlm. 16
diatur dalam ketentuan Pasal 1430, 1831, 1833, 1843, 1847, dan 1849
KUHPerdata.
“Si Penanggung tidak dapat menuntut supaya benda-benda si berhutang lebih dulu
disita dan dijual untuk melunasi utangnya :
Landasan filosofis sebagaimana diuraikan di atas maka secara tegas dan jelas
tidak perlu ditafsirkan lain, berdasarkan ketentuan Pasal 254 UU Kepailitan dan
PKPU secara tegas menyatakan :
11
Munir Fuady, Hukum Pailit Dalam Teori dan Praktek, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti 2014,
hlm. 191
PENUTUP
Kalimat disita dan dijual mengacu pada kepailitan, sehingga yang dilakukan
untuk menarik Personal Guarantee/Corporate guarantee sebagai pihak dengan
menggunakan gugatan wanprestasi atau permohonan pailit bukanlah PKPU
DAFTAR PUSTAKA
LITERATUR
Darminto Hartono, Economic Analysis Of Law Atas Putusan PKPU Tetap,
Univesitas Indonesia: Lembaga Studi Hukum dan Ekonomi, 2009
Frieda Husni Hasbullah, Hukum Kebendaan Perdata Hak-Hak yang Memberi
Jaminan Jilid 2, Jakarta: Ind- Hill Co, 2002.
Jamaslin Purba, Perlindungan Hukum Terhadap Kreditor Kecil Melalui
Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Berdasarkan Undang-
Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan Dan Penundaan
Kewajiban Pembayaran Utang (Pkpu) Sebagai Sarana Restrukturisasi
Utang Debitor (Studi Kasus Pada PT Mandala Airlines), Tesis, Fakultas
Hukum Universitas Gadjah Mada, 2013
Munir Fuady, Hukum Pailit Dalam Teori dan Praktek, Bandung: PT. Citra
Aditya Bakti 2014.
Sri Soedewi Masjchoen Sofwan, Hukum Jaminan di Indonesia Pokok-Pokok
Hukum Jaminan dan Jaminan Perorangan, ditulis dalam rangka
kegiatan Badan Pembinaan Hukum Nasional Berupa Proyek Penulisan
Karya Ilmiah,Tahun 2001.
Sutan Remy Sjahdeini, Hukum Kepailitan Memahami Undang-Undang No. 37
Tahun 2004 Tentang Kepailitan,Jakarta: Grafiti, 2010
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)
Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan
Kewajiban Pembayaran Utang
INTERNET
https://www.hukumonline.com/berita/bac a/lt5c91eb929f1f5/penarikan-i-corporate-
guarantee-i-dipermasalahkan-dalam-pkpu- ucoal di akses tanggal 30 April 2019,
pukul 13.50 wib