0% found this document useful (0 votes)
48 views271 pages

K3 Gabungan

The document discusses occupational health and safety (K3). It defines K3 as promoting and maintaining workers' physical, mental and social well-being by preventing health issues, controlling risks, and adapting work to suit people's abilities. Good K3 implementation involves protecting workers from work-related hazards. This leads to higher health, safety, productivity and lower accident rates. Occupational health is influenced by workload, work environment and individual capacity factors. Common workplace hazards include physical, chemical, biological, ergonomic and psychological factors. The philosophy of K3 has eight principles including that safety is an ethical responsibility, a culture not just a program, and management is primarily responsible for ensuring safety.

Uploaded by

mia setianingrum
Copyright
© © All Rights Reserved
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
Download as pdf or txt
0% found this document useful (0 votes)
48 views271 pages

K3 Gabungan

The document discusses occupational health and safety (K3). It defines K3 as promoting and maintaining workers' physical, mental and social well-being by preventing health issues, controlling risks, and adapting work to suit people's abilities. Good K3 implementation involves protecting workers from work-related hazards. This leads to higher health, safety, productivity and lower accident rates. Occupational health is influenced by workload, work environment and individual capacity factors. Common workplace hazards include physical, chemical, biological, ergonomic and psychological factors. The philosophy of K3 has eight principles including that safety is an ethical responsibility, a culture not just a program, and management is primarily responsible for ensuring safety.

Uploaded by

mia setianingrum
Copyright
© © All Rights Reserved
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1/ 271

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Oleh :
Dr. YULIANI SETYANINGSIH, SKM, MKes
Hazards at workplace
DASAR
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Keselamatan dan kesehatan kerja yang baik

Mrpk penerapan perlindungan naker dari bahaya akibat


kerja

• Pencapaian derajat kesehatan


• Keselamatan kerja
• Kenyamanan kerja
• Penurunan angka kecelakaan kerja dan PAK

Sehingga produktivitas tinggi/meningkat


Menurut National Safety Counsil -USA

Kesehatan kerja sangat berkaitan dengan satu atau


lebih kondisi di tempat kerja yang dapat
menimbulkan penyakit akibat kerja dan
menurunkan produktivitas kerja yang pada akhirnya
menimbulkan kerugian bagi perusahaan
What is occupational health?

□ DEFINITION:
Occupational Health is the promotion and
maintenance of the highest degree of physical,
mental and social well-being of workers in all
occupations by preventing departures from health,
controlling risks and the adaptation of work to
people, and people to their jobs.
(ILO / WHO 1950)
Occupational health
• Adresses the way relationship between
work and health
• ILO/WHO: the requirements for
establishing and maintaining a safe and
healthy working environment which will
facilitate optimal physical and mental
health in relation to work
• The main emphasis is on prevention of
occupational diseases and promotion of
the worker’s health
Problem (occupational injury & diseases)

• 270 million accident


• 160 million occupational diseases
• 360.000 fatalities
• 4 % of gross national product is lost
Global estimated work- related mortality

• Communicable diseases : 17 %
• Respiratory diseases : 7 %
• Mental disorders : 1 %
• Genitourinary system :9 %
• cancer : 32 %
• Circulatory diseases : 23 %
• Digestive system diseases : 1 %
• Accidents and violence : 19 %
Ilmu keselamatan dan
kesehatan kerja

Mempelajari hub interaktif antara tiga komponen


utama obyek keilmuannya :
1. kapasitas kerja : sex, umur, status gizi,
pendidikan, masa kerja
2. Beban kerja : beban akibat pekerjaannya
baik kerja fisik maupun kerja mental
3. Beban tambahan (lingk. kerja) :
bising, debu, tekanan panas, penerangan,
kondisi alat, getaran
Faktor-faktor yg mempengaruhi
kesehatan tenaga kerja
Beban Lingkungan
kerja kerja
-Fisik
-Mental
- Fisik
- Kimia
- Biologi
- Ergonomi
Kapasitas kerja - Psikologi
- Ketrampilan
- Kesegaran jasmani & rohani
- Status kesehatan/gizi
- usia
- Jenis kelamin
- Ukuran tubuh
Occupational Health hazards
• Physical factors : bising, pencahayaan, radiasi,
tekanan panas, getaran
• Chemical factors : debu, gas
• Biological factors : virus, bakteri,cacing
• Phycological factors : stres, beban kerja
• Physiological/ergonomic factors :msd’s\
FAKTOR FISIK DI LINGKUNGAN KERJA
• KEBISINGAN
• PENCAHAYAAN
• IKLIM KERJA
• RADIASI
• GETARAN MEKANIS
Penggolongan bahan kimia
Menurut Sifat Fisik : Menurut Sifat Kimia :
• gas • bahan yang bersifat
• uap partikel : debu,
• debu awan, fume, kabut
• kabut • bahan yang bersifat
non partikel : gas
• fume
dan uap
• asap
• awan
Occupational infections are those human
diseases caused by work- associated
exposure to microbial agens
Contoh gambar stasiun kerja yang
ergonomis
Sumber di lingkungan kerja yang menyebabkan
stres psikologik
a. dalam pekerjaan : kondisi fisik lemah, work overload, deadline, bahaya
fisik dan spesialisasi kerja
b. peran dalam organisasi : peran samar, konflik peran, job status
c. pengembangan karier: promosi berlebih, kurang mendapat promosi
d. kontak sosial pada pekerjaan : hubungan dengan atsan dan rekan
kurang baik.
e. Struktur dalam organisasi : disiplin yang kurang, sedikit peranan dalam
pengambilan keputusan
Piramida kasus kecelakaan
1 kec. fatal Data yg
dilaporkan
10 kec. ringan dan
30 Kerusakan alat tercatat

Nyaris Kecelakaan
600

Sumber bahaya

10.000
The Three Basic Causes
Poor Management Safety Policy & Decisions
Personal Factors Basic Causes
Environmental Factors

Unsafe
Unsafe Act Indirect Causes Condition
ACCIDE
Unplanned release
NT
of
Energy and/or
Personal
Hazardous material Injury
Property
Damage
Prinsip dasar
Pengendalian Kecelakaan

Risk assessment Tindakan


identifikasi & Pengendalian
analisa potensi bahaya
bahaya

HAZARD CONTROL
FILOSOFI K3
Menurut International Association
of Safety Professional,
Filosofi K3 dibagi menjadi 8
Filosofi yaitu :

⚫1. Safety is an ethical responsibility


2. Safety is a culture, not a program
3. Management is responsible
4. Employee must be trained to work safety
5. Safety is a condition of employment
6. All injuries are preventable
7. Safety program must be site specific
8. Safety is good business
1. Safety
is an ethical
responsibility
⚫K3 adalah tanggung jawab moral/etik.
⚫Masalah K3 hendaklah menjadi tanggung
jawab moral untuk menjaga keselamatan
sesama manusia.
⚫K3 bukan sekedar pemenuhan perundangan
atau kewajiban
2. Safety is a culture, not a
program
⚫K3 bukan sekedar program yang dijalankan
perusahaan untuk sekedar memperoleh
penghargaan dan sertifikat.
⚫K3 hendaklah menjadi cerminan dari budaya
dalam organisasi
3. Management is responsible
⚫Manajemen perusahaan adalah yang paling
bertanggung jawab mengenai K3.
⚫Sebagian tanggung jawab dapat dilimpahkan
secara beruntun ke tingkat yang lebih bawah
4. Employee must be
trained to work safety
⚫Setiap tempat kerja, lingkungan kerja dan
jenis pekerjaan memiliki karakteristik dan
persyaratan K3 yang berbeda.
⚫K3 harus ditanamkan dan dibangun melalui
pembinaan dan pelatihan
5.Safety is a condition of
employment
⚫Tempat kerja yang baik adalah tempat kerja
yang aman. Lingkungan kerja yang
menyenangkan dan serasi akan mendukung
tingkat keselamatan.
⚫Kondisi K3 dalam perusahaan adalah
pencerminan dari kondisi ketenagakerjaan
dalam perusahaan.
6. All injuries are
preventable
⚫Prinsip dasar dari K3 adalah semua
kecelakaan dapat dicegah karena kecelakaan
ada sebabnya.
⚫Jika sebab kecelakaan dapat dihilangkan
maka kemungkinan kecelakaan dapat
dihindarkan.
7. Safety program must be
site specific
⚫Program K3 harus dibuat berdasarkan
kebutuhan kondisi dan kebutuhan nyata di
tempat kerja sesuai dengan potensi bahaya
sifat kegiatan, kultur, kemampuan finansial
dll.
⚫Program K3 dirancang spesifik
8. Safety is good business
⚫Melaksanakan K3 jangan dianggap sebagai
pemborosan atau biaya tambahan.
⚫Melaksanakan K3 adalah sebagai bagian dari
proses produksi atau strategi perusahaan.
⚫Kinerja K3 yang baik akan memberikan
manfaat terhadap bisnis perusahaan.
43

FILOSOFI K3

Ida Wahyuni
Dasar K3 FKM UNDIP 2020
44

Berdasarkan UU No.1 Tahun 1970


tentang Keselamatan Kerja, keselamatan
kerja adalah:
• Keselamatan yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat
kerja, bahan dan proses pengolahan, landasan kerja dan
lingkungan kerja serta cara-cara melakukan pekerjaan
dan proses produksi.
• Keselamatan kerja merupakan tugas semua orang yang
berada di perusahaan. Keselamatan kerja sebagai sarana
utama dalam mencegah terjadinya kecelakaan kerja yang
dapat menimbulkan kerugian.
45

Filosofi K3 menurut International Association of


Safety Professional dibagi menjadi 8 filosofi yaitu :

1. Safety is an ethical responsibility


Masalah K3 hendaklah menjadi tanggung jawab
moral/etik untuk menjaga keselamatan sesama manusia,
bukan sekedar pemenuhan perundangan ataupun
kewajiban.
46

Filosofi K3 menurut International Association of


Safety Professional dibagi menjadi 8 filosofi yaitu :

2. Safety is a culture, not program


K3 hendaklah menjadi cerminan dari budaya dalam
organisasi, bukan hanya program yang dijalankan
perusahaan untuk sekedar memperoleh penghargaan.
47

Filosofi K3 menurut International Association of


Safety Professional dibagi menjadi 8 filosofi yaitu :

3. Management is responsible
Manajemen perusahaan adalah yang paling
bertanggung jawab mengenai K3.
48

Filosofi K3 menurut International Association of


Safety Professional dibagi menjadi 8 filosofi yaitu :

4. Employee must be trained to work safety


K3 harus ditanamkan dan dibangun melalui pembinaan
dan pelatihan. Setiap tempat kerja , lingkungan kerja dan
jenis pekerjaan memiliki karakteristik dan syarat K3 yang
berbeda.
49

Filosofi K3 menurut International Association of


Safety Professional dibagi menjadi 8 filosofi yaitu :

5. Safety is a condition of employment


Kondisi K3 dalam perusahaan adalah pencerminan dari
kondisi ketenagakerjaan dalam perusahaan. Tempat
kerja yang baik adalah tempat kerja yang aman.
50

Filosofi K3 menurut International Association of


Safety Professional dibagi menjadi 8 filosofi yaitu :

6. All injuries are preventable


Prinsip dasar K3 adalah semua kecelakaan dapat
dicegah karena kecelakaan ada sebabnya, sehingga
ketika sebab dihilangkan maka kemungkinan kecelakaan
dapat dihindarkan.
51

Filosofi K3 menurut International Association of


Safety Professional dibagi menjadi 8 filosofi yaitu :

7. Safety program must be site specific


Program K3 dirancang secara spesifik berdasarkan
kebutuhan kondisi dan kebutuhan nyata di tempat kerja
sesuai dengan potensi bahaya, kegiatan, kultur,
kemampuan finansial dan lainnya.
52

Filosofi K3 menurut International Association of


Safety Professional dibagi menjadi 8 filosofi yaitu :

8. Safety is good business


Pelaksanaan K3 baik, maka akan memberikan manfaat
terhadap bisnis perusahaan. Sehingga, jangan sebut K3
sebagai sebuah pemborosan biaya perusahaan karena
K3 merupakan bagian dari proses produksi.
53

Tugas Pendalaman materi

Berikan gambaran salah satu tempat kerja .


- Jelaskan potensi bahaya yang ada
- Rekomendasikan cara pengendalian bahaya yang ada
54
DASAR KESEHATAN KERJA

Dr. Yuliani Setyaningsih, SKM, MKes


Spesialisasi dalam ilmu kesehatan/
KESEHATAN
KERJA kedokteran beserta prakteknya
yang bertujuan agar tenaga kerja
memperoleh derajat kesehatan
setinggi-tingginya, baik fisik,
mental, maupun sosial dengan
usaha preventif dan kuratif.
Sasaran : manusia
Sifat : medis

Ergonomi:
Sasaran : manusia
Sifat : teknik
TUJUAN 1. Promosi dan pemeliharaan
kesehatan fisik, mental dan sosial
KESHATAN dari pekerja.
KERJA 2. Pencegahan gangguan kesehatan
ref. ILO/WHO disebabkan oleh kondisi kerja.
1995 3. Perlindungan pekerja dari resiko
faktor-faktor yang mengganggu
kesehatan.
4. Penempatan dan pemeliharaan
pekerja dalam lingkungan kerja
yang sesuai kemampuan fisik dan
psikologisnya.
5. Penyesuaian setiap orang kepada
pekerjaannya.
TUJUAN KESEHATAN KERJA

 Mencegah Penyakit Akibat Kerja (PAK)


 Meningkatkan Produktivitas kerja

PAK : Penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja


1. Safety Hazard 1. Health Hazard
• Mechanic • Physic
• Electric • Chemical
• Kinetic • Biologic
• Substances  Flammable • Ergonomics
 Explosive Accidental • Psychosocial
 Combustible release
 Corrosive
2. Konsekuensi  Minor 2. Konsekuensi
• Accident  Injuries  Mayor • Terpajan kontak  penyakit
 Fatal mendadak, menahun, kanker dan
 Assets  Damage dampak terhadap masyarakat umum
(Prolonged Reaction)
• Mendadak, dramatis, bencana
(Sudden Reaction) 3. Konsentrasi kepedulian
• Environment (bahan • Titik berat pd
3. Konsentrasi kepedulian pencemar) bahaya tersembunyi
• Process • Titik berat pd
• Exposure • Sepertinya kurang
• Equipment, facilities, kerusakan asset,
• Work hours urgent (laten)
tools fatality
• PPE • Prinsip pendekatan
• Working practices • Sepertinya urgen
• Pendidikan o Pengkajian
• Guarding (bahaya mendadak)
• Karir jab. sesuai pemajanan
• Pengalaman • Prinsip pendekatan
pendidikan o Utk memperkecil
• Karir lapangan + o Pengkajian resiko
pemajanan
pelatihan o Utk memperkecil
resiko
Occupational Health hazards
• Physical factors : bising, pencahayaan, radiasi,
tekanan panas, getaran
• Chemical factors : debu, gas
• Biological factors
• Phycological factors
• Physiological/ergonomic factors
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA
BEBAN LINGKUNGAN
KERJA KERJA
- Fisik - Fisik
- Mental - Kimia
- Biologi
- Ergonomi
KAPASITAS KERJA - Psikologi
- Ketrampilan
- Kesegaran jasmani & rohani
- Status kesehatan/gizi
- usia
- Jenis kelamin
- Ukuran tubuh
PEMERIKSAAN
1. Pasal 8 UU. No. 1
KESEHATAN
tahun 1970
TENAGA KERJA
2. Permenakertrans No.
Per. 02/Men/1980
3. Permenakertrans No.
Per.03/Men/1982
4. Permennaker No. Per.
04/Men/1995 (PJK3)
kasus kecelakaan kerja mengalami peningkatan.
tahun 2019 jumlah kecelakaan kerja 114.000 kasus
kecelakaan. Sementara di 2020 menjadi 221.740
kasus kecelakaan.

Thn 2021 jumlah kecelakaan kerja 234.270 kasus

Data BPJS ketenaga kerjaan jan-maret 2022


61.805 orang didominasi kelompok usia muda 20-25
thn
Data kecelakaan kerja
tahun 2020
• tahun 2020, periode Januari hingga Oktober, BPJS
mencatat 177.161 kasus kecelakaan kerja, 53 kasus
penyakit akibat kerja, dimana 11 diantaranya adalah
kasus Covid-19
PEMERIKSAAN KESEHATAN TENAGA KERJA
PER. MENAKERTRANS No. Per. 02/MEN/1980
PEMERIKSAAN KESEHATAN TENAGA KERJA

Pemeriksaan terhadap tenaga kerja berupa


a. Pemkes sebelum kerja (awal)
b. Pemkes berkala (periodik)
c. Pemkes khusus
Untuk menjamin derajat kesehatan dan
produktivitas tenaga kerja setingg-tingginya guna
meningkatkan kualitas hidup
PEMERIKSAAN a. Pemkes sebelum kerja
SEHATAN TENAGA
KERJA
(awal)
b. Pemkes berkala
(periodik)
c. Pemkes khusus

Pasal 1
Pemkes sebelum  Pem. fisik lengkap
kerja meliputi
 Kesegaran jasmani
 Rontgen paru-paru
(bilamana mungkin)
 Laboratorium rutin
 Pem. lain yg dianggap
perlu

Pasal 2 (3)
Pemeriksaan Anamnese (interview) :
meliputi perlu ditanyakan tentang
 Riwayat penyakit yg pernah
dialami, kondisi yg dirasakan
dan kebiasaan-kebiasaan
(merokok, minuman keras,
dsb)
 Riwayat pekerjaan, berapa
lama, pernah diperiksa
 Kecelakaan yg pernah
dialami
 Umur
 Pendidikan
 Keadaan keluarga
 dll
Anamnese  Alergi  Penyakit
(interview)  Epilepsi pendengaran
khusus  Kelainan  Penyakit
untuk jantung pinggang
penyakit  Tekanan  Penyakit
darah kelainan pada
(tinggi/renda kaki
h)  Hernia
 TBC  Hepatitis/pen
 Kencing yakit hati
manis  Ulkus
 Asma, peptikum
bronchitis,  Anemia
pneumonia  Tumor
 Gangguan  dll
jiwa
 Penyakit kulit
Pemeriksa Seperti pem. klinis u/ penyakit umum,
an klinis hanya lebih memperhatikan keumungkinan
adanya pengaruh faktor lingkungan kerja
 Pemeriksaan mental : keadaan
kesadaran, sikap dan tingkah laku,
kontak mental, perhatian, inisiatif,
intelegensia dan proses berfikir
 Pemeriksaan fisik (fisik diagnosis)
 Pemeriksaan laboratorium, u/
membantu menegakan diagnosa
(darah, urine, faeces)
 Pemeriksaan khusus (u/ menilai kondisi
kes. TK dikaitkan jenis pek. yg akan
dikerjakan
HASIL • Sehat (tidak didapat kelainan)
boleh bekerja tanpa syarat :
RIKES • boleh bekerja berat
AWAL • boleh bekerja ringan
• boleh bekerja diberbagai bagian.

• Menderita sakit/ada kelainan :


• boleh bekerja dengan syarat
• ditolak untuk bekerja :
• ditolak permanen (tetap) atau
• ditolak sementara menunggu proses
penyembuhan.
Pemkes berkala :
(1) - u/ mempertahankan derajat kesehatan TK
- menilai kemungkinan adanya pengaruh dr pekerjaan seawal
mungkin
(2) sekurang-kurangnya 1 tahun sekali
(3) Meliputi : - pem. fisik lengkap
- kesegaran jasmani
- rontgen paru-paru (bilamana mungkin )
- laboratorium rutin
- pem. lain yg perlu
(3) Pengurus wajib mengadakan tindak lanjut hasil pem. berkala u/
memperbaiki kelainan

Pasal 3
Pemkes khusus :
Pasal 5

(1) - u/ menilai adanya pengaruh dr pek. tertentu thd TK atau gol. TK


tertentu
- menilai kemungkinan adanya pengaruh dr pekerjaan seawal
mungkin
(2) Dilakukan pula thd :
a. TK yg telah mengalami kec atau penyakit yg memerlukan
perawatan lebih dr 2 minggu
b. TK berusia diatas 40 th, TKW, TKC, TKM yg melakukan pek
tertentu
c. TK yg terdapat dugaan tertentu mengenai gangguan kes.
(3) Bila terdapat keluhan TK /atas pengamatan Pengawas/penilaian
Pusat K3 (Hyperkes)
HASIL RIKES BERKALA, KHUSUS
DAN PURNABAKTI
• Sehat
• Sakit :
- penyakit umum
- penyakit akibat kerja
- diduga penyakit akibat kerja

• Jikaditemukan PAK perlu diberikan


saran-saran pengendalian.
MEKANISME PEMERIKSAAN
KESEHATAN TK

• Pemeriksa : Dokter Pemeriksa Kesehatan


Tenaga Kerja.
• Ditunjuk pengusaha dan dibenarkan oleh Dirjen
Binwasnaker (dg SKP Dokter Pemeriksa Kesehatan
TK)
• Keberadaan dokter pemeriksa :
• Di perusahaan yang bersangkutan
• Di PJK3 bidang Kesehatan Kerja
• Persiapan Pelaksanaan (oleh Dokter Pemeriksa)
• Jumlah tenaga kerja yang akan diperiksa
• Peralatan yang diperlukan
• Laboratorium pendukung
• Formulir hasil pemeriksaan
• Jadwal pemeriksaan
Teknis Pemkes Berkala/Periodik, Khusus dan Purna
bhakti
◙ Dilaksanakan paling tidak setahun sekali
◙ Dokter dpt menentukan dilakukan pem. kurang dr
setahun sesuai dg faktor tingkat bahay yg
mengancam
◙ Pem. u/ purna bhakti 3 bln sebelum TK pensiun
◙ Pemeriksaan meliputi :
◘Anmnese (interview)
◘Pemeriksaan klinis
◙ Hasil pemeriksaan :
◘Sehat
◘Sakit
◘Penyakit umum
◘PAK
◘ Diduga PAK yg perlu pem. khusus lanjutan berupa
pem. lingk. kerja, laboratorium khusus dan biological
monitoring
Perbedaan Pendapat
Pasal 8

(1) Diseleseikan oleh Majelis Pertimbangan Kesehatan


Daerah
(2) Dapat dibanding ke Majelis Pertimbangan Kesehatan
Pusat
(3) Pembentukan, susunan keanggotaan, tugas dan
wewenang MPKP/D ditetapkan oleh Dirjen Binwasnaker
Sistem Pelaporan
a. Dasar hukum yg berkaitan dg pelaporan Yankes :
1. Permenakertrans No.Per.03/Men/1982
2. Kep.Dirjen Binawas No.Kep.157/M/BW/1989
b. Bentuk laporan : sesuai lampiran Kep.Dirjen
No.Kep.157/M/BW/1989
o Bila ditemukan PAK DG Form Lamp Kepmen No 333 tahun
1989
c. Waktu pelaporan : setiap triwulan dan disampaikan
selambat-lambatnya 1 minggu setelah triwulan ybs
berakhir
d. Mekanisme pelaporan :
1. Ke Disnaker setempat
2. Selambat-lambatnya 2 minggu Disnaker membuat
Rekapitulasi dan melaporkan ke Disnaker Prov.
3. Selambat-lambatnya 2 minggu Disnaker Prov. Membuat
Rekapitulasi dan melaporkan ke Dirjen Binwasnaker
LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN KESEHATAN AWAL
Hasil Pemeriksaan Keterangan/
Jenis Rekomendasi
No. TK Umur (Diagnose)
Kelamin (diterima/ditolak
sementara/ditolak tetap)

2
……
dst
LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN KESEHATAN BERKALA/KHUSUS

Jabatan/ Keterangan
Jenis Lama Diagnose
No. TK Umur Pekerjaan/ (P. mum/PAK
Kelamin tempat kerja Kerja
/Diduga PAK)

……

dst
Syarat Penunjukkan
Dokter Pemeriksa Kesehatan Tenaga Kerja
 Surat permohonan ybs kepada Dirjen
BINWASNAKER-DEPNAKERTRANS U/P. Direktur
Pengawasan Kesehatan Kerja dg dilampiri :
 Surat Penunjukkan dari perusahaan
 Surat Pernyataan di atas materai RP. 6000,-
 Salinan Sertifikat Training Hiperkes
 Salinan Ijazah Dokter
 Salinan Surat Ijin Dokter (SID)
 Salinan Surat Ijin Praktek (SIP)
 Pas foto ukurann 3 x 4 sebanyak 3 lembar.

 Masa berlaku SKP : 3 TAHUN


Syarat Perpanjangan SKP
Dokter Pemeriksa Kesehatan Tenaga Kerja

Surat Permohonan perpanjangan SKP kepada Dirjen


BINWASNAKER-DEPNAKERTRANS U/P. Direktur
Pengawasan Kesehatan Kerja dilampiri :
1) Salinan SKP yang akan habis masa berlakunya
2) Pas foto ukurann 3 x 4 sebanyak 3 lembar.
3) Laporan hasil kegiatan selama berlakunya SKP
CONTOH

SURAT KEPUTUSAN PENUNJUKAN


DOKTER PEMERIKSA KESEHATAN
TENAGA KERJA

depan
CONTOH

SURAT KEPUTUSAN PENUNJUKAN


DOKTER PEMERIKSA KESEHATAN
TENAGA KERJA

depan
CONTOH

SURAT KEPUTUSAN PENUNJUKAN


DOKTER PEMERIKSA KESEHATAN
TENAGA KERJA

belakang
88

DASAR
KESEHATAN KERJA

Ida Wahyuni
Kuliah Dasar K3
FKM UNDIP 2020
89

Kesehatan Kerja
: adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan/
kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan agar
tenaga kerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-
tingginya, baik fisik, mental, maupun sosial dengan
usaha preventif dan kuratif.
90

Tujuan kesehatan kerja utamanya


ada 2:

1. mencegah Penyakit Akibat Kerja (PAK)


2. meningkatkan produktivitas kerja.

Sasaran dari kesehatan kerja adalah manusia.


91

FOKUS UTAMA KESEHATAN


KERJA :

1. PEMELIHARAAN DAN PROMOSI KESEHATAN


KERJA DAN KAPASITAS KERJA
2. PERBAIKAN LINGKUNGAN KERJA DAN
PEKERJAAN SHG KONDUSIF THD K-3
3. PENGEMBANGAN ORGANISASI DAN BUDAYA
KERJA DALAM ARAH YANG MENDUKUNG K-3
DAN PRODUKTIFITAS KERJA
92

Tujuan kesehatan kerja menurut ILO /


WHO tahun 1995 adalah :

1. Promosi dan pemeliharaan kesehatan fisik, mental


dan sosial dari pekerja.
2. Pencegahan gangguan kesehatan disebabkan oleh
kondisi kerja.
3. Perlindungan pekerja dari resiko faktor-faktor yang
mengganggu kesehatan.
4. Penempatan dan pemeliharaan pekerja dalam
lingkungan kerja yang sesuai kemampuan fisik dan
psikologisnya.
5. Penyesuaian setiap orang kepada pekerjaannya.
93

Ruang Lingkup Kesehatan Kerja


FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KESEHATAN TENAGA KERJA

KAPASITAS
KERJA : LINGKUNGAN
•Keterampilan KERJA
•Kesegaran •Fisik
Jasmani •Kimia
•Gizi •Biologi
•Kelamin •Fisiologi
•Usia BEBAN •Psikologi
•Ukuran Tubuh KERJA
•Motivasi • Fisik
•Mental
•Sosial
95

Pelaksanaan Kesehatan Kerja di


Perusahaan:

Dasar hukum dilakukannya pemeriksaan kesehatan


tenaga kerja diatur kedalam beberapa peraturan :
• Pasal 8 UU. No. 1 tahun 1970
• Permenakertrans No. Per. 02/Men/1980
• Permenakertrans No. Per.03/Men/1982
• Permennaker No. Per. 04/Men/1995 (PJK3)
96

Pemeriksaan terhadap tenaga kerja dilakukan untuk


menjamin derajat kesehatan dan produktivitas
tenaga kerja setinggi-tingginya guna meningkatkan
kualitas hidup.
Ruang Lingkup Pengawasan Norma
Kesehatan Kerja
• Pelayanan kesehatan kerja
• Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja
• Penyakit akibat kerja
• Gizi kerja dan Penyelenggaraan makan di
tempat kerja
• P3K di tempat kerja
• Ergonomi kerja
• Program pencegahan dan penanggulangan
HIV AIDS di tempat kerja
Instrumen Pengawasan
• Peraturan perundangan
• Pedoman, standar, Juklak/Juknis
• Check list
• Data terkait kesehatan kerja:
• Laporan penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja
• Laporan pemeriksaan kesehatan tenaga kerja
• Laporan kecelakaan & penyakit akibat kerja
• Laporan hasil pemeriksaan/pengukuran lingkungan kerja
99

Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja


terdiri dari 3 pemeriksaan yaitu :

1. Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja (awal)


2. Pemeriksaan kesehatan berkala (periodik)
3. Pemeriksaan kesehatan khusus
100

Pemeriksaan kesehatan sebelum


kerja (awal)

Pemeriksaan awal sebelum pekerja bekerja meliputi :


• Pemeriksaan fisik lengkap
• Kesegaran jasmani
• Rontgen paru-paru (bilamana mungkin)
• Laboratorium rutin
• Pemeriksaan lain yg dianggap perlu
101

Hasil dari pemeriksaan awal, ada 2


kategori yaitu:

1. sehat
2. menderita sakit / ada kelainan.
102

Pada hasil pemeriksaan sehat, maka pekerja boleh


bekerja berat, ringan, dan boleh bekerja di berbagai
bagian.
Sedangkan untuk hasil pemeriksaan sakit / ada
kelainan maka :
• Boleh bekerja tetapi dengan syarat
• Ditolak untuk bekerja yaitu ditolak permanen (tetap)
atau ditolak sementara menunggu proses
penyembuhan.
103

Pemeriksaan kesehatan berkala


(periodik)
Pemeriksaan kesehatan secara berkala dilakukan
dengan tujuan untuk mempertahankan derajat
kesehatan tenaga kerja dan menilai kemungkinan
adanya pengaruh dari pekerjaan terhadap pekerja
dengan cara seawal mungkin.
Pemeriksaan ini dilakukan sekurang-kurangnya setiap
1 tahun sekali.
Pengurus wajib mengadakan tindak lanjut hasil
pemeriksaan berkala untuk memperbaiki kelainan.
104

Pemeriksaan kesehatan secara


berkala meliputi :

• Pemeriksaan fisik lengkap


• Kesegaran jasmani
• Rontgen paru-paru (bilamana mungkin )
• Laboratorium rutin
• Pemeriksaan lain yg perlu
105

Pemeriksaan kesehatan khusus


Pemeriksaan kesehatan khusus dilakukan dengan
tujuan untuk menilai adanya pengaruh dari pekerjaan
tertentu terhadap tenaga kerja atau golongan tenaga
kerja tertentu.
Pemeriksaan kesehatan khusus juga dilakukan untuk
menilai kemungkinan adanya pengaruh dari pekerjaan
seawal mungkin.
Pemeriksaan kesehatan khusus dilakukan apabila
terdapat keluhan tenaga kerja / atas pengamatan
pengawas / penilaian pusat K3 (Hiperkes).
106

Pemeriksaan kesehatan khusus


dilakukan kepada :
Tenaga kerja yang telah mengalami
kecelakaan atau penyakit yang memerlukan
perawatan lebih dari 2 minggu.
Tenaga kerja yang berusia diatas 40 tahun,
TKW, TKC, TKM yang melakukan pekerjaan
tertentu.
Tenaga kerja yang terdapat dugaan tertentu
mengenai gangguan kesehatan.
107
OLEH :
YULIANI SETYANINGSIH
Mengacu pada

UU no 1 tahun 1970
Syarat keselamatan kerja
• Mencegah & mengurangi kecelakaan
• Mencegah & mengurangi bahaya peledakan
• Memberi kesempatan/jalan selamatkan diri pada saat
kebakaran /kejadian bahaya
• Memberi pertolongan pada kecelakaan
• Memberi APD pada pekerja
• Mencegah dan mengendalikan : suhu,kelembaban,
debu,kotoran,asap,uap,gas,hembusan angin, cuaca kerja,
radiasi, suara, dan getaran.
• Mencegah & mengendalikan timbulnya PAK,
keracunan, infeksi, dan penularan
• Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai
• Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup
• Memelihara kesehatan, kebersihan dan ketertiban
• Memperoleh keserasian antara pekerja, alat kerja,
lingkungan, cara dan proses kerja
• Mengamankan & memperlancar pengangkutan
orang, binatang, tanaman, atau barang
• Mengamankan & memelihara segala jenis bangunan
• Mengamankan & memperlancar pekerjaan bongkar
muat dan penyimpanan barang
• Mencegah terkena aliran listrik
• Menyesuaikan & sempurnakan pengamanan pd
pekerjaan yg bhy kecelakaannya tinggi
Teori keselamatan kerja
• Definisi :
Bidang kegiatan yang ditujukan untuk mencegah
semua jenis kecelakaan yang ada kaitannya
dengan lingkungan kerja dan situasi kerja
Keselamatan kerja modern
1. Bebas dari kecelakaan/kondisi sakit, luka/kerugian
2. Pengontrolan kerugian
Kecelakaan kerja (accident)
• Suatu kejadian yang tidak diinginkan yang merugikan
terhadap manusia, harta benda/kerugian terhadap proses
• Meliputi :
a. kecelakaan industri
b. kecelakaan di perjalanan ( dalam lingkup
pekerjaan)
Hampir celaka (near miss)

• Suatu kejadian yang tidak


diinginkan dengan keadaan yang
sedikit berbeda akan
menyebabkan bahaya terhadap
manusia, harta benda/kerugian
terhadap proses
Beberapa Teori Kecelakaan Kerja
1. Domino teori (Heinrich, 1931)
2. Multiple caustion theory (Gordon, 1949)
3. Energy exchange model (Haddon, 1967)
4. Injury causation model (Wigglesworth, 1967)
5. Modifikasi teori domino (Bird & Lotus, 1976)
6. Teori penyebab berganda (Petersen, 1978)
7. The management oversight & risk tree
(Johnson, 1980)
1. Domino teori
• Kebiasaan dan lingkungan sosial
• Kesalahan manusia
• Tindakan yang tidak aman dan kondisi tidak aman
• Kecelakaan
• cidera
2.Multiple caustion
• Menggunakan metoe epidemiologi
- host
- agent
- environment
3. Energy exchange model
• Pengiriman energi yang berlebih
• Gangguan ambang batas perubahan energi tubuh
4. Injury causation model
• Error accident

hazards --- injury


5. Modifikasi teori domino
• Kurangnya kontrol manajemen
• Penyebab dasar
• Penyebab langsung
• Kecelakaan
Sebagai dasar manajemen pengendalian kerugian (loss
control management)
6. Teori penyebab berganda
• Penjabaran teori domino dari sisi identifikasi sebab akibat
7. The management oversight & Risk tree
Sistem dirancang untuk mencapi tujuan :
• Mencegah kesalahan & kelalaian
• Menyatakan risiko dlm bentuk kuantitatif
• Menempatkan sumber daya yang efektif melalui program
K3 sebagai upaya pengendalian potensi bahaya
Teori penyebab kecelakaan
• Teori kebetulan murni
kehendak Tuhan
• Teori kecenderungan celaka
Karena sifat pribadi manusia
• Teori tiga faktor utama
- alat/bahan
- manusia
- lingkungan
• Teori 2 faktor
- kondisi faktor bahaya
- tindakan bahaya
• Teori faktor manusia
karena kesalahan manusia
Konsep dasar pencegahan kecelakaan
kerja
• Sebab-sebab kecelakaan
loss causation model
Penyebab langsung
• Unsafe act
• Unsafe condition
Modern safety management
• Substandard practise
• Substandard condition
Contoh substandard practice
• Operasikan alat tanpa wewenang
• Gagal memberi peringatan
• Membongkar secara salah
• Bekerja dengan kecepatan salah
• Gunakan alat rusak
• Gunakan alat secara salah
• Gagal memakai APD secara benar
• Menyusun secara salah
• Mengangkat secara salah
• Posisi kerja salah
• Memperbaiki alat yang hidup
• Bercanda di tempat kerja
• Mabuk karena alkohol/minuman keras
Contoh substandard condition
• Peralatan pelindung tidak memenuhi syarat
• Bahan/alat rusak
• Ruang terlalu sesak/sempit
• Sistem tanda peringatan kurang memadai
• Housekeeping buruk
• Lingkungan berbahaya/beracun
Penyebab dasar
• Faktor manusia/pribadi
- kurang kemampuan/fisik/mental/psikologi
- kurang ketrampilan/keahlian
- stress
- motivasi tidak cukup/salah
• Faktor kerja/lingkungan
- tidak cukup kepemimpinan
- tidak cukup rekayasa
- tidak cukup perawatan
- tidak cukup standar kerja
DASAR KESEHATAN
KERJA
Pengertian Kesehatan Kerja menurut
Joint ILO/WHO Committee tahun 1995
:
• Promosi dan pemeliharaan derajat yang setinggi-
tingginya dari kesehatan fisik, mental dan sosial
dari pekerja pada semua pekerjaan; pencegahan
gangguan kesehatan pada pekerja yang
disebabkan oleh kondisi kerjanya, perlindungan
pekerja dari risiko akibat faktor-faktor yang
mengganggu kesehatan, penempatan dan
pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan
kerja yang sesuai dengan kemampuan fisik dan
psikologisnya, dan sebagai kesimpulan,
penyesuaian pekerjaan kepada manusia dan
setiap manusia kepada pekerjaannya
Tujuan Kesehatan Kerja ILO/WHO 1995
1. Promosi dan pemeliharaan kesehatan fisik, mental dan sosial
dari pekerja.
2. Pencegahan gangguan kesehatan disebabkan oleh kondisi
kerja.
3. Perlindungan pekerja dari risiko faktor-faktor yang
mengganggu kesehatan.
4. Penempatan dan pemeliharaan pekerja dalam lingkungan kerja
yang sesuai kemampuan fisik dan psikologisnya.
5. Penyesuaian setiap orang kepada pekerjaannya.
PERENCANAAN IMPLEMENTASI KESEHATAN
KERJA
• Sumber bahaya kesehatan (Faktor lingkungan kerja)
• Sumber bahaya di tempat kerja (bahan baku, hasil produksi,
hasil antara, hasil sampingan, peralatan dan proses produksi,
cara kerja, limbah, penyimpanan, pengangkutan dan
pemusnahan).
• Kaitannya dengan peraturan perundangan :
• PKK; sarana dan organisasi
• Pemeriksaan kesehatan
• Pemantauan lingkungan kerja, NAB
• P3k; petugas, dan Perlengkapan
• Penggunaan APD
• Gizi Kerja; kantin, katering
• Tata ruang, kebersihan dan kesehatan tempat kerja
• Pengendalian teknis lingkungan kerja
• Petugas; dokter, Paramedis, ahli/petugas K3 kimia
Obyek Pengawasan Kesehatan Kerja
• 1. Sarana, tenaga dan organisasi.
• 2. Pemeriksaan kesehatan TK
• 3. P3K, Personil, Kotak P3K, isi Kotak P3K.
• 4. Gizi kerja, kantin/katering.
• 5. Ergonomi.
Faktor-faktor yg mempengaruhi
kesehatan tenaga kerja
Beban Lingkungan
kerja kerja
-Fisik -Fisik
-Mental -Kimia
-Biologi
-Ergonomi

Kapasitas kerja
-Psikologi
- Ketrampilan
- Kesegaran jasmani &
rohani
- Status kesehatan/gizi
- usia
- Jenis kelamin
- Ukuran tubuh
UPAYA KESEHATAN KERJA
• Optimalisasi beban kerja
• Pengendalian lingkungan kerja
• Teknis (eliminasi, substitusi, isolasi, enclosing, ventilasi,
penyempurnaan proses, housekeeping)
• Administratif (pengurangan waktu kerja, rotasi)

• Peningkatan kapasitas kerja


Upaya
UpayaPengendalian
PengendalianPAK
PAK
m

c
NAB
NAB

Promotif:
Promotif: Preventif:
Preventif: Kuratif
Kuratif: : Rehabilitatif:
Rehabilitatif:
-Pemeriksaan
-Pemeriksaankes.kes. -Pemeriksaan
-Pemeriksaan Pengobatan
Pengobatan -Alat
-Alatbantu
bantudengar
dengar
Kerja
Kerja kes.kerja
kes.kerja - P3K
- P3K -Protese
-Protese
-Pembinaan
-Pembinaan -Imunisasi
-Imunisasi - Rawat
- Rawatjalan
jalan -Mutasi
-Mutasi
-Gerakan
-GerakanO.RO.R -APD
-APD - Rawat
- Rawatinapinap -Kompensasi
-Kompensasi
-Tdk
-Tdkmerokok
merokok -Rotasi
-Rotasi
-Gizi
-Giziseimbang
seimbang -Pengurangan
-Pengurangan
-Ergonomi
-Ergonomi waktu
waktukerja
kerja
-Pengendalian
-Pengendalian
lingk.kerja
lingk.kerja
-Higiene
-Higienesanitasi
sanitasi
Pengendalian PAK

Organisasi / Lembaga
Personel / SDM
Program / Kegiatan
ORGANISASI
Pelayanan Kesehatan Kerja
Permennaker No. 03/1982
Permennaker No. 01/1998
PELAYANAN KESEHATAN KERJA
PERMENAKERTRANS NO. 03 /1982
 TUGAS POKOK :
PROMOTIF, PREVENTIF, KURATIF,
DAN REHABILITATIF.
 DIPIMPIN DAN DIJALANKAN OLEH
DOKTER KESEHATAN KERJA
 BENTUK :
 Diselenggarakan sendiri
 Bekerja sama
 Bersama-sama perusahaan lain
PELAYANAN KESEHATAN KERJA
PERMENAKERTRANS NO. 03 /1982
 TUGAS POKOK PELAYANAN KESEHATAN KERJA :
1. Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja
2. Penyesuaian pekerjaan thd tenaga kerja
3. Pembinaan & pengawasan Lingk Kerja
4. Pembinaan & pengawasan sanitair
5. Pembinaan & pengawasan perlengkapan utk kes. tenaga kerja
6. Pencegahan thd penyakit umum & PAK
PELAYANAN KESEHATAN KERJA
PERMENAKERTRANS NO. 03 /1982
7. P3K
8. Latihan Petugas P3K
9. Perencanaan tmp kerja, APD, gizi, &
penyelenggaraan makanan di tmp kerja
10.Rehabilitasi akibat Kec atau PAK
11.Pembinaan thd tenaga kerja yg punya
kelainan.
12.Laporan berkala
Permenaker No.01/1998
 JPK – TK
 Pelayanan yg lebih baik
 Kewajiban Pelayanan Kesehatan
Kerja :Tetap
Personel
• Dokter:
• UU No.1/1970 pasal8
• Permenaker No.01/1976
• Permenaker No.02/1980
• Paramedis:
Permenaker No.01/1979
• Ahli K3:
Permenaker No.02/1992

• Ahli K3 Kimia:
Kepmen No.86/1999
Petugas K3 Kimia
Program / Kegiatan :
Syarat-syarat K3 (UUNo.1/70 pasal 3) yg berkaitan dgn Kesehatan
Kerja :
1. Memberikan P3K
2. Memberikan APD
3. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu,
kelembaban, debu, kotoran, asap, gas, hembusan
4. Mencegah dan mengendalikan PAK
5. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai
6. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik
7. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup
8. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban.
9. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja , lingkungan, cara kerja
dan proses kerjanya.
DETEKSI DINI
PENYAKIT AKIBAT
KERJA
Definisi
• Deteksi gangguan mekanisme homeostatik dan
kompensasi pada saat di mana perubahan-perubahan
biokimia, morfologis, dan fungsional masih dapat pulih

Sebelum muncul tanda dan gejala


Penggolongan kriteria gangguan kesehatan:
• Perubahan biokimia dan morfologis yg dapat diukur
melalui analisis laboratorium: gangguan metabolisme
porfirin pd pajanan Pb; hambatan aktivitas kolinesterase
pd pajanan pestisida organofosfat; sitologi sputum yg
abnormal; dll
• Perubahan kondisi fisik dan fungsi sistem tubuh yg
dapat dinilai melalui pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan laboratorium: EKG, uji fungsi saraf yg
lebih tinggi, dsb.
• Perubahan kesehatan umum yg dapat dinilai dari
riwayat medis dan pemanfaatan kuesioner: rasa
kantuk dan iritasi mukosa setelah pajanan thd pelarut
organik
Pemantauan kesehatan untuk pencegahan
penyakit akibat kerja
1. Pemeriksaan kesehatan sebelum penempatan
2. Pemeriksaan kesehatan berkala
3. Uji spesifik
Pemeriksaan kesehatan sebelum
penempatan
• Dilakukan sebelum seseorang dipekerjakan dan atau
ditempatkan
• Sebagai data dasar yg penting untuk follow-up pd
tahun-tahun selanjutnya
• Sebagai dasar menempatkan pekerja pd posisi yg
tepat sesuai kemampuan dan keterbatasan mereka
• Pemeriksaan fisik, darah/urin, radiologi, mata,
audiometri
• Perlu diperhatikan: usia, seks, kerentanan individu
Pemeriksaan kesehatan berkala
• Dilakukan dengan selang waktu yg teratur setelah pemeriksaan
sebelum penempatan  sesuaikan dengan sifat dan besar
risiko gangguan kesehatan yg mungkin timbul; perlu
memperhatikan waktu laten timbulnya gangguan kesehatan
• Bila waktu laten tdk diketahui, frekuensi pemeriksaan
ditentukan berdasarkan:
1. Riwayat alamiah penyakit
2. Tingkat pajanan dan kemungkinan adanya interaksi dari
bahan-bahan berbahaya di lingkungan kerja
3. Kerentanan populasi dan individu pekerja
• Fokus pada organ dan sistem tubuh yg paling mungkin
terpengaruh oleh pajanan bahan-bahan kimia/biologi/fisik di
lingkungan kerja  audiometri, radiologi, spirometer

Uji spesifik
• Untuk mengidentifkasi adanya pajanan thd bahan
berbahaya di lingkungan kerja dan dampak kesehatannya
• Pemeriksaan bahan aktif atau metabolit di darah, urin,
rambut, dsb
• Pada pajanan debu  pemeriksaan foto thorax
• Untuk diagnosis dini  EKG, EEG, kecepatran konduksi
saraf, audiometri
Contoh beberapa uji spesifik yg praktis
• Pemeriksaan aktivitas kolinesterase dengan
Tintometer Kit  pada pajanan pestisida golongan
organofosfat
• Pemeriksaan kapasitas vital paru, volume ekspirasi
paksa dalam satu detik  pada pajanan debu
• Uji semikuantitatif koproporfirin dalam urin  pada
pajanan Pb
• Pemeriksaan uap dan gas (CO, NOx) dengan kit
lapangan
• Pemeriksaan darah rutin  pada pajanan bahan-
bahan yg berpengaruh thd sistem hematopoiesis
Keterlibatan pimpinan dan pekerja
• Komitmen pimpinan  kebijakan
• Keterlibatan pekerja  kebiasaan kerja yg aman,
pemakaian APD dengan benar, dll.

Pendidikan kesehatan
157

PENYAKIT AKIBAT
KERJA

Ida Wahyuni
Kuliah Dasar K3
FKM UNDIP 2020
158

PENGERTIAN
 Penyakit Akibat Kerja (PAK) (Occupational Diseases)
adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau
lingkungan kerja (Permennaker No. Per. 01/Men/1981)
 Penyakit Akibat Kerja (PAK) (Occupational Diseases)
adalah penyakit yang diderita sebagai akibat pemajanan
terhadap faktor-faktor yang timbul dari kegiatan
pekerjaan (ILO, 1996)
 Penyakit Akibat Hubungan Kerja (Work Related
Diseases) yaitu penyakit yang dicetuskan, dipermudah
atau diperberat oleh pekerjaan. Penyakit ini disebabkan
secara tidak langsung oleh pekerjaan dan biasanya
penyebabnya adalah berbagai jenis faktor.
159

PENGERTIAN

 Cacat Sebagian adalah hilangnya atau tidak fungsinya


sebagian anggota tubuh tenaga kerja untuk selama-
lamanya.
 Cacat Total adalah keadaan tenaga kerja tidak mampu
bekerja sama sekali untuk selama-lamanya.
 Cacat Fungsi adalah keadaan berkurangnya
kemampuan atau tidak berfungsinya sebagian anggota
tubuh tenaga kerja akibat kecelakaan kerja untuk
selama-lamanya.
160

 Adanya gangguan pada kesehatan dan daya kerja


tenaga kerja diakibatkan ketidak seimbangan antara
beban kerja, beban tambahan akibat lingkungan kerja
dan kapasitas kerja.
 Beban kerja terdiri dari 2 (dua) yaitu beban fisik seperti
kegiatan bongkar muat dan beban mental seperti
motivasi serta ketidakcocokan.
 Beban tambahan akibat lingkungan kerja seperti faktor
fisik, biologi, kimia, fisiologis dan psikologi.
 Sedangkan kapasitas kerja atau kemampuan kerja
seperti usia, status gizi, kebugaran, pendidikan, gender
dan pengalaman kerja.
161

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB
PENYAKIT AKIBAT KERJA
1. Faktor Fisik
• Suara tinggi/bising : menyebabkan ketulian
• Temperatur/suhu tinggi : menyebabkan Hyperpireksi,
Milliaria, heat Cramp, Heat Exhaustion, Heat Stroke.
• Radiasi sinar elektromagnetik : infra merah menyebabkan
katarak, ultraviolet menyebabkan konjungtivitis,
radioaktrif/alfa/beta/gama/X menyebabkan gangguan
terhadap sel tubuh manusia.
• Tekanan udara tinggi : menyebabkan Coison Disease
• Getaran :menyebabkan Reynaud’s Disease, Gangguan
proses metabolisme.
162

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PENYAKIT AKIBAT


KERJA:

2. Golongan Kimia
• Asal : bahan baku, bahan tambahan, hasil antara, hasil
samping, hasil (produk), sisa produksi atau bahan
buangan.
• Bentuk : zat padat, cair, gas, uap maupun partikel.
• Cara masuk tubuh dapat melalui saluran pernafasan,
saluran pencernaan, kulit dan mukosa
• Masuknya dapat secara akut dan secara kronis
• Efek terhadap tubuh : iritasi, alergi, korosif, Asphyxia,
keracunan sistemik, kanker, kerusakan/kelainan janin,
pneumoconiosis, efek bius (narkose), Pengaruh genetic.
163

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PENYAKIT AKIBAT


KERJA:
3. Golongan Biologi
• Berasal dari : virus, bakteri, parasit, jamur, serangga,
binatang buas, dll

4. Golongan Ergonomi/fisiologi
• Akibat : cara kerja, posisi kerja, alat kerja, lingkungan kerja
yang salah, Kontruksi salah.
• Efek terhadap tubuh : kelelahan fisik, nyeri otot, kelainan
bentuk tulang, dislokasi.
5. Golongan mental Psikologi
• Akibat : suasana kerja monoton dan tidak nyaman,
hubungan kerja kurang baik, upah kerja kurang, terpencil,
tak sesuai bakat.
• Manifestasinya berupa stres
164

BEBERAPA CONTOH PENYAKIT


AKIBAT KERJA
1. Penyakit allergi/hipersensitif
• Dapat berupa; Rinitis, Rinosinusitis, Asma, Pneumonitis,
aspergilosis akut bronchopulmoner, Hipersensitivitas
lateks, penyakit jamur, dermatitis kontak, anafilaksis.
• Lokasi biasanya di saluran pernafsan dan kulit
• Penyebab; bahan kimia, microbiologi, fisis dapat
merangsang interaksi non spesifik atau spesifik.

2. Dermatitis Kontak
• Ada 2 jenis yaitu iritan dan allergi (tgt penyebab)
• Lokasi di kulit
165

BEBERAPA CONTOH PENYAKIT AKIBAT KERJA

3. Penyakit Paru
Lingkungan banyak asap, debu, bahan kimia dll
• Dapat berupa : Bronchitis kronis, emfisema, karsinoma
bronkus, fibrosis, TBC, mesetelioma, pneumonia, Sarkoidosis.
• Disebabkan oleh bahan kimia, fisis, microbiologi.

4. Penyakit Hati dan Gastro-intestinal


Bekerja di tambang, biasanya gajinya mahal karena resikonya
besar. Bahan kimia di tempat kerja.
• Dapat berupa : kanker lambung dan kanker oesofagus
(tambang batubara dan vulkanisir karet), Cirhosis hati(alkohol,
karbon tetraklorida, trichloroethylene, kloroform)
• Disebabkan oleh bahan kimia
166

BEBERAPA CONTOH PENYAKIT AKIBAT KERJA

4. Penyakit Saluran Urogenital


• Dapat berupa : gagal ginjal (upa logam cadmium & merkuri
,pelarut organik, pestisida, carbon tetrachlorid), kanker
vesica urinaria (karet, manufaktur/bahan pewarna organik,
benzidin, 2-naphthylamin).
• Disebabkan bahan kimia.

6. Penyakit Hematologi (berkaitan dengan darah)


• Dapat berupa : anemia (Pb), leukimia (benzena)
• disebabkan bahan kimia
167

BEBERAPA CONTOH PENYAKIT AKIBAT KERJA

7. Penyakit Kardiovaskuler
• Disebabkan bahan kimia ditempat kerja
• Dapat berupa : jantung coroner (karbon disulfida, viscon
rayon, gliceril trinitrat, ethylene glicol dinitrat), febrilasi
ventricel (trichlorethylene).

8. Gangguan alat reproduksi


• Dapat berupa : infertilitas (ethylene bromida, benzena,
anasthetic gas, timbal, pelarut organic, karbon disulfida,
vinyl klorida, chlorophene), kerusakan janin (aneteses gas,
mercuri, pelarut organik) keguguran (kerja fisik)
• Disebabkan bahan kimia dan kerja fisik
• Ada penelitian, pekerja yg terpapar timbal yg berasal dari
asap pabrik, asap kendaraan, menjadikan pekerja mandul.
Khususnya laki-laki. Untuk wanita berakibat pada keguguran.
168

BEBERAPA CONTOH PENYAKIT AKIBAT KERJA


11. Gangguan mata
• Dapat berupa : rasa sakit (penataan pencahayaan),
conjungtivitis (sinar UV), katarak (infra merah), gatal
(bahan organik hewan, debu padi), iritasi non alergi (chlor,
formaldehid).
• Disebabkan faktor fisik, biologi.
• Nelayan sering katarak karena sering terpapar sinar
matahari. Sekarang menggunakan kacamata berlapis
timbal untuk mengurangi paparan.

12. Gangguan susunan saraf


• Dapat berupa : pusing, tidak konsentrasi, sering lupa,
depresi, neuropati perifer, ataksia serebeler dan penyakit
motor neuron (cat, carpet-tile lining, lab. Kimia, petrolium,
oli).
• Disebabkan bahan kimia
169

BEBERAPA CONTOH PENYAKIT AKIBAT KERJA

13. Stres
• Dapat berupa : neuropsikiatrik; ansietas, depresi
(hubungan kerja kurang baik, monoton, upah kurang,
suasana kerja tidak nyaman)
• Disebabkan faktor mental psikologi

14. Infeksi
• Dapat berupa : pneumonia (legionella pada AC),
leptospirosis (leptospira pada petani), brucellosis,
antrakosis (brucella, antrak pada peternak hewan).
• Disebabkan oleh faktor biologi
170

BEBERAPA CONTOH PENYAKIT AKIBAT KERJA

15. Keracunan
• Dapat berupa keracunan akut (CO, Hidrogen sulfida,
hidrogen sianida), kronis (timah hitam, merkuri, pestisida).
• Disebabkan oleh bahan kimia.
• Bisa juga karena makanan
171

Mencegah Penyakit Akibat Kerja dapat


dilakukan dengan berbagai upaya antara
lain :

 Pemeriksaan Kesehatan Berkala


 Pemeriksaan Kesehatan Khusus
 Pelayanan Kesehatan
 Penyediaan Sarana dan Prasarana serta
perbaikan tempat kerja yang lebih nyaman.
172

CARA DETEKSI
PENYAKIT AKIBAT KERJA
1. Monitoring Kesehatan Tenaga Kerja
• Riwayat penyakit
• Riwayat pekerjaan
• Pemeriksaan klinik
• Pemeriksaan laboratoris
• Pemeriksaan Rontgen
• Hubungan antara bekerja dan tidak bekerja dengan gejala
penyakit.
2. Monitoring Lingkungan Kerja
• Pemantauan personil (diukur dekat masuknya kontaminan)
• Pemantauan lingkungan kerja
• Pemantauan biologic
173

TUJUAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN


KERJA
 Mengendalikan faktor lingkungan kerja
 Pemeriksaan berkala terhadap tingkat pemaparan
lingkungan kerja
 Identifikasi potensi bahaya
 Memantau tingkat pemaparan pekerja terhadap bahan
berbahaya
 Mengevaluasi efektivitas upaya-upaya pengendalian
 Menjaga tempat kerja tetap aman dan sehat.
174

TATACARA PELAPORAN PENYAKIT AKIBAT KERJA

1. Permennaker No. Per. 01/Men/1981 tentang


Kewajiban Melapor PAK.
• Pasal 2 (a) : pengurus dan badan yang ditunjuk wajib melaporkan
secara tertulis kepada Kantor Binalindung Tenaga Kerja
setempat.
• Pasal 3 (a) : Laporan dilakukan dalam waktu paling lama 2 kali 24
jam setelah penyakit dibuat diagnosa.
2. Kepmannaker No. Kepts. 333/Men/1989 tentang
Diagnosa dan Pelaporan PAK
• Pasal 3 (3) : setelah ditegakkan diagnosis PAK oleh dokter
pemriksa maka wajib membuat laporan medik.
• Pasal 4 (a) :PAK harus dilaporkan oleh pengurus tempat
kerjayang bersangkutan selambat-lambatnya 2 kali 24 jam
kepada Kanwil Depnaker melalui Kantor Depnaker.
• Pasal 4 (b) : Untuk melaporkan PAK harus menggunakan bentuk
B2/F5, B3/F6, B8/F7.
DASAR KESELAMATAN
KERJA
TEORI KESELAMATAN KERJA
DEFINISI :
• Bidang kegiatan yang ditujukan untuk mencegah
semua jenis kecelakaan yang ada kaitannya dgn
lingkungan dan situasi kerja

KESELAMATAN KERJA MODERN :


• Bebas dari kecelakaan / kondisi sakit, luka / kerugian
• Pengontrolan kerugian
KECELAKAAN KERJA (ACCIDENT)
Suatu kejadian yang tidak diinginkan yang
merugikan terhadap manusia, harta benda &
kerugian thd proses
meliputi :
• kecelakaan industri
• kecelakaan perjalanan
Tindakan : investigasi
HAMPIR CELAKA (NEAR MISS)

• Suatu kejadian yang tidak diinginkan dengan


keadaan yang sedikit berbeda dari semestinya akan
menyebabkan bahaya thd manusia, harta benda &
kerugian thd proses
• Contoh : terpeleset, tersandung, salah mengambil
bahan kimia
• Tindakan : investigasi
INSIDEN (INCIDENT)
• Suatu kejadian yang tidak diinginkan yang dapat
& telah mengadakan kontak dengan sumber energi
melebihi nilai ambang batas
• Contoh : kenaikan temperatur mesin, debit air
dalam pipa meningkat, genangan oli
• Tindakan : emergency respon
POTENSI BAHAYA (HAZARD)
• Suatu keadaan yang memungkinkan / dapat
menimbulkan kecelakaan / kerugian berupa cedera,
penyakit, kerusakan & ketidakmampuan melaksanakan
fungsi yang telah ditetapkan
• Contoh : Mesin produksi, proses kerja, bahan baku,
limbah, produk, pekerja
• Tindakan : Pelaksanaan Program K3
DANGER
• Suatu kondisi yang dapat mengakibatkan peluang bahaya
yang sudah mulai tampak, sehingga memunculkan suatu
tindakan.
• Contoh : panel listrik, stop kontak
• Tindakan : upaya pengendalian permanen
RISIKO (RISK)
• Menyatakan kemungkinan terjadinya kecelakaan /
kerugian pada periode tertentu atau siklus operasi
tertentu
• Contoh : pecah ban, heat stress, keracunan makanan,
tersengat listrik, ngantuk, kelelahan , merokok
• Tindakan : upaya pencegahan / warning
TINDAKAN TIDAK AMAN
(UNSAFE ACT)

• Suatu pelanggaran terhadap prosedur keselamatan yang


memberi peluang terjadinya kecelakaan
• Contoh : tidak menggunakan APD , menjalankan forklift di
jalur yang salah
• Tindakan : komunikasi ,training, sanksi
KEADAAN TAK AMAN
(UNSAFE CONDITION)

• Suatu kondisi fisik / keadaan yang berbahaya yang


mungkin langsung dapat menimbulkan kecelakaan
• Contoh : ceceran pasir, kabel terkelupas
• Tindakan : emergency respon
DASAR HUKUM :
* UU NO 1 TAHUN 1970
* UU NO 13 TAHUN 2003
* UU NO 36 TAHUN 2009
SYARAT KESELAMATAN KERJA :
 MENCEGAH & MENGURANGI KECELAKAAN
 MENCEGAH, MENGURANGI &
MEMADAMKAN KEBAKARAN
 MENCEGAH & MENGURANGI BAHAYA
PELEDAKAN
 MEMBERI KESEMPATAN / JALAN
SELAMATKAN DIRI PD SAAT
KEBAKARAN/KEJADIAN BAHAYA
 MEMBERI PERTOLONGAN PADA
KECELAKAAN
 MEMBERI APD PADA PEKERJA
• MENCEGAH & MENGENDALIKAN : SUHU,
KELEMBABAN, DEBU, KOTORAN, ASAP, UAP,
GAS, HEMBUSAN ANGIN, CUACA KERJA,
RADIASI, SUARA & GETARAN
• MENCEGAH & MENGENDALIKAN TIMBULNYA
PAK, KERACUNAN, INFEKSI & PENULARAN
• MEMPEROLEH PENERANGAN YANG CUKUP &
SESUAI
• MENYELENGGARAKAN SUHU & LEMBAB
UDARA YANG BAIK
• MENYELENGGARAKAN PENYEGARAN UDARA
YANG CUKUP
• MEMELIHARA KESEHATAN, KEERSIHAN &
KETERTIBAN
 MEMPEROLEH KESERASIAN ANTARA
PEKERJA, ALAT KERJA, LINGKUNGAN, CARA
& PROSES KERJA
 MENGAMANKAN & MEMPERLANCAR
PENGANGKUTAN ORANG, BINATANG,
TANAMAN ATAU BARANG
 MENGAMANKAN & MEMELIHARA SEGALA
JENIS BANGUNAN
 MENGAMANKAN & MEMPERLANCAR
PEKERJAAN BONGKAR MUAT &
PENYIMPANAN BARANG
 MENCEGAH TERKENA ALIRAN LISTRIK
 MENYESUAIKAN & SEMPURNAKAN
PENGAMANAN PADA PEKERJAAN YANG
BAHAYA KECELAKAAN TINGGI
KONSEP DASAR PENCEGAHAN
KECELAKAAN KERJA
SEBAB-SEBAB KECELAKAAN
LOSS CAUSATION MODEL
KURANG SEBAB SEBAB INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG

TD CUKUP FAKTOR TINDAKAN MANUSIA


PROGRAM MANUSIA TAK KONTAK DG
STANDAR ENERGI / HARTA
STANDAR FAKTOR BAHAN BENDA
TUGAS KONDISI
APLIKASI TAK PROSES
PROGRAM STANDAR
PENYEBAB DASAR :
FAKTOR MANUSIA / PRIBADI
• KURANG KEMAMPUAN FISIK / MENTAL / PSIKOLOGI
• KURANG KETERAMPILAN / KEAHLIAN
• STRESS
• MOTIVASI TIDAK CUKUP / SALAH

FAKTOR KERJA / LINGKUNGAN


• TIDAK CUKUP KEPEMIMPINAN
• TIDAK CUKUP REKAYASA
• TIDAK CUKUP PERAWATAN
• TIDAK CUKUP STANDAR KERJA
PENYEBAB LANGSUNG :
• UNSAFE ACT
• UNSAFE CONDITION

MODERN SAFETY MANAGEMENT


• SUBSTANDARD PRACTICE
• SUBSTANDARD CONDITION
CONTOH SUBSTANDARD PRACTICE
• OPERASIKAN ALAT TANPA WEWENANG
• GAGAL MEMBERI PERINGATAN
• MEMBONGKAR SECARA SALAH
• BEKERJA DG KECEPATAN SALAH
• GUNAKAN ALAT RUSAK
• GUNAKAN ALAT DG CARA SALAH
• GAGAL MEMAKAI APD DG BENAR
• MENYUSUN SECARA SALAH
• MENGANGKAT SECARA SALAH
• POSISI KERJA SALAH
• MEMPERBAIKI ALAT YG HIDUP
• BERCANDA DI TEMPAT KERJA
• MABUK KRN ALKOHOL/OBAT KERAS
CONTOH SUBSTANDARD CONDITION
• PERALATAN PELINDUNG TDK MEMENUHI SYARAT
• BAHAN / ALAT RUSAK
• RUANG TERLALU SESAK/ SEMPIT
• SISTEM TANDA PERINGATAN KURANG MEMADAI
• HOUSEKEEPING BURUK
• LINGKUNGAN BERBAHAYA/ BERACUN
PENCEGAHAN
KECELAKAAN KERJA

YULIANI SETYANINGSIH
Konsep Penyebab kecelakaan kerja
Sebelum Revolusi Industri :
• Kecelakaan itu terjadi karena nasib semata-mata,
sehingga pada waktu itu belum ada usaha secara
rasional yang diarahkan untuk mencegah
kecelakaan.

Zaman Revolusi Industri tahun 1931 :


• Herbert W Heinrich memprakarsai teori dasar
penyebab dan pencegahan kecelakaan atau yang
dikenal dengan teori “Domino Kecelakaan”. Dia
mengatakan bahwa sebagian besar kecelakaan ( ±
80% ) disebabkan karena faktor manusia atau
dengan perkataan lain tindakan tidak aman dari
manusia.
Unsur Penyebab kecelakaan kerja
Ada 5 M penyebab kecelakaan kerja
• Manusia.
• Manajemen ( unsur pengatur ).
• Material ( bahan-bahan ).
• Mesin ( peralatan ).
• Medan ( tempat kerja / lingkungan kerja ).
Unsur manusia

» Tidak adanya unsur keharmonisan antar tenaga kerja


maupun dengan pimpinan.
» Kurangnya pengetahuan / keterampilan.
» ketidakmampuan fisik / mental.
» Kurangnya motivasi.
Unsur manajemen
• Kurang pengawasan.
• Struktur organisasi yang tidak jelas dan kurang tepat.
• Kesalahan prosedur operasi.
• Kesalahan pembinaan pekerja.
Unsur material

» Adanya bahan beracun / mudah terbakar.


» Adanya bahan yang mengandung korosif.
Unsur mesin
• Cacat pada waktu proses pembuatan.
• Kerusakan karena pengolahan.
• Kesalahan perencanaan.
Unsur Medan

» Penerangan tidak tepat ( silau atau gelap ).


» Ventilasi buruk dan housekeeping yang jelek.
Pencegahan Kecelakaan Kerja
Menurut Bennet NB Silalahi (1995), teknik pencegahan
kecelakaan harus didekati dari 3 aspek, yakni :
•Aspek Manusia
•Aspek perangkat keras
•Aspek perangkat lunak

Menurut Julian B. Olishifki (1985) bahwa aktivitas


pencegahan yang profesional adalah :
•Memperkecil (menekan) kejadian yang membahayakan
•Memberikan alat pengaman
•Memberikan pendidikan (training)
•Memberikan alat pelindung
Pencegahan Kecelakaan dengan
Pendekatan pada Aspek manusia
Pemilihan / penempatan pegawai secara tepat agar diperoleh
keserasian antara bakat dan kemampuan fisik pekerja dengan
tugasnya.
Pembinaan pengetahuan dan keterampilan melalui training
yang relevan dengan pekerjaannya.
Pembinaan motivasi agar tenaga kerja bersikap dan bertndak
sesuai dengan keperluan perusahaan.
Pengarahan penyaluran instruksi dan informasi yang lengkap
dan jelas.
Pengawasan dan disiplin yang wajar
Pencegahan Kecelakaan dengan pendekatan pada
perangkat keras
• Perancangan, pembangunan, pengendalian, modifikasi,
peralatan kilang, mesin-mesin harus memperhitungkan
keselamatan kerja.
• Pengelolaan penimbunan, pengeluaran, penyaluran,
pengangkutan, penyusunan, penyimpanan dan
penggunaan bahan produksi secara tepat sesuai dengan
standar keselamatan kerja yang berlaku.
• Pemeliharaan tempat kerja tetap bersih dan aman untuk
pekerja.
• Pembuangan sisa produksi dengan memperhitungkan
kelestarian lingkungan.
• Perencanaan lingkungan kerja sesuai dengan
kemampuan manusia.
Pencegahan Kecelakaan dengan Pendekatan
terhadap perangkat lunak
harus melibatkan seluruh level manajemen, antara lain

Penyebaran, pelaksanaan dan pengawasan dari safety policy.


Penentuan struktur pelimpahan wewenang dan pembagian
tanggung jawab.
Penentuan pelaksanaan pengawasan, melaksanakan dan
mengawasi sistem/prosedur kerja yang benar.
 Pembuatan sistem pengendalian bahaya.
Perencanaan sistem pemeliharaan, penempatan dan pembinaan
pekerja yang terpadu.
Penggunaan standard/code yang dapat diandalkan.
Pembuatan sistem pemantauan untuk mengetahui ketimpangan
yang ada.
Teori piramida kecelakaan menurut Frank
e Bird
Laporan kecelakaan kerja
• Mengumpulkan fakta-fakta (dengan cara peninjuan on the
spot, wawancara dan lain-lain) adalah bagian dari
pekerjaan berkaitan dengan pemeriksaan kecelakaan
kerja. Nilai dari perkerjaan ini ditentukan oleh
diterapkannya atau tidak “pengobatan” atau cara-cara
pencegahan agar kecelakaan kerja yang sama tidak
terjadi lagi di kelak kemudian hari.
2 aspek dalam pemeriksaan kecelakaan
a. Dasar Pemeriksaan
Menemukan penyebab dari kecelakaan dan kemudian segera mengadakan tindakan-
tindakan koreksi.
Dalam pemeriksaan ini dapat diterapkan teknik bertanya saat pemeriksaan sebagai
berikut:
Siapa ….. terluka?
Dimana ….. terjadi?
Bila ….. terjadi?
Apa ….. penyebab-penyebab penunjang dan langsung?
Mengapa ….. tindakan tidak aman atau kondisi tidak aman bisa terjadi (dibiarkan)?
b. Tindakan Koreksi
Tindakan koreksi ini juga harus berdasarkan atas kasus-kasus kecelakaan kerja masing-
masing.
Ada 4 macam tindakan koreksi:
• Engine revision: perbaikan terhadap mesin-mesin
• Persuation and peal including instructional: persuasi, himbuan, intruksi tentang cara kerja
yang aman.
• Personal adjusment: penempatan, pemindahan atau mutasi pegawai ke pekerjaan yang
sesuai.
• Disiplin: ini adalah tindakan koreksi yang paling penting berupa penerapan disiplin,
tindakan administrative dan sebagainya.
KESELAMATAN
KERJA &
PENCEGAHAN
KECELAKAAN
KULIAH DASAR K3
Ida Wahyuni-2020
Pengertian Keselamatan
• Persepsi umum mengenai keselamatan
(safety) adalah keadaan bebas dari bahaya,
dan diartikan secara mutlak (absolut).
• Pengertian keselamatan dalam operasi
industri adalah pengertian relatif.
Keselamatan adalah keadaan relatif bebas
dari bahaya, kecelakaan maupun kerusakan.
Operasi yang relatif dapat diterima ditinjau
dari segi risiko dan kerugian.
• Peraturan mengenai keselamatan
mengharuskan adanya standard minimum
keselamatan yang dapat diterima
berdasarkan standard yang disepakati.
Keselamatan Kerja

• Adalah: kondisi selamat pada tenaga kerja yang bertalian


dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses
pengolahannya, landasan tempat kerja, dan
lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan.
Keselamatan Kerja
Berdasarkan UU No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan
Kerja, keselamatan kerja adalah keselamatan yang
berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan
proses pengolahan, landasan kerja dan lingkungan kerja
serta cara-cara melakukan pekerjaan dan proses produksi.
Keselamatan Kerja
• Keselamatan kerja merupakan tugas semua orang yang
berada di perusahaan.
• Keselamatan kerja sebagai sarana utama dalam
mencegah terjadinya kecelakaan kerja yang dapat
menimbulkan kerugian.
Ruang lingkup keselamatan kerja diatur didalam
UU No.1 Tahun 1970 pada pasal 2:
• ruang lingkup keselamatan kerja meliputi segala tempat
kerja, baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di
dalam air maupun di udara, yang berada di dalam wilayah
kekuasaan hukum Republik Indonesia.
• Keselamatan Kerja menyangkut proses produksi dan
distribusi barang maupun jasa.
• Salah satu aspek penting sasaran keselamatan kerja
adalah penerapan teknologi (maju dan mutakhir).
Ruang lingkup keselamatan kerja diatur didalam
UU No.1 Tahun 1970 pada pasal 2:
• Keselamatan kerja merupakan kebebasan manusia dari
bahaya yang dapat merugikan perusahan baik dari segi
keselamatan, kesehatan, keamanan dan pencemaran
lingkungan.
• Keselamatan kerja juga sebagai minimasi kontak antara
manusia dan bahaya, dan terutama dihubungkan dengan
pencegahan orang terhadap bahaya yang dapat
mengakibatkan penderitaan fisik.
Tujuan Keselamatan Kerja yaitu :
• Melindungi tenaga kerja atas hak
keselamatannya dalam melakukan pekerjaan
untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan
produksi serta produktivitas nasional.
• Menjamin keselamatan setiap orang lain yang
berada di tempat kerja.
• Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan
secara aman dan efisien.
Syarat-syarat keselamatan kerja yaitu :

• Mencegah & mengendalikan : suhu, kelembaban,


debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin,
cuaca kerja, radiasi, suara & getaran
• Mencegah & mengendalikan timbulnya PAK,
keracunan, infeksi & penularan
• Memperoleh penerangan yang cukup & sesuai
• Menyelenggarakan suhu & lembab udara yang baik
• Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup
• Memelihara kesehatan, kebersihan & ketertiban
• Memperoleh keserasian antara pekerja, alat kerja,
lingkungan, cara & proses kerja
Syarat-syarat keselamatan kerja yaitu :

• Mengamankan & memperlancar pengangkutan orang,


binatang, tanaman atau barang
• Mengamankan & memelihara segala jenis bangunan
• Mengamankan & memperlancar pekerjaan bongkar muat
& penyimpanan barang
• Mencegah terkena aliran listrik
• Menyesuaikan & menyempurnakan pengamanan pada
pekerjaan yang memiliki bahaya kecelakaan tinggi.
Potensi-potensi bahaya yang mengancam
keselamatan pada pekerja, antara lain:
• Sektor pertanian:
• Modernisasi pertanian dengan penggunaan racun-racun hama &
pemakaian alat-alat baru (mekanisasi)
• Modernisasi perikanan dengan penggunaan bahan-bahan
penangkap ikan (peledak) & pemakaian alat-alat baru
• Subsektor kehutanan: keselamatan industri perkayuan.
• Sektor industri: keracunan bahan-bahan kimia,
kecelakaan-kecelakaan karena mesin,
kebakaran, ledakan, dll
• Sektor pertambangan: risiko-risiko khusus
akibat kecelakaan tambang. Pertambangan
minyak dan gas bumi termasuk daerah rawan
kecelakaan.
• Sektor Perhubungan:Kecelakaan lalu lintas,
bahaya potensial pada industri pariwisata.
225

PENCEGAHAN KECELAKAAN
(SETIAP KECELAKAAN ADA FAKTOR PENYEBAB)

Ida Wahyuni
Kuliah Dasar K3
FKM UNDIP 2020
226

Kecelakaan Kerja
• Kecelakaan:
adalah peristiwa yang tidak diharapkan, tidak
direncanakan, dapat terjadi kapan saja dan di mana saja,
dalam rangkaian peristiwa yang terjadi karena berbagai
sebab, yang mengakibatkan kerugian fisik (luka, sakit,
atau kehilangan nyawa) terhadap seseorang, rusaknya
harta milik perusahaan, terjadinya gangguan usaha atau
setiap kombinasi dari efek tersebut.
• Kecelakaan kerja:
adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak
terduga kedatangannya sehingga menimbulkan kerugian
baik waktu, harta benda, properti maupun korban jiwa
yang terjadi pada suatu proses kerja.
Kecelakaan Kerja

• Kecelakaan kerja : kecelakaan yang terjadi


ditempat kerja atau dalam hubungannya
dengan pekerjaan.
• Kecelakaan yang dialami oleh seorang
karyawan, semenjak ia meninggalkan rumah
kediamannya menuju ke tempat pekerjaan,
selama jam kerja dan istirahat, maupun
sekembalinya dari tempat kerjanya menuju
rumah kediamannya dengan melalui jalan
yang biasa di tempuh atau wajar.
228

Kecelakaan kerja mengandung unsur


sebagai berikut :

1. Tidak diduga semula


2. Tidak diinginkan atau diharapkan
3. Selalu menimbulkan kerugian dan kerusakan
Kerugian Kecelakaan
Kerugian yang bersifat ekonomis baik
langsung mapun tidak langsung seperti :
 Kerusakan mesin, peralatan, bahan dan
bangunan
 Biaya pengobatan dan perawatan korban
 Tunjangan kecelakaan
 Hilangnya waktu kerja
 Menurunnya jumlah maupun mutu produksi
Kerugian Kecelakaan …

Kerugian yang bersifat non ekonomis yaitu


berupa penderitaan manusia pada
umumnya dan korban pada khususnya:
• kematian,
• luka/cedera berat
• luka/cedera ringan
231

Menurut International Labour Organization


(1980) menjelaskan bahwa kecelakaan kerja di
klasifikasikan menurut:
 lokasi kejadian kecelakaan,
 jenis kecelakaan atau model cidera,
 agen penyebab atau objek kerja,
 jenis cidera atau luka,
 dampak atau akibat cidera,
 jenis pekerjaan tertentu,
 penyimpangan dari keadaan normal,
 dan lokasi tubuh yang terluka.
232

Kecelakaan kerja diindustri pada


pelaksanaannya dibagi menjadi 2 (dua)
kategori utama yaitu :

1. Kecelakaan Industri
Kecelakaan yang terjadi ditempat kerja karena ada
potensi bahaya yang tidak terkendali.
2. Kecelakaan didalam perjalanan
Kecelakaan yang terjadi diluar tempat kerja dalam
kaitannya dengan hubungan kerja.
Biaya-biaya Kecelakaan
BIAYA KECELAKAAN DAN PENYAKIT
• Pengobatan/ Perawatan
• Gaji (Biaya Diasuransikan)
$1
• Kerusakan gangguan
• Kerusakan peralatan dan perkakas
• Kerusakan produk dan material
• Terlambat dan ganguan produksi
$5 HINGGA $50 • Biaya legal hukum
• Pengeluaran biaya untuk penyediaan
BIAYA DALAM PEMBUKUAN:
KERUSAKAN PROPERTI fasilitas dan peralatan gawat darurat
(BIAYA YANG TAK • Sewa peralatan
DIASURANSIKAN) • Waktu untuk penyelidikan

• Gaji terus dibayar untuk waktu yang hilang


$1 HINGGA $3 • Biaya pemakaian pekerja pengganti dan/
BIAYA LAIN YANG atau biaya melatih
TAK DIASURANSIKAN • Upah lembur
• Ekstra waktu untuk kerja administrasi
• Berkurangnya hasil produksi akibat dari
sikorban
• Hilangnya bisnis dan nama baik
Faktor-faktor Kecelakaan

TENAGA
KERJA

KESEHATAN KESELAMATAN

BAHAN ALAT

LINGKUNGAN
235

 Kecelakaan kerja akan terjadi apabila terdapat faktor


penyebab secara bersamaan pada suatu tempat kerja
atau proses produksi.
 Penelitian menjelaskan bahwa kecelakaan kerja terjadi
bukan karena sendirinya tetapi oleh satu atau beberapa
faktor penyebab.
 Secara umum, penyebab kecelakaan kerja dapat
dikelompokkan sebagai berikut :
1. Sebab Dasar atau Asal Mula
2. Sebab Utama
236

1) Sebab Dasar atau Asal Mula

Sebab atau faktor mendasar secara umum terhadap


kejadian atau peristiwa kecelakaan.
Sebab dasar meliputi:
 Komitmen atau partisipasi manajemen
 Manusia atau pekerja
 Kondisi tempat kerja, sarana kerja dan lingkungan
kerja.
237

2) Sebab Utama
Sebab utama merupakan faktor dan persyaratan K3 yang
belum dilaksanakan secara benar (substandards).
Sebab utama meliputi :
 Faktor manusia atau unsafe actions
 Faktor Lingkungan atau Unsafe Condition
 Interaksi Manusia-Mesin dan Sarana Pendukung
Kerja yang Tidak Sesuai atau Unsafe Man-Machine
Interaction
238

Faktor manusia atau unsafe actions


Merupakan tingkah laku / tindakan yang berpotensi dapat
menimbulkan kecelakaan, antara lain :
 Mengoperasikan mesin/peralatan yang bukan menjadi tanggung
jawabnya
 Menggunakan peralatan yang tidak sesuai
 Bekerja sambil bergurau
 Bersikap acuh/masa bodoh
 Tidak mentaati prosedur
 Tidak memakai alat pelindung diri
 Melepaskan alat pengaman
 Menjalankan mesin melebihi kecepatan
 Mengangkat/mengangkut berlebihan
239

Faktor Lingkungan atau Unsafe Condition


Merupakan suatu kondisi yang berpotensi menimbulkan
kecelakaan, antara lain :
• Pengaman yang tidak sempurna
• Peralatan kerja yang rusak
• Tata kelola (housekeeping) yang jelek
• Penerangan yang kurang
• Lingkungan kerja dengan paparan B3 atau radiasi
• Tempat kerja yang kotor, licin dan bising
• Ruangan dengan ventilasi yang kurang
• APD yang tidak memenuhi standar
• Mesin atau alat kerja yang tidak cocok
• Suhu udara terlalu panas atau dingin
• Tidak adanya tanda peringatan (labelling)
240

Interaksi Manusia-Mesin dan Sarana


Pendukung Kerja yang Tidak Sesuai atau
Unsafe Man-Machine Interaction

 Interaksi antar manusia dengan sarana pendukung di


tempat kerja merupakan sumber penyebab terjadinya
kecelakaan.
 Apabila interaksi tidak sesuai, maka menyebabkan
suatu kesalahan yang mengarah kepada terjadinya
kecelakaan.
Manajemen Risiko
IDENTIFIKASI BAHAYA

KAJIAN RISIKO

PENGENDALIAN

KOMUNIKASI RESIKO

MONITORING KINERJA
Identifikasi Bahaya di Tempat Kerja
 Usaha untuk mengetahui, mengenal dan
memperkirakan adanya bahaya pada suatu sistem
(peralatan, unit kerja, prosedur).
 Perlunya identifikasi bahaya:
 Merupakan alat pemeriksa bahwa pengendalian bahaya
telah diterapkan dengan baik
 Laporan identifikasi bahaya akan memberikan landasan
dalam pengembangan Standard Operating Procedure
(SOP)
Kegunaan Identifikasi Bahaya
• Mengetahui bahaya-bahaya yang ada di tempat kerja
• Mengetahui potensi bahaya dan akibatnya
• Menunjukkan bahaya-bahaya tertentu telah diberikan
perlindungan
• Untuk analisis lebih lanjut
Tindakan Pengendalian Bahaya
1. Eliminasi Bahaya
2. Subsitusi
3. Reduksi (Pengurangan tingkat bahaya)
4. Redesain
5. Pemisahan / Isolasi
6. Administratif
7. Penyediaan Alat Keselamatan
8. Penyediaan Alat Peringatan
9. Penyediaan Prosedur Keselamatan
10. Penyediaan Alat Pelindung Diri (APD)
245
Oleh : Yuliani Setyaningsih
Berasal dari kata yunani :
Ergon : kerja
Nomos : peraturan

paduan dari berbagi disiplin ilmu (anatomi, fisiologi, psikologi)

BATASAN :
Ilmu yang penerapannya mengupayakan kenyamanan kerja
secara optimal melalui penserasian pekerjaan dan lingkungan
kerja dengan manusia

Kondisi pekerjaan lebih manusiawi


Bekerja :
Utk meningkatkan tingkat kesejahteraan tetapi sering
tidak sesuai dengan harapan

Karena :
Beban kerja berlebih
Beban tambahan ( kondisi lingkungan yang tidak penuhi
syarat)
Mesin yang tidak sesuai dengan kemampuan manusia
• SASARAN
Seluruh naker dengan tujuan mencapai tingkat produksi
tinggi/maksimal memalui pedayagunaan manusia secara
optimal

• RUANG LINGKUP
1. Faktor manusia dalam ergonomi
2. Pembebanan kerja fisik
3. antropometri tenaga kerja
4. sikap kerja dan alat kerja
5. psikologi kerja
6. pengendalian lingkungan kerja
7. pengorganisasian kerja
8. peningkatan efisiensi kerja
Bila penerapan terabaikan :
Kelelahan & penurunan daya kerja
Pekerjaan kurang menarik &
membosankan
Kecelakaan kerja dan Penyakit
Akibat kerja
1. Faktor manusia dalam ergonomi
Faktor manusia sebagai suatu sumber daya
- Ind butuh byk tenaga manusia
Manusia sebagai information processor, dng adanya
mesin manusia mjd operator shg perlu ketrampilan untuk
mengurangi kebosanan
Manusia sebagai bagian dari suatu sistem
Sistem manusia-mesin
Sistem manusia - mesin
Nyaman & sesuai efisiensi kerja
Perlu : perencanaan awal melihat kelebihan
dan keterbatasan manusia

Misal :
1. Informasi harus komunikatif
2. Tombol & alat pengendali baik
3. Standar pengukuran antropometri sesuai dengan pekerjaan
2. Pembebanan kerja fisik

• < 30-40 % kemampuan maksimum pekerja dalam 8


jam sehari
• Kemampuan maksimum :
denyut nadi tidak lebih 30 - 40 x permenit di atas denyut
nadi sebelum kerja
• Kerja fisik/kerja otot : kerja otot statis & kerja otot
dinamis
• Kerja otot statis : kerja otot yang menetap utk periode
waktu tertentu secara kontinu, yg menyebabkan
pembuluh darah tertekan , peredaran darah berkurang
shg timbul asam laktat dan kelelahan
• Kerja otot dinamis : kerja otot yang ritmis dan berirama,
pengerutan dan pengendoran silih berganti, darah
dipompa sesuai dengan kontraksi otot
3. Antropometri tenaga kerja
• Antropometri adalah ukuran-ukuran tubuh manusia
secara alamiah, berfungsi dalam melakukan aktivitas,
baik secar statis maupun secara dinamis
• Ukuran antropometri berbeda-beda tergantung dari :
faktor keturunan, lingkungan, jenis kelamin, dll
Ukuran Antropometri Tubuh

Ukuran berdiri Ukuran duduk


• tinggi badan berdiri • Tinggi duduk
• Tinggi bahu • Panjang lengan atas
• Tinggi siku • Panjang lengan bawah
• Tinggi panggul & tangan
• Depa • Jarak lekuk lutut-grs
• Panjang lengan
punggung
• Jarak lekuk lutut-
telapak
3. Sikap kerja & Peralatan kerja
Sikap tubuh dalam bekerja
sikap tidak alamiah harus dihindari

jika tidak mungkin : usahakan beban statis minimum


3. Mengangkat dan mengangkut
• Faktor yang berpengaruh : beban, intensitas, jarak, lingk,
ketrampilan, alat bantu
• Harus penuhi prinsip kinetis :
a. beban menekan pd otot tungkai,
bukan pada otot tl. Belakang
b. momentum gerak badan
dimanfaatkan untuk awali gerakan
• Perhatikan !!
pegangan, posisi lengan, posisi punggung &
posisi kaki
Keadaan Kerja Sambil berdiri
• Tinggi optimum are kerja adalah 5-10 cm di bawah tinggi
siku
• Pekerjaan yang lebih membutuhkan ketelitian, tinggi meja
10-20 cm lebih tinggi dari siku
• Pekerjaan yang memerlukan penekanan dengan tangan,
tinggi meja 10 -20 cm lebih rendah dari siku
Contoh gambar stasiun kerja
Contoh bekerja sambil berdiri
5. Psikologi Kerja
• Ilmu yang mempelajari & menerapkan aspek
psikologi pada setiap pekerjaan yg dpt memberikan
gairah , semangat, prestasi kerja shg tercipta
suasana kerja yg nyaman, sehat, aman & semangat
shg produktivitas meningkat
• Masalah psi kerja : kebosanan, ketidakpuasan,
hubungan antar teman atau dng atasan tdk baik,
kurangnya motivasi kerja, kondisi lingk kerja buruk
• timbulkan stress kerja
• Perlu musik dan dekorasi :
jenis, saat, lama, intensitas, sifat pekerjaan
dekorasi : jarak, kejiwaan, suhu
6. Pengendalian Lingkungan Kerja
faktor teknis : rancangan tempat kerja, arus barang, alat
angkut, alat keselamatan
Faktor lingk kerja , mis (1)faktor fisik :Iklim kerja/tekanan
panas, kebisingan, penerangan, ventilasi, getaran(2)
faktor kimia (3) faktor biolog, dsb
Faktor manusia : kelalaian, kurang hati-hati, kurang
trampil, pngalaman, informasi kerja
7. PENGORGANISASIAN KERJA
Waktu kerja (6-8 jam)
Istirahat (1/2 jam sesudah 4 jam)
Shift (istirahat 36 jam setelah shift malam)
Perhatikan waktu makan dan ibadah
8. KEBUTUHAN KALORI
Konsumsi kalori sesuaikan dengan jenis pekerjaan
Perhatikan waktu & frekuensi
9. KELELAHAN
mekanisme perlindungan tubih agar terhindar dari
kerusakan tubuh & perlu proses pemulihan
sebab :
- monotoni kerja
- beban kerja berlebih
- lingk. kerja jelek
- gangguan kesehatan
- gizi buruk

You might also like