Systems in Kalampangan Village, Sabangau District, Palangka Raya City)
Systems in Kalampangan Village, Sabangau District, Palangka Raya City)
Systems in Kalampangan Village, Sabangau District, Palangka Raya City)
Sunaryati, R.,1)
1)
Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Universitas Palangka Raya
Kampus Tunjung Nyaho UPR Jl. Yos Sudarso Kotak Pos 2/PLKUP 73111A Palangka Raya
Kalimantan Tengah
Korespondensi : [email protected]
ABSTRACT
The land in the Kalampangan sub-district of Sabangau District is land that is dominated by peat soils.
Peat binds to a relatively large amount of carbon that is formed in a long process and under water-
saturated conditions. Water-saturated conditions cause the weathering process of organic matter to be
imperfect, so that the remains of organic matter such as litter, roots. The land in the Kalampangan
Village is a wetland with a layer of peat composed of organic material with a high C content that
exceeds carbon content in the terrestrial ecosystem. The aim of the study is to analyze the perceptions
of vegetable farmers towards the development of sustainable peatland agriculture. The study
population was all 164 vegetable farmers, the sample size was carried out by the Slovin technique
according to Sugiyono (2011) with a total sample of 35 people. Analysis of the data used in the form
of qualitative data and quantitative data. Sourced from primary data and secondary data. Using a
Likert scale which is translated into sub-variables then sub-variables are translated again into
measured indicators. The results of the research and analysis conducted on peatland vegetable farmers'
perceptions of the development of sustainable agriculture in the Village of Kalampangan are "agreed".
This perception is shown by the acquisition of a percentage score of 60%. Obtaining the percentage of
perception score of vegetable farmers for each sub-variable used is in the good or agreed category.
ABSTRAK
Lahan di Kelurahan Kalampangan Kecamatan Sabangau yaitu lahan yang didominasi oleh tanah
gambut. Gambut mengikat karbon dalam jumlah yang relatif besar yang terbentuk dalam proses waktu
yang lama dan dalam kondisi jenuh air. Kondisi jenuh air menyebabkan proses pelapukan bahan
organik menjadi tidak sempurna, sehingga ditemukan sisa-sisa bahan organik seperti seresah, akar.
Lahan di Kelurahan Kalampangan merupakan lahan basah dengan lapisan gambut yang tersusun dari
bahan organik dengan kandungan C yang tinggi melebihi kandungan karbon yang ada di ekosistem
terrestrial. Tujuan penelitian menganalisis persepsi petani sayuran terhadap pengembangan pertanian
lahan gambut berkelanjutan. Populasi penelitian adalah seluruh petani sayuran sebanyak 164 orang,
ukuran sampel dilakukan dengan teknik Slovin menurut Sugiyono (2011) dengan jumlah sampel
presentatif sebanyak 35 orang. Analisis data yang digunakan berupa data kualitatif dan data kuantitatif.
Bersumber dari data primer dan data sekunder. Menggunakan skala Likert yang dijabarkan menjadi
sub variabel kemudian sub variabel dijabarkan lagi menjadi indikator-indikator yang diukur. Hasil
penelitian dan analisis yang dilakukan tehadap persepsi petani sayuran lahan gambut terhadap
pengembangan pertanian berkelanjutan di Kelurahan Kalampangan adalah "setuju". Persepsi ini
99
Sunaryati, Revi Persepsi Petani Sayuran Lahan Gambut…….
ditunjukan oleh perolehan persentase skor sebesar 60%. Perolehan persentase skor persepsi petani
sayuran untuk masing-masing sub variabel yang digunakan berada pada kategori baik atau setuju.
Tabel 1. Produksi Sayuran (kuintal) Berdasarkan Kecamatan di Kota Palangka Raya (2017)
Kecamatan
Komoditi
Pahandut Sabangau Jekan Raya Bukit Batu Rakumpit
Petsai/Sawi - 1.925 - - 12
Kacang - 1.055 326 1.488 83
Panjang
Cabe Besar 190 780 275 327 48
Cabe Rawit 130 800 82 551 47
Tomat 132 1.080 629 714 74
Terong 105 1.048 582 883 121
Ketimun 245 420 468 976 138
Kangkung 170 1.657 - 16 -
Bayam 93 1.145 - - 0
Lainnya 650 1.235 2.204 428 10
Jumlah
1.715 11.145 4.566 5.383 663
(kuintal)
Sumber : Dinas Pertanian, dan Peternakan Kota Palangka Raya 2018.
100
Jurnal AGRI PEAT, Vol. 20 No. 2, September 2019 : 99 - 106 ISSN :1411 – 6782 (Cetak)
2620-6935 (Elektronik)
101
Sunaryati, Revi Persepsi Petani Sayuran Lahan Gambut…….
102
Jurnal AGRI PEAT, Vol. 20 No. 2, September 2019 : 99 - 106 ISSN :1411 – 6782 (Cetak)
2620-6935 (Elektronik)
Keterangan:
n = Ukuran sampel/jumlah responden HASIL DAN PEMBAHASAN
N = Ukuran populasi Karakteristik Responden
α = Taraf kesalahan Beberapa konsep penting yang
Kelonggaran ketelitian kesalahan termasuk dalam penelitian ini yakni
pengambilan sampel yang masih bisa ditolerir; karakteristik responden meliputi : tingkat usia
e=0.1 Dalam rumus Slovin ada ketentuan (umur), tingkat pendidikan, status kepemilikan
sebagai berikut: lahan, lama tinggal di lokasi dan status
Nilai e = 0.1 (10%) untuk populasi dalam kependudukan. Karakteristik responden
jumlah besar disajikan pada tabel 2.
Nilai e = 0.2 (20%) untuk populasi dalam
jumlah kecil Skala Likert
Jadi rentang sampel yang dapat diambil Skala Likert merupakan alat ukur yang
dari teknik Slovin adalah antara 10-20% dari digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan
populasi penelitian. Jumlah populasi dalam persepsi seseorang atau sekelompok orang
penelitian ini adalah sebanyak 164 orang petani tentang kejadian atau gejala sosial.
sayuran, sehingga presentase kelonggaran yang Untuk menjawab tujuan penelitian ini
digunakan adalah 15% dan hasil perhitungan dilakukan pengisian kuesioner bagian persepsi
dapat dibulatkan untuk mencapai kesesuaian. yang akan menghasilkan jawaban dimana setiap
Maka untuk mengetahui sampel penelitian, poin jawaban memiliki skor yang ditentukan
dengan perhitungan sebagai berikut: menggunakan skala Likert. Skala Likert
berhubungan dengan pernyataan tentang sikap
seseorang terhadap sesuatu, misalnya setuju-
tidak setuju, senang-tidak senang dan puas-
103
Sunaryati, Revi Persepsi Petani Sayuran Lahan Gambut…….
tidak puas, dengan bobot tertentu pada setiap Untuk mengetahui seberapa besar
pertanyaan. Responden yang mengisi persepsi petani sayuran lahan gambut terhadap
pertanyaan tersebut dalam skala ordinal pengembangan sistem pertanian berkelanjutan
berbentuk verbal dalam jumlah kategori 5, dapat dilihat pada tabel 3.
dimana pada kuesioner ini tidak menggunakan Berdasarkan hasil penelitian dan
kategori netral dalam analisis (Umar, 2005). analisis yang dilakukan terhadap persepsi petani
Berikut adalah model skoring dengan Skala sayuran terhadap pengembangan pertanian
Likert: berkelanjutan di Kelurahan Kalampangan dapat
Bobot skor 5 = Sangat setuju (SS) ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Bobot skor 4 = Setuju (S) Persepsi petani sayuran terhadap
Bobot skor 3 = Tidak tahu (TT) pengembangan pertanian berkelanjutan di
Bobot skor 2 = Tidak setuju (TS) Kelurahan Kalampangan adalah “setuju”.
Bobot skor 1 = Sangat tidak setuju (STS) Persepsi ini ditunjukan oleh perolehan
Jawaban-jawaban yang telah diberikan presentase skor yang diukur melalui tiga
bobot, kemudian di jumlahkan utuk setiap variabel yaitu: lingkungan, ekonomi dan sosial.
responden, guna dijadikan skor persepsi Variabel pengukur ini kemudian dijabarkan
terhadap variabel-variabel yang akan diteliti. kembali menjadi beberapa sub variabel yaitu;
Rentang skala persepsi digunakan untuk tanah, air, udara, pendapatan, produksi, dan
menentukan posisi tanggapan responden keselarasan dengan norma sosial. Perolehan
dengan menggunakan skor. Langkah presentase skor persepsi petani sayuran untuk
selanjutnya setiap jawaban responden diberi masing-masing sub variabel yang digunakan
skor berdasarkan skala Likert. berada pada kategori baik atau setuju.
104
Jurnal AGRI PEAT, Vol. 20 No. 2, September 2019 : 99 - 106 ISSN :1411 – 6782 (Cetak)
2620-6935 (Elektronik)
Tabel 3. Rekapitulasi skor persepsi petani terhadap pengembangan pertanian lahan gambut
berkelanjutan
Jumlah Presentasi
No. Variabel indikator berkelanjutan Nilai skor Kategori
petani (%)
105
Sunaryati, Revi Persepsi Petani Sayuran Lahan Gambut…….
106