Tugas Ridho Khutbah
Tugas Ridho Khutbah
Tugas Ridho Khutbah
KELAS : XI IPA 1
Materi Khutbah : Malapetaka Itu Bernama Lisan
Khutbah Pertama
Hadirin Jamaah Shalat Jumat yang insya Allah selalu berada dalam naungan rahmat dan
hidayah Allah SWT. Tak henti-hentinya kita panjatkan puja dan puji syukur kepada Allah
SWT yang telah memberikan kita nikmat iman dan Islam; karunia yang teramat besar yang
Allah karuniakan kepada hamba-hamba-Nya. Semoga kita selalu termasuk yang
mendapatkan hidayah-Nya serta berada dalam keadaan Iman dan Islam hingga akhir hayat
kita.
Dan tentunya kita bersyukur kepada Allah atas nikmat berbagai kehidupan yang masih
diberikan kepada kita. Sehingga pada kesempatan ini kita masih dapat beribadah kepada-Nya,
dapat mengingat-Nya, serta memuji-Nya.
Pujian hanya layak dimiliki oleh Allah. Alhamdulillah; segala puji hanya milik Allah.
Sungguh tidaklah pantas bagi manusia untuk mengharapkan pujian, tidak pantas bagi
manusia untuk merasa telah berjasa, karena sungguh sejatinya segala pujian hanya milik
Allah semata.
Pada kesempatan yang mulia ini, kami selaku khatib mengajak kepada hadirin sekalian,
marilah kita senantiasa meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT,
takwa dalam arti senantiasa berupaya dan berusaha untuk selalu menghadirkan Allah dalam
setiap situasi dan kondisi dengan cara senantiasa berzikir dan melaksanakan segala
perintahNya. Takwa dalam arti kita senantiasa melibatkan Allah dalam setiap persoalan yang
kita hadapi dengan cara berdoa, memohon pertolongan dan bermunajat kepadaNya. Sehingga
akan menimbulkan ketentraman dan ketenangan dalam setiap kehidupan kita.
Dan tentunya, shalawat serta salam semoga selalu tercurah tak henti-hentinya kepada Nabi
Muhammad SAW beserta keluarganya dan para sahabatnya.
Di antara semua anggota badan itu yang paling krusial adalah lisan. Lisan merupakan
perangkat di dalam tubuh manusia yang bisa menimbulkan manfaat, namun sekaligus
mudarat yang besar bila tak benar penggunaannya. Karena itu ada pepatah Arab
mengatakan, salâmatul insan fî hifdhil lisân (keselamatan seseorang tergantung pada
lisannya). Melalui kata-kata, seseorang bisa menolong orang lain. Dan lewat kata-kata pula
seseorang bisa menimbulkan kerugian tak hanya bagi dirinya sendiri tapi juga bagi orang
lain.
Karena saking krusialnya, Islam bahkan hanya memberi dua pilihan terkait fungsi lisan:
untuk berkata yang baik atau diam saja. Seperti bunyi hadits riwayat Imam al-Bukhari:
“Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia berkata yang baik
atau diam.”
Banyak hal kotor yang dapat muncul dari lisan. Seperti ghibah atau membicarakan
keburukan orang lain. Ghibah mungkin bagi sebagian orang asyik sebagai kembang
obrolan, namun ia mempertaruhkan reputasi orang lain, memupuk kebencian, serta
merusak kepercayaan dan kehormatan orang lain. Contoh lain adalah fitnah. Yakni,
senagaja menebar berita tak benar dengan maksud merugikan pihak yang difitnah. Fitnah
umumnya berujung adu domba, hingga pertengkaran bahkan pembunuhan. Sifat ini sangat
dibenci Islam. Fitnah masuk dalam kategori kebohongan namun dalam level yang lebih
menyakitkan.
Inilah relevansi manusia dikarunia akal sehat, agar ia berpikir terhadap setiap yang ia
lakukan atau ucapkan. Berpikir tentang nilai kebaikan dalam kata-kata yang akan kita
ucapkan, juga dampak yang bakal timbul setelah ucapan itu dilontarkan. Ini penting dicatat
supaya kesalahan tak berlipat ganda karena lisan manusia yang tak terjaga. Politisi yang
sering mengingkari janji itu buruk, tapi akan lebih buruk lagi bila ia juga tak pandai
menjaga lisannya. Pejabat yang gemar berbohong itu buruk namun akan lebih buruk lagi
bila ia juga pintar berbicara. Dan seterusnya.
Rasulullah bersabda:
%ُ ـا% َأ َخ% َما%ف
%ْ ِد%َ ْع%م ب%ْ %ــ ُك%َ ْي%ل% َع%ف
ٍ %ِاف%َمن%ُ % ُّل%ي ُك%
%ق %َ % َو%ِإنَّ َأ ْخ
%ا ِن%س
َ ِّ%لل%م ا%ُ %ـي%ِعل%َ
“Sungguh yang paling aku khawatirkan atas kalian semua sepeninggalku adalah
orang munafiq yang pintar berbicara” (HR At-Tabrani).
Di zaman modern ini, ucapan atau ujaran tak semata muncul dari mulut tapi juga bisa dari
status Facebook, cuitan di Twitter, meme di Instagram, konten video, dan lain sebagainya.
Media sosial juga menjadi ajang ramai-ramai berbuat ghibah, fitnah, tebar kebohongan,
provokasi kebencian, bahkan sampai ancaman fisik yang membahayakan. Makna lisan pun
meluas, mencakup pula perangkat-perangkat di dunia maya yang secara nyata juga
mewakili lisan kita. Dampak yang ditimbulkannya pun sama, mulai dari adu domba,
tercorengnya martabat orang lain, sampai bisa perang saudara.
Karena itu, kita sebaiknya hati-hati berucap atau menulis sesuatu di media sosial. Berpikir
dan ber-tabayyun (klarifikasi) menjadi sikap yang wajib dilakukan untuk menjamin bahwa
apa yang kita lakukan bernilai maslahat, atau sekurang-kurangnya tidak menimbulkan
mudarat. Sekali lagi, ingatlah bahwa Allah mengutus malaikat khusus untuk mengawasi
ucapan kita, baik hasil lisan kita maupun ketikan jari-jari kita di media sosial.
ِّ ت َو
الذ ْك ِر ِ َ ني َوِإيَّا ُك ْم بِ َما فِ ْي ِه ِم َن ْاآليا ِ َونَفَ َع،آن ال َع ِظ ْي ِم ِ اركَ هللاُ لِي َولَ ُك ْم
ِ في القُ ْر َ َب
َّ الح ِك ْي ِم َوتَقَبَّ ْل ِمن ِّي َو ِم ْن ُك ْم تِالَ َوتَهُ َِإنَّهُ ُه َو ال.
س ِم ْي ُع ال َعلِ ْي ُم َ
ت َوال ُمْؤ ِمنِ ْي َن ِ سلِ َماْ سلِ ِم ْي َن َوال ُم ْ ساِئ ِر ا ْل ُمَ ِلي َولَ ُك ْم َول ْ لي ه َذا َأ
ِ َستَ ْغفِ ُر هللا ِ َأقُ ْو ُل قَ ْو
ستَ ْغفِ ُر ْوهُ ِإنَّهُ ُه َو ال َغفُ ْو ُر ال َّر ِح ْي ُمْ فَا ت ِ َوال ُمْؤ ِمنَا.
Khutbah Kedua
، ُات%% َراتُ َوا ْلبَ َر َك%% َّز ُل ا ْل َخ ْي%%َلِ ِه تَتَن%%ض ْ َ َوبِف، ُالِ َحات%%%الص َّ ِه تَتِ ُّم%%%ِي بِنِ ْع َمت ْ ُد هلِل ِ الَّ ِذ%%ا ْل َح ْم
ُه% َ ِر ْيكَ ل% ش َ َدهُ اَل%هَ ِإاَّل هللاُ َو ْح% َ َه ُد َأنْ اَل ِإل% ش ْ َأ. ُات%%َ ُد َوا ْل َغاي% اص ِ َق ا ْل َمق ُ َّ ِه تَت ََحق% َِوبِت َْوفِ ْيق
َ ا ِركْ َعلَى%%َلِّ ْم َوب% س
يِّ ِدنَا% س َ ص ِّل َو َ اللهم.ُس ْولُهُ اَل نَبِ َّي بَ ْع َده ُ ش َه ُد َأنْ ُم َح َّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َر ْ َوَأ
ُر ْو َن% اض
ِ الح َ ا%%ا آيُّ َه%%َ فَي،ُ د% َأ َّما بَ ْع. ِد ْي َن الطَّا ِه ِر ْي َن% ْحبِ ِه ال ُم َجا ِه% ص َ ِه َو% ُِم َح َّم ٍد َو َعلَى آل
َ وا هَّللا%%ُوا اتَّق%%ُين آ َمن َ ا الَّ ِذ%%ا َأيُّ َه%%َ ي%. ْو َن% ِه لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِ ُح%ِاي بِتَ ْق َوى هللاِ َوطَا َعت َ َّص ْي ُك ْم َوِإي ِ ُأ ْو
.ِإنَّ َخ ْي َرال َّزا ِدالتَّ ْق َوى%%%%%َوت ََز َّودُواف، َ ونَ لِ ُم%%%%%س ْ وتُنَّ ِإاَّل َوَأ ْنتُ ْم ُم%%%%% ِه َواَل تَ ُم%%%%%ِق تُقَات َّ %%%%%َح
ُه%%َ إنَّ هللاَ ومالئكت.رحيم%%رحمن ال%%م هللا ال%% بس.رجيم%%يطان ال%%وذ باهلل من الش%%أع
لي ًما%%%%َس ْ سلّموات َ لُّوا علي ِهو%%%%ص َ وا%%%%ذين ءا َمن%%%%ال َ ا%%%%ا أ ُّي َه%%%%َون على النبِ ِّي ي َ ُّل%%%%يص
يّ ِدنا% لّيتَ على س% ا ص%%يّ ِدنا مح َّم ٍد ك َم% ءال س ِ يّ ِدنا مح َّم ٍد وعلى%% ّل على س%%ص َ اللّـ ُه َّم
إب%%راهي َم وعلى ءا ِل س%%يّ ِدنا إب%%راهيم وب%%ا ِركْ على س%%يّ ِدنا مح َّم ٍد وعلى ءا ِل س%%يّ ِدنا
ءال سيّ ِدنا إب%%راهي َم إنَّ %ك حميٌ %د مجي%دٌ. بار ْكتَ على سيّ ِدنا إبراهي َم وعلى ِ مح َّم ٍد ك َما َ
ت ْاَأل ْحيَ%%%ا ِء ِم ْن ُه ْم تَ ،وا ْل ُمْ %%%ؤ ِمنِ ْي َن َوا ْل ُمْؤ ِمنَ%%%ا ِس%%%لِ َما ِ س%%%لِ ِم ْي َن َوا ْل ُم ْ اَللَّ ُه َّم ا ْغفِ ْ
%%%ر لِ ْل ُم ْ
ت. سِ %%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%م ْي ٌعقَ ِر ْيبٌ ُم ِج ْيبُال ّد َع َوا ِ تِ ،إنَّ َك َ%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%وا ِ
َ َو ْاَأل ْم
ص َغا ًرا ار َح ْم ُه َما َك َما َربَّيَانَا ِب َوالِ َد ْينَا َو ْ اللَّ ُه َّم ا ْغفِ ْرلَنَا ُذنُ ْوبَنَا َو ُذنُ ْو َ
ين %ان َواَل ت َْج َعْ %ل فِي قُلُوبِنَ%ا ِغاّل ً لِّلَّ ِذ َ
س%بَقُونَا بِاِإْل ي َم ِ ين َ %ر لَنَ%%ا َوِإِل ْخ َوانِنَ%%ا الَّ ِذ َ َربَّنَ%%ا ا ْغفِ ْ
آ َمنُ%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%وا َربَّنَ%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%اِإنَّ َك َرُؤوفٌ َّر ِحي ٌم
يناسِ %%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%ر َ اوت َْر َح ْمنَالَنَ ُكونَنَّ ِمنَا ْل َخ ِ
اوِإنلَّ ْمتَ ْغفِ ْرلَنَ َ َربَّنَاظَلَ ْمنَاَأنفُ َ
سن َ َ
س%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%نَةً َوقِنَا َع َذابَالنّا ِر. سنَةً َوفِياَْأل ِخ َر ِة َح َ اح ََربَنَا َءاتِنَافِيال ّد ْنيَ َ
عباد هللا ،ان هللا يأمر بالعدل واالحس%%ان وايت%%اء ذي الق%%ربي وينهي عن الفحش%%اء
والمنكروالبغيلعلكمتذكرونفاذكرواهللا
العظيميذكركمواسألوهمنفض%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%لهيعطكمولذكراللهاكبر