Kti Rey
Kti Rey
Abstract
Saliva is complex liquid that is produced by special glands and spread into
oral cavity. Saliva can be called saliva. Function of saliva as lubricant, protector,
buffer, cleanser, and anti-bacterial. If saliva is absent or amount drops
dramatically and stops protecting the teeth, something bad will happen, including
reduced activity of cleaning bacteria and food scraps from mouth that cause
caries.
This study aims to determine the description of salivary pH Saliva to Dental
Caries in student of class VIII-5 at SMP Negeri 2 Lubuk Pakam of Deli Serdang
District in 2019. This type of research is descriptive study with sample of 31
people who constitute the total population.
The results of this study showed that those with acid salivary pH criteria were
15 students (48.3%) with a mean caries of 5.8, salivary pH of normal criteria
amounting to 4 students (12.9%) with average caries 2.2, moderate salivary pH
were 12 students (38.7%) with caries mean 3.
So it can be concluded that the more acidic salivary the more pH of caries
numbers will also be higher.
i
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI MEDAN
JURUSAN KEPERAWATAN GIGI
KTI, MEI 2019
Gambaran pH Saliva Terhadap Karies Gigi PadaSiswa/I Kelas VIII-5 SMP Negeri
2 Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2019.
Abstrak
Saliva adalah cairan kompleks yang diproduksi oleh kelenjar khusus dan
disebarkan kedalam kavitas oral. Saliva dapat disebut juga ludah atau air liur.
Fungsi saliva sebagai pelicin,pelindung, buffer, pembersih, dan anti bakteri. Jika
saliva tidak ada atau jumlahnya menurun drastis dan berhenti melindungi gigi
maka akan terjadi hal yang buruk antara lain berkurangnya aktivitas pembersihan
bakteri dan bekas makanan dari mulut yang menyebabkan terjadinya karies
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pH saliva terhadap
karies gigi pada siswa/I Kelas VIII-5 SMP Negeri 2 Lubuk Pakam Kabupaten Deli
Serdang. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan jumlah sampel
31 orang yang merupakan total populasi.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa yang memiliki pH saliva kriteria
asam berjumlah 15 siswa/i (48,3%) dengan rata-rata karies 5,8, pH saliva kriteria
normal berjumlah 4 siswa/i (12,9%) dengan rata-rata karies 2,2, pH saliva kriteria
basa berjumlah 12 siswa/i (38,7%) dengan rata-rata karies 3.
Maka dapat disimpulkan bahwa semakin asam pH saliva angka karies
juga akan semakin tinggi.
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah sebagai syarat akhir pada Program D-III
Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Medan Jurusan Keperawatan Gigi dengan
judul “GAMBARAN PH SALIVA TERHADAP KARIES GIGI PADA SISWA/I
KELAS VIII-5 SMP NEGERI 2 LUBUK PAKAM KABUPATEN DELI
SERDANG.“ Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini telah banyak mendapat
bantuan bimbingan, saran, dukungan dalam doa, motivasi, bimbingan,
pengarahan dan kritik dari berbagai pihak disampaikan untuk kesempurnaan
Karya Tulis Ilmiah ini. Pada kesempatan ini penulis dengan setulus hati dan
secara khusus mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu Drg. Ety Sofia Ramadhan,M.Kes selaku Ketua Jurusan Keperawatan
Gigi Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan.
2. Ibu Rosdiana Tiurlan Simaremare,S.Pd,SKM,M.Kes selaku Dosen
Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktu, pikiran untuk
membimbing, memberikan ilmu baru yang bermanfaat, mengarahkan dan
memotivasi penulis sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan.
3. Ibu Asnita Bungaria Simaremare, S.Pd,S.SiT,M.Kes selaku Dosen Penguji I
yang telah banyak memberikan kritik dan saran kepada penulis untuk
kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan.
4. Ibu Intan Aritonang, S.SiT, M.Kes selaku Dosen Penguji II yang telah banyak
memberikan kritik dan saran kepada penulis untuk kesempurnaan Karya
Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan.
5. Seluruh staff Dosen Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan Jurusan
Keperawatan Gigi yang telah memberikan ilmu, petunjuk dan nasehat
selama penulis menjalani pendidikan.
6. Bapak Jumakir,S.Pd,M.Pd selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Lubuk
Pakam Kabupaten Deli Serdang yang telah memberikan izin kepada penulis
untuk melakukan penelitian di SMP Negeri 2 Lubuk Pakam Kabupaten Deli
Serdang.
iii
7. Orang Tua saya yang tercinta Bapak Rustam H ButarButar,S.Pd dan Ibu
Erlina br Ginting yang telah memberikan dukungan, moral, motivasi, dan
materi, serta doa restu untuk keberhasilan penulis.
8. Seluruh kelurga besar dan khususnya Abang saya Judika ButarButar,amd
dan Johanis Saputara ButarButar,SKM serta adik saya Desi Natalia
ButarButar, Wilson Januari ButarButar, Steven ButarButar dan Ronald Agust
Tambun untuk dukungan doa, semangat, nasehat sehingga penulis
menyelesaikan pendidikan di Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Medan.
9. Seluruh teman-teman Mahasiswa seperjuangan di Politeknik Kesehatan
Kemenkes Medan Jurusan keperawatan Gigi terutama buat Dwi Indri
sawatika Sitompul, Safrina L, Syahfitri Ananda, Ranida Febe Romaito
Marbun, Sri Fatimah dan Maya Andrian Pulungan yang selalu mendukung
dalam nasehat, semangat dan memotivasi saya dalam menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah ini.
10. Seluruh pihak yang membantu, memberikan dukungan dan semangat yang
tidak bias penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis llmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik dari segi bahasa. Oleh karena itu demi kesempurnaan ini,
penulis menerima saran, kritik dan masukkan yang membangun dari pembaca.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih atas segala bantuan,
dorongan dari semua pihak semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi
banyak pihak.
iv
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK .................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. viii
LAMPIRAN .................................................................................................. i
v
E. Pengolahan Data ................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kelenjar-kelenjar ludah ........................................................ 4
Gambar 2.2 Kertas Lakmus ..................................................................... 8
Gambar 2.3 Karies Gigi ........................................................................... 9
Gambar 2.4 Faktor-Faktor Terjadinya Karies .......................................... 11
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi pH saliva Siswa/i Kelas VIII-5 SMP
Negeri 2 Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang .................... 18
Tabel 4.2. Distribusi frekuensi kejadian karies gigi pada siswa/I Kelas
VIII-5 SMP Negeri 2 Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang . 18
Tabel 4.4 Distribusi gambaran pH saliva ditinjau dari karies gigi pada
siswa/I Kelas VIII-5 SMP Negeri 2 Lubuk Pakam Kabupaten
Deli Serdang ............................................................................. 19
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Undang-Undang Kesehatan No. 36 Tahun 2009 Kesehatan
adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial sehingga memungkinkan
setiap orang dapat hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Peningkatan
kesehatan merupakan segala bentuk upaya yang dilakukan oleh pemerintah,
pemerintah daerah, dan masyarakat untuk mengoptimalkan kesehatan melalui
kegiatan penyuluhan, penyebarluasan informasi, atau kegiatan lain untuk
menunjang tercapainya hidup sehat.
Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang
tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya. Kesehatan gigi dan mulut akan
mempengaruhi kesehatan tubuh keseluruhan. Gigi merupakan salah satu bagian
tubuh berfungsi untuk mengunyah, berbicara dan mempertahankan bentuk
muka. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2018, untuk
penyakit gigi berlubang atau sakit terdapat sebanyak 45,3%, dan yang
mendapatkan pelayanan dari tenaga medis gigi sebesar 4,1%, dan adapun
masyarakat yang melakukan tindakan scalling atau pembersihan karang gigi
sebanyak 1,4%.
Di dalam rongga mulut selalu ada cairan yang berkontak dengan gigi dan
menjadi pertahanan pertama terhadap karies gigi. Cairan itu disebut saliva.
Saliva adalah cairan kompleks yang diproduksi oleh kelenjar khusus dan
disebarkan kedalam kavitas oral. Saliva dapat disebut juga ludah atau air liur.
Fungsi saliva sebagai pelicin, pelindung, buffer, pembersih, dan anti bakteri. Jika
saliva tidak ada atau jumlahnya menurun drastis dan berhenti melindungi gigi
maka akan terjadi hal yang buruk antara lain berkurangnya aktivitas pembersihan
bakteri dan bekas makanan dari mulut yang menyebabkan terjadinya karies
(Angela,2005).
Saliva adalah cairan kental yang terletak dibawah lidah, daerah otot pipi
dan didaerah dekat langit-langit. Saliva 95% terdiri dari air. Sisanya bermacam-
macam ada zat kalsium (zat kapur), fosfor, natrium, magnesium dan lain-lain.
Disamping itu juga terdapat mucin, amylase, enzima-enzima, bahkan golongan
darah, lemak zat tepung dan vitamin (Machfoed, 2008).
1
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti ingin mengetahui Gambaran
pH saliva terhadap karies gigi pada siswa/i kelas VIII-5 SMP Negeri 2 Lubuk
Pakam Kelurahan Kecamatan Lubuk Pakam.
3
C. Tujuan Penelitian
C.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui Gambaran pH saliva terhadap karies gigi pada siswa/I
Kelas VIII-5 SMP Negeri 2 Lubuk Pakam Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten
Deli Serdang.
D. Manfaat Penelitian
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan siswa/I
SMP Negeri 2 Lubuk Pakam tentang Gambaran pH saliva terhadap
karies gigi.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi untuk
penelitian.
3. Hasil Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi di
Perpustakaan Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Medan Jurusan
Keperawatan Gigi.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
A.1 Saliva
A.1.1 Pengertian Saliva
Saliva adalah cairan oral yang kompleks yang terdiri atas campuran
sekresi dari kelenjar ludah besar dan kecil yang ada pada mukosa oral. Saliva
dapat disebut juga kelenjar ludah atau kelenjar air liur mulut. Saliva sebagian
besar yaitu sekitar 90 persennya dihasilkan saat makan yang merupakan reaksi
atas rangsangan yang berupa pengecapan dan pengunyahan makanan.
Fungsinya tidak hanya dalam membantu pengunyahan, tetapi juga dalam
melindungi jaringan di dalam rongga mulut. Fungsi proteksi dari saliva ini akan
menjaga keseimbangan di dalam rongga mulut, terutama terhadap faktor-faktor
yang menyebabkan kerusakan gigi seperti karies gigi (Sambow, dkk,2014).
Walaupun saliva ini sangat sedikit, saliva merupakan hal yang sangat penting.
Kurang lebih 80% bau mulut timbul dari dalam rongga mulut. Saliva memegang
peranan dalam masalah bau mulut, gigi berlubang dan penyakit rongga
mulut/penyakit tubuh secara keseluruhan karena saliva melindungi gigi dan
selaput lunak di rongga mulut dengan sistem buffer sehingga makanan yang
terlalu asam misalnya bisa dinetralkan kembali keasamannya dan juga segala
macam bakteri baik yang aerob (hidup dengan adanya udara) maupun bakteri
anaerob (hidup tanpa udara) dijaga keseimbangannya. Di dalam saliva juga
terdapat antigen dan antibodi yang berfungsi melawan kuman dan virus yang
masuk ke dalam tubuh sehingga kita sehingga tubuh tidak akan mudah terserang
penyakit. Pada individu yang sehat, gigi secara terus-menerus terendam dalam
saliva sampai sebanyak 0,5 ml yang akan membantu melindungi gigi, lidah,
membrane mukosa mulut, dan orofaring. Pengeluaran saliva akhirnya akan
berhenti pada saat tidur sebab pada manusia kelenjar liur tidak berproduksi jika
tidak ada rangsang (Kidd, 1991).
4
5
f. Mampu melakukan aktivitas anti bakteri dan anti virus karena selain
mengandung antibody spesifiK (secretory IgA), juga mengandung
lysozyme, lactoferin, dan laktoperoksidase.
A.1.6 pH Saliva
Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi yang disebabkan oleh
aktivitas jasad renik dalam karbohidrat yang dapat diragikan. Salah satu
penyebab karies adalah pH saliva. pH saliva merupakan derajat keasaman suatu
saliva yang digunakan untuk menggambarkan tingkat keasaman yang dimiliki
oleh saliva. Bakteri dalam plak akan memfermentasikan karbohidrat dan
menghasilkan asam sehingga meyebabkan pH plak akan turun dalam waktu 1-3
menit sampai pH 4,5-5,0. Kemudian pH akan kembali normal 15 pada pH sekitar
7 dalam 30-60 menit dan jika penurunan pH ini terjadi secara terus menerus
maka akan menyebabkan demineralisasi pada permukaan gigi (Kidd dan
Beehal,2013). Derajat keasaman saliva dalam keadaan normal antara 5,6–7,0
dengan rata-rata pH 6,7. Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya
perubahan pada pH saliva antara lain rata-rata kecepatan aliran saliva,
mikroorganisme rongga mulut, dan kapasitas buffer saliva (Soesilo, 2015).
7
Derajat keasaman (pH) saliva optimum untuk pertumbuhan bakteri 6,5-7,5 dan
apabila rongga mulut pH-nya rendah antara 4,5–5,5 akan memudahkan
pertumbuhan kuman asidogenik seperti Streptococcus mutans dan Lactobacillus.
Skala pH berkisar dari 0-14 dalam perbandingan terbalik, dimana jika pH
semakin rendah maka makin banyak asam dalam larutan. Sebaliknya jika makin
tinggi pH berarti bertambah basa dalam larutan. pH<7 merupakan pH asam, pH
7 merupakan pH saliva normal, dan pH >7 adalah basa (Amalia,2013).
Larutan penyangga, larutan dapar atau buffer adalah larutan yang
digunakan untuk mempertahankan nilai pH tertentu agar tidak banyak berubah
selama reaksi kimia berlangsung dan dapat terjadi penetralisasian pH di dalam
mulut agar tetap dengan kondisi yang dibutuhkan. Sebagai bukti bahwa
pentingnya saliva sebagai buffer berasal dari penelitian pH lesi karies dengan
plak gigi. Makin rendah pH saliva,maka karies akan cenderung semakin
meningkat (Sambow, 2014).
(sekitar 0.06 volt per unit Ph) yang diukur dan ditampilkan sebagai
pembacaan nilai pH.
2. Indikator Universal (ph Strips Paper-Kertas Indikator) adalah suatu kertas
dari bahan kimia yang akan berubah warna jika dicelupkan kedalam
larutan asam/basa. Warna yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh kadar
Ph dalam larutan yang ada. Ph Strips paper ini memiliki 4 garis warna
yaitu kuning,warna hijau, warna jingga dan warna jingga kecoklatan. Alat
ini memiliki petunjuk indikator warna dan angka (nilai pH).
Gambar 2.2
pH meter Indikator Universal
A.2 Plak
Akhir-akhir ini penelitian terhadap plak lebih intensif dilakukan untuk
mencengah karies gigi. Plak terbentuk dari campuran antara bahan-bahan air
ludah seperti musin, sisa-sisa sel jaringan mulut, leukosit limposit dan sisa-sisa
makanan serta bakteri. Plak ini mula-mula berbentuk agar cair yang lama
kelamaan menjadi kelat tempat bertumbuhnya bakteri (Taringan, 2013).
A.3 Karies
Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi, yaitu email, dentil
dan sementum, yang disebabkan oleh aktivitas suatu jasad renik dalam suatu
karbohidrat yang dapat diragikan. Proses karies ditandai dengan terjadinya
demineralisasi pada jaringan keras gigi, diikuti dengan kerusakan bahan
organiknya. Hal ini ini akan menyebabkan terjadinya invasi bakteri dan kerusakan
pada jaringan pulpa serta penyebaran infeksi ke jaringan periapikal dan
menimbulkan rasa nyeri.
rutin ini dapat membantu mendeteksi dan memonitor masalah gigi yang
berpotensi menjadi karies.
b) Jumlah Bakteri
Segala setelah lahir akan terbentuk ekosistem oral yang terdiri atas
berbagai jenis bakteri. Kolonisasi bakteri dalam mulut disebabkan transmisi antar
manusia, yang paling banyak dari ibu atau ayah. Bayi yang memiliki jumlah S.
Muntans yang banyak, maka usia 2-3 tahun akan mempunyai resiko karies yang
lebih tinggi pada gigi susunya. Walaupun laktobasilus bukan merupakan
penyebab utama karies, tetapi bakteri ini ditemukan meningkat pada orang yang
mengkonsumsi karbohidrat dalam jumlah banyak.
c) Saliva
Selain mempunyai efek buffer, saliva juga berguna untuk membersihkan
sisa-sia makan di dalam mulut. Aliran saliva pada anak-anak meningkat sampai
anak tersebut berusia 10 tahun, namun setelah dewasa hanya terjadi sedikit
peningkatan. Tidak hanya umur,beberapa faktor lain juga dapat menyebabkan
berkurangnya aliran saliva. Pada individu yang berkurang fungsi salivanya, maka
aktivitas karies akan meningkat secara signifikan.
d) Pola Makan
Pengaruh pola makan dalam proses karies biasanya lebih bersifat local
daripada sistemik, terutama dalam hal frekuensi mengkonsumsi makanan. Setiap
kali seseorang mengkonsumsi makanan dan minuman yang mengandung
karbohidrat, maka beberapa bakteri penyebab karies di rongga mulut akan mulai
memproduksi asam sehingga terjadi demineralisasi yang berlangsung selama
20-30 menit setelah makan. Diantar waktu makan, saliva akan bekerja
menetraliser asam dan membantu proses remineralisasi. Namun, apabila
makanan dan minuman yang mengandung karbohidrat terlalu sering dikonsumsi,
maka enamel gigi tidak akan mempunyai kesempatan untuk melakukan
remineralisasi dengan sempurna sehingga terjadi karies.
e) Umur
Penelitian epidemiologis menunjukkan terjadi peningkatan prevalensi
karies sejalan dengan bertambahnya umur. Gigi yang paling akhir erupsi lebih
rentan terhadap karies.Kerentanan ini meningkat karena sulitnya membersihkan
gigi yang sedang erupsi sampai gigi tersebut mencapai dataran oklusal dan
beroklusi dengan gigi antagonisnya.Anak-anak mempunyai resiko karies yang
11
paling tinggi ketika gigi mereka baru erupsi sedangkan orangtua lebih berisiko
terhadap terjadinya karies akar.
f) Jenis Kelamin
Selama masa kanak-kanak dan remaja, wanita menunjukkan nilai DMF-T
yang lebih tinggi daripada pria. Walaupun demikian, umumnya oral hygiene
wanita lebih baik sehingga komponen gigi yang hilang (M missing) lebih sedikit
daripada pria. Sebaliknya pria mempunyai komponen F (filling) yang lebih banyak
dalam indeks DMF-T.
g) Sosial Ekonomi
Karies dijumpai lebih sedikit pada kelompok sosial ekonomi rendah dan
sebaliknya. Hal ini dikaitkann dengan lebih besarnya minat hidup sehat pada
kelompok sosial ekonomi tinggi. Ada dua faktor ekonomi yaitu pekerjaan dan
pendidikan. Menurut Tirthankar (2002), pendidikan adalah faktor kedua terbesar
dari faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi status kesehatan. Seseorang
yang mempunyai tingkat pendidikan tinggi akan memiliki pengetahuan dan sikap
yang baik tentang kesehatan sehingga akan mempengaruhi perilakunya untuk
hidup sehat.
batas antara gigi dan gusi. Sebagian bakteri yang terdapat dalam plak bisa
mengubah gula atau karbohidrat yang berasal dari makanan dan minuman
menjadi asam yang bisa merusak gigi dengan cara melarutkan mineral-mineral
yang terdapat pada gigi. Proses hilangnya mineral dan struktur gigi ini dinamakan
demineralisasi.
Pada tahap awal kerusakan, lubang gigi akan terlihat sebagai suatu
bercak berwarna putih terdapat pada permukaan gigi. Lalu asam yang berasal
dari plak ini akan terus mengikis permukaan gigi tersebut dan membentuk suatu
titik lubang yang lama-kelamaan akan membesar atau bertambah dalam karena
permukaan gigi yang besar akan membuat sisa makanan dan plak akan sangat
mudah menempel dan menumpuk, biasanya sulit dibersihkan menggunakan
sikat gigi. Jika tetap dibiarkan dan tidak segera dilakukan perawatan, tentunya
kerusakan gigi akan semakin besar dan parah (Rahmadhan, 2010).
Demineralisasi
Plak + Sukrosa Asam + Gigi Kavitas karies
Remineralisasi
B. Kerangka Konsep
Konsep adalah abstraksi yang dibentuk dengan menggenarilisasikan
suatu pengertian agar dapat diamati dan diukur, maka konsep tersebut harus
dijabarkan ke dalam variabel-variabel.
Variabel penelitian adalah suatu yang digunakan sebagai ciri, sifat dan
ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh suatu penelitian tentang suatu konsep
pengertian tertentu.
Variabel dibedakan menjadi 2 yaitu :
1. Variabel independent sifatnya adalah mempengaruhi peranan pH saliva.
2. Variabel dependent sifatnya adalah tergantung akibat atau terpengaruh
karies gigi.
Karies Gigi
pH Saliva
C. Definisi Operasional
Untuk mengetahui tujuan yang ingin dicapai, peneliti menentukan definisi
operasionalnya :
1. pH Saliva adalah merupakan suatu saliva yang digunakan untuk
menggambarkan suatu tingkat keasaman yang dimiliki oleh saliva. pH Saliva
memiliki kriteria yaitu asam, basa dan netral.
2. Karies adalah rusaknya jaringan keras gigi yang dimulai dari email, dentil dan
sementum, yang disebabkan oleh aktivitas suatu jasad renik dalam suatu
karbohidrat yang dapat diragikan, diikuti dengan kerusakan bahan
organiknya.
BAB 3
METODE PENELITIAN
C.2 Sampel
Sampel merupakan pengambilan sebagian jumlah dari populasi yang
mewakili dari seluruh populasi(Arikunto,2006), menyatakan bahwa apabila
subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua hingga penelitiannya
merupakan penelitian populasi, jika jumah subjeknya lebih dari 100 dapat diambil
antara 10-15% atau lebih. Dalam penelitian iniyang menjadi sampel adalah
siswa/i kelas VIII-5 SMP Negeri 2 Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang yang
berjumlah 31 orang.
14
15
2. Orang kedua dan ketiga sebagai orang yang membantu untuk memanggil
nama satu persatu untuk diperiksa serta mencatat hasil pemeriksaan.
Prosedur Kerja
1. Persiapan Penelitian
a. Meminta izinkepada kepala SMP Negeri 2 Lubuk Pakam
b. Membagikan informed consent kepada siswa/I kelas VIII-5
c. Mengisi informed consent
d. Menyiapkan alat dan bahan penelitian
e. Peneliti memberikan penjelasan kepada subyek tentang tata cara
pelaksanaan penelitian
2. Pemeriksaan
a. Pemeriksaan pH Saliva
1. Mengisi identitas subyek.
2. Selanjutnya membagikan 1 pot saliva berukuran 10 ml yang sudah
ditulis namamasing-masing subyek.
3. Peneliti menjelaskan prosedur yang harus dilakukan oleh subyek.
Responden diminta untuk mengumpulkan saliva dengan cara spitting
yaitu saliva dibiarkan mengumpulkan didasar mulut dengan kepala
menunduk, kemudian responden meludah ke pot setiap 60 detik atau
pada saat responden akan menelan saliva yang terkumpul di mulut.
4. Setelah dilakukan pengambilan saliva, lanjutkan dengan
pemeriksaan pH saliva. Masukkan pH paper stick kedalam tabung
saliva dan diamkan selama 10 detik sampaiberubah warna.
b. Pemeriksaan Karies Gigi
1. Mempersilahkan subyek duduk di kursi pemeriksaan dengan
peneranganyang cukup, kepala disandarkan sedikit tengah.
2. Petugas memeriksa di sebelah kanan pasien.
3. Melakukan pemeriksaan untuk melihat ada atau tidak adanya karies
di seluruh gigi dimulai dari rahang kiri bawah ke kanan bawah dan
dari rahang kanan atas ke kiri atas dengan menggunakan alat 3
serangkai dan bahan yang sudah disediakan. Desinfeksi alat-alat
pemeriksaan gigi setelah dipakai untuk pemeriksaanselanjutnya pada
anak lain dengan cara mencuci alat dengan detol atau alcohol
17
E. Pengolahan Data
Hasil data yang diperoleh dalam pengisian kuesioner dan pemeriksaan
langsung. Pengolahan data dilakukan dengan proses sebagai berikut:
1. Editing
Editing dilakukan dengan memeriksakan kuesioner yang telah diisi
dengan tujuan agar data yang masuk dapat diolah secara benar sehingga
pengolahan data memberikan hasil yang dapat menjelaskan masalah yang
diteliti, kemudian data dikelompokkan dengan menggunakan aspek pengukuran.
2. Coding
Coding dilakukan dengan mengubah jawaban responden kedalam angka-
angka sehingga mempermudah dalam bentuk pengolahan data.
3. Tabulating
Tabulating dilakukan dengan memasukkan data penelitian kedalam tabel
untuk mempermudah analisa data, pengolahan data, serta pengambilan
keputusan.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 31 orang siswa/i Kelas
VIII-5 SMP Negeri 2 Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang maka data yang
terkumpul dapat dibuat dengan tabel distribusi frekueni yaitu jenis pH saliva dan
karies gigi.
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi pH salivaSiswa/i Kelas VIII-5 SMP Negeri 2
Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang
Kriteria pH Saliva
n Basa % Normal % Asam %
31 12 38,7% 4 12,9% 15 48,3%
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa jenis pH saliva siswa/i kelas
VIII-5 SMP Negeri 2 Lubuk Pakam yang mempunyai pH Saliva Asam yaitu
sebanyak 15 siswa/i (48,3%), pH Saliva Normal yaitu sebanyak 4 siswa/i
(12,9%), dan pH Saliva Basa yaitu sebanyak 12 orang (38,7%). Artinya karies
terjadi akibat pH Saliva anak dominan Asam
Tabel 4.2. Distribusi frekuensi kejadian karies gigi pada siswa/I Kelas VIII-
5 SMP Negeri 2 Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang
Tabel 4.2 diatas menunjukan bahwa 99,1% dari 31 pada siswa/I Kelas
VIII-5 SMP Negeri 2 Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang terdapat karies pada
giginya. Ini menunjukan bahwa tingkat kesehatan gigi dan mulut pada siswa/i
sekolah tersebut masih rendah, dikarenakan hanya 0,8% dari 31 siswa/i yang
mempunyai gigi yang bebas dari karies.
18
19
Tabel 4.4 Distribusi gambaran pH saliva ditinjau dari karies gigi pada
siswa/I Kelas VIII-5 SMP Negeri 2 Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang
Table 4.4 menunjukan bahwa pada siswai Kelas VIII-5 di SMP Negeri 2
Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang karies berdasarkan pH Saliva dengan
kriteria Basa terlihat memiliki rata-rata karies 3, kriteria Normal rata-rata karies
yaitu 2,2. Untuk kategori pH saliva Asam rata-rata karies yaitu 5,8. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin rendah pH saliva maka angka kejadian karies akan
semakin tinggi namun pada pH saliva basa maupun normal karies gigi tetap
terjadi. Artinya, selain oleh pH saliva karies dapat dipengaruhi oleh faktor lainnya
yang bisa menyebabkan terjadinya karies gigi.
B. Pembahasan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada siswa/i kelas VIII-5 SMP
Negeri 2 Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang yang berjumlah 31 siswa/I
dengan didapatkan hasil dari Tabel 4.1 Distribusi frekuensi pH Saliva yang
bersifat Asam sebanyak 15 siswa/i (48,3%), jenis pH Saliva Normal yaitu
sebanyak 4 siswa/i (12,9%), dan jenis pH Saliva Basa yaitu sebanyak 12 orang
(38,7%). Besarnya nilai pH mulut tergantung dari saliva sebagai buffer yang
mereduksi formasi plak. Pembentukan asam oleh bakteri di dalam plak maka kan
terjadi penurunan pH dengan adanya penuruna pH akan menyebabkan kadar
asam lebih tinggi di dalam mulut dan akibatnya pH saliva menjadi asam (Amalia,
2013). Dari teori tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin menurunya pH
maka semakin rendah juga pH dan dapat menyebkan semakin tinggi karies gigi.
Frekuensi kejadian karies gigi pada siswa/I kelas VIII-5 SMP Negeri 2
Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang bahwa 99,1% dari 31 pada siswa/I kelas
VIII-5 SMP Negeri 2 Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang terdapat karies pada
giginya. Ini menunjukan bahwa tingkat kesehatan gigi dan mulut pada anak
sekolah tersebut masih rendah, dikarenakan hanya 0,8% dari 31 siswa/i yang
mempunyai gigi yang bebas dari karies. Berdasarkan data yang diteliti dari
20
peneliti bahwa kebanyakan sebagian besar anak tetap mengemil makanan yang
manis,lengket dan asam saat berangkat bahkan disekolah. Yang menyebabkan
bahwa karbohidrat.
Tabel 4.4 Distribusi gambaran pH saliva ditinjau dari karies gigi pada
siswa/I Kelas VIII-5 SMP Negeri 2 Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang
menunjukan bahwa pada siswai Kelas VIII-5 di SMP Negeri 2 Lubuk Pakam
Kabupaten Deli Serdang karies berdasarkan pH Saliva dengan kriteria Basa
terlihat memiliki rata-rata karies 3 ,kriteria Normal rata-rata karies yaitu 2,2. Untuk
kategori pH saliva Asam rata-rata karies yaitu 5,8.
Data diatas menunjukkan bahwa semakin rendah pH saliva maka angka
kejadian karies akan semakin tinggi namun pada pH saliva basa maupun normal
karies gigi tetap terjadi. Pada proses terjadinya karies gigi, saliva merupakan
salah satu faktor penyebab. Menurut Sutrisman (2006), salah satu penyebab
utama karies gigi adalah faktor derajat keasaman saliva. Ini artinya banyak faktor
lain yang dapat menyebabkan karies gigi namun saliva tetap memiliki pengaruh
besar dengan didukung faktor lain seperti makanan yang dapat membuat pH
saliva menjadi asam, walaupun saliva sedikit tetapi keadaan saliva yang sangat
asam maka karies akan tetap terjadi. Disamping itu juga kurangnya menjaga
kesehatan gigi dan mulut karena sangat mempengaruhi tingkat kebersihan di
dalam mulut, apabila kesehatan gigi dan mulut maka cepat terjadinya proses
demineralisasi maupun remineralisasi yang menyebabkan terjadinya karies gigi
dan kalkulus. SMP Negeri 2 Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang sangat perlu
dilakukan upaya promotif, preventif dan kuratif agar kesadaran akan perlunya
menjaga kesehatan gigi tumbuh sehingga anak akan timbul keinginan untuk
mencegah serta mengatasi penyakit gigi dan mulut seperti penyakit karies gigi.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan pembahasan dapat
disimpulkan bahwa pH saliva dan karies gigi pada siswa/i kelas VIII-5 SMP
Negeri 2 Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang adalah sebagai berikut :
1. Frekuensi pH saliva pada siwa/I kelas VIII-5 SMP Negeri 2 Lubuk Pakam
Kabupaten Deli Serdang dengan kriteria asam 48,3%, Netral 12,9, Basa
38,7%.
2. Frekuensi kejadian karies gigi pada siswa/I kelas VIII-5 SMP Negeri 2 Lubuk
Pakam Kabupaten Deli Serdang bahwa 99,1% dari 31 pada siswa/I terdapat
karies pada giginya. Ini menunjukan bahwa tingkat kesehatan gigi dan mulut
pada anak sekolah tersebut masih rendah, dikarenakan hanya 0,8% dari 31
siswa/i yang mempunyai gigi yang bebas dari karies.
3. Gambaran pH saliva ditinjau dari karies gigi pada siswa/I Kelas VIII-5 SMP
Negeri 2 Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang menunjukan karies
berdasarkan pH Saliva dengan kriteria Basa terlihat memiliki rata-rata karies
3 ,kriteria Netral rata-rata karies yaitu 2,2. Untuk kategori pH saliva Asam
rata-rata karies yaitu 5,8. Hal ini menunjukkan bahwa semakin rendah pH
saliva maka angka kejadian karies akan semakin tinggi namun pada pH
saliva basa maupun normal karies gigi tetap terjadi. Artinya, selain oleh pH
saliva karies dapat dipengaruhi oleh faktor lainnya yang bisa menyebabkan
terjadinya karies gigi.
B. Saran
1. Diharapkan kepada pihak sekolah SMP Negeri 2 Lubuk Pakam Kabupaten
Deli Serdang membuat suatu program UKGS (Usaha Kesehatan Gigi
Sekolah) bekerja sama dengan Puskesmas setempat, agar diperoleh tingkat
kebersihan gigi dan mulut pada siswa/i terutama dalam hal mencengah
terjadinya karies gigi.
2. Perlu dilakukan upaya promotif atau penyuluhan tentang kesehatan gigi
terutama tentang karies gigi kepada siswa/I Kelas VIII-5 SMP Negeri 2
Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang
21
22
3. Diharapkan kepada orang tua dan seluruh siswa/I SMP Negeri 2 Lubuk
Pakam Kabupaten Deli Serdang agar lebih memperhatikan cara menyikat
gigi yang baik dan benar serta waktu yang baik dan benar untuk menyikat
gigi.
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, Resty. 2013. Gambaran Status pH Dan Volume Saliva Pada Pengguna
Kontrasepsi Hormonal Di Kecamatan Mappakasunggu Kabupaten
Takalar.Universitas Hasanuddin Fakultas Kedokteran Gigi: Makassar
Amerongen, A.,1991. Ludah dan kelenjar Ludah Arti bagi Kesehatan Gigi.
Yogyakarta: Gajah Mada University Press
Angela, Ami.2005. Pencegahan Primer pada Anak yang Berisiko Karies Tinggi.
http://journal.unair.ac.id/filerPDF/DENTJ-38-3-07.pdf. Diakses pada
tanggal 25 desember 2017
Ayu, L dan Jovina., 2017. Pengaruh pH Saliva terhadap Terjadinya Karies Gigi
Pada Anak Usia Prasekolah. Di askes dari http://dx.doi.org/
10.22435/bk.v45i4.62457.241-248
Hongini, Y, S dan Aditiawarman, M., 2012. Kesehatan Gigi dan Mulut. Jakarta:
Penerbit Pustaka Reka Cipta
Kusuma, N., 2015. Fisiologi dan Patologi Saliva. Padang: Andalas University
Press
Lone., 2016. Definis atau Pengertian pH dan Cara Mengukur. Dapat diakses dari
https://www.infopelajaran.com/2016/05/definisi-atau-pengertian-ph-
derajat.html
Machfoed, I., 2008. Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut Anak-Anak Dan Ibu
Hamil. Yogyakarta: Fitramaya.
Pintauli, Sondang dan Taizo Hamada. 2010. Menuju Gigi & Mulut Sehat
Pencegahan danPemeliharaan. Medan: USU press.
Pintauli. S dan Hamada., 2016.Menuju Gigi dan Mulut Sehat Pencegahan dan
Pemeliharanya. Medan: USU Press
Prasko. Pengertian Saliva, Fungsi Saliva dan pH Saliva. Dapat diakses dari
http://prasko17.blogspot.com/2011/08/pengertian-saliva-fungsi-saliva-
dan-ph.html
FORMAT PEMERIKSAAN
A. Responden
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
B. Keadaan Gigi
Ada Karies
Tidak Karies
MASTER TABEL
Gambaran pH Saliva Terhadap Karies Gigi Pada Siswa/i Kelas VIII-5 SMP
Negeri 2 Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang.
Riwayat Pendidikan
TK (2002-2004) : TK Bintang Timur
SD (2004-2010) : SD RK Serdang Murni Lubuk Pakam
SMP (2010-2013) : SMP Negeri 2 Lubuk Pakam
SMA (2013-2016) : SMA RK Serdang Murni Lubuk Pakam
D-III (2016-2019) : Poltekkes Kemenkes RI Medan
Jurusan Keperawatan Gigi