3248 6593 1 SM
3248 6593 1 SM
3248 6593 1 SM
net/publication/330561976
CITATIONS READS
4 25,148
1 author:
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Muhammad Ridwan Harahap on 29 July 2019.
Abstract
Electrophoresis is a method of separation that utilizes the electric field generated from electrodes
to separate compounds having a charge of cations or anions. Electrophoresis requires separation media in
the form of a stationary phase such as Agarose cells mixed with a buffer solution to maintain the acidity of
the sample during the separation process. This tool strongly supports the renewal of research, especially
in the field of genetic engineering technology. The result will provide a track record of separation bands of
compounds. The speed of molecular motion depends on the ratio (ratio) of charge to its mass, and also
depends on the shape of the molecule.
Abstrak
Elektroforesis merupakan suatu metode pemisahan yang memanfaatkan medan listrik yang
dihasilkan dari elektroda-elektroda untuk memisahkan senyawa-senyawa yang memiliki muatan berupa
kation ataupun anion. Elektroforesis membutuhkan media pemisah berupa fase diam seperti sel Agarosa
yang tercampur larutan buffer untuk menjaga kondisi keasaman sampel saat proses pemisahan. Alat ini
sangat mendukung keterbaruan penelitian khususnya dibidang teknologi rekayasa genetika. Hasilnya
akan memberikan rekam jejak berupa pita-pita pemisahan senyawa. Kecepatan gerak molekul tergantung
pada nisbah (rasio) muatan terhadap massanya, serta tergantung pula pada bentuk molekulnya.
1. Pendahuluan
Pasir besi merupakan salah satu sumber besi yang pemanfaatannya masih belum optimal.
Pemanfaatan pasir besir di Indonesia hingga saat ini masih terbatas hanya digunakan sebagai
bahan tambahan pada pabrik semen.
Di dalam bidang ilmu Kimia, pemanfaatan energi listrik sangat dibutuhkan. Disamping
energi yang dibutuhkan, listrik juga menjadi kajian dalam metode pemisahan senyawa dengan
memanfaatkan muatan-muatan yang dihasilkan dari listrik. Selain sel elektrokimia,
elektroforesis salah satu metode pemisahan yang memanfaatkan kajian listrik tersebut.
Elektroforesis merupakan suatu metode pemisahan yang memanfaatkan medan listrik yang
dihasilkan dari elektroda-elektroda untuk memisahkan senyawa-senyawa yang memiliki muatan
berupa kation ataupun anion. Memiliki perbedaan yang cukup jelas dengan sel elektrokimia,
elektroforesis memanfaatkan medan listrik. Sedangkan elektrokimia memanfaatkan elektroda
21
Muhammad Ridwan Harahap ISSN 2549-3698
e-ISSN 2549-3701
untuk melakukan reaksi reduksi dan oksidasi. Teknik elektroforesis sudah sangat lama
ditemukan sekitar abad ke 19 hanya saja pengembangannya secara signifikan dimulai tahun
1956 oleh Hunter dan Moller melakukan penelitian tentang sifat-sifat enzim sebagai katalisator
untuk melihat pengaruh kimia pada perkembangannya.
Dalam kajian teori pada elektroforesis ini tidak terlepas dari kajian medan listrik. Medan
listrik yang dihasilkan berasal dari elektroda-elektroda yang diberikan energi listrik dari sumber
energi seperti arus listrik searah maupun Arus listrik bolak-balik. Hukum Coulomb menjadi
prinsip dasar metode pemisahan elektroforesis yaitu gaya pada salah satu titik muatan
berbanding lurus dengan besar muatannya. Medan listrik merupakan efek yang dihasilkan oleh
muatan listrik seperti elektron, ion atau proton, dalam ruangan yang ada disekitarnya.
Pada elektroforesis media pemisahnya berupa gel Agarosa atau lainnya yang memiliki tingkat
viskositas tinggi. Dengan demikian dapat dihitung laju molekulnya adalah sebagai berikut:
Laju dalam elektroforesis sangat bergantung pada kekentalan medium (n), ukuran atau bentuk
(r), dan muatan molekul (q). Kekuatan asam pada medium juga mempengaruhi besar muatan
pada saat ionisasi berlangsung sehingga diperlukan larutan buffer untuk mengatasi masalah ini.
Dan juga perlu dilakukan analisis terhadap kemampuan media untuk memisahkan molekul-
molekul agar lebih efektif dan maksimal.
Alat elektroforesis terdiri dari medium pemisah yang terhubung dengan dua elektroda
dan kertas saring. Media pemisah dapat berupa gel Agarosa, pati atau poliakrilamida. Media
terdiri dari dua bagian yang dihubungkan dengan sumbu asbes; satu bagian berisi elektroda
platina dan yang lain kontak dengan medium elektroforesis.
3. Komponen Elektroforesis
Elektroforesis terdiri dari beberapa komponen utama dalam penggunaanya. Yang pertama
adalah larutan elektrolit yang berfungsi sebagai pembawa komponen. Umumnya berupa larutan
buffer dengan pH tertentu sesuai dengan karakteristik senyawa yang akan dipisahkan.
Berikutnya media pemisah merupakan tempat proses pemisahan terjadi. Media pemisah ini
berupa kertas (selulosa asetat, selulosa nitrat), gel kanji, gel polikrilamid, busa poliuretan atau
agar-agar. Selanjutnya yang paling penting adalah elektroda yang berfungsi sebagai
penghubung arus listrik dengan media pemisah dan baterai atau arus listrik sebagai sumber
energi (source) pada rangkaian alat.
b. Larutan Buffer
Larutan buffer berfungsi untuk mempertahankan pH di dalam medium pemisah, dan
berfungsi sebagai media penyedia elektrolit pada proses pergerakan aliran listrik.
Larutan buffer harus memiliki interkasi dengan molekul yang dipisahkan, dan pH yang
digunakan menjadi perhatian sehingga kumpulan molekul dapat dipisahkan satu sama
lain tetapi tidak mengalami perubahan struktur. Larutan penyangga harus dipilih dengan
cermat, keterkaitan ion buffer dalam berinteraksi dengan senyawa yang diteliti, pH
dipilih berdasarkan jenis campuran yang akan dipisahkan. Umumnya pemisahan dapat
dicapai pada titik isolistrik (yaitu titik ketika pH suatu makromolekul bermuatan nol
akibat bertambahnya atau kehilangan muatan), salah satu senyawa yang dipilih
sebaiknya tidak mengakibatkan perubahan kimia atau perubahan struktur molekul yang
akan diteliti. Kisaran kekuatan ionik larutan buffer pada 0,05-0,15 mol/L dan biasanya
diambil nilai di antara kedua nilai ekstrem. Pada kekuatan ionik yang rendah akan
terjadi pergerakan molekul yang cepat dan produksi panas yang rendah, akan tetapi
terjadi difusi yang nyata. Di pihak lain, pada kekuatan ionik yang tinggi, diperoleh pita-
pita yang tajam, namun akan terjadi produksi panas yang lebih tinggi dan terjadi
pergerakan molekul pada jarak yang pendek.
c. Medan listrik
Sumber suatu listik yang stabil sangat diperlukan untuk menghasilkan aliran listrik
dengan tegangan yang konstan. Kekuatan ionik medan listrik pada kisaran 2-8 V/cm
sesuai pada suhu ruang. Kekuatan medan magnet yang dihasilkan jika lebih besar dari
10 V/cm, maka dapat memberikan efek pemanasan yang dapat menyebabkan pada
media penyangga terjadi kehilangan air yang diakibatkan proses penguapan. Hal
tersebut juga mengakibatkan pergeseran hasil fragmen-fragmen. Pemanasan
merupakan salah satu faktor yang mengakibatkan senyawa-senyawa terdenaturasi.
Disamping kekurangan dengan menggunakan tegangan yang tinggi, keuntungan
elektroforesis pada voltase tinggi mengakibatkan pemisahan yang sangat cepat.
Sehingga senyawa-senyawa dengan berat molekul rendah akan mengalami proses
difusi yang paling baik dipisahkan dalam kondisi elektroforesis tegangan tinggi.
Kusumaningrum et all (2014) melakukan penelitian tentang gerak molekul DNA yang
terpolarisasi pada elektroforesis berdasarkan muatan. Penelitian ini melakukan kombinasi alat
antara prinsip elektroforesis dan dielektroforesis terintegrasi perangkat lunak untuk mengukur
konsentrasinya. Pengukuran konsentrasi DNA menggunakan spektrofotometer UV/VIS.
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan desain untuk mengukur konsentrasi DNA berdasarkan
gambaran yang dihasilkan pada gel elektroforesis menggunakan perangkat lunak berbasis
MatLab. Pengukuran konsentrasi DNA didasarkan gambaran yang dihasilkan pada gel
elektroforesis lalu dibandingkan dengan hasil penghitungan spektrofotometer UV/VIS. Hasil
pengukuran total DNA menggunakan instrumentasi spektrofotometer memiliki kecenderungan
yang sama dengan hasil pengukuran menggunakan perangkat lunak berbasis MatLab
meskipun terdapat perbedaan nilai kuantitatif.
Hermanto S., et all (2014) melakukan penelitian tentang penggunaan metode SDS-
PAGE (Sodium Dodecyl Sulphate Poly Acrylamide Gel Electrophoresis) bertujuan untuk
mengidentifikasi sumber gelatin yang digunakan pada kapsul keras. Hal ini merujuk pada
penggunaan gelatin sebagai salah satu bahan utama sistem pengiriman (delivery) obat medis
atau farmasi. Bahan dasar pembuatan kapsul saat ini masih menjadi permasalahan
24 | CIRCUIT: Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro, Vol.2, No.1, Feb.2018
ISSN 2549-3698 Muhammad Ridwan Harahap
e-ISSN 2549-3701
dikarenakan kehalalannya masih diragukan karena sebagian besar diperoleh dari bahan tidak
halal. Kolagen tulang sapi dan lemak babi merupakan salah satu sumber penghasil gelatin.
Dengan ada penelitian tersebut dapat dilakukan pemerikasaan terhadap kehalalan suatu
produk yang memanfaatkan metode SDS-PAGE (Sodium Dodecyl Sulphate Poly Acrilamide
Gel Elektrophoresis). Tahap awal penelitian dilakukan optimasi terhadap standar gelatin sapi
dan babi yang dihidrolisis dengan pepsin pada pH 4.5 dan suhu 60 oC selama 1 jam, 2 jam dan,
3 jam. Gelatin yang dihasilkan hidrolisis selanjutnya dianalisis dengan SDS-PAGE untuk
menentukan waktu hidrolisis optimal. Kemudian identifikasi gambaran gelatin hidrolisat
dibandingkan berdasarkan perbedaan bobot molekulnya.
Hasil penelitian yang diperoleh kemudian diaplikasikan terhadap indikasi sumber gelatin
pada beberapa sampel kapsul keras yang diperoleh dari pasaran dan dibandingkan dengan
kapsul keras gelatin hasil simulasi. Hasil hidrolisis optimum selama 3 jam menunjukkan adanya
pita-pita spesifik pada gelatin sapi dengan bobot molekul 15 kDa; 18,5 kDa; 33 kDa dan 47 kDa
serta pita spesifik pada gelatin babi dengan bobot molekul 12,8 kDa; 17,3 kDa, 23,7 kDa dan 37
kDa. Hasil yang sama diperoleh pada kapsul keras sampel dengan pita-pita gambaran protein
yang identik dengan standar gelatin sapi. Hasil analisis yang diperoleh menunjukkan ketiga
sampel yang diuji diduga merupakan kapsul yang terbuat dari gelatin sapi.
Rohmana A., et all (2016) melakukan penelitian terhadap penggunaan media pemisah
berupa agar-agar komersial pada alat elektroforesis dengan sampel berupa zat warna remazo
yang dipengaruhi oleh komposisi buffer, ph buffer dan konsentrasi media. Objek penelitian
merupakan zat warna Remazo Brilliant Blue R (RBBR), Remazo Red RB (RRRB), Remazo
Yellow FG (RYFG), Remazo Turquoise Blue G (RTBG) dan Remazo Violet 5R (RV5R) dengan
beberapa variabel optimasi elektroforesis gel dipengaruhi oleh komposisi buffer, pH buffer, dan
konsentrasi media yang dilakukan pada tegangan 150 volt selama 15 menit. Kemudian
diperoleh kondisi optimal menggunakan buffer dengan komposisi NaH2PO4.H2O + Na2HPO4.
Hasil penelitian menunjukkan larutan penyangga pada pH 9 didapatkan jarak migrasi terjauh
untuk masing-masing zat warna RBBR, RYFG, RRRB, RTBG dan RV5R secara berturut-turut
adalah : 29,11 mm; 35,40 mm; 33,40 mm; 32,07 mm; dan 31,07 mm. Pada konsentrasi 2%
didapatkan jarak migrasi untuk kelima zat warna remazol paling jauh, yaitu : RBBR 29,13 mm;
RYFG 34,14 mm; RRRB 31,16 mm; RTBG 30,25 mm dan RV5R 29,20mm.
Yahya L.A., et all (2016) melakukan penelitian tentang pemanfaatan Nata de Coco
sebagai media gel elektroforesis pada zat warna Remazol terhadap pengaruh pH, waktu dan
aplikasi pemisahan gelatin. Penelitian ini mengamati pengaruh pH larutan buffer, waktu dan
proses pemisahan gelatin kemudian menggunakan elektroforesis dengan media nata de coco
sebagai media penyangganya. Nata de coco yang telah dibuat dengan masa inkubasi 4 hari
menghasilkan ketebalan sekitar 0,454 cm sehingga umur tersebut digunakan dalam penelitian
ini. Penggunaan larutan buffer terbaik adalah buffer fosfat yang terbuat dari garam–garamnya.
Adapun pengaruh pH dinyatakan dengan kekuatan ion, hal ini sebanding dengan semakin
besar kekuatan ion larutan, maka semakin jauh jarak migrasi Remazol. Alokasi waktu pada
proses elektroforesis mempengaruhi jarak migrasi Remazol. Hasil yang diperoleh menunjukkan
bahwa kondisi optimum elektroforesis gel terhadap pewarna Remazol Turquoise diperoleh dua
pita pemisahan dengan jarak pita masing-masing 2 cm dan 3,6 cm.
Rachmania R.A., et all (2017) melakukan penelitian tenga berat molekul terhadap
enzim Protease buah Nanas (Ananas comosus L.Merr) dan Pepaya (Carica papaya L.)
menggunakan metode SDS-PAGE. Jenis enzim Protease yaitu Papain dan Bromelin dapat
menguraikan struktur molekul protein menjadi asam amino sangat dibuthkan pada industri
makanan dan farmasi.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui profil berat molekul enzim Bromelin dari kulit
buah Nanas (Ananas comosus L. Merr) dan Pepaya (Carica papaya L.) dari getah dengan
variaetas berbeda menggunakan metode SDS-PAGE (Sodium Dodecyl Sulphate Poly
Acrylamide Gel Electrophoresis). Presipitasi dilakukan dengan penambahan amonium sulfat
((NH4)2SO4) 60 % dan dialisis enzim menggunakan tabung selofan dengan ukuran pori 12.000
Dalton. Selanjutnya, berat molekul larutan enzim hasil dialisis ditentukan dengan metode SDS-
PAGE. Hasil yang diperoleh dari analisis berat molekul enzim Bromelin varietas Bogor dan
Subang tidak berbeda yaitu berkisar 30,654 kDa, begitu juga dengan enzim papain varietas
California dan Sukma tidak berbeda yaitu berkisar 23,485 kDa. Kesimpulan dari penelitian
tersebut bahwa varietas buah yang berbeda pada nanas dan pepaya tidak berpengaruh
terhadap berat molekul enzim bromelin dan papain.
Referensi
Bintang M. (2010). Biokimia Teknik Penelitian. Jakarta: Erlangga.
Hermanto S. et all. (2015). Aplikasi Metode SDS-PAGE (Sodium Dodecyl Sulphate Poly Acrylamide Gel
Electrophoresis) untuk Mengidentifikasi Sumber Asal Gelatin pada Kapsul Keras. Jurnal Kimia
Valensi: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Ilmu Kimia, 1,(1), Hal. 26-32
Khopkar S.M. (1990). Konsep Dasar Kimia Analitik. terjemahan Saptoraharjo, Jakarta: UI-Press.
Kusumaningrum, H.P. (2014). Desain Alat Elektroforesis Untuk Optimasi Visualisasi Dan Konsentrasi DNA
Menggunakan Software. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 10(2), Hal.194-202
Pratiwi, R. (2001). Mengenal Metode Elektroforesis, Volume XXVI, Nomor 1, Oseana. Hal 25-31
Purwadi. (2010). Elektroforesis Protein Whey Dan Air Pemulur Dalam Pembuatan Keju Mozzarella Hasil
Percobaan Faktorial Suhu Koagulasi Dan Suhu Pemuluran. Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak,
5(1), Hal 23-31.
Rachmania et all. (2017). Profil Berat Molekul Enzim Protease Buah Nanas (Ananas comosus L.Merr) dan
Pepaya (Carica papaya L.) Menggunakan Metode SDS-PAGE. Alchemy Jurnal Penelitian Kimia,
13(1) , Hal. 52 – 65.
Rohmana A. et all. (2016). Penggunaan Agar-agar Komersial sebagai Media Gel Elektroforesis Pada Zat
Warna Remazol: Pengaruh Komposisi Buffer, pH Buffer dan Konsentrasi Media. JURNAL SAINS
DAN SENI ITS, 5(2), Hal. 130 – 133.
Sudjadi. (2008). Bioteknolgi Kesehatan, Yogyakarta: Kanisius.
Triwibowo Yuwono. (2009). Biologi Molekular, Jakarta: Erlangga.
Yahya,L.A. et all. (2016). Pemanfaatan Nata de Coco sebagai Media Gel Elektroforesis Pada Zat Warna
Remazol: Pengaruh pH, Waktu dan Aplikasi Pemisahan Gelatin. Jurnal Sains Dan Seni ITS, 5(2).
Hal. 137-140.