0% found this document useful (0 votes)
21 views45 pages

Kti Rey

This document is a scientific paper from May 2019 that examines the relationship between salivary pH and dental caries among students in class VIII-5 at SMP Negeri 2 Lubuk Pakam high school in Deli Serdang District, Indonesia. It finds that of the 31 students studied, 15 students (48.3%) had acidic saliva with a mean caries rate of 5.8, 4 students (12.9%) had normal saliva pH with a mean caries rate of 2.2, and 12 students (38.7%) had moderate saliva pH with a mean caries rate of 3. It concludes that the more acidic the salivary pH, the higher the number of dental

Uploaded by

Rahma Styani
Copyright
© © All Rights Reserved
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
Download as pdf or txt
0% found this document useful (0 votes)
21 views45 pages

Kti Rey

This document is a scientific paper from May 2019 that examines the relationship between salivary pH and dental caries among students in class VIII-5 at SMP Negeri 2 Lubuk Pakam high school in Deli Serdang District, Indonesia. It finds that of the 31 students studied, 15 students (48.3%) had acidic saliva with a mean caries rate of 5.8, 4 students (12.9%) had normal saliva pH with a mean caries rate of 2.2, and 12 students (38.7%) had moderate saliva pH with a mean caries rate of 3. It concludes that the more acidic the salivary pH, the higher the number of dental

Uploaded by

Rahma Styani
Copyright
© © All Rights Reserved
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1/ 45

KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN pH SALIVA TERHADAP KARIES GIGI PADA


SISWA/I KELAS VIII-5 SMP NEGERI 2 LUBUK PAKAM
KABUPATEN DELI SERDANG

REYNATHA JULINTA BUTARBUTAR


P07525016033

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI MEDAN


JURUSAN KEPERAWATAN GIGI
TAHUN 2019
KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN pH SALIVA TERHADAP KARIES GIGI PADA


SISWA/I KELAS VIII-5 SMP NEGERI 2 LUBUK PAKAM
KABUPATEN DELI SERDANG

Sebagai Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Studi


Diploma III

REYNATHA JULINTA BUTARBUTAR


P07525016033

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI MEDAN


JURUSAN KEPERAWATAN GIGI
TAHUN 2019
MEDAN HEALTH POLYTECHNIC OF MINISTRY OF HEALTH
DENTAL HYGIENE DEPARTMENT
SCIENTIFIC PAPER, MAY 2019

Reynatha Julinta ButarButar

Overview of pH Saliva to Dental Caries in Student of Class VIII-5 at SMP


Negeri 2 Lubuk Pakam of Deli Serdang District in 2019.

Viii + 22 pages, 4 images, 3 tables, 8 attachments

Abstract

Saliva is complex liquid that is produced by special glands and spread into
oral cavity. Saliva can be called saliva. Function of saliva as lubricant, protector,
buffer, cleanser, and anti-bacterial. If saliva is absent or amount drops
dramatically and stops protecting the teeth, something bad will happen, including
reduced activity of cleaning bacteria and food scraps from mouth that cause
caries.
This study aims to determine the description of salivary pH Saliva to Dental
Caries in student of class VIII-5 at SMP Negeri 2 Lubuk Pakam of Deli Serdang
District in 2019. This type of research is descriptive study with sample of 31
people who constitute the total population.
The results of this study showed that those with acid salivary pH criteria were
15 students (48.3%) with a mean caries of 5.8, salivary pH of normal criteria
amounting to 4 students (12.9%) with average caries 2.2, moderate salivary pH
were 12 students (38.7%) with caries mean 3.
So it can be concluded that the more acidic salivary the more pH of caries
numbers will also be higher.

Keywords : Saliva pH, Dental Caries


Reference : 18 (1991-2016)

i
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI MEDAN
JURUSAN KEPERAWATAN GIGI
KTI, MEI 2019

Reynatha Julinta ButarButar

Gambaran pH Saliva Terhadap Karies Gigi PadaSiswa/I Kelas VIII-5 SMP Negeri
2 Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2019.

Viii + 22 Halaman, 4 gambar, 3 tabel, 8 lampiran

Abstrak

Saliva adalah cairan kompleks yang diproduksi oleh kelenjar khusus dan
disebarkan kedalam kavitas oral. Saliva dapat disebut juga ludah atau air liur.
Fungsi saliva sebagai pelicin,pelindung, buffer, pembersih, dan anti bakteri. Jika
saliva tidak ada atau jumlahnya menurun drastis dan berhenti melindungi gigi
maka akan terjadi hal yang buruk antara lain berkurangnya aktivitas pembersihan
bakteri dan bekas makanan dari mulut yang menyebabkan terjadinya karies
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pH saliva terhadap
karies gigi pada siswa/I Kelas VIII-5 SMP Negeri 2 Lubuk Pakam Kabupaten Deli
Serdang. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan jumlah sampel
31 orang yang merupakan total populasi.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa yang memiliki pH saliva kriteria
asam berjumlah 15 siswa/i (48,3%) dengan rata-rata karies 5,8, pH saliva kriteria
normal berjumlah 4 siswa/i (12,9%) dengan rata-rata karies 2,2, pH saliva kriteria
basa berjumlah 12 siswa/i (38,7%) dengan rata-rata karies 3.
Maka dapat disimpulkan bahwa semakin asam pH saliva angka karies
juga akan semakin tinggi.

Kata kunci : pH Saliva, Karies Gigi


Daftar Pustaka : 18 (1991-2016)

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah sebagai syarat akhir pada Program D-III
Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Medan Jurusan Keperawatan Gigi dengan
judul “GAMBARAN PH SALIVA TERHADAP KARIES GIGI PADA SISWA/I
KELAS VIII-5 SMP NEGERI 2 LUBUK PAKAM KABUPATEN DELI
SERDANG.“ Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini telah banyak mendapat
bantuan bimbingan, saran, dukungan dalam doa, motivasi, bimbingan,
pengarahan dan kritik dari berbagai pihak disampaikan untuk kesempurnaan
Karya Tulis Ilmiah ini. Pada kesempatan ini penulis dengan setulus hati dan
secara khusus mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu Drg. Ety Sofia Ramadhan,M.Kes selaku Ketua Jurusan Keperawatan
Gigi Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan.
2. Ibu Rosdiana Tiurlan Simaremare,S.Pd,SKM,M.Kes selaku Dosen
Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktu, pikiran untuk
membimbing, memberikan ilmu baru yang bermanfaat, mengarahkan dan
memotivasi penulis sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan.
3. Ibu Asnita Bungaria Simaremare, S.Pd,S.SiT,M.Kes selaku Dosen Penguji I
yang telah banyak memberikan kritik dan saran kepada penulis untuk
kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan.
4. Ibu Intan Aritonang, S.SiT, M.Kes selaku Dosen Penguji II yang telah banyak
memberikan kritik dan saran kepada penulis untuk kesempurnaan Karya
Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan.
5. Seluruh staff Dosen Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan Jurusan
Keperawatan Gigi yang telah memberikan ilmu, petunjuk dan nasehat
selama penulis menjalani pendidikan.
6. Bapak Jumakir,S.Pd,M.Pd selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Lubuk
Pakam Kabupaten Deli Serdang yang telah memberikan izin kepada penulis
untuk melakukan penelitian di SMP Negeri 2 Lubuk Pakam Kabupaten Deli
Serdang.

iii
7. Orang Tua saya yang tercinta Bapak Rustam H ButarButar,S.Pd dan Ibu
Erlina br Ginting yang telah memberikan dukungan, moral, motivasi, dan
materi, serta doa restu untuk keberhasilan penulis.
8. Seluruh kelurga besar dan khususnya Abang saya Judika ButarButar,amd
dan Johanis Saputara ButarButar,SKM serta adik saya Desi Natalia
ButarButar, Wilson Januari ButarButar, Steven ButarButar dan Ronald Agust
Tambun untuk dukungan doa, semangat, nasehat sehingga penulis
menyelesaikan pendidikan di Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Medan.
9. Seluruh teman-teman Mahasiswa seperjuangan di Politeknik Kesehatan
Kemenkes Medan Jurusan keperawatan Gigi terutama buat Dwi Indri
sawatika Sitompul, Safrina L, Syahfitri Ananda, Ranida Febe Romaito
Marbun, Sri Fatimah dan Maya Andrian Pulungan yang selalu mendukung
dalam nasehat, semangat dan memotivasi saya dalam menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah ini.
10. Seluruh pihak yang membantu, memberikan dukungan dan semangat yang
tidak bias penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis llmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik dari segi bahasa. Oleh karena itu demi kesempurnaan ini,
penulis menerima saran, kritik dan masukkan yang membangun dari pembaca.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih atas segala bantuan,
dorongan dari semua pihak semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi
banyak pihak.

Medan, Mei 2019


Penulis

Reynatha Julinta ButarButar


P07525016033

iv
DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK .................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. viii
LAMPIRAN .................................................................................................. i

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................... 1


A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................. 2
C. Tujuan Penelitian .................................................................... 3
C.1 Tujuan Umum .................................................................. 3
C.2 Tujuan Khusus .................................................................. 3
D. Manfaat Penelitian .................................................................... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ....................................................... 4


A. Tinjauan Pustaka ..................................................................... 4
A.1 Saliva ................................................................................. 4
A.1.1 Pengertian Saliva ....................................................... 4
A.1.2 Komposisi Saliva .......................................................... 5
A.1.3 Fungsi Saliva .............................................................. 5
A.1.4 Bakteri Dalam Saliva .................................................. 6
A.1.5 Kecepatan Sekresi Saliva ........................................... 6
A.1.6 pH Saliva ..................................................................... 6
A.1.7 Pengukuran Saliva ....................................................... 7
A.1.8 Metode Pengumpulan Saliva ....................................... 8
A.2 Plak ................................................................................. 9
A.3 Karies .............................................................................. 9
A.3.1 Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Karies Gigi ......... 9
A.3.2 Proses Terjadinya Karies ............................................. 11
A.3.3 Mikroorganisme Mulut ................................................ 12
A.3.4 Waktu Terjadinya Karies ............................................. 12
B. Kerangka Konsep ...................................................................... 13
C. Definisi Operasional .................................................................. 13

BAB 3 METODE PENELITIAN ....................................................... 14


A. Jenis dan Desain Penelitian .............................................. 14
B. Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................. 14
B.1 Lokasi Penelitian .......................................................... 14
B.2. Waktu Penelitian ......................................................... 14
C. Populasi dan Sampel Penelitian ......................................... 14
C.1 Populasi ....................................................................... 14
C.2 Sampel ....................................................................... 14
D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data ................................... 15
D.1 Jenis Penelitian ........................................................... 15
D.2 Cara Pengumpulan Data ............................................. 15

v
E. Pengolahan Data ................................................................ 17

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 18


A. Hasil Penelitian .................................................................... 18
B. Pembahasan ........................................................................ 19

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 21


A. Kesimpulan .......................................................................... 21
B. Saran.................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vi
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Kelenjar-kelenjar ludah ........................................................ 4
Gambar 2.2 Kertas Lakmus ..................................................................... 8
Gambar 2.3 Karies Gigi ........................................................................... 9
Gambar 2.4 Faktor-Faktor Terjadinya Karies .......................................... 11

vii
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi pH saliva Siswa/i Kelas VIII-5 SMP
Negeri 2 Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang .................... 18

Tabel 4.2. Distribusi frekuensi kejadian karies gigi pada siswa/I Kelas
VIII-5 SMP Negeri 2 Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang . 18

Tabel 4.4 Distribusi gambaran pH saliva ditinjau dari karies gigi pada
siswa/I Kelas VIII-5 SMP Negeri 2 Lubuk Pakam Kabupaten
Deli Serdang ............................................................................. 19

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan Melakukan Penelitian


Lampiran 2 Surat Balasan Permohonan Melakukan Penelitian
Lampiran 3 Informed Consert
Lampiran 4 Format Pemeriksaan
Lampiran 5 Master Tabel
Lampiran 6 Daftar Penelitian
Lampiran 7 Daftar Konsultasi
Lampiran 8 Riwayat Hidup

ix
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Undang-Undang Kesehatan No. 36 Tahun 2009 Kesehatan
adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial sehingga memungkinkan
setiap orang dapat hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Peningkatan
kesehatan merupakan segala bentuk upaya yang dilakukan oleh pemerintah,
pemerintah daerah, dan masyarakat untuk mengoptimalkan kesehatan melalui
kegiatan penyuluhan, penyebarluasan informasi, atau kegiatan lain untuk
menunjang tercapainya hidup sehat.
Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang
tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya. Kesehatan gigi dan mulut akan
mempengaruhi kesehatan tubuh keseluruhan. Gigi merupakan salah satu bagian
tubuh berfungsi untuk mengunyah, berbicara dan mempertahankan bentuk
muka. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2018, untuk
penyakit gigi berlubang atau sakit terdapat sebanyak 45,3%, dan yang
mendapatkan pelayanan dari tenaga medis gigi sebesar 4,1%, dan adapun
masyarakat yang melakukan tindakan scalling atau pembersihan karang gigi
sebanyak 1,4%.
Di dalam rongga mulut selalu ada cairan yang berkontak dengan gigi dan
menjadi pertahanan pertama terhadap karies gigi. Cairan itu disebut saliva.
Saliva adalah cairan kompleks yang diproduksi oleh kelenjar khusus dan
disebarkan kedalam kavitas oral. Saliva dapat disebut juga ludah atau air liur.
Fungsi saliva sebagai pelicin, pelindung, buffer, pembersih, dan anti bakteri. Jika
saliva tidak ada atau jumlahnya menurun drastis dan berhenti melindungi gigi
maka akan terjadi hal yang buruk antara lain berkurangnya aktivitas pembersihan
bakteri dan bekas makanan dari mulut yang menyebabkan terjadinya karies
(Angela,2005).
Saliva adalah cairan kental yang terletak dibawah lidah, daerah otot pipi
dan didaerah dekat langit-langit. Saliva 95% terdiri dari air. Sisanya bermacam-
macam ada zat kalsium (zat kapur), fosfor, natrium, magnesium dan lain-lain.
Disamping itu juga terdapat mucin, amylase, enzima-enzima, bahkan golongan
darah, lemak zat tepung dan vitamin (Machfoed, 2008).

1
2

Saliva terdapat sebagai lapisan setebal 0,1-0,01 mm yang melapisi seluruh


jaringan rongga mulut. Manusia mengeluarkan sekitar 700 ml air liur setiap
harinya. Pengeluaran saliva normal adalah 1-2 ml/menit. Menurunnya pH air
ludah (Kapasitas asam) dan jumlah saliva yang kurang menunjukkan resiko
terjadinya karies yang tinggi. Meningkatnya pH saliva (basa) menunjukkan
resiko terjadinya karang gigi. Kurang lebih 80% bau mulut timbul dari dalam
rongga mulut. Saliva memegang peranan yang sangat besar dalam masalah bau
mulut, gigi berlubang dan penyakit rongga mulut/penyakit tubuh secara
keseluruhan karena saliva melindungi gigi dan selaput lunak di rongga mulut.
Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi, yang dimulai dari
permukaan email, dentin, dan sementum yang disebabkan oleh aktivitas suatu
jasad renik dalam suatu karbohidrat yang dapat diragikan tanda-tandanya adalah
adanya demineralisasai (proses pelarutan enamel gigi) yang kemudian diikuti
oleh bahan organiknya (Tarigan, 2014).
Karies gigi disebabkan oleh beberapa tipe bakteri yang memproduksi asam
difermentasi karbohidrat seperti sukrosa, fruktosa dan glukosa. Asam yang
diproduksi tersebut dapat mempengaruhi mineral gigi sehingga gigi menjadi
sensitif pada pH rendah. Proses terjadinya karies diawali adanya proses
demineralisasi pada email, bagian terkeras dari gigi. Email terdiri dari atas 93%
berat anorganik, jadi ketika pH turun menjadi dibawah 5,5 akan merusak bahan-
bahan anorganik dari email sehingga terbentuk lubang kecil.
Berdasarkan hasil survey yang di lakukan dikelas VIII-5 SMP Negeri 2 Lubuk
Pakam, Kabupaten Deli Serdang masih banyaknya ditemukan karies gigi pada
siswa/i.
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik melakukan penelitian tentang
Gambaran pH Saliva Terhadap Karies Gigi Pada Siswa/i Kelas VIII-5 SMP
Negeri 2 Lubuk Pakam Kecamatan Lubuk pakam Kabupaten Deli Serdang.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti ingin mengetahui Gambaran
pH saliva terhadap karies gigi pada siswa/i kelas VIII-5 SMP Negeri 2 Lubuk
Pakam Kelurahan Kecamatan Lubuk Pakam.
3

C. Tujuan Penelitian
C.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui Gambaran pH saliva terhadap karies gigi pada siswa/I
Kelas VIII-5 SMP Negeri 2 Lubuk Pakam Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten
Deli Serdang.

C.2 Tujuan Khusus


1. Untuk mengetahui pHsaliva siswa/I Kelas VIII-5 SMP Negeri 2 Lubuk
Pakam Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang.
2. Untuk mengetahui Karies Gigi siswa/I Kelas VIII-5 SMP Negeri 2 Lubuk
Pakam Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang.

D. Manfaat Penelitian
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan siswa/I
SMP Negeri 2 Lubuk Pakam tentang Gambaran pH saliva terhadap
karies gigi.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi untuk
penelitian.
3. Hasil Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi di
Perpustakaan Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Medan Jurusan
Keperawatan Gigi.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka
A.1 Saliva
A.1.1 Pengertian Saliva
Saliva adalah cairan oral yang kompleks yang terdiri atas campuran
sekresi dari kelenjar ludah besar dan kecil yang ada pada mukosa oral. Saliva
dapat disebut juga kelenjar ludah atau kelenjar air liur mulut. Saliva sebagian
besar yaitu sekitar 90 persennya dihasilkan saat makan yang merupakan reaksi
atas rangsangan yang berupa pengecapan dan pengunyahan makanan.
Fungsinya tidak hanya dalam membantu pengunyahan, tetapi juga dalam
melindungi jaringan di dalam rongga mulut. Fungsi proteksi dari saliva ini akan
menjaga keseimbangan di dalam rongga mulut, terutama terhadap faktor-faktor
yang menyebabkan kerusakan gigi seperti karies gigi (Sambow, dkk,2014).
Walaupun saliva ini sangat sedikit, saliva merupakan hal yang sangat penting.
Kurang lebih 80% bau mulut timbul dari dalam rongga mulut. Saliva memegang
peranan dalam masalah bau mulut, gigi berlubang dan penyakit rongga
mulut/penyakit tubuh secara keseluruhan karena saliva melindungi gigi dan
selaput lunak di rongga mulut dengan sistem buffer sehingga makanan yang
terlalu asam misalnya bisa dinetralkan kembali keasamannya dan juga segala
macam bakteri baik yang aerob (hidup dengan adanya udara) maupun bakteri
anaerob (hidup tanpa udara) dijaga keseimbangannya. Di dalam saliva juga
terdapat antigen dan antibodi yang berfungsi melawan kuman dan virus yang
masuk ke dalam tubuh sehingga kita sehingga tubuh tidak akan mudah terserang
penyakit. Pada individu yang sehat, gigi secara terus-menerus terendam dalam
saliva sampai sebanyak 0,5 ml yang akan membantu melindungi gigi, lidah,
membrane mukosa mulut, dan orofaring. Pengeluaran saliva akhirnya akan
berhenti pada saat tidur sebab pada manusia kelenjar liur tidak berproduksi jika
tidak ada rangsang (Kidd, 1991).

Gambar 2.1 kelenjar-kelenjar ludah.

4
5

A.1.2 Komposisi Saliva


Meskipun 99% dari saliva adalah air, sisanya merupakan komponen yang
terdiri dari bahan anorganik, bahan organik, dan molekul-molekul makro
termasuk bahan-bahan antimikroba, sangat penting fungsinya untuk menjaga
integritas jaringan mulut. Tetapi komposisi saliva juga sangat bergantung pada
berbagai faktor, antara lain jenis kelenjar yang menghasilkannya. Di samping itu
macam, lama, dan jenis rangsang juga sangat memengaruhi. Demikian pula
kecepatan sekresi, diet, hormon, ritme biologis, latihan, beberapa penyakit, dan
obat-obatan. Yang sangat penting untuk diketahui dalam hubungan dengan
terjadinya karies adalah kecepatan sekresi, yang juga akan memengaruhi pH
dan jumlah konstituen yang ada di dalamnya, dan selanjutnya juga akan
memengaruhi kapasitas daparnya. Sedang adanya rangsang sangat
mempengaruhi kecepatan sekresi dan komposisinya.

A.1.3 Fungsi Saliva


Walaupun saliva membantu pencernaan dan penelanan makanan, dan
diperlukan bagi pengoptimalan fungsi alat pengecapan, perannya yang paling
penting adalah untuk mempertahankan integritasi gigi, lidah, dan membrane
mukosa daerah oral (Kidd, 1991). Cara perlindungan yang dilakukan saliva bisa
berupa:
a. Membentuk lapisan mukus pelindung pada membrane mukosa yang akan
bertindak sebagai barier terhadap iritan dan akan mencegah kekeringan
b. Membantu membersihkan mulut dari makanan, debris sel, dan bakteri yang
akhirnya akan menghambat pembentukan plak.
c. Melumasi dan melunakkan makanan sehingga memudahkan proses
menelan dan mengecap rasa makanan.
d. Menghambat proses dekalsifikasi dengan adanya pengaruh buffer yang
dapat menekan naik turunnya derajat keasaman (pH).
e. Membantu menjaga integritas gigi dengan berbagai cara karena
kandungan kalsium dan fosfatnya. Saliva membantu menyediakan mineral
yang dibutuhkan oleh email yang belum sempurna terbentuk pada saat
awal setelah erupsi.
6

f. Mampu melakukan aktivitas anti bakteri dan anti virus karena selain
mengandung antibody spesifiK (secretory IgA), juga mengandung
lysozyme, lactoferin, dan laktoperoksidase.

A.1.4 Bakteri Dalam Saliva


Adanya bakteri dalam saliva, bukan karena kuman tersebut ikut
berproduksi bersama saliva dalam kelenjar ludah, tetapi oleh karena mulut selalu
berhubungan dengan udara. Sedangkan kuman di dalam mulut yang terbanyak
adalah berada di dalam plak. Di dalam plak100x lebih banyakkuman dibanding
ada dalam saliva. Plak adalah lapisan tipis liat yang menyelimuti permukaan gigi
yang kotor (Machfoedz, 2008).

A.1.5 Kecepatan Sekresi Saliva


Saliva terdapat sebagai lapisan setebal 0,1-0,01 mm yang melapisi seluruh
jaringan rongga mulut. Pengeluaran saliva normal adalah 1-2 ml/menit. Manusia
memproduksi sebanyak 1000-1500 cc air ludah selama dalam 24 jam. Pada
malam hari pengeluaran saliva lebih sedikit. Saliva diproduksi secara berkala dan
susunannya sangat tergantung pada umur, jenis kelamin, makanan intensitas
dan lamanya rangsangan, kondisi biologis, penyakit tertentu dan obat-obatan.

A.1.6 pH Saliva
Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi yang disebabkan oleh
aktivitas jasad renik dalam karbohidrat yang dapat diragikan. Salah satu
penyebab karies adalah pH saliva. pH saliva merupakan derajat keasaman suatu
saliva yang digunakan untuk menggambarkan tingkat keasaman yang dimiliki
oleh saliva. Bakteri dalam plak akan memfermentasikan karbohidrat dan
menghasilkan asam sehingga meyebabkan pH plak akan turun dalam waktu 1-3
menit sampai pH 4,5-5,0. Kemudian pH akan kembali normal 15 pada pH sekitar
7 dalam 30-60 menit dan jika penurunan pH ini terjadi secara terus menerus
maka akan menyebabkan demineralisasi pada permukaan gigi (Kidd dan
Beehal,2013). Derajat keasaman saliva dalam keadaan normal antara 5,6–7,0
dengan rata-rata pH 6,7. Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya
perubahan pada pH saliva antara lain rata-rata kecepatan aliran saliva,
mikroorganisme rongga mulut, dan kapasitas buffer saliva (Soesilo, 2015).
7

Derajat keasaman (pH) saliva optimum untuk pertumbuhan bakteri 6,5-7,5 dan
apabila rongga mulut pH-nya rendah antara 4,5–5,5 akan memudahkan
pertumbuhan kuman asidogenik seperti Streptococcus mutans dan Lactobacillus.
Skala pH berkisar dari 0-14 dalam perbandingan terbalik, dimana jika pH
semakin rendah maka makin banyak asam dalam larutan. Sebaliknya jika makin
tinggi pH berarti bertambah basa dalam larutan. pH<7 merupakan pH asam, pH
7 merupakan pH saliva normal, dan pH >7 adalah basa (Amalia,2013).
Larutan penyangga, larutan dapar atau buffer adalah larutan yang
digunakan untuk mempertahankan nilai pH tertentu agar tidak banyak berubah
selama reaksi kimia berlangsung dan dapat terjadi penetralisasian pH di dalam
mulut agar tetap dengan kondisi yang dibutuhkan. Sebagai bukti bahwa
pentingnya saliva sebagai buffer berasal dari penelitian pH lesi karies dengan
plak gigi. Makin rendah pH saliva,maka karies akan cenderung semakin
meningkat (Sambow, 2014).

A.1.7 Pengukuran Saliva


Pengukuran saliva dapat digunakan dengan alat pengukur pH yaitu pH-
meter dan indikator Universal (Kertas Indikator/ OH Strips Paper), dengan alat
ukur ini kita dapat mengetahui derajat keasaman suatu larutan asam, basa atau
netral. Skala pH antara 0-14 dimana 0-6 bersifat asam, 7 bersifat netral dan 8-14
bersifat basa.
1. pH Meter adalah alat elektronik yang digunakan untuk mengukur ph
(Kadar keasaman atau alkalinitas) ataupun basa dari suatu larutan
(meskipun probe khusus terkadang digunakan untuk mengukur pH zat
semi padat). pH meter yang biasa terdiri dari pengukuran probe ph
(elektroda gelas) yang terhubung ke pengukuran pembacaan yang
mengukur dan menampilkan pH yang terukur. Prinsip kerja dari alat ini
yaitu semakin banyak electron pada sampel maka akan semakin bernilai
asam begitu pun sebaliknya, karena batang pada pH meter berisi larutan
elektrolit lemah. Alat ini ada yang digital dan juga analog. pH meter
banyak digunakan dalam analisis kimia kuantitaf. Probe pH mengukur ph
seperti aktifitas ion-ion hydrogen yang mengelilingi bohlam kaca
berdinding tipis pada ujungnya. Probe ini menghasilkan tegangan rendah
8

(sekitar 0.06 volt per unit Ph) yang diukur dan ditampilkan sebagai
pembacaan nilai pH.
2. Indikator Universal (ph Strips Paper-Kertas Indikator) adalah suatu kertas
dari bahan kimia yang akan berubah warna jika dicelupkan kedalam
larutan asam/basa. Warna yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh kadar
Ph dalam larutan yang ada. Ph Strips paper ini memiliki 4 garis warna
yaitu kuning,warna hijau, warna jingga dan warna jingga kecoklatan. Alat
ini memiliki petunjuk indikator warna dan angka (nilai pH).

Gambar 2.2
pH meter Indikator Universal

A.1.8 Metode Pengumpulan Saliva


Adapun beberapa metode pengumpulan saliva adalah sebagai berikut.
1. Draining Method
Saliva dibiarkan menetes melalui bibir bawah kedalam pot saliva. Subjek
diinstruksikan untuk meludah pada akhir durasi pengumpulan.
2. Spitting Method
Saliva dibiarkan mengumpul didasar mulut, kemudian subjek meludah
kepot saliva setiap 60 detik atau pada saat subjek akan menelan saliva yang
tekumpul di mulut.
3. Suction Method
Saliva diaspirasi dari dasar mulut ke pot saliva melului saliva ejector/
aspirator.
4. Absorbent
Saliva dikumpulkan/ diabsorbsi dengan cotton roll atau kassa yang
ditempatkan dimulut pada orifi kelenjar saliva mayor (Kusuma, 2015).
9

A.2 Plak
Akhir-akhir ini penelitian terhadap plak lebih intensif dilakukan untuk
mencengah karies gigi. Plak terbentuk dari campuran antara bahan-bahan air
ludah seperti musin, sisa-sisa sel jaringan mulut, leukosit limposit dan sisa-sisa
makanan serta bakteri. Plak ini mula-mula berbentuk agar cair yang lama
kelamaan menjadi kelat tempat bertumbuhnya bakteri (Taringan, 2013).

A.3 Karies
Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi, yaitu email, dentil
dan sementum, yang disebabkan oleh aktivitas suatu jasad renik dalam suatu
karbohidrat yang dapat diragikan. Proses karies ditandai dengan terjadinya
demineralisasi pada jaringan keras gigi, diikuti dengan kerusakan bahan
organiknya. Hal ini ini akan menyebabkan terjadinya invasi bakteri dan kerusakan
pada jaringan pulpa serta penyebaran infeksi ke jaringan periapikal dan
menimbulkan rasa nyeri.

Gambar 2.3 Karies Gigi

A.3.1 Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Karies Gigi


Faktor resiko didalam mulut adalah yang langsung berhubungan dengan
karies.Menurut Pintauli (2016) ada 7 faktor yang berinteraksi,yaitu:
a) Oral Hygiene
Salah satu komponen dalam pembentukan karies adalah plak.Insidens
karies dapat dikurangi dengan melakukan penyingkiran plak secara mekanis dari
permukaan gigi, namun banyak pasien tidak melakukan secara efektif.
Peningkatan oral hygiene dapat dilakukan dengan menggunakan alat pembersih
interdental disertai dengan pemeriksaan gigi secara teratur. Pemeriksaan gigi
10

rutin ini dapat membantu mendeteksi dan memonitor masalah gigi yang
berpotensi menjadi karies.
b) Jumlah Bakteri
Segala setelah lahir akan terbentuk ekosistem oral yang terdiri atas
berbagai jenis bakteri. Kolonisasi bakteri dalam mulut disebabkan transmisi antar
manusia, yang paling banyak dari ibu atau ayah. Bayi yang memiliki jumlah S.
Muntans yang banyak, maka usia 2-3 tahun akan mempunyai resiko karies yang
lebih tinggi pada gigi susunya. Walaupun laktobasilus bukan merupakan
penyebab utama karies, tetapi bakteri ini ditemukan meningkat pada orang yang
mengkonsumsi karbohidrat dalam jumlah banyak.
c) Saliva
Selain mempunyai efek buffer, saliva juga berguna untuk membersihkan
sisa-sia makan di dalam mulut. Aliran saliva pada anak-anak meningkat sampai
anak tersebut berusia 10 tahun, namun setelah dewasa hanya terjadi sedikit
peningkatan. Tidak hanya umur,beberapa faktor lain juga dapat menyebabkan
berkurangnya aliran saliva. Pada individu yang berkurang fungsi salivanya, maka
aktivitas karies akan meningkat secara signifikan.
d) Pola Makan
Pengaruh pola makan dalam proses karies biasanya lebih bersifat local
daripada sistemik, terutama dalam hal frekuensi mengkonsumsi makanan. Setiap
kali seseorang mengkonsumsi makanan dan minuman yang mengandung
karbohidrat, maka beberapa bakteri penyebab karies di rongga mulut akan mulai
memproduksi asam sehingga terjadi demineralisasi yang berlangsung selama
20-30 menit setelah makan. Diantar waktu makan, saliva akan bekerja
menetraliser asam dan membantu proses remineralisasi. Namun, apabila
makanan dan minuman yang mengandung karbohidrat terlalu sering dikonsumsi,
maka enamel gigi tidak akan mempunyai kesempatan untuk melakukan
remineralisasi dengan sempurna sehingga terjadi karies.
e) Umur
Penelitian epidemiologis menunjukkan terjadi peningkatan prevalensi
karies sejalan dengan bertambahnya umur. Gigi yang paling akhir erupsi lebih
rentan terhadap karies.Kerentanan ini meningkat karena sulitnya membersihkan
gigi yang sedang erupsi sampai gigi tersebut mencapai dataran oklusal dan
beroklusi dengan gigi antagonisnya.Anak-anak mempunyai resiko karies yang
11

paling tinggi ketika gigi mereka baru erupsi sedangkan orangtua lebih berisiko
terhadap terjadinya karies akar.
f) Jenis Kelamin
Selama masa kanak-kanak dan remaja, wanita menunjukkan nilai DMF-T
yang lebih tinggi daripada pria. Walaupun demikian, umumnya oral hygiene
wanita lebih baik sehingga komponen gigi yang hilang (M missing) lebih sedikit
daripada pria. Sebaliknya pria mempunyai komponen F (filling) yang lebih banyak
dalam indeks DMF-T.
g) Sosial Ekonomi
Karies dijumpai lebih sedikit pada kelompok sosial ekonomi rendah dan
sebaliknya. Hal ini dikaitkann dengan lebih besarnya minat hidup sehat pada
kelompok sosial ekonomi tinggi. Ada dua faktor ekonomi yaitu pekerjaan dan
pendidikan. Menurut Tirthankar (2002), pendidikan adalah faktor kedua terbesar
dari faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi status kesehatan. Seseorang
yang mempunyai tingkat pendidikan tinggi akan memiliki pengetahuan dan sikap
yang baik tentang kesehatan sehingga akan mempengaruhi perilakunya untuk
hidup sehat.

Gambar 2.4 Faktor-Faktor Terjadinya Karies

A.3.2 Proses Terjadinya Karies


Di dalam mulut, hidup berbagai macam bakteri. Bakteri-bakteri ini ada
yang berkumpul membentuk suatu lapisan yang lunak dan lengket bernama plak
yang menempel pada gigi. Plak ini biasanya akan sangat mudah menempel pada
permukaan kunyah gigi, sela-sela gigi, serta tambalan yang tidak sempurna
sehingga menyebabkan keretakan pada gigi, di sekitar tambalan gigi, dan di
12

batas antara gigi dan gusi. Sebagian bakteri yang terdapat dalam plak bisa
mengubah gula atau karbohidrat yang berasal dari makanan dan minuman
menjadi asam yang bisa merusak gigi dengan cara melarutkan mineral-mineral
yang terdapat pada gigi. Proses hilangnya mineral dan struktur gigi ini dinamakan
demineralisasi.
Pada tahap awal kerusakan, lubang gigi akan terlihat sebagai suatu
bercak berwarna putih terdapat pada permukaan gigi. Lalu asam yang berasal
dari plak ini akan terus mengikis permukaan gigi tersebut dan membentuk suatu
titik lubang yang lama-kelamaan akan membesar atau bertambah dalam karena
permukaan gigi yang besar akan membuat sisa makanan dan plak akan sangat
mudah menempel dan menumpuk, biasanya sulit dibersihkan menggunakan
sikat gigi. Jika tetap dibiarkan dan tidak segera dilakukan perawatan, tentunya
kerusakan gigi akan semakin besar dan parah (Rahmadhan, 2010).

Demineralisasi
Plak + Sukrosa Asam + Gigi Kavitas karies
Remineralisasi

A.3.3 Mikroorganisme Mulut


Dalam setiap mililiter air ludah dijumpai 10-200 juta bakteri. Jumlah
maksimal bakteri-bakteri ini dijumpai pada pagi hari atau setelah makan.Saliva
memegang peranan penting dalam keseimbangan antara demineralisasi dan
remineralisasi. Kesembingan antara demineraisasi dan remineralisasi dari email
menentukan terjadinya karies gigi.

A.3.4 Waktu Terjadinya Karies


Adanya kemampuan saliva untuk mendepositkan kembali mineral selama
berlangsungnya proses karies, menandakan bahwa proses karies tersebut terdiri
atas periode perusakan dan perbaikan yang silih berganti. Oleh karena itu, bila
saliva ada di dalam lingkungan gigi, maka karies tidak menghancurkan gigi
dalam hitungan hari atau minggu, melainkan dalam bulan atau tahun.
13

B. Kerangka Konsep
Konsep adalah abstraksi yang dibentuk dengan menggenarilisasikan
suatu pengertian agar dapat diamati dan diukur, maka konsep tersebut harus
dijabarkan ke dalam variabel-variabel.
Variabel penelitian adalah suatu yang digunakan sebagai ciri, sifat dan
ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh suatu penelitian tentang suatu konsep
pengertian tertentu.
Variabel dibedakan menjadi 2 yaitu :
1. Variabel independent sifatnya adalah mempengaruhi peranan pH saliva.
2. Variabel dependent sifatnya adalah tergantung akibat atau terpengaruh
karies gigi.
Karies Gigi
pH Saliva

Variabel Independen Variabel Dependen

C. Definisi Operasional
Untuk mengetahui tujuan yang ingin dicapai, peneliti menentukan definisi
operasionalnya :
1. pH Saliva adalah merupakan suatu saliva yang digunakan untuk
menggambarkan suatu tingkat keasaman yang dimiliki oleh saliva. pH Saliva
memiliki kriteria yaitu asam, basa dan netral.
2. Karies adalah rusaknya jaringan keras gigi yang dimulai dari email, dentil dan
sementum, yang disebabkan oleh aktivitas suatu jasad renik dalam suatu
karbohidrat yang dapat diragikan, diikuti dengan kerusakan bahan
organiknya.
BAB 3
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian


Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif yang
bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang suatu keadaan secara objektif,
peneliti dengan melakukan metode survei.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian


B.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah di SMP Negeri 2 Lubuk Pakam Kabupaten Deli
Serdang.

B.2 Waktu Penelitian


Waktu penelitian dilakukan dari bulan Februari sampai Juni 2019

C. Populasi dan Sampel Penelitian


C.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto.2006).Dalam
penelitian ini populasi terdiri dari siswa/i kelas VIII-5 SMP Negeri 2 Lubuk Pakam
Kabupaten Deli Serdang yang berjumlah 31 orang.

C.2 Sampel
Sampel merupakan pengambilan sebagian jumlah dari populasi yang
mewakili dari seluruh populasi(Arikunto,2006), menyatakan bahwa apabila
subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua hingga penelitiannya
merupakan penelitian populasi, jika jumah subjeknya lebih dari 100 dapat diambil
antara 10-15% atau lebih. Dalam penelitian iniyang menjadi sampel adalah
siswa/i kelas VIII-5 SMP Negeri 2 Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang yang
berjumlah 31 orang.

14
15

D. Jenis dan Cara Pengumpuan Data


D.1 Jenis Penelitian
Jenis data yang digunakan dalam penelitian digolongkan menjadi dua yaitu
Data Primer dan Sekunder. Data primer adalah data yang langsung
diperoleh/diambil oleh peneliti. Data sekunder adalah data yang tidak langsung
diperoleh/diambil oleh peneliti akan tetapi dari data yang sudah ada atau sudah
dikumpulkan oleh pihak lain.

D.2 Cara Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini data diperoleh secara langsung dari siswa/i Kelas
VIII-5 SMP Negeri 2 Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang. Cara
pengumpulkan data dilakukan dengan metode survei yaitu pengambil data
secara langsung dengan melakukan pemeriksaan kepada siswa/ kelas VIII-5
SMP Negeri 2 Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang yang berjumlah 31 orang.
Teknik pengukuran yang dilakukan dalam pemeriksaan pH saliva dan
karies gigi dengan menggunakan alat dan bahan sebagai berikut:
a. Alat terdiri dari:
1. Kaca Mulut
2. Sonde
3. Pinset
4. Pot saliva 10 ml
5. Handuk dan lap bersih
6. Handscon
7. Masker
8. Gelas Kumur
9. Formulir pemeriksaan
b. Bahan terdiri dari:
1. Kertas lakmus
2. Saliva
Dalam melakukan pemeriksaaan peneliti membuat suatu tim yang terdiri
dari 3 orang, yaitu :
1. Orang pertama sebagai pemeriksa yang bertugas untuk memeriksa
sampel
16

2. Orang kedua dan ketiga sebagai orang yang membantu untuk memanggil
nama satu persatu untuk diperiksa serta mencatat hasil pemeriksaan.

Prosedur Kerja
1. Persiapan Penelitian
a. Meminta izinkepada kepala SMP Negeri 2 Lubuk Pakam
b. Membagikan informed consent kepada siswa/I kelas VIII-5
c. Mengisi informed consent
d. Menyiapkan alat dan bahan penelitian
e. Peneliti memberikan penjelasan kepada subyek tentang tata cara
pelaksanaan penelitian
2. Pemeriksaan
a. Pemeriksaan pH Saliva
1. Mengisi identitas subyek.
2. Selanjutnya membagikan 1 pot saliva berukuran 10 ml yang sudah
ditulis namamasing-masing subyek.
3. Peneliti menjelaskan prosedur yang harus dilakukan oleh subyek.
Responden diminta untuk mengumpulkan saliva dengan cara spitting
yaitu saliva dibiarkan mengumpulkan didasar mulut dengan kepala
menunduk, kemudian responden meludah ke pot setiap 60 detik atau
pada saat responden akan menelan saliva yang terkumpul di mulut.
4. Setelah dilakukan pengambilan saliva, lanjutkan dengan
pemeriksaan pH saliva. Masukkan pH paper stick kedalam tabung
saliva dan diamkan selama 10 detik sampaiberubah warna.
b. Pemeriksaan Karies Gigi
1. Mempersilahkan subyek duduk di kursi pemeriksaan dengan
peneranganyang cukup, kepala disandarkan sedikit tengah.
2. Petugas memeriksa di sebelah kanan pasien.
3. Melakukan pemeriksaan untuk melihat ada atau tidak adanya karies
di seluruh gigi dimulai dari rahang kiri bawah ke kanan bawah dan
dari rahang kanan atas ke kiri atas dengan menggunakan alat 3
serangkai dan bahan yang sudah disediakan. Desinfeksi alat-alat
pemeriksaan gigi setelah dipakai untuk pemeriksaanselanjutnya pada
anak lain dengan cara mencuci alat dengan detol atau alcohol
17

E. Pengolahan Data
Hasil data yang diperoleh dalam pengisian kuesioner dan pemeriksaan
langsung. Pengolahan data dilakukan dengan proses sebagai berikut:
1. Editing
Editing dilakukan dengan memeriksakan kuesioner yang telah diisi
dengan tujuan agar data yang masuk dapat diolah secara benar sehingga
pengolahan data memberikan hasil yang dapat menjelaskan masalah yang
diteliti, kemudian data dikelompokkan dengan menggunakan aspek pengukuran.
2. Coding
Coding dilakukan dengan mengubah jawaban responden kedalam angka-
angka sehingga mempermudah dalam bentuk pengolahan data.
3. Tabulating
Tabulating dilakukan dengan memasukkan data penelitian kedalam tabel
untuk mempermudah analisa data, pengolahan data, serta pengambilan
keputusan.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 31 orang siswa/i Kelas
VIII-5 SMP Negeri 2 Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang maka data yang
terkumpul dapat dibuat dengan tabel distribusi frekueni yaitu jenis pH saliva dan
karies gigi.
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi pH salivaSiswa/i Kelas VIII-5 SMP Negeri 2
Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang

Kriteria pH Saliva
n Basa % Normal % Asam %
31 12 38,7% 4 12,9% 15 48,3%

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa jenis pH saliva siswa/i kelas
VIII-5 SMP Negeri 2 Lubuk Pakam yang mempunyai pH Saliva Asam yaitu
sebanyak 15 siswa/i (48,3%), pH Saliva Normal yaitu sebanyak 4 siswa/i
(12,9%), dan pH Saliva Basa yaitu sebanyak 12 orang (38,7%). Artinya karies
terjadi akibat pH Saliva anak dominan Asam

Tabel 4.2. Distribusi frekuensi kejadian karies gigi pada siswa/I Kelas VIII-
5 SMP Negeri 2 Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang

Kejadian Karies Jumlah %


Karies 120 99,1 %
Tidak Karies 1 0,8 %
Jumlah 121 100%

Tabel 4.2 diatas menunjukan bahwa 99,1% dari 31 pada siswa/I Kelas
VIII-5 SMP Negeri 2 Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang terdapat karies pada
giginya. Ini menunjukan bahwa tingkat kesehatan gigi dan mulut pada siswa/i
sekolah tersebut masih rendah, dikarenakan hanya 0,8% dari 31 siswa/i yang
mempunyai gigi yang bebas dari karies.

18
19

Tabel 4.4 Distribusi gambaran pH saliva ditinjau dari karies gigi pada
siswa/I Kelas VIII-5 SMP Negeri 2 Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang

Kriteria pH n Karies Rata-Rata


Saliva
Asam 15 87 5,8
Normal 4 9 2,2
Basa 12 35 3

Table 4.4 menunjukan bahwa pada siswai Kelas VIII-5 di SMP Negeri 2
Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang karies berdasarkan pH Saliva dengan
kriteria Basa terlihat memiliki rata-rata karies 3, kriteria Normal rata-rata karies
yaitu 2,2. Untuk kategori pH saliva Asam rata-rata karies yaitu 5,8. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin rendah pH saliva maka angka kejadian karies akan
semakin tinggi namun pada pH saliva basa maupun normal karies gigi tetap
terjadi. Artinya, selain oleh pH saliva karies dapat dipengaruhi oleh faktor lainnya
yang bisa menyebabkan terjadinya karies gigi.

B. Pembahasan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada siswa/i kelas VIII-5 SMP
Negeri 2 Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang yang berjumlah 31 siswa/I
dengan didapatkan hasil dari Tabel 4.1 Distribusi frekuensi pH Saliva yang
bersifat Asam sebanyak 15 siswa/i (48,3%), jenis pH Saliva Normal yaitu
sebanyak 4 siswa/i (12,9%), dan jenis pH Saliva Basa yaitu sebanyak 12 orang
(38,7%). Besarnya nilai pH mulut tergantung dari saliva sebagai buffer yang
mereduksi formasi plak. Pembentukan asam oleh bakteri di dalam plak maka kan
terjadi penurunan pH dengan adanya penuruna pH akan menyebabkan kadar
asam lebih tinggi di dalam mulut dan akibatnya pH saliva menjadi asam (Amalia,
2013). Dari teori tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin menurunya pH
maka semakin rendah juga pH dan dapat menyebkan semakin tinggi karies gigi.
Frekuensi kejadian karies gigi pada siswa/I kelas VIII-5 SMP Negeri 2
Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang bahwa 99,1% dari 31 pada siswa/I kelas
VIII-5 SMP Negeri 2 Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang terdapat karies pada
giginya. Ini menunjukan bahwa tingkat kesehatan gigi dan mulut pada anak
sekolah tersebut masih rendah, dikarenakan hanya 0,8% dari 31 siswa/i yang
mempunyai gigi yang bebas dari karies. Berdasarkan data yang diteliti dari
20

peneliti bahwa kebanyakan sebagian besar anak tetap mengemil makanan yang
manis,lengket dan asam saat berangkat bahkan disekolah. Yang menyebabkan
bahwa karbohidrat.
Tabel 4.4 Distribusi gambaran pH saliva ditinjau dari karies gigi pada
siswa/I Kelas VIII-5 SMP Negeri 2 Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang
menunjukan bahwa pada siswai Kelas VIII-5 di SMP Negeri 2 Lubuk Pakam
Kabupaten Deli Serdang karies berdasarkan pH Saliva dengan kriteria Basa
terlihat memiliki rata-rata karies 3 ,kriteria Normal rata-rata karies yaitu 2,2. Untuk
kategori pH saliva Asam rata-rata karies yaitu 5,8.
Data diatas menunjukkan bahwa semakin rendah pH saliva maka angka
kejadian karies akan semakin tinggi namun pada pH saliva basa maupun normal
karies gigi tetap terjadi. Pada proses terjadinya karies gigi, saliva merupakan
salah satu faktor penyebab. Menurut Sutrisman (2006), salah satu penyebab
utama karies gigi adalah faktor derajat keasaman saliva. Ini artinya banyak faktor
lain yang dapat menyebabkan karies gigi namun saliva tetap memiliki pengaruh
besar dengan didukung faktor lain seperti makanan yang dapat membuat pH
saliva menjadi asam, walaupun saliva sedikit tetapi keadaan saliva yang sangat
asam maka karies akan tetap terjadi. Disamping itu juga kurangnya menjaga
kesehatan gigi dan mulut karena sangat mempengaruhi tingkat kebersihan di
dalam mulut, apabila kesehatan gigi dan mulut maka cepat terjadinya proses
demineralisasi maupun remineralisasi yang menyebabkan terjadinya karies gigi
dan kalkulus. SMP Negeri 2 Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang sangat perlu
dilakukan upaya promotif, preventif dan kuratif agar kesadaran akan perlunya
menjaga kesehatan gigi tumbuh sehingga anak akan timbul keinginan untuk
mencegah serta mengatasi penyakit gigi dan mulut seperti penyakit karies gigi.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan pembahasan dapat
disimpulkan bahwa pH saliva dan karies gigi pada siswa/i kelas VIII-5 SMP
Negeri 2 Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang adalah sebagai berikut :
1. Frekuensi pH saliva pada siwa/I kelas VIII-5 SMP Negeri 2 Lubuk Pakam
Kabupaten Deli Serdang dengan kriteria asam 48,3%, Netral 12,9, Basa
38,7%.
2. Frekuensi kejadian karies gigi pada siswa/I kelas VIII-5 SMP Negeri 2 Lubuk
Pakam Kabupaten Deli Serdang bahwa 99,1% dari 31 pada siswa/I terdapat
karies pada giginya. Ini menunjukan bahwa tingkat kesehatan gigi dan mulut
pada anak sekolah tersebut masih rendah, dikarenakan hanya 0,8% dari 31
siswa/i yang mempunyai gigi yang bebas dari karies.
3. Gambaran pH saliva ditinjau dari karies gigi pada siswa/I Kelas VIII-5 SMP
Negeri 2 Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang menunjukan karies
berdasarkan pH Saliva dengan kriteria Basa terlihat memiliki rata-rata karies
3 ,kriteria Netral rata-rata karies yaitu 2,2. Untuk kategori pH saliva Asam
rata-rata karies yaitu 5,8. Hal ini menunjukkan bahwa semakin rendah pH
saliva maka angka kejadian karies akan semakin tinggi namun pada pH
saliva basa maupun normal karies gigi tetap terjadi. Artinya, selain oleh pH
saliva karies dapat dipengaruhi oleh faktor lainnya yang bisa menyebabkan
terjadinya karies gigi.

B. Saran
1. Diharapkan kepada pihak sekolah SMP Negeri 2 Lubuk Pakam Kabupaten
Deli Serdang membuat suatu program UKGS (Usaha Kesehatan Gigi
Sekolah) bekerja sama dengan Puskesmas setempat, agar diperoleh tingkat
kebersihan gigi dan mulut pada siswa/i terutama dalam hal mencengah
terjadinya karies gigi.
2. Perlu dilakukan upaya promotif atau penyuluhan tentang kesehatan gigi
terutama tentang karies gigi kepada siswa/I Kelas VIII-5 SMP Negeri 2
Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang

21
22

3. Diharapkan kepada orang tua dan seluruh siswa/I SMP Negeri 2 Lubuk
Pakam Kabupaten Deli Serdang agar lebih memperhatikan cara menyikat
gigi yang baik dan benar serta waktu yang baik dan benar untuk menyikat
gigi.
DAFTAR PUSTAKA

Agung,2015. Lakmus Cara Kerja Kertas Lakmus.https://id.m..wikipedia.lakmus

Amalia, Resty. 2013. Gambaran Status pH Dan Volume Saliva Pada Pengguna
Kontrasepsi Hormonal Di Kecamatan Mappakasunggu Kabupaten
Takalar.Universitas Hasanuddin Fakultas Kedokteran Gigi: Makassar

Amerongen, A.,1991. Ludah dan kelenjar Ludah Arti bagi Kesehatan Gigi.
Yogyakarta: Gajah Mada University Press

Angela, Ami.2005. Pencegahan Primer pada Anak yang Berisiko Karies Tinggi.
http://journal.unair.ac.id/filerPDF/DENTJ-38-3-07.pdf. Diakses pada
tanggal 25 desember 2017

Arikunto., S., 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rhineka Cipta

Arti kata kuantitas https://kbbi.web.id/kuantitas

Ayu, L dan Jovina., 2017. Pengaruh pH Saliva terhadap Terjadinya Karies Gigi
Pada Anak Usia Prasekolah. Di askes dari http://dx.doi.org/
10.22435/bk.v45i4.62457.241-248

Prasko., 2017. Derajat keasaman (pH). Dapat diaskes dari


http://prasko17.blogspot.com/2012/06/derajat-keasaman-ph-ph-strips-
dan-ph.html

Hongini, Y, S dan Aditiawarman, M., 2012. Kesehatan Gigi dan Mulut. Jakarta:
Penerbit Pustaka Reka Cipta

Kidd dan Bechal., 1991. Dasar-Dasar Karies Penyakit dan


Penanggulangannya.Jakarta: Penerbit Kedokteran EGC

Kusuma, N., 2015. Fisiologi dan Patologi Saliva. Padang: Andalas University
Press

Lone., 2016. Definis atau Pengertian pH dan Cara Mengukur. Dapat diakses dari
https://www.infopelajaran.com/2016/05/definisi-atau-pengertian-ph-
derajat.html

Machfoed, I., 2008. Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut Anak-Anak Dan Ibu
Hamil. Yogyakarta: Fitramaya.

Penjelasan atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009


tentang Kesehatan https://ngada.org/uu36-2009pjl.htm

Pintauli, Sondang dan Taizo Hamada. 2010. Menuju Gigi & Mulut Sehat
Pencegahan danPemeliharaan. Medan: USU press.
Pintauli. S dan Hamada., 2016.Menuju Gigi dan Mulut Sehat Pencegahan dan
Pemeliharanya. Medan: USU Press

Prasko. Pengertian Saliva, Fungsi Saliva dan pH Saliva. Dapat diakses dari
http://prasko17.blogspot.com/2011/08/pengertian-saliva-fungsi-saliva-
dan-ph.html

Putri.,2011. Kertas Lakmus http://ghindaproject.blogspot.com/

Prinsip kerja kertas lakmus indikator asam-basa https://malingayamtetangga.


wordpress.com/category/prinsip-kerja-kertas-lakmus-sebagai-indikator-
asam-basa/

Taringan, R.,2013. Karies Gigi. Jakarta: Penerbit Kedokteran EGC


Lampiran 3

LEMBAR PERSETUJUAN PENELITIAN


(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertandatangan dibawah ini:


Nama :
Umur :
Alamat :

Setelah mendapatkan penjelasan yang sejelas-jelasnya mengenai penelitian


yang berjudul “Gambaran pH Saliva Terhadap Karies Gigi pada siswa/I kelas
VIII-5 SMP Negeri 2 Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang” menyatakan bahwa
saya bersedia dengan suka rela menjadi subjek penelitian tersebut.

Medan, April 2019


Yang Menyatakan Peneliti

( ) (Reynatha Julinta Butar Butar)


Lampiran 4

FORMAT PEMERIKSAAN

A. Responden
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :

pH Saliva Asam Netral Basa

B. Keadaan Gigi

Ada Karies

Tidak Karies
MASTER TABEL
Gambaran pH Saliva Terhadap Karies Gigi Pada Siswa/i Kelas VIII-5 SMP
Negeri 2 Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang.

No Nama Siswa Umur Jenis pH Saliva Karies


Kelamin Asam Netral Basa
1 Mhd Iqbal 14 L 5 5
2 M. Rifqi Hidayat 14 L 6 2
Sembiring
3 Mhd Kurniawan 14 L 7 4
4 Miranda Silaban 13 P 7 4
5 M.Arfansyah Ersa 13 L 6 3
6 M. Bintang Akbar 14 L 7 0
7 M. Ryan 14 L 10 1
8 M. Hardin Pranata 14 L 5 6
9 M. Rico 14 L 10 3
10 M. Rifki 14 L 4 10
11 M. Syahputra 14 L 5 8
12 Mutia HairaniSiahaan 13 P 5 5
13 Mutiara Hati 13 P 9 4
14 Mutiara Indah 13 P 5 6
15 Nadia Lestari 13 P 5 7
16 Nailah Wardah 13 P 8 4
17 Najwa Amalia 13 P 5 3
18 Nanda Leiryssa 13 P 8 2
19 NandaTiara Arfiani 13 P 9 4
20 Nanda Tri Putri Iswana 13 P 7 1
21 Natalia br Sinaga 12 P 9 4
22 Nathanael Tumpak 13 L 10 4
23 Naufal Falih Adisty 13 L 9 1
24 Nazjlah Nurul Hasanah 13 P 8 3
25 Nazwa Amelia 13 P 5 2
26 Nazwa Naila 13 P 10 4
27 Nesty Agustina Purba 13 P 4 11
28 Nico Junyansyah 13 L 6 5
29 Noel Andreas Hutasoit 13 L 5 8
30 Noval Kurniawan 14 P 5 6
Pasaribu
31 Novidayanti Wildani 14 P 9 1
Harahap
Total 131
JADWAL PENELITIAN

No. KEGIATAN FEBRUARI MARET APRIL MEI


1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pengajuan Judul
Persiapan
2. Proposal
Persiapan Izin
3. Lokasi
Pengumpulan
4. Data
Pengolahan
5. Data
6. Analisis Data
Mengajukan
7. Hasil Penelitian
8. Seminar Hasil
Penggandaan
Laporan
9. Penelitian
RIWAYAT HIDUP

Nama : Reynatha Julinta ButarButar


Tempat,Tanggal Lahir : Lubuk Pakam, 14 Juli 1998
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Kristen Protestan
Anak Ke : 1 dari 1 bersaudara
Nama Orang Tua :
Ayah : Rustam H ButarButar, S.Pd
Ibu : Erlina br Ginting
Alamat : Jl. Medan Lingk III NO.38 Lubuk Pakam
Kabupaten Deli Serdang

Riwayat Pendidikan
TK (2002-2004) : TK Bintang Timur
SD (2004-2010) : SD RK Serdang Murni Lubuk Pakam
SMP (2010-2013) : SMP Negeri 2 Lubuk Pakam
SMA (2013-2016) : SMA RK Serdang Murni Lubuk Pakam
D-III (2016-2019) : Poltekkes Kemenkes RI Medan
Jurusan Keperawatan Gigi

You might also like