Konsorsium Bakteri

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

Current Biochemistry

Volume 3 (2): 91 - 101, 2016

CURRENT BIOCHEMISTRY
ISSN: 2355-7877
Homepage: http://biokimia.ipb.ac.id
E-mail: [email protected]

Application of Liquid Organic Fertilizer (Bio-fertilizer) Enriched Consortium


Bacteria and Golden Snail (Pamoacea canliculata) in Ciherang Rice Flowering
(Aplikasi pupuk organik cair (Bio-fertilizer) diperkaya konsorsium bakteri dan keong mas
(Pamoacea canliculata) pada pembungaan padi Ciherang)
Agus Setiawan1*, Maria Bintang1, Syamsul Falah1

1
Department of Biochemistry, Bogor Agricultural University, Bogor, 16680, Indonesia

Received : 26 April 2016; Accepted: 5 July 2016

Corresponding author: Agus Setiawan; Departemen Biokimia, Jl. Agatis Gd. Fapet Lt. 5, Wing 5, Bogor 16680; Telp/
Fax. +62251-8423267; E-mail: [email protected]

ABSTRACT

Application of organic fertilizer today has become a necessity, benefits can be felt by far­mers
using organic fertilizers because increasing content of organic matter and soil nutrition so that in­
creased productivity of agricultural land. Golden snail (Pomacea canaliculata) was introduced to
Asia in the 1980s from South America as a potential food for humans. Nutritional content of golden
snails when added to other ingredients can be a good growth medium for growth of various types
of bacteria (consortium) as basic ingredients of liquid organic fertilizer (Bio-fertilizer). Bio-ferti­
lizer was made from golden snail plus bacterial consortium followed by isolation and calculation of
bacterial colonies that grow, test activity of phosphate solvent, nitrogen fixation and effectiveness
of ­Ciherang rice flowering. Bio-fertilizer applications made in combination with solid organic fer­
tilizers significantly increase plant height, number of tillers, multiply and accelerate flo­wering of
Ciherang rice.

Keywords: bacterial consortium, bio-fertilizer, Ciherang rice, nitrogen fixation, Golden Snail

ABSTRAK

Aplikasi pupuk organik saat ini sudah menjadi suatu keniscayaan, manfaat dapat dirasakan
petani dengan menggunakan pupuk organik karena meningkatnya kandungan bahan organik dan
nutrisi tanah sehingga meningkatkan produktivitas lahan pertanian. Keong mas (Pomacea canalicu­
lata) diperkenalkan ke Asia pada tahun 1980an dari Amerika Selatan sebagai makanan potensial
bagi manusia. Kandungan nutrisi Keong mas bila ditambahkan bahan lainnya bisa menjadi media
pertumbuhan yang baik untuk pertumbuhan berbagai jenis bakteri (konsorsium) sebagai bahan dasar
pupuk organik cair (Bio-fertilizer). Bio-fertilizer dibuat dari keong mas ditambah konsorsium bakteri
91
Setiawan - Biofertilizer Konsorsium Bakteri dan P. canliculata Pada Pembungaan Padi

yang selanjutnya dilakukan isolasi dan perhitungan jumlah koloni bakteri yang tumbuh, ­pe­ngujian
aktivitas pelarut fosfat, fiksasi nitrogen dan keefektifannya pada pembungaan padi Ciherang. Ap­
likasi Bio-fertilizer yang dibuat dikombinasikan dengan pupuk organik padat secara signifikan me­
ningkatkan tinggi tanaman, jumlah anakan, memperbanyak serta mempercepat pembungaan padi
Ciherang.

Kata kunci: konsorsium bakteri, Bio-fertilizer, padi Ciherang, fiksasi nitrogen, Pomacea canalicu­
lata

1. PENDAHULUAN kalsium 29.33 %, fosfor 0.13 %) (BPTP Kaltim


Industri pupuk organik yang berorientasi 2001) apabila ditambah dengan bahan-bahan
masyarakat menjadi salah satu potensi unggulan lain dapat menjadi media yang baik untuk per-
untuk dikembangkan sesuai potensi masyarakat tumbuhan beberapa jenis bakteri sebagai bahan
yang tersebar hampir di seluruh wilayah Indone- dasar untuk pupuk organik cair (Bio-fertilizer).
sia. Produktivitas pertanian saat ini sebagian be- Penelitian ini memanfaatkan keong mas
sar didukung oleh penggunaan bahan kimia dan sebagai basis pembuatan pupuk organik cair
pupuk anorganik yang intensif. Aplikasi pupuk yang diperkaya konsorsium bakteri.
nitrogen sintetik telah memberikan keuntungan
nyata pada produksi dan ketahanan pa­ngan du- 2. METODOLOGI
nia dalam jangka pendek. Penggunaan pupuk Bahan yang digunakan adalah keong mas
nitrogen sintetik secara terus menerus akan me- ukuran diameter ± 2 cm, isolat bakteri Rhizo­
nyebabkan kerusakan tanah pertanian, antara bium sp., Bacillus sp., Pseoudomonas sp., Lac­
lain sebagai akibat dari hilangnya bahan orga­ tobacillus sp. dari Biogen Bogor, gula merah,
nik, pemadatan tanah, peningkatan salinitas, dan terasi udang, pupuk urea, pupuk TSP-36, dedak
pencucian nitrat anorganik (Cummings dan Orr padi halus, monosodium glutamat (MSG), air
2010). Penggunaan pupuk organik pada saat ini mineral dan bibit padi varietas Ciherang. Media
sudah menjadi suatu keniscayaan, manfaat yang yang digunakan adalah nutrient broth, Pikovs­
dirasakan petani dengan menggunakan pupuk kaya, Plate Count Agar (PCA), Yeast Mannitol
organik adalah meningkatnya produktivitas dari Agar (YMA), Kings B, Tryptic Soy Agar (TSA),
lahan pertanian karena dapat memperbaiki sifat deMann Rogosa and Sharpe (MRS) dan Nitro­
kimia dan biologi tanah atau lahan pertanian. gen Free Broth (NFB).
Keong mas (Pomacea canaliculata) di-
perkenalkan ke Asia pada tahun 1980an dari Inokulasi Konsorsium Bakteri
Amerika Selatan sebagai makanan potensial Sebanyak 2 gram Nutrient broth (NB)
bagi manusia. Walaupun keong mas menjadi dilarutkan dalam 50 ml akuades, disterilisasi
hama utama padi yang menyebar di beberapa dalam autoklaf pada suhu 121 °C selama 15 me-
negara Asia seperti Filipina, Kamboja, Thailand, nit kemudian didinginkan dalam suhu ± 26-27
Vietnam, dan Indonesia, kandungan nutrisi pada °C selama 24 jam. Isolat bakteri dimasukkan
keong mas (protein 15.58 %, lemak 0.79 %, pada 50 ml media NB steril dan dikocok di atas

92
Curr. Biochem. 2016. 3 (2): 91 - 101

mesin pengocok selama 36 jam, selanjutnya iso- Pemanenan Hasil Fermentasi


lat bakteri yang sudah diremajakan diinokulasi- Setelah fermentasi 2 minggu, produk di-
kan ke dalam media inokulan alternatif. hasilkan adalah pupuk organik cair (Bio-fertili­
Sebanyak 1 liter media inokulan alterna- zer), produk tersebut dikemas dalam botol ste­
tif dibuat dengan komposisi masing-masing ter- ril @500ml, dilakukan karakterisasi morfologi
diri atas 10 gram urea, 5 gram TSP-36, 2.5 gram dengan melakukan pengamatan terhadap jum-
terasi udang, 10 gram dedak halus, 1 gram mono­ lah koloni, jumlah koloni bakteri pelarut fosfat
sodium glutamat (MSG), 10 gram gula merah (BPF), jumlah koloni bakteri yang ditambah-
dan 1 liter air mineral. Semua bahan dihaluskan kan, uji kualitatif/kuantitatif bakteri pemfiksasi
lalu dicampur dalam satu wadah, lalu disaring nitrogen dan dilakukan uji aplikasi rumah kaca
dengan kain saring dan kemudian disterilisasi pada padi varietas Ciherang sampai fase pem-
dengan menggunakan autoklaf pada suhu 121 bungaan.
°C selama 15 menit. Isolat bakteri yang sudah
diremajakan dimasukkan pada inokulan alterna- Isolasi Konsorsium Bakteri
tif (Richard 2011). Perhitungan Jumlah Koloni Bakteri
Sebanyak 10 ml Bio-fertilizer dimasuk-
Pembuatan media Bio-fertilizer dan Fermen- kan ke dalam 90 ml NaCl fisiologis 85 % se-
tasi Bio-fertilizer hingga menjadi pengenceran 10-1, dan dibuat
Sebanyak 5 liter pupuk organik cair, serial pengenceran sampai 10-5. Sebanyak l ml
500 gram keong mas ukuran diameter ± 2 cm dipipet dari pengenceran 10-3 , 10-4 dan 10-5
yang sudah bersih digiling semua bagiannya Bio-fertilizer dalam cawan steril dituang pada
sampai halus, kemudian ditambahkan 50 gram media Plate Count Agar (PCA) steril, digoyang-
urea, 25 gram TSP-36, 50 gram dedak halus, goyang hingga merata dan diinkubasi pada suhu
5 gram MSG, 50 gram gula merah dan 5 liter ruang selama 24-48 jam, hitung jumlah koloni
air mineral. Semua bahan dicampur, diukur pH yang tumbuh.
nya, seimbangkan pH sampai dengan 7 (tujuh)
dengan penambahan kapur dan disaring meng- Isolasi Bakteri Bacillus sp.
gunakan saringan kain kemudian disterilisasi Bio-fertilizer hasil pengenceran 10-3 , 10-
menggunakan autoklaf pada suhu 121 °C selama 4
dan 10-5 dipipet ± 10 ml dalam tabung reaksi,
15 menit, didinginkan dalam suhu ruang. Me- diberikan renjatan panas pada suhu ± 90 °C se-
dia Bio-fertilizer steril sebanyak ± 1 liter untuk lama ± 2 menit, 0.1 ml tiap pengenceran tadi
kontrol pada uji aplikasi pada pembungaan padi dituang dan disebar merata di atas permukaan
­Ciherang, dimasukkan ke dalam tabung fermen- media Tryptic Soy Agar (TSA) padat steril dan
tor, ditambahkan inokulan konsorsium bakteri diinkubasi pada suhu ruang selama 24-48 jam.
yang sudah dibuat dan dilakukan fermentasi se- Indikator yang diamati berupa daerah be­ning
lama 2 minggu dengan terus diaerasi dan dikon- (holozone) yang terbentuk yang berarti Bio-
trol pertumbuhan bakterinya ((Richard (2011), fertilizer tersebut positif mengandung bakteri
modifikasi penambahan keong mas). Baillus SP, dan dihitung jumlah koloni bakteri
Bacillus SP yang tumbuh.

93
Setiawan - Biofertilizer Konsorsium Bakteri dan P. canliculata Pada Pembungaan Padi

Isolasi Bakteri Rhizobium sp. dikator diamati daerah bening (holozone) yang
Bio-fertilizer hasil pengenceran 10-3 , 10- mengelilingi koloni bakteri yang berarti isolat
4
dan 10-5 diambil masing-masing 0.1 ml di­tuang tersebut mampu melarutkan fosfat (Saraswati et
dan disebar merata di atas permukaan media al. 2007).
Yeast Mannitol Agar (YMA), diinkubasi pada
suhu ruang selama 7 x 24 jam. Indikator diamati Uji Kemampuan Menambat Nitrogen galur
daerah bening (holozone) yang terbentuk yang Bacillus sp.
berarti Bio-fertilizer tersebut positif mengan­ Uji kualitatif kemampuan fiksasi N2
dung bakteri Rhizobium sp, dan dihitung jumlah strain Bacillus sp dilakukan dengan menumbuh-
koloni bakteri yang tumbuh. kan bakteri tersebut pada media Nitrogen Free
Broth (NFB). Sebanyak 100 μl suspensi isolat
Isolasi Bakteri Pseodomonas sp. dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi
Bio-fertilizer hasil pengenceran 10-3 , 10- media NFB dan diinkubasi selama 5-7 hari. In-
4
dan 10-5 diambil masing-masing 0,1 ml di­tuang dikator yang diamati yaitu partikel putih yang
dan disebar merata di atas permukaan media terbentuk di permukaan media. Uji kuantitatif
Kings B, inkubasi pada suhu ruang selama 24-48 diamati secara tidak langsung melalui reduksi
jam. Indikator diamati daerah bening (holozone) asetilen menjadi etilen menggunakan Gas Chro­
yang terbentuk yang berarti Bio-fertilizer terse-
matografi (GC) (Gothwal et al. 2007).
but positif mengandung bakteri Pseodomonas
sp, dan dihitung jumlah koloni bakteri yang
Uji Efektifitas Bio-fertilizer pada Pembu­
tumbuh.
ngaan Padi Ciherang dalam Rumah Kaca

Isolasi Bakteri Lactobacillus sp. Rancangan Percobaan


Bio-fertilizer hasil pengenceran 10-3 , 10- Berdasarkan Rancangan Acak Lengkap
4
dan 10-5 diambil masing-masing 0,1 ml di­tuang (RAL) satu ulangan lima faktor perlakuan, yai-
dan disebar merata di atas permukaan media tu:
deMann, Rogosa and Sharpe (MRS), inkubasi ­- P0 = tanpa diberi pupuk.
selama 24-48 jam. Indikator diamati ditandai - P1 = diberi Bio-fertilizer tanpa diperkaya kon-
daerah bening (holozone) yang terbentuk yang sorsium bakteri.
berarti Bio-fertilizer tersebut positif mengan­ ­- P2 = diberi Bio-fertilizer diperkaya konsor-
dung bakteri Lactobacillus sp dan dihitung sium bakteri.
jumlah koloni bakteri yang tumbuh. ­- P3 = diberi Bio-fertilizer diperkaya konsorsi-
um bakteri + pupuk organik padat.
Uji Kemampuan Melarutkan Fosfat ­- P4 = diberi pupuk organik padat merek “Agro­
Bio-fertilizer hasil pengenceran 10-3 , bacto”.
10-4 dan 10-5 diambil masing-masing 0.1 ml di­
tuang dan disebar merata di atas permukaan me- Persiapan
dia Pikovskaya padat steril (T.Sivakumar 2014), Polybag ukuran 15 x 25 cm (sebanyak
inkubasi selama 3-6 hari pada suhu ruang. In- 5 buah untuk tiap perlakuan) diisi dengan tanah

94
Curr. Biochem. 2016. 3 (2): 91 - 101

kering angin yang berasal dari tanah vertisol 3. HASIL


atau entisol setinggi 20 cm. Persemaian kering Isolat Konsorsium Bakteri
sampai umur bibit 10 hari, varietas padi yang Jumlah Koloni Bakteri. Pertumbuhan
ditanam adalah Ciherang. bakteri dalam Bio-fertilizer sebesar 5.5 x 107
cfu/ml, jumlah yang cukup banyak untuk stan-
Penanaman dan pemupukan dar Bio-fertilizer
Dua hari sebelum tanam, tanah dalam Isolasi Bakteri Bacillus sp. Pertum-
polybag disiram air sampai basah. Perlakuan P3 buhan bakteri Bacillus sp. dalam Bio-fertilizer
dan P4 dilakukan sehari sebelum tanam dengan sebesar 3.8 x 106 cfu/ml, jumlah yang baik un-
cara memberikan pupuk dasar pupuk organik tuk standar Bio-fertilizer.
padat sebanyak 0.5 kg tiap polybag (10 ton/ha) Hasil pewarnaan Gram dan spora
(Taslim 2006), bibit ditanam dalam polybag menunjukkan sel bakteri bersifat Gram positif,
pada umur 10 hari setelah semai (HSS), setiap berbentuk batang dengan ukuran dan penataan
polybag ditanam 1 bibit. yang berbeda serta memiliki endospora dengan
bentuk dan letak yang bervareasi.
Pemeliharaan tanaman
Pengairan, penyiangan dan pemupukan Isolat Bakteri Rhizobium sp dan
sesuai perlakuan. Pengairan secara rutin dilaku- ­Pseoudomonas sp. Hasil isolasi dari Bio-fertil­
kan setiap pagi dan sore dengan cara memberi- izer yang dibuat diperoleh jumlah koloni nol.
kan air sampai kondisi basah. Pemupukan per-
tama dilakukan dengan penyemprotan larutan
Bio-fertilizer dimulai pada umur 7 hari setelah
tanam (HST) dengan dosis 30 ml Bio-ferti­lizer
dalam 600 ml air untuk perlakuan P1, P2 dan P3,
pemupukan kedua pada umur 15 HST, pemupu-
kan ketiga pada umur 25 HST, pemupukan ke-
empat pada umur 35 HST dan terakhir pemupu-
kan kelima setelah 45 HST setelah padi mulai
berbunga.

Parameter pertumbuhan
Pengamatan pertumbuhan dilakukan ter-
hadap tinggi tanaman (diukur dari tanah hingga
daun terpanjang) dan jumlah anakan.

Gambar 1 Hasil penumbuhan jumlah koloni pada


media PCA pada pengenceran 10-3

95
Setiawan - Biofertilizer Konsorsium Bakteri dan P. canliculata Pada Pembungaan Padi

Gambar 4 Penumbuhan Lactobacillus sp. pada


media MRS pada pengenceran 10-5
Gambar 2 Hasil penumbuhan Bacillus sp pada
media TSA pada pengenceran 10-3
Isolat Bakteri Pelarut Fosfat. Hasil
ana­lisis populasi koloni BPF diperoleh jumlah
Isolat Bakteri Lactobacillus sp. Per- koloni sebesar 6 x 105 cfu/ml.
tumbuhan bakteri Lactobacillus sp. dalam Bio-
fertilizer sebesar lebih dari 105 cfu/ml pada Uji Kemampuan Fiksasi Nitrogen
pe­ngenceran 10-5, jumlah yang terlalu banyak ­galur Bacillus sp. Hasil analisis kualitatif pada
media Nitrogen Free Broth (NFB) tidak di­
untuk standar Bio-fertilizer.
temukan adanya partikel putih pada permukaan
tabung reaksi.
Secara keseluruhan hasil analisa Isola-
si dan jumlah koloni konsorsium bakteri pada
Bio-fertilizer yang dibuat tertuang dalam tabel 1
berikut.

Uji Efektifitas Bio-fertilizer pada Pembu­


ngaan Padi Ciherang di Rumah Kaca
Pengamatan menunjukkan bahwa tinggi
tanaman (Gambar 7A) dan jumlah anakan
(Gambar 7B) pada semua perlakuan tidak ber-
beda nyata pada saat padi berumur 14 HST dan
28 HST. Tinggi tanaman dan jumlah anakan
berbeda nyata setelah padi berumur 42 HST-70
Gambar 3 Pewarnaan gram isolat Bacillus sp. de­ HST. Tinggi tanaman dengan perlakuan tanpa
ngan pembesaran 1000x
diberi pupuk (P0) setinggi 65 cm sedangkan

96
Curr. Biochem. 2016. 3 (2): 91 - 101

1 2 3

Koloni bakteri pelarut


fosfat yang dikelilingi
oleh zona bening

Gambar 5 Hasil penumbuhan BPF pada media Gambar 6 Bacillus sp. yang ditumbuhkan pada
Pikovskaya pada pengenceran 10-4 dan pengulangan 1, 2 dan 3 pada media
10-5 NFB

tinggi tanaman pada perlakuan diberi Bio-fer­ bahan lain dapat menjadi media tumbuh yang
tilizer diperkaya bakteri ditambah dengan POP baik untuk pertumbuhan berbagai jenis bakteri
(P3) setinggi 87 cm. (konsorsium) sebagai bahan dasar untuk Bio-
Efektifitas Bio-fertilizer terlihat pada fertilizer. Pertumbuhan bakteri dalam Bio-fer­
tinggi tanaman, jumlah anakan dan pembungaan tilizer sebesar 5.7 x 107 cfu/ml, jumlah tersebut
pada perlakuan diberi Bio-fertilizer diperkaya memenuhi syarat untuk jumlah minimum per-
bakteri ditambah dengan POP (P3) berbeda tumbuhan bakteri yang disyaratkan pemerintah
nyata dengan perlakuan tanpa diberi pupuk sesuai Permentan No. 70 tahun 2011.
Pertumbuhan jumlah bakteri Bacillus
(P0), namun dengan perlakuan diberi Bio-ferti­
sp. dari Bio-fertilizer yang dibuat sebesar 3.8
lizer tanpa diperkaya bakteri (P1) tidak berbeda
x 106 cfu/ml, seleksi awal bakteri Bacillus sp.
nyata.
dilakukan dengan perlakuan heatshock pada air
panas ± 90 °C selama ± 2 menit pada sampel
4. PEMBAHASAN
hasil pe­ngenceran yang bertujuan untuk seleksi
Kandungan nutrisi keong mas (Poma­ awal isolasi. Bacillus sp. akan tahan terhadap
cea canaliculata) bila ditambah dengan bahan- pemanasan karena memiliki struktur endospora,

Tabel 1 Hasil analisis Isolasi dan jumlah koloni konsorsium bakteri pada Bio-fertilizer yang dibuat
Parameter
Jumlah Koloni
Jenis Bakteri Bentuk Warna Gram
(CFU ml-1)
TPC 5.7 x 107 Batang Krem susu Positif
Bacillus sp. 3.8 x 106 Batang Krem Positif
Rhizobium sp. 0 - - -
Pseodomonas sp. 0 - - -
Lactobacillus sp. > 1.0 x 105 Batang Putih Susu Positif
BPF 6 x 105 Batang Krem Positif
Bakteri penambat N2 0 - - -
CFU ml-1 , Colony Forming Unit per mililiter

97
Setiawan - Biofertilizer Konsorsium Bakteri dan P. canliculata Pada Pembungaan Padi

A B
100 35 P0
Tinggi tanaman (cm)
80 30 P1

Jumlah anakan
25
60 P2
20
40 15 P3
10 P4
20
5
0 0
14 28 42 56 70 14 28 42 56 70
Umur Tanaman (HST) Umur Tanaman (HST)

Gambar 7 Pertumbuhan tinggi padi Ciherang (A) dan jumlah anakan (B) tanaman padi Ciherang 14 – 70
hari setelah tanam (HST)

sedangkan bakteri lain mati. Isolat tersebut ke- babkan karena dalam pembuatan Bio-fertilizer
mudian diamati karakter koloninya secara vi- ini ditambahkan pula bakteri Lactobacillus sp.
sual dengan pewarnaan Gram. Hasil pewarnaan yang mempunyai karakteristik menghasilkan
Gram dan spora menunjukkan sel bakteri bersi- asam laktat (Salminen et al. 2004), sehingga
fat Gram positif, berbentuk batang dengan uku- produk akhir dari Bio-fertilizer yang dibuat me-
ran dan penataan yang berbeda serta memiliki miliki keasaman yang tinggi dengan pH 3.8,
endospora dengan bentuk dan letak yang berva- sedangkan sifat dari bakteri Rhizobium sp. dan
riasi. Pseodomonas sp. tidak akan tumbuh pada kon-
Isolasi bakteri Rhizobium sp. dan Pse­ disi asam (Astuti et al. 2006).
odomonas sp. dari Bio-fertilizer yang dibuat Bakteri pelarut fosfat (BPF) merupakan
diperoleh jumlah koloni nol, artinya tidak ada kelompok bakteri tanah yang memiliki kemam-
bakteri Rhizobium sp. dan Pseoudomonas sp. puan melarutkan P yang terfiksasi dalam tanah
yang tumbuh pada Bio-fertilizer itu, hal ini dise- dan mengubahnya menjadi bentuk yang tersedia

Gambar 8 Pembungaan padi varietas Ciherang setelah 70 HST

98
Curr. Biochem. 2016. 3 (2): 91 - 101

sehingga dapat diserap tanaman. Genus Pseudo­ Kesimpulan yang dapat diambil dari
monas sp.dan Bacillus sp. memiliki kemampuan penelitian ini adalah pertumbuhan jumlah bak-
yang paling besar dalam melarutkan fosfat tak teri, bakteri Bacillus sp. dan bakteri pelarut fos-
larut menjadi bentuk larut dalam tanah. Pelaru- fat (BPF) sesuai dengan ketentuan Permentan
tan ini disebabkan oleh adanya sekresi asam No. 70 Tahun 2011 yang mensyaratkan teknis
organik bakteri tersebut seperti asam formiat, minimal pupuk hayati majemuk cair jumlah
asam asetat, asam propionat, asam laktat, asam bakteri sebesar > 107 dan positif untuk bakteri
glikolat, asam glioksilat, asam fumarat, asam Bacillus sp. dan BPF. Bakteri Rhizobium sp. dan
tartarat, asam ketobutirat, asam suksinat, dan Pseodomonas sp. tidak dapat tumbuh karena
asam sitrat (T. Sivakumar 2014). Hasil analisis kondisi asam yang timbul dari bakteri Lactoba­
populasi koloni Bakteri pelarut fosfat (BPF) cillus sp. Efektifitas Bio-fertilizer yang dihasil-
dan kemampuannya dalam melarutkan fosfat kan dapat lebih baik apabila dikombinasikan
tak larut di media pikovskaya padat pada Sam- dengan Pupuk Organik padat.
pel Bio-fertilizer yang dibuat diperoleh jumlah
koloni sebesar 6 x 105 cfu/ml, jumlah tersebut 5. UCAPAN TERIMA KASIH
cukup efektif untuk Bio-fertilizer (S. Widawati
Ucapan terima kasih ditujukan kepada
2015).
analis dan staf Laboratorium Mikrobiologi
Hasil uji kemampuan fiksasi nitrogen
­Departemen Biologi Fakultas MIPA Institut
galur Bacillus sp. dilakukan secara kualitatif de­
Pertanian Bogor dan Rumah Kaca Cikabayan
ngan menumbuhkan isolat bakteri tersebut pada
Institut Pertanian Bogor yang telah memberikan
media Nitrogen Free Broth (NFB), perlakuan
bantuan dan arahan selama penelitian.
tersebut dilakukan pengulangan seba­nyak tiga
kali dan ternyata tidak ditemukan adanya par-
6. DAFTAR PUSTAKA
tikel putih pada permukaan tabung reaksi yang
Alam G. 2002. Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)
menunjukkan galur tersebut tidak tumbuh dalam
sebagai bioassay dalam isolasi senyawa bio-
media tersebut sehingga analisa kuantitatif un- aktif dari bahan alam. Majalah Farmasi dan
tuk efektifitas fiksasi N2 pada Bio-fertilizer yang Farmakologi. 6(2):432-435.
dibuat tidak dilanjutkan. Awad T, Helgason T, Kristbergsson K, Decker EA,
Hasil uji aplikasi Bio-fertilizer pada Weiss J, McClements DJ. 2008. Solid lipid
nanoparticles as delivery systems for bio-
pembungaan padi Ciherang menunjukkan kom-
active food components. Food Biophysics.
binasi Bio-fertilizer diperkaya konsorsium bak- 3:146–154.
teri dan pupuk organik padat pada perlakuan Banerjee M, Tripathi LM, Srivastava VM, Puri A,
P3 secara nyata meningkatkan tinggi tanaman, Shukla R. 2003. Modulation of inflamma-
jumlah anakan, dan memperbanyak serta mem- tory mediators by ibuprofen and curcumin
treatment during chronic inflammation in
percepat pembungaan pada padi Ciherang, se-
rat. Immunopharmacol. Immunotoxicol.
hingga efektifitas dari Bio-fertilizer yang dibuat 25:213–224.
dapat lebih baik apabila dikombinasi dengan
pupuk organik padat.

99
Setiawan - Biofertilizer Konsorsium Bakteri dan P. canliculata Pada Pembungaan Padi

Bhardwaj V. and Kumar MNVR. 2006. Nanopar­ticle Huda M. 2012. Pembuatan nanopartikel lipid padat
technology for drug delivery; Polymeric untuk meningkatkan laju disolusi kurkumin
nanoparticles for oral drug delivery. Tay- [Skripsi]. Depok: Universitas Indonesia.
lor and Francis Group. New York. E-book.
Jayaprakasha GK, Jaganmohan RL, Sakariah KK.
http://ajprd.com/downloadebooks_pdf/49.
2002. Improved HPLC method for the deter-
pdf.
mination of curcumin, demethoxycurcumin
Basnet P and Basnet NS. 2012. Curcumin: A and bisdemethoxycurcumin. J Agric Food
Challenge in cancer treatment-A review. Chem. 50:3668–3672.
JNPA.26(1):19-47.
Jayaprakasha GK, Rao LJ, Sakariah KK. 2006. An-
Cahyono B, Huda MDK, Limantara L. 2011. Penga- tioxidant activities of curcumin, demethoxy­
ruh proses pengeringan rimpang temulawak curcumin and bisdemethoxycurcumin. Food
(Curcuma xanthorriza roxb) terhadap kan­ chemistry. 98: 720-724.
dungan dan komposisi kurkuminoid. Reak­
tor. 13(3):165-171. Laitinen ML, Julkunen-Tiitto R, Tahvanainen J, Hei-
nonen J, Rousi M. 2005. Variation in birch
Carballo J, Hernandez-Inda ZL, Perez P, and Garcia-
(Betula pendula) shoot secondary chemistry
Gravalos MD, 2002. A comparison between
due to genotype, environment, and ontogeny.
two brine shrimp assays to detect in vitro cy-
J. Chem. Ecol. 31:697717.
totoxicity in marine natural products. BMC
Biotechnology. 2(1): 17 pp. Lerdau, M. 2002. Benefits of the carbon-nutrient
balance hypothesis. OIKOS 98:534-536.
Dewantari KT, Yuliani S, Yasni S. 2013. Ekstraksi
dan karakterisasi nanopartikel ekstrak sirih Li Y, Gao J, Zhong Z, Hoi P, Lee SM, Wang Y. 2013.
merah (Piper crocatum). Jurnal Pasca Pa­ Bisdemethoxycurcumin suppresses MCF-7
nen. 10(2):58-65. cells proliferation by inducing ROS accu-
Dhule SS, Penfornis P, Frazier T, Walker R, Fieldman mulation and modulating senescence-re-
J, Tan G, He J, Alb A, John V, Pochampally lated pathways. Pharmacological Reports.
R. 2012. Kurkumin-loaded gamma(γ)-cyclo- 65:700-709.
dextrin liposomal nanoparticles as delivery Lim GP, Chu T, Yang F, Beech W, Frautschy SA,
vehicles for osteosarcoma. Nanomedicine: Cole GM. 2001. The curry spice curcumin
Nanotechnology, Biology, and Medicine. reduces oxidative damage and amyloid pa-
8:440-451. thology in an alzheimer transgenic mouse. J.
Ekambaram P, Sathali AAH, Priyanka K. 2012. Sol- Neurosci. 21:8370–7.
id lipid nanoparticles: A review. Sci. Revs. Luo Y, Chen D, Ren L, Zhao X, Qin J. 2006. So­
Chem. Commun. 2(1):80-102. lid lipid nanoparticle for enhancing vinpo-
Ekaputra HR. 2013. Optimisasi dan karakterisasi cetine’s oral bioavibility. Journal of Con­
nanokurkuminoid tersalut asam palmitat trolled Release. 114:53-59.
[Skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Matsuda H, Tewtrakul S, Morikawa T, Nakamura
Faraouq. 2003. Ekstrak sebagai salah satu pengem- A. 2004. Anti-allergic principles from thai
bangan bentuk obat tradisional. Dalam: Pro- zedoary: structural requirements of curcumi-
siding Seminar Nasional Tumbuhan Obat noids for inhibition of degranulation and
Indonesia XXIII. Jakarta. Hal: 45-52. effect on the release of TNF-a and IL-4 in
Hwang, J.K. 2006. Xanthorrizol; A new bioactive RBL-2H3 cells. Bioorg. Medicinal Chem.
natural compound. Departement of Biotech- 12:5891-5898.
nology, Yonsei University, Yonsei. Maulia P. 2014. Aktivitas antiinflamasi sediaan
nanopartikel ekstrak kurkuminoid temu-
lawak tersalut asam palmitat secara in vivo
[Skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

100
Curr. Biochem. 2016. 3 (2): 91 - 101

Meyer UN, Ferigni NR, Putnam JE, Jacobsen LB, Simanjuntak P, Rachman F, Logawa ED, Hegartika
Nichols DE, and McLaughlin JL. 1982. H. 2008. Aktivitas antioksidan ekstrak tung-
Brine Shrimp: A convenient general bioassay gal dan kombinasinya dari tanaman Curcu­
for active plant constituents. Planta Medica. ma spp. Jurnal Ilmu Kefarmasian Indone­
45:31-34. sia. 2(6):69-74.
Mishra, P. 2009. Isolation, spectroscopic character- Sonaje K, Italia JL, Sharma G, Bhardwaj V, Tikoo
ization and molecular modeling studies of K, Kumar MN. 2007. Development of bio-
mixture of Curcuma longa, ginger and seeds degradable nanoparticles for oral delivery
of fenugreek. IJPR. 1(1):79-95. of ellagic acid and evaluation of their anti-
oxidant efficacy against cyclosporine A-in-
Mujib MA. 2011. Pencirian nanopartikel kurkumi-
duced nephrotoxicity in rats. Pharm Res.
noid tersalut lemak padat [tesis]. Bogor: In-
24:899-908.
stitut Pertanian Bogor.
Sutrisno, Sukarianingsih D, Saiful M, Putrika A, Ku-
Nurcholis W, Ambarsari L, Sari NLPE, Darusman
sumaningtyas DI. 2008. Curcuminoids from
LK. 2012. Curcuminoid contents, antioxidant
Curcuma xanthorriza Roxb: Isolation, cha­
and anti-inflammatory activities of Curcuma
racterization, identification, and analysis of
xanthorrhiza RoxB. and Curcuma domestica
antioxidant activity. Proceedings of the first
Val. promising lines from Sukabumi of In-
international symposium on temulawak. Bo-
donesia. Prosiding Seminar Nasional Kimia.
gor, 27–29 Mei 2008.
Surabaya, 25 Pebruari 2012.
Tsuda Akira and Gehr Peter. 2015. Nanoparticles in
Parhi R, Suresh P. 2010. Production of solid lipid
the lung environmental exposure and drug
nanoparticles-drug loading and release
delivery. CRC Press. Amerika Serikat. E-
mechenism. JCPR. 2:211–227.
book.https://onlybooks.org/nanoparticles-
Permasku G. 2014. Aktivitas inhibisi enzim α-glu- in-the-lung-environmental-exposure-and-
kosidase dan sitotoksisitas ekstrak kurku- drug-delivery-18241.
minoid rimpang temulawak dari berbagai
Waghmare AS, Grampurohit ND, Gadhave MV,
aksesi (in vitro) [skripsi]. Bogor: Institut
Gaikwad DD, Jadhav SL. 2012. Solid lipid
Pertanian Bogor.
nanoparticle: A promising drug delivery
Piantino CB, Salvadori FA, Ayres PP, Kato RB, system. International Research Journal of
Srougi V, Leite KR, Srougi M. 2009. An Pharmacy. 4(3):100-107.
Evaluation of the Anti-neoplastic Activity
Wahid MBR. 2013. Aktivitas antioksidan nanokurku-
of Kurkumin in Prostate Cancer Cell Lines.
minoid varietas temulawak asal balitro pada
International Braz J Urol. Vol. 35 (3): 354-
hati tikus jantan sprague dawley [Skripsi].
361.
Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Pothitirat W and Gritsanapan W. 2005. Quantitative
Wijayanto EA. 2013. Kandungan kurkuminoid dan
analysis of curcumin, demethoxycurcumin
daya antioksidan aksesi temulawak (Cur­
and bisdemethoxycurcumin in the crude
cuma xanthorrhiza roxb.) asal Sukabumi
curcuminoid extract from Curcuma longa
[Skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
in thailand by tlcdensitometry. MUJ Pharm
Scien.32(1-2): 23-30. Yadav V, Vinay P, Sarasija S, Yadav S. 2009. Kur-
kumin loaded palmitic acid microparticles.
Shah R, Eldridge D, Palombo E, Harding I. 2014.
InPharm Communique. 1:15.
Optimisation and stability assessment of so­
lid lipid nanoparticles using particle size Yen FL, Wu TH, Lin LT, Cham TM, Lin CC. 2008.
and zeta potential. Journal of Physical Sci­ Nanoparticles formulation of Cucuta chi­
ence. 25(1):59–75. jnensis prevents acetaminophen-induced
hepatotoxicity in rats. Food and Chemical
Toxico­logy. 46:1771–1777.

101

You might also like