Konsorsium Bakteri
Konsorsium Bakteri
Konsorsium Bakteri
CURRENT BIOCHEMISTRY
ISSN: 2355-7877
Homepage: http://biokimia.ipb.ac.id
E-mail: [email protected]
1
Department of Biochemistry, Bogor Agricultural University, Bogor, 16680, Indonesia
Corresponding author: Agus Setiawan; Departemen Biokimia, Jl. Agatis Gd. Fapet Lt. 5, Wing 5, Bogor 16680; Telp/
Fax. +62251-8423267; E-mail: [email protected]
ABSTRACT
Application of organic fertilizer today has become a necessity, benefits can be felt by farmers
using organic fertilizers because increasing content of organic matter and soil nutrition so that in
creased productivity of agricultural land. Golden snail (Pomacea canaliculata) was introduced to
Asia in the 1980s from South America as a potential food for humans. Nutritional content of golden
snails when added to other ingredients can be a good growth medium for growth of various types
of bacteria (consortium) as basic ingredients of liquid organic fertilizer (Bio-fertilizer). Bio-ferti
lizer was made from golden snail plus bacterial consortium followed by isolation and calculation of
bacterial colonies that grow, test activity of phosphate solvent, nitrogen fixation and effectiveness
of Ciherang rice flowering. Bio-fertilizer applications made in combination with solid organic fer
tilizers significantly increase plant height, number of tillers, multiply and accelerate flowering of
Ciherang rice.
Keywords: bacterial consortium, bio-fertilizer, Ciherang rice, nitrogen fixation, Golden Snail
ABSTRAK
Aplikasi pupuk organik saat ini sudah menjadi suatu keniscayaan, manfaat dapat dirasakan
petani dengan menggunakan pupuk organik karena meningkatnya kandungan bahan organik dan
nutrisi tanah sehingga meningkatkan produktivitas lahan pertanian. Keong mas (Pomacea canalicu
lata) diperkenalkan ke Asia pada tahun 1980an dari Amerika Selatan sebagai makanan potensial
bagi manusia. Kandungan nutrisi Keong mas bila ditambahkan bahan lainnya bisa menjadi media
pertumbuhan yang baik untuk pertumbuhan berbagai jenis bakteri (konsorsium) sebagai bahan dasar
pupuk organik cair (Bio-fertilizer). Bio-fertilizer dibuat dari keong mas ditambah konsorsium bakteri
91
Setiawan - Biofertilizer Konsorsium Bakteri dan P. canliculata Pada Pembungaan Padi
yang selanjutnya dilakukan isolasi dan perhitungan jumlah koloni bakteri yang tumbuh, pengujian
aktivitas pelarut fosfat, fiksasi nitrogen dan keefektifannya pada pembungaan padi Ciherang. Ap
likasi Bio-fertilizer yang dibuat dikombinasikan dengan pupuk organik padat secara signifikan me
ningkatkan tinggi tanaman, jumlah anakan, memperbanyak serta mempercepat pembungaan padi
Ciherang.
Kata kunci: konsorsium bakteri, Bio-fertilizer, padi Ciherang, fiksasi nitrogen, Pomacea canalicu
lata
92
Curr. Biochem. 2016. 3 (2): 91 - 101
93
Setiawan - Biofertilizer Konsorsium Bakteri dan P. canliculata Pada Pembungaan Padi
Isolasi Bakteri Rhizobium sp. dikator diamati daerah bening (holozone) yang
Bio-fertilizer hasil pengenceran 10-3 , 10- mengelilingi koloni bakteri yang berarti isolat
4
dan 10-5 diambil masing-masing 0.1 ml dituang tersebut mampu melarutkan fosfat (Saraswati et
dan disebar merata di atas permukaan media al. 2007).
Yeast Mannitol Agar (YMA), diinkubasi pada
suhu ruang selama 7 x 24 jam. Indikator diamati Uji Kemampuan Menambat Nitrogen galur
daerah bening (holozone) yang terbentuk yang Bacillus sp.
berarti Bio-fertilizer tersebut positif mengan Uji kualitatif kemampuan fiksasi N2
dung bakteri Rhizobium sp, dan dihitung jumlah strain Bacillus sp dilakukan dengan menumbuh-
koloni bakteri yang tumbuh. kan bakteri tersebut pada media Nitrogen Free
Broth (NFB). Sebanyak 100 μl suspensi isolat
Isolasi Bakteri Pseodomonas sp. dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi
Bio-fertilizer hasil pengenceran 10-3 , 10- media NFB dan diinkubasi selama 5-7 hari. In-
4
dan 10-5 diambil masing-masing 0,1 ml dituang dikator yang diamati yaitu partikel putih yang
dan disebar merata di atas permukaan media terbentuk di permukaan media. Uji kuantitatif
Kings B, inkubasi pada suhu ruang selama 24-48 diamati secara tidak langsung melalui reduksi
jam. Indikator diamati daerah bening (holozone) asetilen menjadi etilen menggunakan Gas Chro
yang terbentuk yang berarti Bio-fertilizer terse-
matografi (GC) (Gothwal et al. 2007).
but positif mengandung bakteri Pseodomonas
sp, dan dihitung jumlah koloni bakteri yang
Uji Efektifitas Bio-fertilizer pada Pembu
tumbuh.
ngaan Padi Ciherang dalam Rumah Kaca
94
Curr. Biochem. 2016. 3 (2): 91 - 101
Parameter pertumbuhan
Pengamatan pertumbuhan dilakukan ter-
hadap tinggi tanaman (diukur dari tanah hingga
daun terpanjang) dan jumlah anakan.
95
Setiawan - Biofertilizer Konsorsium Bakteri dan P. canliculata Pada Pembungaan Padi
96
Curr. Biochem. 2016. 3 (2): 91 - 101
1 2 3
Gambar 5 Hasil penumbuhan BPF pada media Gambar 6 Bacillus sp. yang ditumbuhkan pada
Pikovskaya pada pengenceran 10-4 dan pengulangan 1, 2 dan 3 pada media
10-5 NFB
tinggi tanaman pada perlakuan diberi Bio-fer bahan lain dapat menjadi media tumbuh yang
tilizer diperkaya bakteri ditambah dengan POP baik untuk pertumbuhan berbagai jenis bakteri
(P3) setinggi 87 cm. (konsorsium) sebagai bahan dasar untuk Bio-
Efektifitas Bio-fertilizer terlihat pada fertilizer. Pertumbuhan bakteri dalam Bio-fer
tinggi tanaman, jumlah anakan dan pembungaan tilizer sebesar 5.7 x 107 cfu/ml, jumlah tersebut
pada perlakuan diberi Bio-fertilizer diperkaya memenuhi syarat untuk jumlah minimum per-
bakteri ditambah dengan POP (P3) berbeda tumbuhan bakteri yang disyaratkan pemerintah
nyata dengan perlakuan tanpa diberi pupuk sesuai Permentan No. 70 tahun 2011.
Pertumbuhan jumlah bakteri Bacillus
(P0), namun dengan perlakuan diberi Bio-ferti
sp. dari Bio-fertilizer yang dibuat sebesar 3.8
lizer tanpa diperkaya bakteri (P1) tidak berbeda
x 106 cfu/ml, seleksi awal bakteri Bacillus sp.
nyata.
dilakukan dengan perlakuan heatshock pada air
panas ± 90 °C selama ± 2 menit pada sampel
4. PEMBAHASAN
hasil pengenceran yang bertujuan untuk seleksi
Kandungan nutrisi keong mas (Poma awal isolasi. Bacillus sp. akan tahan terhadap
cea canaliculata) bila ditambah dengan bahan- pemanasan karena memiliki struktur endospora,
Tabel 1 Hasil analisis Isolasi dan jumlah koloni konsorsium bakteri pada Bio-fertilizer yang dibuat
Parameter
Jumlah Koloni
Jenis Bakteri Bentuk Warna Gram
(CFU ml-1)
TPC 5.7 x 107 Batang Krem susu Positif
Bacillus sp. 3.8 x 106 Batang Krem Positif
Rhizobium sp. 0 - - -
Pseodomonas sp. 0 - - -
Lactobacillus sp. > 1.0 x 105 Batang Putih Susu Positif
BPF 6 x 105 Batang Krem Positif
Bakteri penambat N2 0 - - -
CFU ml-1 , Colony Forming Unit per mililiter
97
Setiawan - Biofertilizer Konsorsium Bakteri dan P. canliculata Pada Pembungaan Padi
A B
100 35 P0
Tinggi tanaman (cm)
80 30 P1
Jumlah anakan
25
60 P2
20
40 15 P3
10 P4
20
5
0 0
14 28 42 56 70 14 28 42 56 70
Umur Tanaman (HST) Umur Tanaman (HST)
Gambar 7 Pertumbuhan tinggi padi Ciherang (A) dan jumlah anakan (B) tanaman padi Ciherang 14 – 70
hari setelah tanam (HST)
sedangkan bakteri lain mati. Isolat tersebut ke- babkan karena dalam pembuatan Bio-fertilizer
mudian diamati karakter koloninya secara vi- ini ditambahkan pula bakteri Lactobacillus sp.
sual dengan pewarnaan Gram. Hasil pewarnaan yang mempunyai karakteristik menghasilkan
Gram dan spora menunjukkan sel bakteri bersi- asam laktat (Salminen et al. 2004), sehingga
fat Gram positif, berbentuk batang dengan uku- produk akhir dari Bio-fertilizer yang dibuat me-
ran dan penataan yang berbeda serta memiliki miliki keasaman yang tinggi dengan pH 3.8,
endospora dengan bentuk dan letak yang berva- sedangkan sifat dari bakteri Rhizobium sp. dan
riasi. Pseodomonas sp. tidak akan tumbuh pada kon-
Isolasi bakteri Rhizobium sp. dan Pse disi asam (Astuti et al. 2006).
odomonas sp. dari Bio-fertilizer yang dibuat Bakteri pelarut fosfat (BPF) merupakan
diperoleh jumlah koloni nol, artinya tidak ada kelompok bakteri tanah yang memiliki kemam-
bakteri Rhizobium sp. dan Pseoudomonas sp. puan melarutkan P yang terfiksasi dalam tanah
yang tumbuh pada Bio-fertilizer itu, hal ini dise- dan mengubahnya menjadi bentuk yang tersedia
98
Curr. Biochem. 2016. 3 (2): 91 - 101
sehingga dapat diserap tanaman. Genus Pseudo Kesimpulan yang dapat diambil dari
monas sp.dan Bacillus sp. memiliki kemampuan penelitian ini adalah pertumbuhan jumlah bak-
yang paling besar dalam melarutkan fosfat tak teri, bakteri Bacillus sp. dan bakteri pelarut fos-
larut menjadi bentuk larut dalam tanah. Pelaru- fat (BPF) sesuai dengan ketentuan Permentan
tan ini disebabkan oleh adanya sekresi asam No. 70 Tahun 2011 yang mensyaratkan teknis
organik bakteri tersebut seperti asam formiat, minimal pupuk hayati majemuk cair jumlah
asam asetat, asam propionat, asam laktat, asam bakteri sebesar > 107 dan positif untuk bakteri
glikolat, asam glioksilat, asam fumarat, asam Bacillus sp. dan BPF. Bakteri Rhizobium sp. dan
tartarat, asam ketobutirat, asam suksinat, dan Pseodomonas sp. tidak dapat tumbuh karena
asam sitrat (T. Sivakumar 2014). Hasil analisis kondisi asam yang timbul dari bakteri Lactoba
populasi koloni Bakteri pelarut fosfat (BPF) cillus sp. Efektifitas Bio-fertilizer yang dihasil-
dan kemampuannya dalam melarutkan fosfat kan dapat lebih baik apabila dikombinasikan
tak larut di media pikovskaya padat pada Sam- dengan Pupuk Organik padat.
pel Bio-fertilizer yang dibuat diperoleh jumlah
koloni sebesar 6 x 105 cfu/ml, jumlah tersebut 5. UCAPAN TERIMA KASIH
cukup efektif untuk Bio-fertilizer (S. Widawati
Ucapan terima kasih ditujukan kepada
2015).
analis dan staf Laboratorium Mikrobiologi
Hasil uji kemampuan fiksasi nitrogen
Departemen Biologi Fakultas MIPA Institut
galur Bacillus sp. dilakukan secara kualitatif de
Pertanian Bogor dan Rumah Kaca Cikabayan
ngan menumbuhkan isolat bakteri tersebut pada
Institut Pertanian Bogor yang telah memberikan
media Nitrogen Free Broth (NFB), perlakuan
bantuan dan arahan selama penelitian.
tersebut dilakukan pengulangan sebanyak tiga
kali dan ternyata tidak ditemukan adanya par-
6. DAFTAR PUSTAKA
tikel putih pada permukaan tabung reaksi yang
Alam G. 2002. Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)
menunjukkan galur tersebut tidak tumbuh dalam
sebagai bioassay dalam isolasi senyawa bio-
media tersebut sehingga analisa kuantitatif un- aktif dari bahan alam. Majalah Farmasi dan
tuk efektifitas fiksasi N2 pada Bio-fertilizer yang Farmakologi. 6(2):432-435.
dibuat tidak dilanjutkan. Awad T, Helgason T, Kristbergsson K, Decker EA,
Hasil uji aplikasi Bio-fertilizer pada Weiss J, McClements DJ. 2008. Solid lipid
nanoparticles as delivery systems for bio-
pembungaan padi Ciherang menunjukkan kom-
active food components. Food Biophysics.
binasi Bio-fertilizer diperkaya konsorsium bak- 3:146–154.
teri dan pupuk organik padat pada perlakuan Banerjee M, Tripathi LM, Srivastava VM, Puri A,
P3 secara nyata meningkatkan tinggi tanaman, Shukla R. 2003. Modulation of inflamma-
jumlah anakan, dan memperbanyak serta mem- tory mediators by ibuprofen and curcumin
treatment during chronic inflammation in
percepat pembungaan pada padi Ciherang, se-
rat. Immunopharmacol. Immunotoxicol.
hingga efektifitas dari Bio-fertilizer yang dibuat 25:213–224.
dapat lebih baik apabila dikombinasi dengan
pupuk organik padat.
99
Setiawan - Biofertilizer Konsorsium Bakteri dan P. canliculata Pada Pembungaan Padi
Bhardwaj V. and Kumar MNVR. 2006. Nanoparticle Huda M. 2012. Pembuatan nanopartikel lipid padat
technology for drug delivery; Polymeric untuk meningkatkan laju disolusi kurkumin
nanoparticles for oral drug delivery. Tay- [Skripsi]. Depok: Universitas Indonesia.
lor and Francis Group. New York. E-book.
Jayaprakasha GK, Jaganmohan RL, Sakariah KK.
http://ajprd.com/downloadebooks_pdf/49.
2002. Improved HPLC method for the deter-
pdf.
mination of curcumin, demethoxycurcumin
Basnet P and Basnet NS. 2012. Curcumin: A and bisdemethoxycurcumin. J Agric Food
Challenge in cancer treatment-A review. Chem. 50:3668–3672.
JNPA.26(1):19-47.
Jayaprakasha GK, Rao LJ, Sakariah KK. 2006. An-
Cahyono B, Huda MDK, Limantara L. 2011. Penga- tioxidant activities of curcumin, demethoxy
ruh proses pengeringan rimpang temulawak curcumin and bisdemethoxycurcumin. Food
(Curcuma xanthorriza roxb) terhadap kan chemistry. 98: 720-724.
dungan dan komposisi kurkuminoid. Reak
tor. 13(3):165-171. Laitinen ML, Julkunen-Tiitto R, Tahvanainen J, Hei-
nonen J, Rousi M. 2005. Variation in birch
Carballo J, Hernandez-Inda ZL, Perez P, and Garcia-
(Betula pendula) shoot secondary chemistry
Gravalos MD, 2002. A comparison between
due to genotype, environment, and ontogeny.
two brine shrimp assays to detect in vitro cy-
J. Chem. Ecol. 31:697717.
totoxicity in marine natural products. BMC
Biotechnology. 2(1): 17 pp. Lerdau, M. 2002. Benefits of the carbon-nutrient
balance hypothesis. OIKOS 98:534-536.
Dewantari KT, Yuliani S, Yasni S. 2013. Ekstraksi
dan karakterisasi nanopartikel ekstrak sirih Li Y, Gao J, Zhong Z, Hoi P, Lee SM, Wang Y. 2013.
merah (Piper crocatum). Jurnal Pasca Pa Bisdemethoxycurcumin suppresses MCF-7
nen. 10(2):58-65. cells proliferation by inducing ROS accu-
Dhule SS, Penfornis P, Frazier T, Walker R, Fieldman mulation and modulating senescence-re-
J, Tan G, He J, Alb A, John V, Pochampally lated pathways. Pharmacological Reports.
R. 2012. Kurkumin-loaded gamma(γ)-cyclo- 65:700-709.
dextrin liposomal nanoparticles as delivery Lim GP, Chu T, Yang F, Beech W, Frautschy SA,
vehicles for osteosarcoma. Nanomedicine: Cole GM. 2001. The curry spice curcumin
Nanotechnology, Biology, and Medicine. reduces oxidative damage and amyloid pa-
8:440-451. thology in an alzheimer transgenic mouse. J.
Ekambaram P, Sathali AAH, Priyanka K. 2012. Sol- Neurosci. 21:8370–7.
id lipid nanoparticles: A review. Sci. Revs. Luo Y, Chen D, Ren L, Zhao X, Qin J. 2006. So
Chem. Commun. 2(1):80-102. lid lipid nanoparticle for enhancing vinpo-
Ekaputra HR. 2013. Optimisasi dan karakterisasi cetine’s oral bioavibility. Journal of Con
nanokurkuminoid tersalut asam palmitat trolled Release. 114:53-59.
[Skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Matsuda H, Tewtrakul S, Morikawa T, Nakamura
Faraouq. 2003. Ekstrak sebagai salah satu pengem- A. 2004. Anti-allergic principles from thai
bangan bentuk obat tradisional. Dalam: Pro- zedoary: structural requirements of curcumi-
siding Seminar Nasional Tumbuhan Obat noids for inhibition of degranulation and
Indonesia XXIII. Jakarta. Hal: 45-52. effect on the release of TNF-a and IL-4 in
Hwang, J.K. 2006. Xanthorrizol; A new bioactive RBL-2H3 cells. Bioorg. Medicinal Chem.
natural compound. Departement of Biotech- 12:5891-5898.
nology, Yonsei University, Yonsei. Maulia P. 2014. Aktivitas antiinflamasi sediaan
nanopartikel ekstrak kurkuminoid temu-
lawak tersalut asam palmitat secara in vivo
[Skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
100
Curr. Biochem. 2016. 3 (2): 91 - 101
Meyer UN, Ferigni NR, Putnam JE, Jacobsen LB, Simanjuntak P, Rachman F, Logawa ED, Hegartika
Nichols DE, and McLaughlin JL. 1982. H. 2008. Aktivitas antioksidan ekstrak tung-
Brine Shrimp: A convenient general bioassay gal dan kombinasinya dari tanaman Curcu
for active plant constituents. Planta Medica. ma spp. Jurnal Ilmu Kefarmasian Indone
45:31-34. sia. 2(6):69-74.
Mishra, P. 2009. Isolation, spectroscopic character- Sonaje K, Italia JL, Sharma G, Bhardwaj V, Tikoo
ization and molecular modeling studies of K, Kumar MN. 2007. Development of bio-
mixture of Curcuma longa, ginger and seeds degradable nanoparticles for oral delivery
of fenugreek. IJPR. 1(1):79-95. of ellagic acid and evaluation of their anti-
oxidant efficacy against cyclosporine A-in-
Mujib MA. 2011. Pencirian nanopartikel kurkumi-
duced nephrotoxicity in rats. Pharm Res.
noid tersalut lemak padat [tesis]. Bogor: In-
24:899-908.
stitut Pertanian Bogor.
Sutrisno, Sukarianingsih D, Saiful M, Putrika A, Ku-
Nurcholis W, Ambarsari L, Sari NLPE, Darusman
sumaningtyas DI. 2008. Curcuminoids from
LK. 2012. Curcuminoid contents, antioxidant
Curcuma xanthorriza Roxb: Isolation, cha
and anti-inflammatory activities of Curcuma
racterization, identification, and analysis of
xanthorrhiza RoxB. and Curcuma domestica
antioxidant activity. Proceedings of the first
Val. promising lines from Sukabumi of In-
international symposium on temulawak. Bo-
donesia. Prosiding Seminar Nasional Kimia.
gor, 27–29 Mei 2008.
Surabaya, 25 Pebruari 2012.
Tsuda Akira and Gehr Peter. 2015. Nanoparticles in
Parhi R, Suresh P. 2010. Production of solid lipid
the lung environmental exposure and drug
nanoparticles-drug loading and release
delivery. CRC Press. Amerika Serikat. E-
mechenism. JCPR. 2:211–227.
book.https://onlybooks.org/nanoparticles-
Permasku G. 2014. Aktivitas inhibisi enzim α-glu- in-the-lung-environmental-exposure-and-
kosidase dan sitotoksisitas ekstrak kurku- drug-delivery-18241.
minoid rimpang temulawak dari berbagai
Waghmare AS, Grampurohit ND, Gadhave MV,
aksesi (in vitro) [skripsi]. Bogor: Institut
Gaikwad DD, Jadhav SL. 2012. Solid lipid
Pertanian Bogor.
nanoparticle: A promising drug delivery
Piantino CB, Salvadori FA, Ayres PP, Kato RB, system. International Research Journal of
Srougi V, Leite KR, Srougi M. 2009. An Pharmacy. 4(3):100-107.
Evaluation of the Anti-neoplastic Activity
Wahid MBR. 2013. Aktivitas antioksidan nanokurku-
of Kurkumin in Prostate Cancer Cell Lines.
minoid varietas temulawak asal balitro pada
International Braz J Urol. Vol. 35 (3): 354-
hati tikus jantan sprague dawley [Skripsi].
361.
Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Pothitirat W and Gritsanapan W. 2005. Quantitative
Wijayanto EA. 2013. Kandungan kurkuminoid dan
analysis of curcumin, demethoxycurcumin
daya antioksidan aksesi temulawak (Cur
and bisdemethoxycurcumin in the crude
cuma xanthorrhiza roxb.) asal Sukabumi
curcuminoid extract from Curcuma longa
[Skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
in thailand by tlcdensitometry. MUJ Pharm
Scien.32(1-2): 23-30. Yadav V, Vinay P, Sarasija S, Yadav S. 2009. Kur-
kumin loaded palmitic acid microparticles.
Shah R, Eldridge D, Palombo E, Harding I. 2014.
InPharm Communique. 1:15.
Optimisation and stability assessment of so
lid lipid nanoparticles using particle size Yen FL, Wu TH, Lin LT, Cham TM, Lin CC. 2008.
and zeta potential. Journal of Physical Sci Nanoparticles formulation of Cucuta chi
ence. 25(1):59–75. jnensis prevents acetaminophen-induced
hepatotoxicity in rats. Food and Chemical
Toxicology. 46:1771–1777.
101