Jurnal Dauri. LEGALITA
Jurnal Dauri. LEGALITA
Jurnal Dauri. LEGALITA
Dauri
University Lampung
e-mail: [email protected]
Ricco Andreas
University Lampung
e-mail: [email protected]
Abstract: This study aims to examine and provide new concepts in the development of
Village-Owned Enterprises (BUMDes) through religious organizations, especially Islam.
BUMDes is one of the economic institutions operating in rural areas that must have
differences with economic institutions in general. This is intended so that the existence
and performance of BUMDes can contribute significantly to improving the welfare and
economic prosperity of the community, the majority of the population of Indonesia are
Muslims, so that BUMDes are in accordance with Islamic contracts. The problems that
will be discussed in this study are 1. What is the development of Village-Owned
Enterprises as Economic Empowerment (sharia) through the current Religious Based
Organization (Islam). 2. What is the concept in the development of Village-Owned
Business Entities Through Religious (Islamic) Based Organizations. This research
method uses a normative juridical system by studying library materials and documents
related to the development of BUMDes. This study shows that existing contracts in
Islamic economics can be implemented on BUMDes in accordance with laws and
regulations. In addition to having strengths and opportunities, this concept also has
disadvantages and threats. To realize Islamic economy-based BUMDes this requires an
active role and joint commitment from the village government, the community, Fatayat
Nahdatul Ulama (NU), Muslimat, and other Islamic organizations that will develop
Islamic economics, so that the needs of al-dharuriyah (primary), al-hajiyyah ( secondary),
al-thsaniyyah (complementary) in the village.
Keywords: Islam, Economy, BUMDes, Organization.
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan memberikan konsep baru
dalam pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) melalui organisasi
keagamaan khusnya islam. BUMDes merupakan salah satu lembaga ekonomi
yang beroperasi di pedesaan harus memiliki perbedaan dengan lembaga
ekonomi pada umumnya. Hal ini dimaksudkan agar keberadaan dan kinerja
BUMDes mampu memberikan kontribusi yang signifikan terhadap peningkatan
kesejahteraan dan kemakmuran perekonomian masyarakat, mayoritas penduduk
Indonesia yang beragama islam, sehingga BUMDes yang sesuai dengan akad
islam. Masalah yang akan di bahas dalam penelitian ini adalah 1. Bagaimanakah
perkembangan Badan Usaha Milik Desa sebagai Pemberdayaan Ekonomi
(syariah) melalui Organisasi Berbasis Keagamaan (islam) saat ini. 2.
Bagaimanakah konsep dalam pengembangan Badan Usaha Milik Desa Melalui
Organisasi Berbasis Keagamaan (islam). Metode penelitian ini menggunakan
sistem yuridis normatif dengan mempelajari bahan pustaka dan dokumen yang
bersangkutan dengan pengembangan BUMDes. Kajian ini menunjukan bahwa
akad yang ada pada ekonomi islam dapat diimplementasikan pada BUMDes
Dauri, Ricco Andreas Badan Usaha...
A. Pendahuluan
Salah satu misi pemerintah pada saat ini adalah membangun daerah
pedesaan yang dapat dicapai melaui sebuah pemberdayaan masyarakat dengan
tujuan untuk meningkatkan produktivitas dan keanekaragaman usaha yang ada.
Terpenuhinya sarana dan fasilitas untuk mendukung peningkatan ekonomi desa
akan mendukung, membangun dan memperkuat pemasaran serta
mengoptimalkan sumber daya manusia sebagai dasar pertumbuhan ekonomi
desa. Pemberdayaan dan pengembangan sumber daya manusia dapat
dilaksanakan oleh organisasi keagamaan khusnya islam seperti Remaja Islam
Masjid (Risma), Fatayat NU, Muslimat dan organisasi keagamaan islam lainnya.
Indonesia merupakan negara yang penduduknya mayoritas beragama islam, hal
ini yang membelatar belakangi penguatan dalam penerapan konsep, pengelolaan
dan pengembangan ekonomi islam.
Dengan adanya BUMDes di harapan masyarakat (khususnya masyarakat
desa) dapat secara mandiri mengelola keuangan tanpa terlepas dari bantuan
pemerintah, yaitu melalui penyeluran dana desa yang sala satunya berasal dari
alokasi dan Anggaran Penadapatan dan Belanja Negara (APBN) yang kemudian
di lakukan desentralisasi ke desa nelalui rekening dan rekomendasi dari
pemerintah daerah. BUMDes diharapkan dapat menggantikan koperasi menjadi
sara peningkatan kesejahteraan masyarakat desa. BUMDes pada kenyataanya
tidak dapat berdiri sebagai pengganti koperasi, karena tidak terlepas dari
berbagai hambatan-hambatannya sendiri.
Pengembangan basis ekonomi di pedesaan sudah semenjak lama
dijalankan oleh Pemerintah melalui berbagai program. Namun upaya itu belum
membuahkan hasil yang memuaskan sebagaimana diinginkan bersama.
Terdapat banyak faktor yang menyebabkan kurang berhasilnya program-
program tersebut. Salah satu faktor yang paling dominan adalah intervensi
1 Bambang, Implementasi Badan Usaha Milik Desa Berbasis Ekonomi Islam: Suatu
(PKDSP), Buku Panduan Pendirian dan Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)
(Fakultas Ekonomi: Universitas Brawijaya), hlm. 1.
3 Ibid
Peraturan yang mengatur secara rinci Badan Usaha Milik Desa diatur
didalam Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi Republik Indonesia nomor 4 tahun 2015 tentang pendirian,
pegurusan dan pengelolaan, dan pembubaran badan usaha milik desa.
Peraturan ini mengganti Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 39 tahun
2010 tentang Badan Usaha Milik Desa. Dalam peraturan tersebut menjelaskan
bahwa sebagian atau seluruh modal berasal dari desa untuk kesejahteraan
masyarakat desa. Jenis usaha yang dapat dijalankan pun harus berorientasi
untuk meningkatkan pendapatan desa dan kesejahteraan masyarakat desa
tersebut. Jenis usaha yang dapat dibuat oleh BUMDes sesuai Peraturan Menteri
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia
nomor 4 tahun 2015 diantaranya bisnis sosial (social business) sederhana yang
4 H.A.W Widjaya, Otonomi Desa (Jakarta: Raja Grafindo Persada 2003), hlm. 3.
Jurnal Fakultas Hukum, Universitas Gajah Mada, Volume. 1, Nomor. 1, Tahun 2018, hlm. 25-
35.
B. Permasalahan
C. Metode
Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan kajian literatur.
Kajian literatur atau penelitian kepustakaan (literature review atau literature
research) merupakan penelitian yang menelaah, meninjau atau mengkaji secara
kritis suatu pengetahuan, gagasan, ide atau temuan yang terdapat dalam suatu
literatur dengan berorientasi akademik (academic-oriented literature), serta
merumuskan dan mengkonstruk kontribusi teoritis dan metodologis untuk
suatu topik tertentu. Fokus dari kajian literatur adalah menemukan berbagai
gagasan, prinsip, dalil, teori, atau hukum yang digunakan untuk menelaah dan
menganalisis sebagai upaya dalam menjawab pertanyaan penelitian yang
dirumuskan. Metode analisis dalam penelitian dengan kajian literatur ini
adalah bersifat analisis deskriptif, yaitu intepretasi gagasan atau informasi/
data dilakukan secara teratur kemudian diberikan penjelasan secara jelas agar
dapat dipahami dengan baik.
D. Pembahasan
11 Hulwati, Ekonomi Islam: Teori dan Praktiknya dalam Perdaganagan Obligasi Syari’ah
melakukan sesuatu yang mana dari kesepakatan tersebut kedua pihak ingin
memperoleh apa yang mereka inginkan.13
Sebelum lebih jauh membahas mengenai konsep dalam pengembangan
BUMDes melalui Organisasi keagamaan khusnya islam, perlu diketahui bahwa
alasan mengapa harus organisasi keagamaan islam yang harus memegang
konsep pengembangan BUMDes ini. Yang paling mendasar alasan mengapa
harus islam adalah sebagian besar penduduk Indonesia adalah beragama islam,
sehingga diutamakan dalam pengelolaan BUMDes ini adalah penduduk yang
beragama islam.
Berangkat dari sejarah Nabi Muhammad S.A.W bahwasanya beliau
diutus untuk menyebarkan agama islam, namun Nabi Muhammad juga
mengajarkan kepada umatnya untuk melakukan usaha untuk menyambung
hidup dengan cara berdagang. Dengan demikian islam mempunyai contoh Nabi
Muhammad sebagai pelaksana utama dalam melakukan kegiatan ekonomi yang
berdasarkan islam.
Kegiatan ekonomi telah menjadi sarana pencapaian kesejahteraan atau
kemakmuran. Nabi Muhammad Saw memperkenalkan sistem ekonomi Islam,
Konsep kesejahteraan ini yang akan dibahas dalam tatanan ekonomi Islam.
Ekonomi Islam adalah ilmu yang multimensi/interdisiplin, komprehensif, dan
saling terintegritas, meliputi Ilmu Islam yang bersumber dari Al-Quran dan As-
sunah, dan juga ilmu rasional, dengan ilmu manusia dapat mengatasi masalah-
masalah keterbatasan sumber daya untuk mencapai falah (kebahagiaan).14
Kegiatan transaksi ekonomi dalam islam harus sesuai dengan aspek-
aspek syariah. Dalam ekonomi islam kegiatan transaksi yang melibatkan dua
orang atau lebih harus ada jalinan ikatan (akad) yang jelas diantara mereka.
Akad adalah sebuah perjanjian, perikatan atau kesepakatan antara pihak-pihak
yang membuat perjanjian atas suatu obyek tertentu dan di shighoh (lafadz) kan
dalam ijab-qobul. Akad/perjanjian mengatur hubungan keterikatan antara para
13 Robiatul, Adawiyah, Strategi Pengembangan Badan Usaha Milik Desa Berbasis Aspek
Modal Sosial, Jurnal Kebiajkan Publik dan Manejemen Publik, Volume 6, Nomor 3, 2018, hlm.
1-14.
14 Veithzal Rivai, Andi Buchari, Islam Economics, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm.
115.
pihak mengenai hak dan kewajiban. Akad dalam ekonomi islam terdiri dari
beberapa jenis yaitu:15
a. Simpanan atau titipan (Al-wadi’ah)
Al-wadi’ah dapat diartikan sebagai titipan murni dari satu pihak ke pihak
lain, baik individu maupun badan hukum, yang harus dijaga dan
dikembalikan kapan saja si penitip kehendaki. Penerima simpanan adalah
yad al-amanah (tangan amanah), artinya ia tidak bertanggung jawab atas
kerusakan atau kehilangan yang terjadi pada aset titipan. Maka dari
itu,konsep al-wadi’ah yad al-amanah ini pihak yang menerima tidak
boleh menggunakan dan memanfaatkan sesuatu yang dititipkan. Akan
tetapi, harus benar-benar menjaga sesuai kelazimannya. Pihak penerima
titipan dapat mengenakan biaya kepada penitip sebagai biaya penitipan.
b. Bagi hasil terdiri dari akad Al-musyarakah, Al-mudharabah, Al-
muzzara’ah, dan Al-musaqah.
Al-musyarakah yaitu akad kerjasama antar dua pihak atau lebih pada
suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan
kontribusi dana (amal/expertise) dengan kesepakatan bahwa keuntungan
dan risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan. Al-
mudharabah adalah akad yang dibuat antara pemilik modal (shâhib al-
mâl) dengan pengelola (mudhârib) sehingga memperoleh keuntungan
atau pendapatan dari pengelolaan tersebut. Pendapatan atau
keuntungan tersebut dibagi berdasarkan nishbah (bagian) yang telah
disepakati di awal akad. Akan tetapi, bila terjadi kerugian maka pemilik
modal sebagai pihak yang meanggung, selama bukan akibat kelalaian
pihak pengelola. Seandainya kerugian disebabkan oleh pihak pengelola
maka pihak tersebut harus bertanggungjawab atas kerugian tersebut. Al-
muzzara’ah adalah akad kerja sama pengolahan pertanian antara pemilik
lahan dan penggarap, dimana pemilik lahan memberikan lahan
pertanian kepada pihak penggarap untuk ditanami dan dipelihara
dengan imbalan bagian tertentu (persentase) dari hasil panen. Al-musaqah
adalah bentuk yang lebih sederhana dari muzara’ah di mana pihak
15 Muhammad Safii Antonio, Bank Syariah: Dari Teori Ke Praktek, (Jakarta: Gema
umat yang ada didesa. Pada dasarnya fungsi BUMDes adalah untuk
penegembanagn ekonomi desa, sedangkan organisasi keagamaan (islam) adalah
fungsinya untuk menyebarkan agama demi kemaslahatan umat. Berdasarkan
kedua fungsi tersebut maka satukan sehingga menjadi pengembangan
perekonomian umat isalam melalui BUMDes.
Berbagai macam cara yang dapat dilakukan melaui konsep
pengembangan BUMDes melalui organisasi keagamaan harus di patenkan. Hal
tersebut dapat meningkat dan memberdayakan masyarakat sesuai dengan yang
diamanatkan oelh undang-undang dan peraturan yang mengatur pengelolaan
dan pengembangan BUMDes ini. Karena pada dasarnya dengan bergulirnya
dana desa dari pemerintah pusat kepemerintahan desa tujuan adalah untuk
pembangunan dan pemberdayaan masyarakat.
Berkenaan dengan penjelasan tersebut di atas, maka akan di gambar
sebuat bagan yang akan menjelaskan konsep dalam pengembangan BUMDes.
Menurut antonio yang telah diolah sehingga Secara rinci akan di gambarkan
pada bagan 1 sebagai berikut:17
17 Antonio, Pengembangan dan Konsep BUMDes dalam kajian Islam, Bandung: Citra
Adiya, 2009, dalam Skripsi Widya Ayu Lestarai tentang Peran Badan Usaha Milik Desa dalam
pemberdayaan masyarakat melalui kajian islam.
benar harus menjaga sesuai dengan kelaziman (sesuai dengan Al-Quran surat
An-nisa:58).
Berdasarkan penjelasan diatas maka konsep yang harus dilaksanakan
dalam pengembangan BUMDes dalam melalui organisasi keagamaan ialah: desa
memberikan pelatihan mendasar kepada organisasi keagamaan seperti Remaja
Islam Masjid, Fatayat NU, Muslimat dan organisasi keagamaan lainnya dalam
pengelolaan BUMDes. Setelah melaksanakan pelatihan yang diadakan setiap
desa tersebut, selanjutnya pemerintah desa memberikan Dana Desa yang
dianggarkan untuk pengelolaan BUMDes kepada masing-masing organisasi
keagamaan tersebut untuk dikelola dan membuat suatu usaha yang dibawah
pimpinan desa melalui lembaga BUMDes. Pemerintah Desa dapat mengawasi
kegiatan pelaksanaan BUMDes dengan cara membentuk Ketua Tim atau
Koordinator dari setiap organisasi keagamaan tersebut, sehingga kegiatan yang
dilakukan tersebut dapat berjalan dan terpantau.
Dengan adanya konsep yang sudah dijelaskan di atas, diharapkan dapat
mengembangkan BUMDes yang dapat memajukan perekonomian desa.
Perkembangan dan perluasan dalam pengembangan BUMDes ini, pemerintah
desa melakukan kegiatan dalam pengembangan yang akan menambah
penghasilan desa melalui peningkatan pendapatan asli desa. Hal ini juga dapat
mengatasi permasalahan yang di hadapi pemerintah desa dalam pengembangan
BUMDes yang di harapkan dapat menyelasaikan hambatan yang ada di
pemerintahan desa.
E. Simpulan
Berdasarkan penjelasan di atas tentang Badan Usaha Milik Desa Sebagai
Pemberdayaan Ekonomi melalui organisasi keagamaan (islam) penelitian ini
menunjukaan bahwa dalam pengelolaan BUMDes, pemerintahan desa dapat
melakukan pengembangan dengan meberdayaan organisasi keagamaan yang
ada disetiap desa. Organisasi keagamaan khusnya islam dapat melakukan
berbagai kegiatan ekonomi yang berbasis islam (syari’ah) yang tidak bertentanag
dengan ajaran islam dan sesuai dengan akad-akad dalam ekonomi islam yang
sesuai dengan Undang-Undang Desa dan Peraturan Menteri lainnya yang
berhubungan dengan pengembangan BUMDes.
Daftar Pustaka
Buku:
Apriantono, Eko, 2016, Memajukan Ekonomi Desa Melalui BUMDes, Fakultas
Ekonomi Bandung.
Antonio, Muhammad Safii, 2009, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek, Gema Insani
Press, Jakarta.
Antonio, 2009, Pengembangan dan Konsep BUMDes dalam kajian Islam, Citra Adiya,
Bandung.
Rivai, Veithzal, 2009, Andi Buchari, Islam Economics, Bumi Aksara, Jakarta.
Hulwati, 2006, Ekonomi Islam Teori dan Praktiknya dalam Perdaganagan Obligasi
Syari’ah di Pasar Modal Indonesia, Ciputat Press, Jakarta.
Jurnal:
Adi Rahman, “Perubahan Budaya Bergotong Royong Masyarakat di Desa Santan
Tengah Kecamatan Marangkayu” jurnal Sosiantri-Sosiologi, Volume4
Nomor1, 2016.
Peraturan Perundang-undangan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.
Internet
Tanpa Nama, “jenis-usaha-bumdes”, berdesa.com, diakses 27 Juli 2019.