0% found this document useful (0 votes)
145 views

Proposal PTK

This document discusses a proposal for a classroom action research study investigating the impact of the jigsaw cooperative learning method on student learning outcomes in Islamic law sources material for 10th grade students at SMK AL-ISTIQOMAH NWDI Mamben Baru. Specifically, the study aims to determine whether using the jigsaw cooperative learning method affects student learning results in the Islamic law sources material. The document provides background on the importance of education and quality learning processes. It notes that traditional teaching methods are often boring for students and aims to improve student motivation and learning through using the jigsaw method, which has benefits like training student accuracy, cooperation skills, and oral presentation abilities. The theoretical framework and potential benefits of the

Uploaded by

official hmpspai
Copyright
© © All Rights Reserved
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
145 views

Proposal PTK

This document discusses a proposal for a classroom action research study investigating the impact of the jigsaw cooperative learning method on student learning outcomes in Islamic law sources material for 10th grade students at SMK AL-ISTIQOMAH NWDI Mamben Baru. Specifically, the study aims to determine whether using the jigsaw cooperative learning method affects student learning results in the Islamic law sources material. The document provides background on the importance of education and quality learning processes. It notes that traditional teaching methods are often boring for students and aims to improve student motivation and learning through using the jigsaw method, which has benefits like training student accuracy, cooperation skills, and oral presentation abilities. The theoretical framework and potential benefits of the

Uploaded by

official hmpspai
Copyright
© © All Rights Reserved
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 20

PENGARUH METODE KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP

HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SUMBER HUKUM ISLAM


KELAS X SMK AL-ISTIQOMAH NWDI MAMBEN BARU

PROPOSAL PTK

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dalam Perkuliahan

Modul : Penelitian Tindakan Kelas

NAMA : BURHANUDIN, S.Pd.I

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI GURU

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS NEGERI MATARAM

2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Untuk mencerdaskan kehidupan manusia, maka pendidikan menjadi


salah satu sarana utama yang perlu diusahakan dan dikelola sebaik mungkin
sehingga sejalan dengan perkembangan masa maupun perkembangan hidup
manusia. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi juga menjadi
salah satu faktor yang penting dalam perkembangan suatu negara.

Di dalam UU No. 20/2003 tentang Sisdinas pasal 1 ayat (1) dinyatakan


bahwa :

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan


suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pngendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan negara.1
Masa depan anak salah satunya dipengaruhi oleh pendidikan yang
diberikan kepadanya. Oleh sebab itu dibutuhkan pendidikan yang berkualitas.
Kualitas pendidikan dipengaruhi oleh proses pembelajaran yang terencana,
terarah, dan sistematis guna mencapai tujuan pendidikan yang berkualitas.
Proses pembelajaran yang berkualitas hendaknya mampu mengkondisikan, dan
memberikan dorongan untuk dapat mengoptimalkan dan membangkitkan
potensi siswa, menumbuhkan aktivitas serta daya cipta (kreativitas), sehingga
akan menjamin terjadinya dinamika di dalam proses pembelajaran dan rasa
bosan atas sikap pasif siswa.

Pada dasarnya di dalam proses pembelajaran terdapat suatu sistem yang


tersusun atas sejumlah komponen yang saling berkaitan, salah satunya adalah
interaksi antara pendidik dengan peserta didik. Interaksi antara kedua

1
Abd. Rozak dkk, kompilasi Undang-Undang dan Peraturan Bidang Pendidikan, (Jakarta: FITK
RESS, 2010), cet. Ke-1, h. 4
komponen tersebut memegang peranan sangat penting. Hal ini dikarenakan
interaksi antara keduanya akan sangat berpengaruh pada tercapai tidaknya
tujuan pembelajaran. Untuk itu guru diharapkan dapat memilih metode dan
model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa, kelas dan lingkungan
tempat belajar, di samping itu juga harus sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Hal-hal yang mempengaruhi hasil belajar harus diketahui guru dalam
menentukan metode atau model pembelajaran karena salah satu tugas mengajar
sendiri adalah untuk membimbing dan membantu siswa dalam belajar.
Motivasi belajar siswa tidak akan tumbuh dengan sendirinya, tetapi
dipengaruhi oleh model pembelajaran yang digunakan guru. Ketika seorang
siswa kurang memperhatikan dalam proses pembelajaran kemungkinan itu
disebabkan oleh guru yang mengajar masih terus menggunakan model
pembelajaran konvensional, sehingga tidak dapat menumbuhkan daya tarik
siswa untuk mengikuti materi pelajaran yang disampaikan. Motivasi belajar
siswa ini juga akan sangat berpengaruh pada hasil belajar yang nantinya akan
dicapai.
Tugas guru adalah menyampaikan materi pelajaran kepada siswa
melalui interaksi komunikasi dalam proses belajar mengajar yang
dilakukannya dikelas. Keberhasilan guru dalam menyampaikan materi sangat
tergantung pada kelancaran interaksi antara guru dan siswanya.2 Oleh karena
itu untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan proses pembelajaran, guru
perlu memahami hal-hal yang mempengaruhi proses belajar siswa, baik yang
menghambat maupun yang mendukung. Diperlukan suatu kesadaran dari guru
untuk mengubah cara mengajar agar proses pembelajaran menjadi lebih hidup
dan menyenangkan.
Berbagai macam kendala sering sekali menghambat kelancaran proses
belajar mengajar, Berdasarkan hasil observasi dalam pelaksanaan
pembelajaran tematik di kelas X SMK AL-ISTIQOMAH NWDI Mamben Baru
pada umumnya guru banyak menggunakan metode ceramah, diskusi dan tanya

2
M. Basyiruddin Usman dan Asnawir, Media Pembelajaran, (Jakarta : Citra Utama. 2002),h.1
jawab dengan cara komunikasi dalam satu arah dimana guru lebih aktif
menyampaikan materi pelajarannya, sedangkan siswa tidak begitu
memperhatikan materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Metode
pembelajaran yang seperti itulah yang membuat siswa sering merasa bosan dan
membuat siswa menjadi kurang bersemangat dalam belajar, dan membuat
kesan monoton dalam penyampaian materi pelajaran dikelas.
Hasil belajar yang optimal dapat diperoleh salah satunya dengan
penggunaan modelyang kreatif dan inovatif dalam pembelajaran. Pemilihan
model yang tepat dapat menciptakan suasana belajar mengajar yang lebih
efektif, sehingga hasil belajar siswa dapat lebih meningkat. Namun hasil
belajar adalah nilai yang diperoleh siswa melalui tes setelah proses
pembelajaran.3 Pada dasarnya hasil belajar yang di akibatkan karena adanya
kegiatan belajar untuk memperoleh pengetahuan dan perubahan tingkah laku
siswa kearah yang lebih baik lagi.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis ingin melihat hasil belajar
siswa dengan menggunakan model kooperatif tipe jigsaw, Model kooperatif
tipe jigsaw ini merupakan pembelajaran di mana siswa belajar dalam kelompok
dan bertanggung jawab atas penguasaan materi belajar yang ditugaskan
kepadanya lalu mengajarkan bagian tersebut pada anggota kelompoknya. Jadi
model pembelajaran tipe jigsaw ini merupakan bagian dari pembelajaran
kooperatif yang merupakan pembelajaran kelompok dimana setiap anggota
bertanggung jawab atas penguasaan materi tertentu dan mengajarkan kepada
anggota kelompoknya setelah mempelajari dengan kelompoknya masing-
masing.

Setiap model pembelajaran memiliki kelemahan dan keunggulan yang


berbeda-beda. Model kooperatif tipe Jigsaw inimemiliki keunggulan dalam
melatih ketelitian dan kecermatan siswa, melatih kerja sama yang baik dalam
kelompok ketika berdiskusi, melatih siswa untuk dapat menyampaikan

3
Sudirman, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada 2004), h.
21
penjelasan secara lisan dan runtut pada saat presentasi, serta melatih keberanian
mengungkapkan permasalahan yang telah dibagikan oleh guru dalam setiap
kelompok. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas,
maka penulis ingin melakukan penelitianlebih lanjut tentang “PENGARUH
METODE KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL
BELAJAR SISWA PADA MATERI SUMBER HUKUM ISLAM KELAS
X SMK AL-ISTIQOMAH NWDI MAMBEN BARU”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian-uraian latar belakang di atas, maka rumusan


masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh metode kooperatif
tipe jigsaw terhadap hasil belajar siswa pada materi sumber hukum islam kelas
X SMK AL-ISTIQOMAH NWDI Mamben Baru.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah


untuk mengetahui pengaruh metode kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil
belajar siswa pada materi sumber hukum islam kelas X SMK AL-
ISTIQOMAH NWDI Mamben Baru.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik teoritis


maupun praktis sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Memberikan sumbangan bagi khazanah pengembangan ilmu


pengetahuan khususnya yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa
dengan menggunakan model pembelajaran tipe Jigsaw pada materi sumber
hukum islam khususnya dan pada materi yang lain pada umumnya

2. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi siswa
1) Merangsang motivasi belajar siswa sehingga meningkatkan
hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran
Pendidikan agama islam dan budi pekerti
2) Melatih siswa untuk berfikir kritis, sistematis dan ilmiah.
b. Manfaat bagi guru

Memperkaya model-model pembelajaran bagi guru dan


meningkatkan kinerja guru dalam perbaikan kualitas pembelajaran
dengan menerapkan model pembelajran.

c. Manfaat bagi sekolah


1) Menumbuhkan budaya penelitian tindakan kelas oleh guru
di SMK AL-ISTIQOMAH NWDI Mamben Baru
2) Meningkatkan mutu pendidikan khusunya mata pelajaran
Pendidikan agama islam dan budi pekerti
3) Sebagai pegangan sekolah (Kepala Sekolah) dalam
melaksanakan supervisi pembelajaran guru di kelas dengan
menggunakan berbagai model, demi meningkatkan mutu
pendidikan.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Deskripsi Teori
1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Pembelajaran kooperatif merupakan interaksi yang saling


mengasihi antar sesama siswa. Menurut Suprijono Pembelajaran
kooperatif adalah “konsep yang luas meliputi semua jenis kerja
kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau
diarahkan oleh guru”4

Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran di


dalam kelas sehingga yang terjadi interaksi antara guru dan siswa, siswa
dan siswa. Dengan model jigsaw ini tidak ada lagi kelas yang sunyi
selama proses pembelajaran. Para siswa belajar dengan aktif dan
menyenangkan sehingga proses pembelajaran mencapai tujuannya.

Dalam pembelajaran model kooperatif tipe jigsaw para siswa


dibagi menjadi beberapa tim belajar secara heterogen beranggotakan
empat sampai lima orang. Materi yang disajikan kepada siswa berbeda
dan setiap siswa bertanggug jawab atas penguasaan materi belajar dan
mampu mengajarkan bagian tersebut kepada kelompok lain. Para
kelompok tim yang berbeda dengan topik yang sama bertemu tentang
topik pembelajaran yang diberikan (ditugaskan) kepada mereka.
Kemudian siswa-siswa tersebut kembali kepada tim atau kelompoknya
masing-masing (kelompok asal) untuk menjelaskan kepada anggota
kelompoknya yang lain mengenai materi yang telah mereka pelajari
sebelumnya.

4
Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM , (Yogyakarta : Pustaka
Pelajara, cetakan keenam, 2010),h.54
Menurut Trianto “pembelajaran kooperatif tipe jigsaw bernaung
dalam teori konstruktivis”. Pembelajaran ini muncul dari konsep bahwa
siswa akan mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika
mereka saling berdiskusi dengan temannya. Siswa secara rutin bekerja
dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah yang
kompleks. Jadi, hakikat sosial dan penggunaan kelompok sejawat
menjadi aspek utama dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka model pembelajaran yang
memungkinkan kerja sama antar sesama siswa dalam kelompoknya
guna memahami suatu materi dan siswa bertanggung jawab tidak hanya
dirinya sendiri melainkan setiap anggota kelompok untuk menguasai
materi yang diberikan.

2. Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif

Ada beberapa karakteristik model pembelajaran kooperatif,


diantaranya sebagai berikut :

a. Pembelajaran secara tim Pembelajaran kooperatif adalah


pembelajaran secara tim. Tim merupakan tempat untuk mencapai
tujuan. Karena itu, tim harus mampu membuat siswa belajar. Semua
anggota tim harus saling membantu untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
b. Didasarkan pada managemen kooperatif
Managemen mempunyai empat fungsi pokok, yaitu:
1) Fungsi perencanaan yang menunjukkan bahwa pembelajaran
kooperatif memerlukan perencanaan yang matang agar
proses pembelajaran berjalan secara efektif.
2) Fungsi pelaksanaan menunjukkan bahwa pembelajaran
kooperatif harus dilaksanakan sesuai dengan perencanaan,
melalui langkah- 14 langkah pembelajaran yang sudah
ditentukan termasuk ketentuanketentuan yang telah
disepakati bersama.
3) Fungsi organisasi menunjukkan bahwa pembelajaran
kooperatif adalah pekerjaan bersama setiap anggota
kelompok sehingga perlu di atur tugas dan tanggung jawab
setiap anggota kelompok.
4) Fungsi control menunjukkan bahwa dalam pembelajaran
kooperatif perlu ditentukan criteria keberhasilan baik
melalui tes maupun nontes.
c. Kemampuan untuk bekerjasama

Prinsip bekerja sama perlu ditekankan dalam proses


pembelajaran kooperatif. Setiap anggota kelompok bukan saja harus
di atur tugas dan tanggung jawab masing-masing, akan tetatpi juga
ditanamkan perlunya saling membantu. Misalnya yang pintar
membantu yang kurang pintar.

d. Keterampilan bekerjasama

Kemauan bekerjasama itu kemudian dipraktekkan melalui


aktivitas dan kegiatan yang tergambarkan dalam keterampilan
bekerja sama. Dengan demikian, siswa perlu didorong untuk mau
dan sanggup berinteraksi serta berkomunikasi dengan anggota lain.5

3. Langkah-langkah Model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Secara umum terdapat enam fase atau langkah utama dalam


pembelajaran kooperatif, seperti terlihat pada tabel berikut :

Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

a. Siswa dikelompokkan ke dalam = 4 anggota tim


b. Tiap orang dala tim diberi bagian materi yang berbeda-
beda.

5
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2007)h.242-243
c. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang
ditugaskan.
d. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari
bagian/subbab yang sama bertemu dalam kelompok baru
(kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka.
e. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota
kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar
teman satu tim mereka tentang subbab yang mereka
kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan
sungguh-sungguh.
f. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi.
g. Guru memberi evaluasi.
h. Penutup.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Tipe Jigsaw adalah


:Menggunakan strategi tutor sebaya, Mengorganisasikan siswa ke dalam
kelompok ASAL (Home)dan kelompok AHLI, Dalam kelompok ahli
peserta didik belajar secara kooperatif menuntaskan topik yang sama sampai
mereka menjadi “AHLI”, Dalam kelompok asal setiap siswa saling
“mengajarkan” kaeahlian masing-masing.

4. Hasil Belajar Siswa

Makna hasil belajar adalah perubahan-perubahan yang terjadi


pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif (pengetahuan),
afektif (sikap), dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan
belajar.15Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah
melalui kegiatan belajar. Untuk mengukur tingkat penguasaan siswa
selama proses pembelajaran, guru melakukan evaluasi terhadap hasil
belajar siswa dimana mencakup segala hal yang dipelajari di kelas yang
berkaitan dengan pembelajaran yang diberikan kepada siswa. Hasil
belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat keberhasilan
atau kemampuan siswa setelah belajar menggunakan pendekatan
saintifik. Hasil belajar yang diperoleh siswa diukur berdasarkan
perbedaan tingkah laku sebelum dan sesudah belajar.

Hasil belajar sangat erat kaitannya dengan belajar atau proses


belajar. Hasil belajar pada sasarannya dikelompokkan menjadi dalam
dua kelompok, yaitu pengetahuan dan keterampilan. Pengetahuan
dibedakan menjadi empat macam, yaitu pengetahuan tentang fakta-
fakta, pengetahuan tentang prosedur, pengetahuan konsep, dan
keterampilan untuk beriteraksi.

Hasil belajar juga dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang


dalam mencapai tujuan pembelajaran. Hasil belajar juga akan
dipengaruhi oleh intelegensi dan penguasaan anak tentang materi yang
akan dipelajari, guru menetapkan bahwa tujuan belajar perlu
menggunakan bahan apersepsi, yaitu bahan yang telah dikuasai anak
sebagai batu loncatan untuk menguasai bahan pelajaran baru.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil


belajar merupakan kebiasaan yang terlihat dalam perubahan, kebiasaan,
keterampilan, sikap, pengamatan, dan kemampuan yang diperoleh oleh
siswa setelah terjadinya proses pembelajaran yang ditunjukkan dengan
nilai tes yang diberikan oleh guru setiap selesai memberikan materi
pembelajaran.

5. Pengertian Hukum Islam

Al-Quran dan literatur hukum Islam sama sekali tidak


menyebutkan kata hukum Islam sebagai salah satu istilah. Yang ada di
dalam al-Quran adalah kata syarî’ah, fiqh, hukum Allah, dan yang
seakar dengannya. Istilah hukum Islam merupakan terjemahan dari
islamic law dalam literatur Barat. Istilah ini kemudian menjadi populer.
Untuk lebih memberikan kejelasan tentang makna hukum Islam maka
perlu diketahui lebih dulu arti masing-masing kata. Kata hukum secara
etimologi berasal dari akar kata bahasa Arab, yaitu َ hakama-yahkumu
yang kemudian bentuk mashdar-nya menjadi hukman. Lafadz al-
hukmu adalah bentuk tunggal dari bentuk jamak ُ ahkâm.

Muhammad Daud Ali menyebutkan bahwa kata hukum yang


berasal dari lafadz Arab tersebut bermakna norma, kaidah, ukuran,
tolok ukur, pedoman, yang digunakan untuk menilai dan melihat
tingkah laku manusia dengan lingkungan sekitarnya.

Islam bermakna sebagai sebuah ketundukan dan penyerahan diri


seorang hamba saat berhadapan dengan Tuhannya. Hal ini berarti
bahwa manusia dalam berhadapan dengan Tuhannya (Allah) haruslah
merasa kerdil, bersikap mengakui kelemahan dan membenarkan
kekuasaan Allah swt. Kemampuan akal dan budi manusia yang
berwujud dalam ilmu pengetahuan tidaklah sebanding dengan ilmu dan
kemampuan Allah swt. Kemampuan manusia bersifat kerdil dan sangat
terbatas, semisal hanya terbatas pada kemampuan menganalisis,
menyusun kembali bahan-bahan alamiah yang telah ada untuk diolah
menjadi bahan yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, tetapi tidak
mampu menciptakan dalam arti mengadakan dari yang tidak ada
menjadi ada (invention)

a) Pengertian Al-Qur’an

Dari segi bahasa, Al-Qur‟ān berasal dari kata qara‟a –


yaqra‟u – qirā‟atan –qur‟ānan, yang berarti sesuatu yang dibaca
atau bacaan. Secara terminologi Al-Qur‟an berarti “Kalam Allah
yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat
Jibril, sampai kepada kita secara mutawatir. Ia dimulai dengan Surah
Al-Fatihah dan diakhiri dengan Surah An-Nas, dan nilai ibadah
(berpahala) bagi setiap orang yang membacanya.” 6

b) Kedudukan Al-Qur’an dan sebagai sumber hukum Islam

6 Kadar M. Yusuf, Studi Alquran, ( Jakarta: Amzah, 2016), h. 1.


Sebagai sumber hukum Islam, Al-Qur‟ān memiliki kedudukan yang
sangat tinggi. Al-Qur‟ān merupakan sumber utama dan pertama
sehingga semua persoalan harus merujuk dan berpedoman
kepadanya. Allah SWT menrunkan Al-Qur‟an tiada lain supaya
dijadikan dasar hukum dan sampaikan kepada umat manusia untuk
diamalkan segala perintah-Nya dan ditinggalkan segala larangan-
Nya.7
c) Kandungan hukum dalam Al-Qur’an

Para ulama mengelompokkan hukum yang terdapat dalam


Al-Qur‟ān ke dalam tiga bagian, yaitu seperti berikut.

1) Akidah atau keimanan adalah keyakinan yang tertancap kuat


didalam hati. Akidah terkait dengan keimanan terhadap hal-hal
yang gaib yang terangkum dalam rukun iman (arkanu iman),
yaitu iman kepada Allah Swt. Malaikat, kitab suci, para rasul,
hari kiamat, dan qada/qadar Allah Swt.
2) Syari‟ah atau ibadah, hukum ini megatur tentang cara ibadah
baik yang berhubungan langsung dengan al-Khaliq (Pencipta)
yaitu Allah Swt. yang disebut „ibadah mahdah, maupun ibadah
ghairu mahdah
3) Akhlak atau budi pekerti, selain berisi tentang hukum-hukum
akidah dan ibadah Al-Qur‟an juga berisi tentang akhlak. Al-
Qur‟an menuntun bagaimana seharusnya manusia berakhlak
atau berperilaku, baik berakhlak kepada Allah Swt. Kepada
sesama manusia dan terhadap makhluk Allah Swt lainnya

B. Kerangka Berpikir

Berdasarkan kajian teori di atas maka dapat dibuat kerangka pemikiran


sebagai berikut:

7
Moh. Rifai, Fiqih Islam Lengkap, (Semarang: PT Karya Toha Putra, 2014), h. 10
Dalam pendidikan keberhasilan belajar siswa merupakan hal yang
sangan penting. Selain dari hasil belajar, dari segi proses belajar juga
merupakan hal yang sangat penting. Hal ini terkait dengan motivasi dan hasil
belajar siswa terhadap mata pelajaran sosiologi. Pada kondisi awal sebelum
menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, pembelajaran Pendidikan
agama islam dan budi pekerti SMK AL-ISTIQOMAH NWDI Mamben Baru
masih didominasi oleh pembelajaran konvensional yaitu dengan metode
ceramah. Dengan penggunaan metode konvensional yang berkepanjangan ini,
menyebabkan siswa merasa cepat bosan dan akhirnya berdampak pada
rendahnya motivasi dan hasil belajar Sosiologi siswa. Jika dibiarkan hal ini
akan berdampak pada hasil belajar siswa yang kurang maksimal dan siswa
terkesan menjadi pasif, karena selama proses pembelajaran kurang terjadi
interaksi antara guru dengan siswa maupun antar siswa.

Dalam upaya mengatasi masalah tersebut dalam penelitian ini akan


diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw yaitu suatu tipe
pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam suatu
kelompok yang bertanggungjawab atas penguasaan bagian materi belajar dan
mampu mengajarkan bagian tersebut kepada anggota yang lain. Metode
kooperatif tipe Jigsaw memiliki kelebihan antara 50 lain dapat menumbuhkan
kreativitas, rasa tanggungjawab, keberanian menyampaikan pendapat,
kemandirian belajar, rasa percaya diri dan kepemimpinan siswa.

Setelah guru menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw


diharapkan siswa akan lebih aktif, terjalin interaksi antar siswa maupun guru
dengan siswa. Pada kondisi akhir diharapkan motivasi dan hasil belajar siswa
akan meningkat. Bertolak dari kerangka berfikir tersebut maka melalui
penerapan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw diharapkan dapat
meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.
C. Hipotesis Tindakan

Menurut Sugiyono “hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap


rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah
dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban
yang diberikan baru didasarkan pada teori. Hipotesis dirumuskan atas dasar
kerangka pikir yang merupakan jawaban sementara atas masalah yang
dirumuskan.8 Hipotesis merupakan anggapan sementara yang menjadi
landasan atas kegiatan yang telah dilakukan dalam penelitian ini yang menjadi
hipotesis adalah hasil belajar siswa dapat meningkatkan secara signifikan pada
pembelajaran materi sumber hukum islam menggunakan metode kooperatif
tipe jigsaw.

8
Sugiyono,Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif,dan R&D. (Bandung : Alfabeta,
2010),h.96
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian


Tindakan Kelas merupakan termasuk penelitian kualitatif meskipun data yang
dikumpulkan bisa saja bersifat kuantitatif, di mana uraiannya bersifat deskriptif
dalam bentuk kata-kata, peneliti merupakan instrumen utama dalam
pengumpulan data, proses sama pentingnya dengan produk. Perhatian peneliti
diarahkan kepada pemahaman bagaimana berlangsungnya suatu kejadian atau
efek dari suatu tindakan (Rochiati, 2005). Penelitian Tindakan Kelas harus
dilakukan di kelas yang sehari-hari diajar bukan kelas yang diajar oleh guru
lain meskipun masih dalam satu sekolah. Hal ini disebabkan karena PTK
adalah suatu penelitian yang berbasis pada kelas. Inilah perbedaan ciri antara
penelitian formal dengan PTK.

B. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMK AL-ISTIQOMAH


NWDI Mamben Baru

2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada :
1) Siklus pertama pada 25 november 2022
2) Siklus kedua pada 28 november 2022
C. Subjek Penelitian dan Kolaborator Penelitian

Subjek penelitian (PTK) ini difokuskan pada siswa kelas Subjek


penelitian (PTK) ini difokuskan pada siswa kelas X SMK AL-ISTIQOMAH
NWDI Mamben Baru. Pada kelas tersebut ditemukan adanya permasalahan-
permasalahan dalam proses pembelajaran khususnya mata pelajaran
Pendidikan agama islam dan budi pekerti.
D. Siklus Penelitian (Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan, Refleksi)
Secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilakukan dalam
Penelitian tindakan Kelas, yaitu:
1. perencanaan (planning),
2. pelaksanaan (acting),
3. pengamatan (observing), dan
4. refleksi (reflecting).

Penelitian ini akan dilaksanakan dalam dua siklus.

E. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian tindakan kelas dalam penelitian ini dilaksanakan untuk


memperbaiki proses pembelajaran di kelas khususnya untuk meningkatkan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan agama islam dan budi
pekerti kelas X SMK AL-ISTIQOMAH NWDI Mamben Baru melalui
model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dapat dijelaskan


sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi dilakukan untuk memantau proses dan dampak


pembelajaran yang diperlukan untuk menata langkah-langkah
perbaikan agar lebih efektif dan efisian. Pengamatan yang dilakukan
yaitu dengan berperan serta secara pasif. Pengamatan ini dilakukan
terhadap guru ketika melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas
dan kinerja siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. Peneliti
mengambil posisi duduk paling belakang sehingga lebih leluasa
melakukan pengamatan terhadap aktivitas belajar mengajar di kelas
tersebut.

2. Wawancara
Tujuan wawancara adalah untuk menyajikan konstruksi saat
sekarang dalam suatu konteks mengenai tanggapan atau persepsi,
tingkat dan bentuk keterlibatan dan sebagainya. Di dalam praktek
penelitian ini ada dua jenis alat bantu wawancara yaitu pedoman
wawancara dan daftar pertanyaan. Pedoman 56 wawancara hanya
memberikan secara garis besar pokok permasalahan, sedangkan daftar
pertanyaan lebih terinci dari segala hal yang dikehendaki dalam
penelitian.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan suatu metode untuk memperoleh


suatu informasi dengan melihat buku-buku, arsip atau catatan yang
berhubungan dengan penelitian. Selain itu dokumentasi ini sebagai
sumber data karena dalam banyak hal dapat digunakan untuk
menguji, menafsirkan dan juga sebagai bukti dalam penelitian.
Dapat dilakukan dengan mencatat atau mengabadikan kegiatan
belajar mengajar berupa foto yang menggambarkan situasi
pembelajaran

F. Teknik Analisis Data

Data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah data tentang motivasi
dan hasil belajar siswa yang diperoleh selam berlangsungnya penelitian
tindakan kelas. Hasil belajar diperoleh dari pemberian evaluasi pada akhir
siklus sedangkan motivasi belajar siswa diperoleh dari hasil wawancara dengan
guru dan siswa serta pemberian angket motivasi belajar. Teknik analisis ini
mengacu pada model analisis yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman
dalam Iskandar (2009) yang terdiri dari tiga komponen yaitu reduksi data
penyajian data dan penarikan kesimpulan. Penjelasannya sebagai berikut:

1. Reduksi data

Reduksi data pada penelitian di kelas X SMK AL-ISTIQOMAH


NWDI Mamben Baru ini berlangsung terus menerus selama penelitian
berlangsung. Selama pengumpulan data berlangsung terjadilah tahapan
reduksi atau pemilihan data selanjutnya membuat ringkasan, mengkode
dan menelusuri tema. Pemilihan data yang dikode, mana yang dibuang
dan pola-pola mana yang akan diringkas. Reduksi ini berkelanjutan
terus sesudah penelitian lapangan sampai laporan akhir tersusun
lengkap.

2. Penyajian data

Penyajian data yaitu sekumpulan informasi tersusun yang


memberi kemingkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan
tindakan. Pelaksanaan penelitian penyajian data yang lebih baik
merupakan suatu cara yang utama bagi analisis kualitatif yang valid.
Data yang sudah diperoleh di kelas kemudian disajikan dalam bentuk
tabel, foto, dan grafik yang digunakan peneliti dalam memahami apa
yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan lebih jauhnya
menganalisis atau mengambil keputusan tindakan berdasarkan
pemahaman yang diperoleh dari penyajian data.

3. Penarikan kesimpulan

Penarikan kesimpulan dilaksanakan dengan membandingkan


hasil observasi dalam penbelajaran tersebut. Tes ini dilakukan lebih
dari satu kali, jika mengalami peningkatan maka usaha yang dilakukan
dikatakan berhasil.
DAFTAR PUSTAKA

Abd. Rozak dkk, kompilasi Undang-Undang dan Peraturan Bidang Pendidikan,


(Jakarta: FITK RESS, 2010), cet. Ke-1,
Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM , (Yogyakarta
Pustaka Pelajara, cetakan keenam, 2010),
Moh. Rifai, Fiqih Islam Lengkap, (Semarang: PT Karya Toha Putra, 2014),
M. Basyiruddin Usman dan Asnawir, Media Pembelajaran, (Jakarta : Citra Utama.
2002),
Sudirman, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada 2004),
Kadar M. Yusuf, Studi Alquran, ( Jakarta: Amzah, 2016),
Sugiyono,Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif,dan R&D.
(Bandung : Alfabeta, 2010),
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007)

You might also like