4855 9357 1 SM
4855 9357 1 SM
4855 9357 1 SM
JURNAL
INSIDENSI PENYAKIT AKAR GADA (Plasmodiophora brassicae Wor.)
PADA TANAMAN KUBIS DI DESA RURUKAN DAN KUMELEMBUAY
KECAMATAN TOMOHON TIMUR KOTA TOMOHON
FRIDA TOWAKI
100318032
Dosen Pembimbing:
Frida Towaki
100318032
ABSTRACT
Frida Towaki. Incidence of Clubroot Disease (Plasmodiophora brassicae Wor.) Cabbage Plants
in the Village of Rurukan and Kumelembuay East Tomohon District Tomohon City. Guidence
Ir. Max M. Ratulangi, MS as chairman, Ir. Guntur S.J. Manengkey, MP and Ir. Henny V.G.
Makal, M.Si as member
The study aimed to determine the incidence of root diseases clubroot on cabbage in the
village Rurukan and Kumelembuay, Eastern District of Tomohon, Tomohon . This research was
conducted in the village of Rurukan and Kumelembuay sub district East Tomohon, Tomohon
city, and continued in the laboratory for microscopic observation of the pathogen
Plasmodiophora brassicae. Data retrieval clubroot disease incidence for each village determined
four blocks, each block of the extent of 0.5 ha and made sliced diagonally to get five plots with a
size of 2.5 x 2.5 m, spacing is 50 x 40 cm so that each plot 32 and the number of plants from the
plots do root disease incidence data retrieval clubroot. Data collection was started at the age of
21 plants DAP, with an interval of one week observation period. The result showed that the
cabbage plant in the village Kumelembuay and Rurukan Plasmodiophora brassicae Wor already
infected. Clubroot cause of the disease with the symptoms experienced withered plant leaves and
roots when plants revoked visible swelling. The level of pathogen attack in the village of
Rurukan average was 52.17 % and 46.40 % in the Village Kumelembuay.
PENDAHULUAN
khususnya di Eropa dan Amerika Utara. Penyakit ini sering dijumpai pada daerah
dataran rendah dan dataran tinggi. Hampir seluruh tanaman Brassicaceae misalnya
kubis, sawi putih dan brussels sprout sangat rentan terkena akar gada. Penyakit akar gada
menyebabkan kerusakan parah pada tanaman rentan yang bertumbuh di tanah sudah
terinfestasi patogen. Hal ini disebabkan patogen yang sudah terinfestasi dalam tanah
tetap menjadi infektif pada tanah tersebut sehingga kubis kurang cocok lagi untuk
dibudidayakan di tempat tersebut (Agrios, 1997).
Penyakit ini juga sering disebut penyakit akar pekuk (Suryaningsih 1981;
Semangun, 1991) atau penyakit akar bengkak (Djatnika, 1989; Hutagalung et al. 1989).
Kerugian yang disebabkan oleh penyakit akar gada pada tanaman kubis di Inggris,
Jerman, Amerika Serikat, Asia, dan Afrika Selatan mencapai 50–100%. Di Australia,
patogen ini menyebabkan kehilangan hasil sekitar 10% setiap tahun dengan kehilangan
pendapatan sebesar US$13 juta (Faggian et al. 1999). Di Indonesia, penyakit ini
menyebabkan kerusakan pada kubis sekitar 88,60% (Widodo dan Suheri, 1995) dan pada
tanaman caisin sekitar 5,42 −64,81% (Hanudin dan Marwoto, 2003).
Tingkat produksi tanaman kubis sering kali dipengaruhi oleh serangan patogen
yang menyebabkan bengkak pada akar. Pembengkakan pada jaringan akar dapat
mengganggu fungsi akar seperti translokasi zat hara dan air dari dalam tanah kedaun.
Keadaan ini mengakibatkan tanaman layu, kerdil, kering dan akhirnya mati (Agrios,
2005).
Penelitian bertujuan untuk mengetahui insidensi penyakit akar gada pada
tanaman kubis di Desa Rurukan dan Kumelembuay, Kecamatan Tomohon Timur, Kota
Tomohon. Hasil penelitian diharapkan diperoleh informasi serangan penyakit akar gada
pada pertanaman kubis di Desa Rurukan dan Kumelembuay Kota Tomohon yang
nantinya dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam upaya pengendalian
dimasa yang akan datang.
METODOLOGI PENELITIAN
n
I = ---------- X 100 %
N
I = Insidensi penyakit
n = Jumlah tanaman yang terserang
N= Jumlah tanaman yang diamati
Pengamatan (%)
Lokasi Blok
1 (21HST) 2 (28 HST) 3 (35 HST) 4 (42HST)
Rurukan I 11,87 17,50 30,00 48,12
II 11,87 20,00 31,25 48,75
III 13,12 23,75 41,87 57,45
IV 10,00 21,25 38,25 54,37
Jumlah 46,86 82,50 141,37 208,69
Rata-rata 11,71 20,62 35,34 52,17
Dari tabel di atas terlihat bahwa insidensi penyakit akar gada pada tanaman kubis
sejak pengamatan pertama pada masing-masing blok, umur tanaman 21 HST sudah
terinfeksi patogen P. brassicae. Pada blok pertama yaitu 11,87% ini berkembang terus
sampai pengamatan keempat yaitu 17,5%; 30%; dan 48,12%. Pada blok kedua yaitu
11,87%; 20,0%; 31,25%; 48,12%. Pada blok ketiga yaitu 13,12%; 23,75%; 41,87%;
57,45%, pada blok keempat yaitu 10,00%; 21,25%; 38,25%; 54,37%. Data di atas pada
blok pertama sampai keempat serta pengamatan pertama sampai keempat menunjukan
bahwa setiap pengamatan tanaman yang menjadi sampel terus bertambah yang terinfeksi
patogen penyebab penyakit akar gada. Untuk insidensi penyakit akar gada di Desa
Kumelembuay dapat dilihat pada Tabel 2.
Pengamatan (%)
Lokasi Blok
1 (21HST) 2 (28 HST) 3 (35 HST) 4 (42HST)
Kumelembuay I 6,87 13,12 24,37 42,50
II 8,12 16,87 29,37 45,00
III 9,37 18,12 35,62 50,62
IV 9,37 19,37 33,75 47,50
Jumlah 33,73 67,48 123,11 185,62
Rata-rata 8,43 16,87 30,78 46,40
Dari tabel di atas terlihat bahwa insidensi penyakit akar gada pada tanaman kubis
sejak pengamatan pertama, umur tanaman 21 HST sudah terinfeksi patogen P. brassicae.
Pada blok pertama yaitu 6,87% ini berkembang terus sampai pengamatan keempat yaitu
13,12%; 24,37%; dan 42,50%. Pada blok kedua yaitu 8,12%; 16,87%; 29,37%; dan
45,00%. Pada blok ketiga yaitu 9,37%; 18,12%; 35,62%; dan 50,62%, pada blok
keempat yaitu 9,37%; 19,37%; 33,75%; dan 47,50%. Dari data di atas terlihat sama
6
halnya dengan data di Desa Rurukan yaitu pada blok pertama sampai keempat serta
pengamatan pertama sampai keempat menunjukan bahwa setiap pengamatan, tanaman
yang menjadi sampel terus bertambah yang terinfeksi patogen penyebab penyakit akar
gada dan sudah bersifat endemis di daerah tersebut, karena setiap tanam patogen ini tetap
menginfeksi tanaman kubis (wawancara dengan petani).
Dari tabel di atas mengenai insidensi penyakit akar gada pada tanaman kubis di
Desa Rurukan dan Kumelembuay dapat dibentuk histogram seperti Gambar 1 berikut ini.
53
52
51
insidensi (%)
50
49
Rurukan
48
Kumelembuay
47
46
45
44
43
Kesimpulan
Tanaman kubis di Desa Rurukan dan Kumelembuay sudah terinfeksi
Plasmodiophora brassicae Wor. penyebab penyakit akar gada atau akar pekuk
dengan gejala daun tanaman mengalami kelayuan dan apabila tanaman dicabut
terlihat akar mengalami pembengkakan.
Tingkat serangan patogen di Desa Rurukan rata-rata adalah 52,17 % dan di Desa
Kumelembuay 46,40 %.
Saran
Perlu dilakukan penelitian mengenai penyakit ini dengan melakukan penanaman
secara rotasi atau pergiliran tanaman.
DAFTAR PUSTAKA
Agrios, G. N. 1997. Plant Pathology Fourth Edition. New York: Academic Press.
__________, 2005. Plant Pathology Sixth Edition. New York: Academic Press.
Anonim, 2009. Penyakit Akar Gada (Plasmodiophora brassicae WOR.) Pada Kubis-
kubisan dan Pengendaliannya. http://tanduranijo.blogspot.com/ 2009/04/ penyakit
-akar-gada-plasmodiophora.html.
Arismansyah, E. A., 2010. Penyakit akar gada (Plasmodiophora brassicae Wor) pada
kubis-kubisan dan upaya pengendaliannya. http://erlanardiana
rismansyah.wordpress.com/2010/01/07/penyakit-akar-gada-plasmodiopho-ra-
brassicae-wor-pada-kubis-kubisan-dan-upayapengendaliannya.
Cicu. 2006. Penyakit akar gada (Plasmodiophora brassicae Wor.) pada kubis-kubisan
dan upaya pengendaliannya. J. Litbang Pert. 25(1):16-21.
Faggian, R., S. R. Bulman, A. C. Lawrie, and I.J. Porter. 1999. Specific polymerase
chain reaction primers for the detection of Plasmodiophora brassicae in soil and
water. Phytopathology 89: 392−397.
Hanudin dan B. Marwoto. 20003. Pengendalian penyakit layu bakteri dan akar gada pada
tanaman tomat dan caisin menggunakan Pseudomonas fluorescens . Jurnal
Hortikultura. 13(1): 58−66.